Pembalasan Istri Kampungan

Pembalasan Istri Kampungan

Oleh:  Amarta Bleue  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
117Bab
19.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nara tidak menyangka, jika hasil penantiannya selama ini akan berujung pada sebuah surat perceraian. Nara dikhianati dan dibohongi oleh suaminya sendiri, hingga kehidupannya hancur. Nara sempat tak mempunyai harapan untuk hidup, hingga hadir seorang pria yang menjadi dewa penolongnya. Dia adalah Dimas, yang menawarkan sebuah bentuk kerja sama balas dendam padanya. Akankah rencana Nara dengan pria itu berhasil? Atau Nara malah akan terjebak dengan rencanya sendiri dan membuat hidupnya semakin hancur?

Lihat lebih banyak
Pembalasan Istri Kampungan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rich Mama
Cerita yang keren. (✿ ♡‿♡)
2023-11-02 17:51:32
1
user avatar
Amarta Bleue
Hai semua, baca juga cerita "Jerat Pesona Ayah Anakku" yaa ... Sampai jumpa di sana, dan terima kasih telah mengikuti kisah ini sampai akhir ...
2023-09-01 12:08:55
2
user avatar
Aisyah
Ceritanya seru, bikin geregetan. Lanjut terus yaa, Thor ...️
2023-05-02 12:07:06
3
user avatar
Amarta Bleue
Hai, semuanya ... Mulai bulan ini "Pembalasan Istri Kampungan" akan rutin update setiap hari jam 10 pagi yaa! Simak terus kelanjutan cerita Nara, dan terima kasih telah membaca buku ini ...
2023-05-01 12:38:00
3
117 Bab
Surat Cerai
"Surat apa ini?"Napas Nara tercekat, di saat ia melihat tulisan pengadilan agama di dalam sebuah amplop yang masih tertutup rapat. Dengan tangan yang bergetar, ia mulai membuka isi surat itu dan membacanya secara menyeluruh hingga air matanya luruh begitu saja."Surat cerai? Ini tidak mungkin! Bagaimana caranya Mas Evan bisa menceraikanku tanpa sepengetahuanku? Apa salahku?" gumamnya tak percaya sambil membaca isi surat tersebut untuk yang kedua kalinya.Tetes air mata Nara semakin menderas, di saat ia menyadari kenyataan ini bukanlah sebuah mimpi buruk. Entah nasib sial apa lagi yang tengah menimpanya, hingga detik ini tangannya bisa menggenggam sebuah surat perceraian yang dilayangkan oleh seorang pria yang belum genap menikahi dirinya selama dua bulan."Tidak! Aku tidak boleh percaya begitu saja! Aku harus meminta konfirmasi langsung dari Mas Evan!" batin Nara yang langsung menyeka jejak air matanya.Perempuan itu beranjak dari tempat duduknya, dan beralih mencari ponsel di kamar.
Baca selengkapnya
Kenyataan Mengejutkan
"Mas Evan?"Sontak seluruh kekuatan yang ada di dalam diri Nara menghilang, hingga membuat secarik kertas yang ada di dalam genggamannya terjatuh begitu saja. Rasa sesak dan pedih seketika menyeruak masuk ke dalam tubuhnya, seiring dengan munculnya sesosok pria yang tak lagi asing di matanya.Pria itu adalah sosok yang tengah ditunggu-tunggu kabarnya selama ini. Dia sedang merangkul mesra pinggang seorang wanita, bahkan tak ragu untuk mengecup dahi wanita tersebut di depan para tamu undangan dan wartawan berita."Tidak! Ini tidak mungkin! Kenapa Mas Evan bisa bersama wanita itu?" gumamnya dengan tetes air mata yang mulai turun secara bersamaan.Nara mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak, sambil berupaya berjalan menerobos beberapa orang yang tengah berdiri dengan memegangi ponsel mereka. Orang-orang di sekitarnya mulai menatap ke arahnya dengan tatapan aneh, tetapi ia tak peduli. Hatinya sudah sungguh tak karuan, berkat kenyataan yang sangat mengejutkan ini."Mas Evan!" teriak N
Baca selengkapnya
Dewa Penolong
"Hey! Hey! Jangan mati dulu!" ucap seseorang yang seketika membuat Nara mengerang lemah.Tubuhnya yang sudah terlalu lemas, membuat Nara tak bisa bergerak bahkan menoleh. Hingga perlahan-lahan, kedua netranya yang sudah terpejam pun kini mulai terbuka dengan pandangan yang kurang begitu jelas."Siapa kamu?" tanya Nara pelan dengan bibir yang sudah pucat.Pria itu tak menjawabnya, melainkan langsung mengangkat tubuh Nara dan memindahkannya ke tempat yang lebih aman. Nara direbahkan di dalam sebuah mobil yang sudah terbuka, dan langsung disodorkan oleh sebotol air mineral yang baru saja dilepaskan segelnya.Pria itu memegangi botol minuman Nara, hingga telapak tangannya bersentuhan langsung dengan punggung tangan dingin perempuan tersebut. Pandangannya saling bertemu dengan netra merah yang masih basah, membuat manik matanya bisa sedikit banyak mendalami apa yang telah dirasakan oleh perempuan itu."Kenapa kamu menolongku?" tanya Nara tiba-tiba yang langsung membuat dahi pria itu menger
Baca selengkapnya
Ini Baru Permulaan, Mas!
"Di mana ini?"Sebuah pertanyaan itu terlontar dari bibir Nara, ketika kendaraan mewah milik Dimas sampai pada suatu tempat yang sangat asing di matanya. Ada beberapa logo stasiun TV yang terpajang pada beberapa mobil di hadapannya, dan juga ada sebuah kerumunan besar yang menimbulkan rasa ingin tahunya."Apa kamu sudah membawa seluruh surat-suratnya?" tanya Dimas yang malah melontarkan pertanyaan lain.Nara mengangguk, hingga membuat rambut hitam indahnya bergerak menutupi sebagian wajahnya. Dimas yang melihatnya pun langsung refleks membenarkan tatanan rambut itu, sampai seketika pandangannya kembali bertemu."Cantik," gumam pria itu tanpa sadar, tepat di hadapan Nara. Satu sudut bibirnya terangkat, hingga kembali menampilkan sebuah lesung pipi kecil di pipi kanannya.Untuk sesaat Dimas terlihat mengagumi kecantikan Nara. Bulu mata lentik alami, bibir merah merona, sungguh membuat fokusnya teralihkan. Dimas memperhatikan lama wajah Nara yang kini telah berbalut polesan makeup tipis,
Baca selengkapnya
Kemesraan yang Memuakkan
"Sudah puas kau, Nara!"Plakk!Nara seketika terkejut, di saat Bella tiba-tiba hadir di hadapannya. Ia pikir wanita itu sudah pergi meninggalkan tempat ini, tetapi nyatanya tidak. Kini Bella malah menemukan tempat persembunyiannya dari kejaran para wartawan, dan berdiri di hadapannya dengan tatapan yang berapi-api."Apa-apaan ini? Kenapa kau menamparku?" tanya Nara sambil memegangi salah satu pipinya yang terasa panas."Kau bertanya, Nara? Kau pikir aku akan diam saja setelah kau mempermalukanku di depan para wartawan? Hah?" ujar Bella dengan tatapan yang kian menusuk tajam ke arah Nara. Langkahnya semakin maju, hingga membuat Nara semakin terpojokkan."Kau ini aneh, Bella! Seharusnya kau berterima kasih kepadaku, karena aku sudah membongkar semua kebusukan suami barumu di awal seperti ini! Bukan malah berbalik menyerangku, seolah-olah aku penjahatnya di sini!"Tangan Nara bergerak hendak mendorong bahu wanita itu, tetapi sayangnya Bella malah menarik terlebih dahulu rambutnya. Geraka
Baca selengkapnya
Pria Sempurna
"Hmmphh!"Nara tercekat, ketika tiba-tiba saja ada yang membekap mulutnya dan langsung menarik tubuhnya menjauh. Ia berusaha melawan, tetapi sayang tubuhnya malah seketika terangkat melayang ke atas."Ssstt! Jangan berisik!" bisik sesosok pria dengan hoodie hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Pria itu membawa Nara bersembunyi di balik tumpukan drum kosong, dengan terus menutup mulutnya agar tak lagi mengeluarkan suara. Sampai akhirnya langkah Evan dan Bella terdengar semakin mendekat, dan kedua orang tersebut terlihat terus berlalu-lalang tak jelas di hadapannya."Sepertinya dia sudah kabur, Mas!""Akhh! Sial! Biar nanti kita beri pelajaran perempuan kampungan itu lagi! Biar bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas aksi nekatnya tadi!" ujar Evan kesal, sambil kembali menuruni anak tangga bersama Bella.Melihat situasi yang sudah mulai aman, pria misterius itu pun akhirnya melepaskan dekapannya pada Nara. Tak lupa juga ia membuka penutup kepalanya, dan menampakkan wajahnya lan
Baca selengkapnya
Alasan Membenci
"Sebenarnya kamu siapa, Mas?"Dengan tangan yang sedikit bergetar, Nara pun langsung memutuskan untuk memisahkan foto itu dari bingkainya. Ia melipatnya menjadi dua bagian, dan mengantonginya di dalam saku celana."Sebaiknya aku harus segera tanyakan ini pada Mas Dimas nanti," putusnya sambil menyeka sekilas tetes air matanya yang sempat terjatuh.Sementara tanpa sepengetahuan Nara, Dimas sedang terlibat dalam situasi yang cukup tegang dengan seorang wanita di dalam ruangan kerjanya. Wanita itu menuntut banyak hal pada pemilik rumah produksi DMS Hitz tersebut, karena tak terima dengan keputusan sepihak perusahaan yang baru saja memberhentikannya secara sementara beberapa saat yang lalu."Tetapi kenapa harus tiba-tiba seperti ini keputusannya, Pak? Saya sangat merasa dirugikan di sini!""Maaf, Bella. Seperti yang sudah tertera di perjanjian kontrak awal, DMS Hitz tidak pernah menyukai artis yang terlibat dalam kasus. Ini hanya untuk sementara, sampai semua kasusmu menemui titik terang.
Baca selengkapnya
Wanita Bayaran
"Aku mau .... Awhh!"Seketika Nara terpeleset, dan hampir terjatuh andai saja tak ada Dimas yang langsung cepat tanggap menggapai tubuhnya."Jangan terburu-buru," bisik Dimas tepat di samping telinga Nara. Bahu perempuan itu seketika terangkat sekilas, mencoba menahan rasa geli yang seketika menjalar di tubuhnya.Selang tiga jam setelah kakinya dipijat oleh salah satu asisten rumah tangga Dimas, Nara pun mengerenyitkan dahinya ketika melihat beberapa gaun cantik yang tiba-tiba saja sudah ada di hadapannya. Ia menoleh ke kiri dan kanan, hingga terdengar suara langkah seseorang yang mulai memasuki area kamarnya."Sudah bangun?" tanya Dimas yang seketika langsung duduk di tepian ranjang. "Apa sudah lebih baik?" Dimas menatap ke arah kedua kaki Nara yang masih tertutupi oleh selimut. Sorot mata pria itu selalu terlihat tajam, hingga membuat Nara beringsut dari tempat tidur dan menganggukkan kepalanya tanpa berani berkata-kata."Bagus, kalau begitu sekarang pilihlah dari beberapa gaun yan
Baca selengkapnya
Sebuah Sentuhan
Napas Bella seketika tercekat, ketika mendapati sorot mata tajam dan dingin ke arahnya. Sama halnya dengan Nara, yang sedetik kemudian langsung memanfaatkan momen ini untuk terlepas dari jeratan Evan."Atau apa, Bella? Apa yang akan kau lakukan pada wanitaku?"Deggh!Jantung Nara benar-benar berhenti, di saat Dimas menarik salah satu lengannya dan langsung merangkulnya dengan begitu posesif. Tak hanya itu, pria tersebut juga terus menyentuh dan mengusap bahunya sangat lembut dan membunuhi kecupan singkat di sana.Sumpah demi apa pun, Nara tak kuasa dengan sensasi aneh yang seketika menjalar di seluruh tubuhnya! Rasanya ia ingin pingsan saja detik ini!"Ap–apa maksudmu, Pak? Dia wanita bayaran yang kau sewa?" tanya Bella terbata-bata, dengan kedua mata yang hampir tak berkedip memandangi interaksi dekat antara Nara dan Dimas.Siapa yang tidak terkejut, atau bahkan cemburu dan iri dengan perempuan yang berhasil dekat dengan Dimas? Pria pemilik rumah produksi yang cukup terkenal itu, mem
Baca selengkapnya
Kekasih Sungguhan
Kedua netra Nara seketika terbelalak, bahkan kini satu per satu peluh mulai membasahi tubuhnya. Tatapan Dimas yang kini mulai menajam ke arahnya, seolah membuktikan bahwa ucapan pria itu tak main-main. Bahkan detik ini Dimas kian mengikis jaraknya, dengan satu tangan yang semakin melingkar sempurna di pinggangnya."Dia ... Dia telah mengejekku sebagai wanita bayaran, Mas!"Satu sudut bibir Dimas kembali terangkat, ketika Nara sekarang bisa lebih lantang berbicara di hadapan Bella. Kini ia semakin menarik perempuan tersebut ke dalam pelukannya, dengan sesekali menghirup aroma wangi yang menguar dari tengkuk perempuan tersebut. Dimas mengarahkan tatapannya secara sinis ke arah Bella, dan juga ke arah beberapa wanita yang nampak sangat iri dengan Nara."Maaf, Bella. Sepertinya kesalahanmu itu tidak bisa lagi dimaafkan, terlebih ini bukanlah kesalahan pertamamu. Bukankah saya sudah memberikanmu peringatan pertama sebelumnya?" ucap Dimas yang sedikit menyindir tentang video pertengkaran da
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status