Pernikahan Tanpa Perasaan dengan Tuan Atasan

Pernikahan Tanpa Perasaan dengan Tuan Atasan

By:  Mil ChristiKwn  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
31Chapters
143views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Niela adalah seorang gadis pekerja keras tanpa tujuan hidup setelah kematian ayahnya. Tak punya keluarga, tak punya sandaran, hanya memiliki diri sendiri sebagai tempat bergantung. Menjalani hidup yang kesepian, membuat Niela ber-impian memiliki seorang suami yang bisa berperan sebagai orangtua sekaligus teman cerita. Namun semuanya hancur ketika sosok suami yang diimpikan justru membenci dirinya setengah mati. Sang suami bahkan tidak takut membawa kekasihnya ke dalam rumah, tanpa peduli seberapa hancur perasaan Niela. Mengapa? Apakah sikap buruk suaminya itu akan berubah?

View More
Pernikahan Tanpa Perasaan dengan Tuan Atasan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
31 Chapters
Bab 1
"Drama apa lagi yang kau buat?" Suara berat Kindly menghentikan Niela yang hendak menaiki tangga.Niela menarik nafas jengah menghadapi pertanyaan konyol dari suaminya. Sudah jelas dia pingsan kelelahan dalam kondisi hamil muda. Dan itu sama sekali bukan akting. Lagi pula dokter mana yang mengijinkan pasien sehat menginap di rumah sakit? Kindly bahkan tak mau menjenguk atau menjemput... Ah lupakan."Aku baru keluar rumah sakit Kin, aku malas berdebat."Niela tahu penjelasan serinci apa pun tidak akan merubah pola pikir suaminya. Kindly selalu berpandangan buruk pada Niela. Jadi apapun yang Niela lakukan tetap akan salah dan selalu salah di mata Kindly.Kindly berdiri dari sofa lalu berjalan perlahan mendekati Niela. Cara memandang mata coklat itu sungguh di benci Niela. Sangat meremehkan seolah melihat sampah."Kau pikir aku percaya? Kau pikir aku akan mengasihanimu?" Ucapnya dengan wajah dingin yang selalu saja melekat padanya.Niela hanya mampu menatap datar tanpa bersuara. Dia suda
Read more
Bab 2
"NIELA!" Sebuah suara teriakan menghentikan pergerakan Niela.Salah 1 kaki yang sempat naik pun kembali turun ke lantai. Tubuh kurus itu bergetar tak terkendali, akibat dari kombinasi hati kacau dan udara dingin yang menyapu kulit."Berhenti di sana!"Niela menoleh mendapati Kindly berteriak dari seberang sana. 'Ah mereka sudah selesai rupanya'. Entah definisi apa yang menggambarkan ekspresi wajah sang suami, apakah khawatir atau marah? Niela sulit membedakan. Apakah lelaki itu berteriak karena tak mau kehilangan atau ada alasan lain yang bisa membunuh batin Niela lebih kejam dari pada ini? Niela penasaran apa yang akan dilakukan pria itu."Jangan lakukan apapun, tunggu aku di sana!" Perintah Kindly kemudian berlari meninggalkan Alika yang tampak ikut shok. Gadis itu hanya mematung saling tukar pandang dengan Niela. Jujur saja dia merasa tidak enak sebab Niela sudah berstatus sebagai istri sah Kindly. Tapi dia juga tidak rela melepas hubungan mereka begitu saja. Alika bingung harus
Read more
Bab 3
Bagai dejavu, Niela pulang seorang diri dari rumah sakit setelah di rawat beberapa hari. Sama seperti sebelumnya. Sang suami tak pernah menjenguk sekalipun. Kali ini dia memilih ke rumah sakit berbeda agar tak ada lagi yang mengadu pada Sena. Tak ada dokter yang mengenalinya di rumah sakit itu. Untung saja Sena masih di luar negeri jadi mempermudah Niela untuk menyembunyikan sakitnya.Niela menyempatkan diri singgah ke sebuah cafe untuk sekedar menikmati waktu santai. Padahal batinnya tak akan sembuh semudah itu. Setidaknya memanjakan mata dengan suasana baru akan menyenangkan hati meski sebentar saja. Kalau saja Niela punya rumah, dia akan memilih pulang ke sana. Sayangnya sebelum menikah, Niela hanya tinggal di sebuah kontrakan sederhana. Tapi kesederhaan itu jauh lebih nyaman dari pada tempatnya yang sekarang."Niel?" Sebuah suara menyadarkan Niela dari lamunannya.Dia menatap ke arah samping kanan di mana orang itu berdiri. Matanya menyipit berusaha mengingat orang yang tampak ti
Read more
Bab 4
Salah satu dari perampok itu mengambil keputusan gegabah. Dia panik mendengar suara Niela yang bisa menggagalkan rencana mereka. Tanpa keraguan, dia menarik pisau bersamaan dengan padamnya listrik. Tapi kegelapan tidak menghentikan aksinya hingga...JlebTetesan darah jatuh mengotori lantai. Tak ada yang dapat melihat bagaimana kondisi orang yang terkena tusukan."Dasar bodoh, kau menambah masalah." Ucap rekannya. Mereka buru-buru melangkah menebak arah keluar sembari meraba senter dalam tas bawaan. Tapi sebuah hantaman membuat mereka beku di tempat beberapa saat.Lampu kembali menyala. Detik berikutnya ke-3 perampok itu lari ketika melihat 2 lelaki berbadan kekar ada di sebelah mereka. Kindly dengan darah di tangannya bersama Jeri sang supir. Sementara Niela terdiam di tempat, tubuhnya mendadak kaku digerakkan. Tak sejalan dengan otak yang ingin sekali mencari tempat pelarian aman.Kindly yang emosi mengejar para perampok. Tak ada ampun untuk mereka yang berani mencari masalah denga
Read more
Bab 5
"Apa anda sudah buat janji dengan beliau?" Tanya resepsionis ramah."Iya, janjinya hari ini.""Kalau begitu bisa tunggu sebentar? Tuan Harell sedang rapat saat ini.""Oh baiklah."Niela beralih ke kursi tunggu yang tersedia. Jam yang melingkar di lengan rampingnya menujukkan pukul 10 lebih 12 menit."Sial, aku terlambat." Gumamnya merutuki diri sendiri.Niela kehilangan insomnianya tadi malam. Untuk pertama kalinya dia bisa tidur nyanyak sampai hampir pukul 8 pagi. Penyebab dirinya terlambat, di tambah kemacetan jalan kota."Ugh kok jadi gugup begini yah?"Niela jadi ingat pengalaman dulu sewaktu melamar di perusahaan Kindly yang sudah berstatus sebagai suaminya sekarang. Bedanya kali ini dia duduk sendiri tanpa ramai-ramai menunggu antrian masuk. Tapi hawa dingin waktu itu seolah mengikutinya ke tempat sekarang. Niela juga tak menyangka perusahaan milik Harell semegah ini. Sudah hampir 1 jam Niela menunggu. Kegugupan pun semakin bertambah.'Apa aku pulang saja? Gedung ini lebih mega
Read more
Bab 6
Kindly tak bisa menjawab. Tangannya terkepal kuat hingga urat bermunculan di balik kulitnya. Ingin sekali dia menekan Niela agar lebih patuh tapi ada sesuatu yang menahan keinginannya. Ada pertimbangan yang mengurungkan niat untuk menyakiti. Dia benci respon tubuhnya itu. Dia benci terlihat lemah di hadapan orang yang di benci.Akhirnya Kindly pergi meninggalkan Niela tanpa sepatah katapun. Pria itu berkendara ugal-ugalan membelah jalan raya kota. Melampiaskan emosi yang terus menguar. Entah kepada siapa amarah ini ditujukan.Niela meraba pipi bekas tamparan sang suami yang meninggalkan ruam merah. Dia menatap dirinya yang sedang duduk di depan cermin rias. Wanita itu merasa air matanya sudah terkuras habis hingga mengering."Menyedihkan sekali." Gumamnya pada diri sendiri.Deskripsi kata hancur adalah kata paling tepat untuk kondisinya sekarang. Tak ada masa depan yang cerah sesuai ekspektasi ketika menikah. Sebaliknya, suram dan gelap.'Kuat, kamu harus kuat Niel. Semangat!' batinny
Read more
Bab 7
Niela duduk berhadapan dengan Alika, kekasih sang suami. Mereka berada di ruang tamu. Niela kira Alika akan kencan dengan Kindly, tapi ternyata Alika sengaja datang untuk bertemu dengannya."Maaf, aku menganggu yah?" Ucap Alika yang kembali berbicara.Wajah cantik nan anggun itu menatap teduh Niela. Sebenarnya kalau dinilai dari luar Alika lebih terlihat santun dan ramah. Cara berpakaian selalu modis, tak bosan di pandang. Kindly memang tahu memilih pasangan yang menarik."Tidak apa. Jadi apa yang mau kau bicarakan?"Alika tampak berpikir penuh pertimbangan. Ini adalah pertama kali mereka mengobrol jadi tentu saja ada kecanggungan yang terselip."Kau tahu, aku dan Kin sudah jadi pasangan selama lebih dari 3 tahun." Ucapnya tanpa keraguan. "Dia pernah berjanji akan menikahiku."Pedih. Niela berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Mendadak dia merasa jadi penghancur hubungan. Wajar saja Kindly selalu bersikap kasar. Tapi apakah Niela harus mengabaikan kehancuran hatinya dalam masal
Read more
Bab 8
Menjadi tempat pelarian itu sakit untuk orang yang tulus. Niela sadar dia hanyalah pendatang baru dalam hidup Kindly. Tidak mungkin mereka bisa langsung beradaptasi. Perlu waktu untuk saling mengenal. Namun jika dalam waktu menunggu itu selalu melukai batin maka Niela akui tak sanggup. Mentalnya perlu di jaga demi kewarasan. Wanita itu tak punya siapapun dan selalu berjuang di atas kakinya sendiri. Jadi jika mau tetap hidup, sepertinya kata cerai adalah solusi."Sudah selesai mengetik?" Perhatian Niela beralih pada Harell yang berdiri di depannya dengan bersilang tangan."Eh? Oh.. sisa sedikit tuan. Sebentar lagi." Jari-jari rampingnya kembali menari di atas keyboard komputer.Harell mengernyit mendengar panggilan baru Niela untuknya. Ada rasa tidak senang dari panggilan itu. "Tuan? Apa kamu berubah jadi orang asing sekarang?"Sontak jari Niela berhenti. "Bukan begitu. Kak Harell kan memang tuannya Niel." ucap Niela dengan wajah polosnya. Dia tidak mau dianggap tidak sopan oleh karyaw
Read more
Bab 9
Semua orang terkejut mendengar pernyataan Niela termasuk Kindly. Dia tidak tahu menahu soal ini. Tapi siapa yang mau dia salahkan? Sebab dia sendiri tak pernah bertanya keadaan sang istri. Beberapa kali masuk rumah sakit tak dijenguk. Bahkan sekedar bertanya 'Apa kau baik-baik saja' tidak pernah.Sena sulit berkata, dia tertegun di tempatnya berdiri. Wanita paruh baya itu sudah menanti kelahiran cucu pertamanya. Tak pernah terbesit di otaknya akan mendengar kabar duka ini. Niela sendiri tidak bercerita apapun. Jadi Sena mengira semua dalam keadaan baik."Ap... Apa mama tidak salah dengar?""Niel minta maaf."PlakSena menampar Kindly penuh emosi. Saat Sena memamerkan oleh-olehnya tadi, Kindly tidak menunjukkan rasa duka sedikitpun. Hal itu cukup menjawab bahwa dia sendiri tidak tahu kabar keguguran anaknya. Andri hanya diam. Dia juga terluka mendengar penuturan Niela."Apa kau tahu istrimu keguguran?" Suara Sena bergetar namun menyiratkan emosi. Matanya menatap nyalang Kindly yang tak
Read more
Bab 10
Umumnya orang dewasa malas memulai hubungan baru jika menyangkut pasangan hidup. Apa lagi kesibukkan kerja yang menyita banyak waktu. Mencari yang lain adalah hal rumit. Terlebih harus mulai dari awal untuk menyesuaikan diri dengan pasangan baru. Saling percaya merupakan salah satu bagian paling susah. Hal inilah yang dialami Kindly. Pria 30 tahun itu muak didatangi banyak wanita demi menikmati harta berlimpahnya. Dulu pernah ada yang mengaku hamil dan menuntut Kindly bertanggung jawab. Bukan orang asing tapi wanita itu temannya sendiri. Dia menjebak Kindly yang dalam keadaan mabuk. Waktu itu mereka berpesta usai wisuda. Bangun-bangun Kindly sudah berada di sebuah kamar dengan tubuh polos tanpa pakaian. Di pinggir kasur si wanita menjalankan aksi menangisnya seolah menjadi korban pelecehan. Sayang, usahanya gagal total sebab dia tidak berhasil dibuahi. Apa lagi ada wanita lain yang memberikan bukti kalau semuanya hanyalah jebakan. Nyaris terkecoh, wanita pemberi bukti itu ternyata sa
Read more
DMCA.com Protection Status