Beranda / Rumah Tangga / Pernikahan Luka / Andika Melamar Dewi

Share

Andika Melamar Dewi

Penulis: BedeR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-09 12:44:40

Sore itu, mentari kembali ke peraduan. Mendung menggelayut di langit biru.

Dewi termenung di ruang tamu. Alea, masih tertidur di ranjang bayinya.

Tak terasa, sudah tiga bulan Aji meninggalkan Indonesia, Dewi dan juga Alea.

Dewi bersyukur, Alea tak lagi rewel saat ini. Sepertinya, kemarin itu Alea rewel karena berpisah dengan Aji. Sekarang, dia sudah tenang, dengan hadiah lukisan gambar Alea dalam gendongan Aji.

Kalau pun rewel itu hanya karena minta minum susu. Sesekali juga aku tunjukin lukisan dari papanya itu kalau dia tak kunjung diam.

"Ya Allah Nak, kamu besar tanpa sosok seorang ayah. Tapi mama yakin, kelak kamu bakal tumbuh jadi gadis tangguh yang tak gampang menyerah, dengan segala situasi." Dewi memandangi foto Alea dalam gendongan Aji. Foto itu dia ambil, sehari sebelum berpisah dengan Aji yang pamit hendak pindah ke Amsterdam.

"Apa kabar kamu Mas disana. Semoga kamu baik-baik saja. Ingat Alea ya Mas. Dia akan terus merindukan kamu balik lagi ke Indonesia," ucap Dewi dalam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Luka    Alea Dijemput Aji

    Tak terasa, Alea sudah empat tahun.Pagi itu, waktu masih menunjukkan pukul tujuh. Aji sudah mendapatkan semua data-data tentang keberadaan Dewi.Termasuk keberadaan Alea, yang saban hari dititipkan di rumah Rosa."Antarkan saya ke alamat itu," perintah Aji pada Heri, pria muda usia 30 tahunan itu menurut saja apa yang dikatakan Aji.Heri langsung tancap gas menuju ke rumah Rosa. Dalam hitungan setengah jam kemudian, mobil Pajero Sport itu parkir di halaman rumah Rosa.Rosa, yang sedari tadi sibuk di dapur, mendengar suara deru mobil berhenti di depan rumahnya, tiba-tiba menghentikan aktifitasnya.Apalagi, saat bel rumahnya berbunyi. Dia bergegas menuju ruang tamu, melihat siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya, sepagi ini.Dibukanya tirai jendela ruang tamu rumahnya."Hah? Aji?" Suami Dewi. Ada apa dia datang pagi-pagi begini?" Rosa heran.Bel ruang tamunya dibunyikan Aji lagi.Rosa pun harus membuka pintu ruang tamu itu."Mas Aji?" Rosa pura-pura memastikan bahwa itu Aji, suami De

  • Pernikahan Luka    Hari Pertama Masuk Kerja

    Pagi ini, Dewi penuh semangat. Menjalani hari barunya di sebuah kantor showroom mobil."Semoga aku diberi kesuksesan di tempat baruku ini," gumam Dewi, membatin.Satu hal yang membuatnya ingin selalu bersyukur. Teman-teman kantornya, baik dan ramah."Hai.....Mbak. Kenalin aku Fitria," sapa perempuan muda itu, menghampiri meja kerja Dewi."Ya Allah, terimakasih atas segala yang Engkau anugerahkan untukku kali ini," ucap Dewi, dalam hati."Dewi," sebut Dewi, menyebutkan namanya di depan perempuan itu, sembari menyambut jabat tangannya."Selamat bergabung di kantor ini ya Mbak," ucapnya lagi penuh persahabatan.***Waktu menunjukkan pukul 10.00 wib. Sebuah mobil Fortuner putih dengan nomor polisi BP 99 AJ, berhenti di pelataran showroom mobil tempat Dewi bekerja.Dewi hafal betul pemilik nomor polisi BP 99 AJ itu dulu adalah Aji, mantan suaminya.Melihat kedatangan mobil itu, debar jantung Dewi tak karuan."Ya ampun, kenapa manusia satu ini selalu aku jumpai dimana-mana? Skenario apa yan

  • Pernikahan Luka    Cari Lowongan Kerja

    Dewi bingung. Semakin hari, uang tabungannya semakin berkurang.Berharap uang pemberian dari Andika?Tidak. Itu tidak mungkin bagi Dewi. Apalagi setelah pertengkaran tempo hari, membuat Dewi jadi serba salah.Sementara itu, tuntutan hidup terus berjalan. Alea semakin semakin hari semakin besar dan dia juga butuh biaya."Alea sayang, doain mama cepet dapat kerja ya. Nanti kalau sudah dapat kerja, Alea pasti bisa jajan apa saja yang Alea mau." kata Dewi coba bicara dengan anak gadisnya itu.Alea sebenarnya masih tiga tahun. Dia juga nggak bakal mengerti apa yang dibicarakan Dewi. Tapi, bagaimana pun juga Dewi memberinya pengertian.Di sisi lain, Alea juga bingung semisalnya dia keterima kerja di sebuah tempat."Tapi, siapa yang jaga Alea ya?" Dewi bingung sendiri."Ah itu urusan belakangan. Sekarang aku mau fokus cari kerja apa saja yang bisa menambah penghasilan aku," pikir Dewi, simple.***"Ros. Kabari ya kalau ada lowongan kerja. Kerja apa aja aku terima." pesan Dewi ke sahabatnya.

  • Pernikahan Luka    Ultah Alea

    Dewi memandangi wajah Alea yang sedang tertidur."Wajah Aji junior." batin Dewi.Dia membelai lembut rambut bocah itu."Besok ulang tahun Alea Mas, yang ketiga tahun." kata Dewi di depan Andika.Andika diam saja tak meresponnya."Kita buat acara apa ya, besok?!" tanya Dewi lagi.Dilihatnya Andika masih sibuk otak-atik ponselnya. Dia masih tak merespon Dewi."Kita rayain dengan undang anak tetangga yang dekat sekitar rumah saja ya Mas." kata Dewi lagi. Lagi-lagi Dewi masih dicuekin."Bolehkan Mas ya. Paling habis dua jutaan biayanya." sebut Dewi."Nggak usah macem-macem. Kita masih butuh biaya hidup yang lainnya. Jangan buang-buang uang. Sekarang susah nyari uang," cerocos Andika panjang lebar."Jangan boros-boros. Aku saja belum ada kerjaan tetap. Rencananya, aku akan ambil tawaran kerja lagi, guide di Bali. Jadi, sebisa mungkin kita harus berhemat dalam segala hal." kata Andika lagi, tanpa menatap Dewi. Karena dia masih sibuk dengan ponselnya."Uh pelit!" gerutu Dewi.Ada rasa kes

  • Pernikahan Luka    Sah

    "Sah. Kini kalian sudah jadi pasangan suami istri yang sah di mata hukum dan agama." ucap Pak Penghulu yang usianya lumayan masih muda itu.Dalam hati, Dewi pun bahagia. Karena impiannya hidup bersama Andika, menjadi kenyataan."Terimakasih ya Allah atas semua anugerah yang telah Engkau hadirkan untuk aku hari ini," Dewi mengucap syukur usai ijab kabul di depan Pak Penghulu.Dewi dan Andika tak langsung pulang. Andika mengajak Dewi ke kafe tempat biasa mereka datangi."Andika." panggil Dewi."Aku nggak mau dipanggil Andika. Mulai sekarang panggil aku Mas Andika," protes Andika.Dewi pun melepas tawa. Dia pura-pura lupa, kalau pria yang baru satu jam yang lalu itu, sah menjadi suaminya."Dew. Aku boleh request sesuatu nggak ke kamu?" tanya Andika, memandang lekat-lekat bola mata Dewi yang terlihat berbinar-binar."Apa sayang. Asal jangan minta diambilkan bintang di langit aja ya." Dewi melepas tawa untuk kesekian kalinya.Andika mencubit spontan pipi Dewi yang chubby.Dewi pun mengadu

  • Pernikahan Luka    Andika Melamar Dewi

    Sore itu, mentari kembali ke peraduan. Mendung menggelayut di langit biru.Dewi termenung di ruang tamu. Alea, masih tertidur di ranjang bayinya.Tak terasa, sudah tiga bulan Aji meninggalkan Indonesia, Dewi dan juga Alea.Dewi bersyukur, Alea tak lagi rewel saat ini. Sepertinya, kemarin itu Alea rewel karena berpisah dengan Aji. Sekarang, dia sudah tenang, dengan hadiah lukisan gambar Alea dalam gendongan Aji.Kalau pun rewel itu hanya karena minta minum susu. Sesekali juga aku tunjukin lukisan dari papanya itu kalau dia tak kunjung diam."Ya Allah Nak, kamu besar tanpa sosok seorang ayah. Tapi mama yakin, kelak kamu bakal tumbuh jadi gadis tangguh yang tak gampang menyerah, dengan segala situasi." Dewi memandangi foto Alea dalam gendongan Aji. Foto itu dia ambil, sehari sebelum berpisah dengan Aji yang pamit hendak pindah ke Amsterdam."Apa kabar kamu Mas disana. Semoga kamu baik-baik saja. Ingat Alea ya Mas. Dia akan terus merindukan kamu balik lagi ke Indonesia," ucap Dewi dalam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status