Pesona Janda Penakluk CEO

Pesona Janda Penakluk CEO

Oleh:  CH. Blue Lilac  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
359Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Clarissa hanyalah janda cantik yang terpaksa menjual dirinya di club malam akibat hutang mantan suaminya yang menumpuk. Bahkan ia rela tidur dengan pria hidung belang demi bertahan hidup bersama anaknya yang masih kecil. Kehidupan Clarissa begitu kacau hingga membuatnya ingin menyerah. Namun disaat rasa putus asa melanda, datang seorang CEO tampan yang dengan tujuan ingin melepaskannya dari jeratan hutang.

Lihat lebih banyak
Pesona Janda Penakluk CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
13 Bab
Aku Ingin Bercerai
"Mari kita bercerai!"Clarissa Andari seketika membeku. Perempuan 23 tahun yang sedang memberikan susu pada bayinya itu seperti kehilangan jantungnya usai mendengarkan penuturan Sang suami."Aku sudah jenuh menjalani rumah tangga bersama kamu."Perempuan berkuncir satu itu berbalik, menatap syok ke arah pria yang sedang duduk di atas sofa usang mereka, sambil menghisap batang tembakau di sela jarinya."Bercerai? Omong kosong apa itu?" Dengan nada gemetar, perempuan cantik berkulit putih yang akrab dipanggil Sasa tersebut menghampiri suaminya. "Kamu bercanda kan?"Tak langsung menjawab pertanyaan istrinya, pria bernama Anggara Wibisono itu, justru menghembuskan asap di mulutnya sambil terus memasang wajah santai tak berdosa. "Jangan berlebihan begitu!" ujarnya saat melihat wajah tegang Clarissa."Tunggu dulu! Kamu tidak serius 'kan?" tanya Clarissa sekali lagi, dia benar-benar tidak menyangka kalau paginya akan diawali dengan pern
Baca selengkapnya
Terancam Diusir
Dengan sedikit terburu, Clarissa berlari menuju pintu utama guna mengecek siapa yang datang. Dan begitu membuka bidang datar itu, yang dia dapati adalah sosok wanita berwajah garang yang berdiri angkuh di depannya."HEY! KENAPA LAMA SEKALI SIH BUKA PINTUNYA?"Clarissa reflek memejamkan matanya, saat suara sentakan yang cukup keras tersebut memecah gendang telinganya. Suara dari Sang pemilik kontrakan, tempat dia tinggal."I-ibu? Ada perlu apa ya?" Pertanyaan bodoh sebenarnya. Namun Clarissa nekad melontarkannya sebagai bahan untuk sekedar basa-basi."Pakai bertanya lagi? Ya untuk menagih uang kontrakan kamu!" sergah wanita 40 tahunan bertubuh tambun itu. Jangan lupakan make up tebalnya yang selalu menjadi ciri khas si pemilik kontrakan. "Kamu sudah menunggak hampir 2 bulan ya!""Maaf, Bu— tapi saya, belum ada uang," jawab perempuan itu lirih. Wajahnya menunduk, merasa tak enak hati. Ia tahu, Sang pemilik kontrakan pasti akan mempertanyaka
Baca selengkapnya
Kamu Selingkuh?
Namun baru saja ia mencapai ambang pintu, ia melihat pemandangan yang makin menyayat hatinya. Hingga ia nyaris tak bisa berkata-kata dan hanya bergeming dengan ekspresi tak percaya."A—Anggara? Kamu..." Dengan ekspresi wajah kaget, Sasa menghampiri suaminya. Di mana sosok pria itu tengah berdiri di samping seorang wanita muda nan cantik dengan penampilan kasual yang menarik. Dari ujung kaki hingga rambut wanita di samping Anggara, tampak sekali jika sosok tersebut bukanlah wanita dari golongan biasa-biasa saja."Mumpung kamu di sini, sekalian aku akan memperkenalkan kamu padanya!" Dengan penuh rasa bangga, pemuda 25 tahun tersebut memperkenalkan Clarissa pada sosok di sampingnya, "Namanya Denada Maheswari, dia adalah kekasihku yang baru."DEG!Hal bodoh macam apa itu? Kekasih? Apa Clarissa tidak salah dengar?"Jadi sebenarnya Nada ini seorang janda, suaminya meninggal beberapa bulan lalu dan dia mewarisi banyak harta dari mendiang suaminy
Baca selengkapnya
Putus Asa
Dengan putus asa Clarissa menyeret kakinya menuju dapur. Tak ada lagi harapan, masa depannya hancur tidak bersisa. Ia yang dari sejak lama sudah merasa sebatang kara, kini tak punya lagi sosok yang akan mendampingi dirinya. Bahkan Tuhan saja, seolah tak mau bersamanya.Perempuan berambut sepunggung tersebut mengambil sebilah pisau yang terletak di kabinet dapur. Raut wajahnya terkesan datar, dan sorot matanya tampak kosong tak bercahaya.Setetes cairan bening, jatuh membasahi pipinya, saat ia mulai mengarahkan pisau tersebut tepat ke lehernya. Mungkin, dengan mengakhiri hidupnya, semua masalah dan kesedihan yang tengah dia rasakan akan usai.Perempuan cantik itu memejamkan matanya, bersiap untuk mati sekarang juga. Namun belum sempat itu terjadi, suara tangisan Sang bayi, menyentak kewarasan seorang Clarissa Andari.PRAANG"Ukh..." Pisau di tangannya terjatuh. Bibirnya terkatup rapat menahan suara isakan. Air mata Clarissa menetes semakin
Baca selengkapnya
Rentenir Datang Lagi
Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak
Baca selengkapnya
Tawaran Dita
Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip
Baca selengkapnya
Gara-gara Anak Sakit
"Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega
Baca selengkapnya
Terpaksa Jadi Wanita Malam
"Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga
Baca selengkapnya
Kapan Kamu Menikah?
Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa
Baca selengkapnya
Jadi Wanita Penghibur
"Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status