Setelah Istriku Memilih Pergi

Setelah Istriku Memilih Pergi

last updateLast Updated : 2025-01-31
By:  A mum to beCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
175Chapters
8.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Raka terpaksa menikahi Sarah setelah sebuah kecelakaan yang menyebabkan kematian ayah Sarah dan membuat gadis itu harus hidup dengan tongkat. Meskipun bersikap dingin dan acuh tak acuh, Raka menjalani hari-harinya dengan Sarah yang diam-diam menanggung beban kesedihan dalam kesunyian. Ketika Nadia yang merupakan cinta lama Raka kembali hadir, hubungan mereka yang sudah rapuh semakin terancam. Raka mulai dihadapkan pada dilema antara cinta masa lalunya dan tanggung jawab pada Sarah. Namun, Sarah mulai lelah bertahan. Cintanya pada Raka diuji oleh pengabaian, penghinaan, dan rasa sakit yang tak pernah berhenti. Sarah harus memilih, tetap bertahan dalam pernikahan tanpa cinta, atau melepaskan diri dari penderitaan yang terus mencekik. Di sisi lain, Raka mulai merasakan penyesalan yang mendalam ketika semuanya tampak sudah terlambat. Namun, penyesalan tak selalu datang dengan kesempatan kedua. Apakah Raka akan mampu memperbaiki semuanya sebelum Sarah benar-benar pergi? Atau penyesalan yang terlambat hanya akan menyisakan luka tak tersembuhkan?

View More

Chapter 1

1. PERNIKAHAN JEBAKAN

"Mas, kamu pulang terlambat lagi."

Suara Sarah terdengar pelan, hampir tenggelam dalam keheningan ruang tamu yang sepi. Dia duduk di sofa dengan tongkat tergeletak di samping. Wajahnya tampak lelah, matanya sayu menatap pintu yang baru saja terbuka. Di meja, hidangan makan malam yang sudah mulai dingin tersusun rapi dan masih tak tersentuh.

Raka masuk tanpa menoleh, hanya melemparkan tas kerjanya ke sofa. "Aku capek, Sarah. Jangan mulai lagi," katanya singkat, suaranya kering dan dingin, seolah dinding yang tebal memisahkan mereka berdua.

Sarah menggigit bibir, menahan perasaan yang terus mengusik hati. Matanya menatap punggung Raka yang bergerak menuju dapur, tak mempedulikan kehadirannya. Dia menarik napas panjang, berusaha meredakan sesak yang kembali menyeruak di dalam dada.

"Aku hanya ingin tahu bagaimana harimu, Mas Raka," katanya pelan, hampir berbisik, seolah takut suara itu akan pecah jika dikeluarkan terlalu keras.

Langkah Raka terhenti sejenak, tetapi dia tidak berbalik. "Aku bekerja seharian untuk kita. Apa itu tidak cukup??"

Napas Sarah tercekat. Kata-kata itu begitu dingin dan memukul hatinya, mengoyak harapan yang tersisa. "Tentu, aku tahu," jawabnya dengan suara yang bergetar. "Tapi kita jarang bicara lagi..."

Raka mengabaikannya, melanjutkan langkahnya menuju dapur. Suara gelas yang beradu dengan meja terdengar, diikuti oleh langkah kaki yang mantap, kembali menghantam lantai kayu ruang tamu yang terasa semakin dingin.

Sarah menatap punggung suaminya yang semakin jauh, tenggelam dalam kesepian yang begitu pekat. Perlahan, dia mengulurkan tangan ke arah meja, merapikan serbet yang telah terlipat rapi, seolah itu satu-satunya cara untuk menenangkan diri dari rasa sakit yang perlahan menggerogoti.

Keheningan itu kemudian terpecah oleh suara yang lebih tajam, lebih kejam.

"Jangan buat Raka muak denganmu, Sarah! Kamu itu beruntung menikah dengan Raka, tahu?"

Sarah tersentak, tubuhnya gemetar saat menoleh. Rini, ibu tiri Raka berdiri di ambang pintu dengan senyuman sinis. Sepatu haknya beradu dengan lantai kayu, mendekati Sarah dengan aura penuh penghinaan.

"Apa maksud Ibu?" Sarah berusaha terdengar tegar, meskipun jantungnya berdetak kencang.

Rini mendekat, matanya menyapu tubuh Sarah dengan pandangan yang merendahkan. "Jangan berpura-pura polos," ucapnya tajam. "Lihat dirimu, Sarah. Siapa yang mau hidup dengan wanita pincang seperti kamu kalau bukan Raka?"

Perut Sarah terasa tercubit dan dia hanya bisa menunduk, menahan perih yang terasa menjalar ke seluruh tubuhnya. "Saya tahu kondisi saya, Bu. Tapi saya tetap berusaha..."

"Berusaha?" Rini tertawa kecil, penuh cemoohan. "Kamu bahkan tak bisa jalan dengan benar tanpa tongkat itu. Kamu pikir bisa jadi istri yang layak buat Raka? Ini adalah pernikahan jebakan bagi Raka."

Sarah mengepalkan tangannya erat, berusaha menahan amarah yang bercampur dengan rasa tak berdaya. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Rini seperti duri yang menusuk jantung. Kata-kata itu selalu berhasil membuatnya merasa tidak berharga. Namun, malam ini kalimat barusan terasa lebih kejam dari biasanya.

"Mas Raka, aku..." Sarah mencoba berbicara ketika mendengar langkah kaki Raka kembali dari dapur. Suaminya muncul dengan gelas di tangan, wajahnya tetap datar, seolah tak mendengar percakapan yang baru terjadi. Mata Raka hanya menatap lurus ke depan, seakan keberadaan Sarah dan Rini hanyalah bayangan samar di ruangan itu.

"Aku mau tidur. Kita bicara besok." Kalimat itu meluncur dari mulutnya tanpa emosi, meninggalkan luka yang lebih dalam di hati Sarah.

Sarah hanya bisa terdiam, menatap punggung suaminya yang kembali menjauh, kali ini menuju kamar. Saat langkahnya menghilang, Rini mendekatkan wajahnya ke telinga Sarah dan berbisik dengan nada penuh ancaman, "Lihat saja, sebentar lagi dia pasti akan mencari perempuan yang lebih pantas darimu."

Tubuh Sarah menggigil mendengar kalimat itu. Keheningan kembali melingkupi ruangan, tetapi perasaan dingin dan sepi semakin merayap di kulitnya, merasuk hingga ke tulang. Sementara Rini meninggalkan ruangan dengan senyum puas di wajah, meninggalkan Sarah yang hanya bisa duduk, terdiam dengan pikiran yang terus berkecamuk.

Dengan kondisi tangan yang gemetaran, ingatan tentang kecelakaan hari itu kembali berputar di benaknya. Hari yang mengubah segalanya. Sang ayah meninggal dan dia harus menerima kenyataan hidup dengan keterbatasan fisik. Raka, pria yang dulu begitu hangat, menikahinya sebagai bentuk tanggung jawab—bukan cinta.

Raka tidak pernah benar-benar melihatnya lagi sejak saat itu. Tidak ada kehangatan, tidak ada kata-kata lembut. Yang ada hanya kewajiban yang terasa lebih seperti beban di pundak.

Malam itu terasa sangat panjang bagi Sarah. Dengan berat, dia mencoba bangkit dari sofa, meraih tongkatnya. Tapi saat dia hampir sampai di pintu kamar, sebuah suara dari meja ruang tamu menghentikan langkahnya. Ponsel Raka bergetar, layar menyala.

Nama yang muncul membuat jantung Sarah berhenti berdetak.

"Nadia..."

Nama yang dulu hanya menjadi cerita dari masa lalu, kini muncul lagi. Tertera jelas di layar ponsel suaminya. Rasa penasaran membuncah, tetapi diikuti oleh ketakutan yang mengikat tenggorokannya.

Dia perlahan meraih ponsel itu, jari-jarinya gemetar saat menggeser layar. Sebuah pesan kini terpampang jelas.

[Aku masih menunggumu di tempat biasa. Bagaimana kalau besok malam?]

Seketika Sarah merasakan dunianya runtuh.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aurora Aurora
ADDUUUHHH .... cape kali Sarraahhh,, udah pergi aja kalo si Raka masih gak jelas gitu..!!!! masih muter2 dalam masa lalunya!!!! Udah pergi yang JAUHHHH SEKALIAN Sarraahhh...!!!! RAKA BADJINGAN...!!!!! LAKI MODELAN KAYA GITU...!!!!! GA ADA TEGAS2NYA
2025-01-20 17:30:39
1
user avatar
Aurora Aurora
Dulu, Nadia.... sekarang Dateng Ratna, udah gede kali, mesen taxi online juga bisa kali Ratna... ADUUUHHHH
2025-01-02 18:33:44
1
user avatar
Rich Mama
Seru ceritanya, lanjut kak
2024-12-05 22:08:22
2
user avatar
Rosita Mia
lanjutkan kak, saya suka
2024-11-30 18:58:25
1
user avatar
Indah Fitriya Mahf
lanjut Kaka
2025-01-06 15:55:02
1
user avatar
Aurora Aurora
Raka, udah ga usah mikirin Nadia..!!! Katanya mau fokus sama Sarah dan anak mu..!! Biarin yang lalu, ga usah nengok terus kebelakang.. Nadia mati bunuh diri, itu pilhannya sendiri..!! Ga ada apa2 nya, sama SEMUA LUKA YG UDAH LO TOREHKAN KE SARAH...!!! LUKA ITU PASTI KERING, TAPI BEKASNYA MASIH ADA
2024-12-26 17:48:20
1
175 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status