Home / Romansa / Sang Penakluk Wanita / Bab.5 Penampilan Baru

Share

Bab.5 Penampilan Baru

Author: Miss Lia
last update Last Updated: 2025-12-16 17:04:22

Gadis cantik itu kembali tersenyum merendahkan, tidak ada sedikitpun menunjukkan wajah yang bersahabat. "Tidak ada, Tuan. Tidak ada yang menatap seperti yang anda katakan, meski saya tahu jika anda adalah pria panggilan, anak buah tante Zola." Kata-kata gadis itu menampar keras Sehan.

      Tangan Sehan terkepal kuat, harga dirinya baru saja dibantai habis oleh wanita yang ada di depannya itu. "Sehan, apa kau sudah memilih baju yang bagus?" Suaera tante Zola membuat kedua orang itu menoleh ke arahnya. 

   "Nona Chellia? anda di sini? Tumben sekali ada di butik. Kebetulan sekali mumpung anda ada di sini kami bisa minta diskon yang banyak. Bagaimana, Nona?" ucap tante Zola. Cheliia tersenyum, tidak menajwab ucapan tante Zola melainkan menunjukkan gerakan tangan setuju. 

     "Terima kasih, Nona. Anda memang dermawan. Saya sangat suka belanja di butik ini karena banyak discon dan bahannya berkualitas semua." Tante Zola tersenyum senang. Sedangkan Chelia hanya membalas ucapan Tante Zola dengan senyum datar. 

     "Pelayan, cepat antar tuan Sehan memilih kemeja, jas dan juga baju biasanya ya," titah Tante Zola lagi. 

      "Baik, Nyonya." Seorang waiters mengangguk patuh dan mengajak Sehan untuk ikut dengannya. Pelayan itu melakukan tugasnya dengan baik. Ia tahu apa saja yang harus ia berikan pada Sehan. 

  Belum puas Sehan bernapas lega, Tante Zola menarik lengannya. Meminta Sehan mengikuti langkahnya. "Sudah selesai semua. Baiklah, sekarang ayo kita ke salon langgananku."

    "I --iya, Tante!" 

    Sehan hanya menurut saja, sampai saat ini Sehan masih meyakinkan dirinya untuk tetap menjadi anggota Moon Light Agency. Jika bukan karena butuh uang cepat dan banyak, mungkin Sehan tidak mau menjadi budak wanita. 

      Mobil Tante Zola berhenti di depan sebuah bangunan megah, dengan tulisan H & B salon. Sehan merasa de javu karena salon yang dipilih Tante Zola adalah salon langganannya. 

     "Shit! Kenapa harus di sini? Apa gak ada salon lain? Bagaimana nanti orang pada tahu kalau aku adalah anak buah tante Zola?" bathin Sehan sambil menutupi mukanya dengan kedua tangannya. 

   Tante Zola keluar dari mobil, ia heran dengan tingkah Sehan. "Sehan, ayo masuk!" Tak ingin membuang waktu, Tante Zola menarik tangan Sehan hingga pintu masuk salon itu. 

    Sehan menghela napas dalam-dalam. Ia menguatkan hati untuk masuk ke dalam salon itu. 

    "Tuan Sehan? Lama kita tidak jumpa?" sapa seorang wanita setengah baya pemilik salon itu. Sehan terlihat canggung dan salah tingkah. 

    Belum juga Sehan menjawab, Tante Zola datang menghampirinya. "Rayza, kamu kenal dengan dia?" tanya Tante Zola pada pemilik salon itu. 

     "Jelas sekali, dia adalah pelanggan salon kami. Tapi ---" Rayza menjeda ucapannya sembari berjalan memutari tubuh Sehan. 

     "Jangan aneh-aneh kamu, Rayza. Aku di sini pelangganmu, jadi layani dia sama seperti biasanya!" tegas Tante Zola tidak ingin banyak drama. 

    Sehan membulatkan matanya, tidak percaya jika dirinya akan diperlakukan sama seperti anak buah Tante Zola yang lain. 

    "Oke, Baiklah. Kamu yang tenang Zola, aku akan membuat anak buahku ini menjadi sosok yang cool dan handsome. Benar begitu, Sayang?" Tante Rayza membelai dad4 Sehan. 

     Tangan Sehan menepis tangan Rayza. Ia merasa jijik dengan wanita itu. Rahang Sehan mengeras, harga dirinya benar-benar diinjak-injak. Dulu, Rayza mana pernah berani menyentuh dirinya. 

    Sekarang wanita itu sudah berani menyentuhnya hanya karena ia datang bersama Tante Zola. 

   "Rayza, cepat suruh pegawaimu melakukan treatment pada anak buahku!" seru Tante Zola membuat semua pegawai menatapnya. Raut wajah mereka menunjukkan rasa terkejut yang amat sangat. 

    Sehan membeku, wajahnya memerah karena malu. Tatapan memuja para pegawai salon itu berubah menjadi tatapan jijik. 

     "Baik, Zola. Ayo ganteng, kami akan membuatmu layak untuk ditawar," ucap Rayza dengan nada merendahkan. 

   Setelah menunggu beberapa saat, Sehan pun selesai di make over. Semua mata memandang dia tanpa berkedip. Sehan sendiri merasakan dirinya kembali sama seperti sebelum ayahnya bangkrut. 

    "Sehan, kamu ganteng sekali. Cocok dengan jas itu. Baiklah, kita sudah ditunggu Tante Zura. Ayo kita berangkat." Tante Zola memutari badan Sehan yang berdiri dengan gagah. Setelah itu ia menarik tangan Sehan begitu saja. 

    Kembali mobil Tante Zola melaju dengan kencang, Sehan duduk dengan tenang. Dalam hati ia sangat menikmati penampilannya saat ini. Inilah yang ia suka, untuk itu Sehan semakin yakin kalau dia tidak salah membuat keputusan. 

    "Aku akan gunakan kesempatan baik ini untuk membalaskan dendamku pada Alinda. Dia sudah merenggut semuanya dari ku!" gumam Sehan mengepalkan kedua tangannya. Darahnya berdesir jika ia mengingat tentang Alinda. 

    Ciit!

   "Sehan, kita sudah sampai. Kamu masuk duluan lewat pintu sebelah sana. Nanti akan ada tim yang mengantarkan mu ke ruang ganti."

    "Ganti baju lagi, Tante?" 

    "Benar. Jangan pernah kamu menolaknya, sebab jika kamu menolak aku anggap kamu mengundurkan diri. Apa kamu paham?!" tegas Tante Zola. 

   Perasaan Sehan mulai tidak enak. Entah apa baju yang akan ia pakai nanti. Perkataan Tante Zola jelas mengandung arti kalau baju yang akan ia pakai adalah baju tidak pada umumnya. 

    "Huft! Baju apa yang dimaksud Tante Zola. Aku merasa akan dipermalukan lagi." 

       Sehan turun dari mobil dengan langkah gontai. Ia berjalan menuju ke arah pintu yang ditunjuk Tante Zola. 

     "Kamu Sehan?"

      "Benar." 

     "Ayo cepat masuk, kita sudah ditunggu. Kamu harus cepat ganti baju dan tampil memukau di depan para pelanggan!" seru seorang wanita setengah pria pada Sehan. 

   Glek!

   Sehan menelan kasar ludahnya, perasaannya semakin tidak enak. Mau tidak mau, Sehan me gikuti langkah wanita itu. 

     "Pakai ini, Sehan. Oh ya nama samaranmu Kenzi. Oke?" Wanita itu bergerak cepat melucuti pakaian Sehan. 

   "Kenzi?" ulang Sehan dengan tatapan terkejut. 

    "Benar. Dan sekarang kamu pakai lah celana ini dan cepat tampil ke panggung."

     "Apa!"

    

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penakluk Wanita    Bab. 7. Apartemen Baru

    Wajah sehan terlihat cerah, ia merasa yakin jika tante Zura adalah jalan baginya untuk meraih kesuksesan. "Nanti akan aku beritahu di hotel." Zura kembali memasang wajah datar. Sedangkan Sehan kembali menunduk patuh. "Baik, Zura."***Hotel Hanabi, New York. Mobil sedan mewah berhenti di depan hotel termahal di kota New York. Sehan menatap kagum pada keindahan dan kemegahan hotel itu. Setiap ruang terlihat klasik namun elegan. Sehan terlihat sangat senang, pasalnya hotel inilah satu-satunya hotel yang belum pernah ia singgahi. Sayang akan uang yang harus dikeluarkan, karena harga sewa hotel ini satu malam mencapai lima puluh juta. "Kenz, kenapa kamu hanya berdiri di depan pintu saja? Masuklah, kamu tenang sja ini adalah hotel milikku. Pemberian dari suamiku sebagai kado ulang tahunku!" ucap tante Zura menarik tangan Sehan yang berdiri bengong di depan pintu masuk hotel. "Ah, iya tante. Maafkan Kenz yang belum pernah masuk ke hotel ini. Semua begitu indah dan m

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.6.Pelanggan Pertama

    Sehan berdiri dengan gagahnya bersama tiga teman lainnya. Baik Sehan maupun ketiga temannya hanya memakai penutup bawahan berlogo Moon Light Agency. Sehan agak merasa risih karena dirinya menjadi pusat wanita yang jauh lebih tua darinya. "Ow My God! Kenapa aku seperti rusa di kandang singa? Gila, benar-benar gila mereka semua. Tapi aku harus kuat demi tujuanku!' Sehan bergumam dengan sesekali menarik napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa malu dan rasa canggungnya. Tante zola maju ke depan memunggungi keempat anak buahnya. "Selamat malam para perindu kehangatan, seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya di group bahwa akan ada yang baru dan fresh!" Tante Zola berkata sambil berjalan mendekat ke arah Sehan. "Perkenalkan dia adalah Kenzi Rich, anggota terbaru kami. Dan kabar bahagianya ia memiliki senjata tempur yang pastinya tidak dipunyai oleh suami kalian semua.Berurat dan tentunya mentok sampai dalam, yeiii ...! Seperti biasa, untuk harga sewa, siapapun yang me

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.5 Penampilan Baru

    Gadis cantik itu kembali tersenyum merendahkan, tidak ada sedikitpun menunjukkan wajah yang bersahabat. "Tidak ada, Tuan. Tidak ada yang menatap seperti yang anda katakan, meski saya tahu jika anda adalah pria panggilan, anak buah tante Zola." Kata-kata gadis itu menampar keras Sehan. Tangan Sehan terkepal kuat, harga dirinya baru saja dibantai habis oleh wanita yang ada di depannya itu. "Sehan, apa kau sudah memilih baju yang bagus?" Suaera tante Zola membuat kedua orang itu menoleh ke arahnya. "Nona Chellia? anda di sini? Tumben sekali ada di butik. Kebetulan sekali mumpung anda ada di sini kami bisa minta diskon yang banyak. Bagaimana, Nona?" ucap tante Zola. Cheliia tersenyum, tidak menajwab ucapan tante Zola melainkan menunjukkan gerakan tangan setuju. "Terima kasih, Nona. Anda memang dermawan. Saya sangat suka belanja di butik ini karena banyak discon dan bahannya berkualitas semua." Tante Zola tersenyum senang. Sedangkan Chelia hanya membalas ucapan Tante Zola d

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.4.Ku Buat Tidak Berdaya

    Hotel Hilton, New York. 9 Am Tante Zola membawa Sehan ke hotel miliknya. Hotel pemberian sang suami yang sering ia gunakan tidur dengan para pria anggota agency-nya. Sesampainya di dalam kamar, tante zola meminta Sehan melakukan apa yang dia perintahkan yakni membuat wanita bergairah. "Sehan, apa hanya ini yang kau bisa?" "Cih! Dasar lelaki lemah!" omel tante Zola. Sehan berdiri mematung, ia tidak tahu bagaimana cara membuat wanita puas sebelum bertempur. Dalam hati ia kembali mengutuk keputusan yang sudah ia buat. Sehan agak kesal dengan david yang tidak memberi tahu tes apa yang akan ia jalani sebelum menjadi anggota Moon Light Agency. "Ck! Kau lambat sekali, Sehan!" geram tante Zola kesal pada Sehan. Menurut tante Zola Ia pun mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Sedangkan Sehan menunduk menatap dirinya yang hina. Sungguh sebuah keadaan yang bertolak belakang dengan dirinya dulu sebelum sang ayah bangkrut. Masih jelas di ingatan Sehan, baga

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.3.Tawaran David

    Kantor Moon Light Agency, New York. David membawa Sehan menemui Tante Zola. Sosok wanita dewasa pemilik dari Moon Light Agency. "Wow, dadamu bidang dan wajahmu tampan juga." Sehan berdiri tegak di depan seorang wanita yang tengah meraba semua aset yang dimiliki Sehan. "Hm, temanmu ini boleh juga, David! Wajahnya tampan, dan bersih! Semua yang ada di tubuhnya aku suka. Baiklah, aku terima dia! Tapi, aku harus mencobanya terlebih dahulu sebelum menawarkannya pada pelanggan!" Tante Zola memeriksa setiap inchi tubuh Sehan di depan David-- teman kuliah Sehan. "Sehan, kamu kuat berapa ronde, Sayang?" Tante Zola bertanya lagi pada Sehan yang berdiri mematung, malu untuk menjawab pertanyaan Tante Zola. "Tante tidak perlu khawatir, pilihanku tentunya berkualitas dan aku bisa jamin kalau temanku itu bakal bikin Tante mendesah tidak karuan!" sahut David mewakili Sehan yang masih malu untuk menjawab. "Diam kamu, David. Aku bertanya pada Sehan!" hardik Tante Z

  • Sang Penakluk Wanita    Bab.2. Sulitnya Mencari Pekerjaan

    Braak!! "Anda siapa? Kenapa datang-datang anda bikin masalah? Dan siapa paman Arthur itu, di sini tidak ada yang namanya Arthur!" lelaki tambun dengan perut buncit itu menatap tajam ke arah Sehan. Sehan terkejut, bagaimana bisa paman Arthur tidak ada. Sedangkan baru kemarin saat pemakaman sang ibu semua masih di posisi masing-masing. Mereka datang masih lengkap dengan kemeja khas Argantara Group. "Paman Arthur adalah pemilik jabatan ini. Bagaimana anda bisa duduk di kursi paman Arthur!" balas Sehan dengan nada tidak kalah tingginya. Keduanya saling menatap tajam. Menit berikutnya lelaki itu menekan ponselnya dan memanggil security. "Cepat kalian datang kemari!" Usai memanggil sang security, lelaki itu berjalan mengelilingi Sehan. "Asal kamu tahu, semua pegawai lama sudah tidak ada. Yang ada di sini sekarang ini adalah pegawai baru semua! Argantara Group sudah berganti nama dan pemilik!" Glek. Sehan menelan kasar ludahnya, ia baru tahu sekarang ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status