Surga yang Telah Retak

Surga yang Telah Retak

Oleh:  Ida Saidah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
12 Peringkat
87Bab
100.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selama ini aku terlalu terbuai dalam dekapan cinta yang katanya akan setia untuk selamanya, namun nyatanya dia mendua, membagi hati serta raganya dengan wanita lain setelah dua puluh lima tahun usia pernikahan kami. Haruskah aku bertahan, kembali menyatukan kepingan-kepingan cinta yang telah hancur berantakan, ataukah menepi mencari kebahagiaan sendiri?

Lihat lebih banyak
Surga yang Telah Retak Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
MOON
kadang heran kok bisa pernikahan yg sudah terbangun lama bisa dikhiantai. apalagi casing agamis, tapi sampe zina berkali2 terus cuma mengaku khilaf. setelah itu bahkan nasih terus melakukan kebohongan. gak habis fikir oleh logika
2024-04-05 02:15:28
0
user avatar
Lintang Ramaniya Wibowo
gooooooood
2024-01-18 19:49:05
0
user avatar
Nurmoyz
Asli sih baca cerita ini beneran jd kepikiran suami sendiri ......... soalnya Mas Abi sebaik suamiku. semoga dia nggak sama.
2023-11-09 06:03:11
0
user avatar
PiMary
Baru baca 5 part tapi....sakit nya tuh disini ...,novel yg bagus,tutur kata yg santun,anak2 yg sopan pd ortu....lanjutt.
2023-10-27 06:34:25
0
user avatar
Ayue Sekartaji
thor,,ada apa Lama gk up
2023-10-23 07:53:02
0
user avatar
Ayue Sekartaji
sdh 4 hari gk up thor,,,,
2023-10-14 08:55:41
1
user avatar
Elsa Yanels
bisa buat pelajaran
2023-10-13 01:06:03
0
user avatar
Ayue Sekartaji
selalu mengulang bab sblmnya...
2023-08-20 11:35:53
0
user avatar
rissia
bagus ceritanya
2023-08-13 02:10:31
1
user avatar
Ayue Sekartaji
up banyakan nunggu sehari semalam cuma 1 bab...
2023-08-12 15:34:49
0
user avatar
AyMa Ra
next...seru
2023-08-12 10:08:48
0
user avatar
Ayue Sekartaji
setia nunggu lanjutnya up yg banyak ya thor,,,,.........
2023-08-11 23:51:30
0
87 Bab
Part 1
"Tante! Tante! Kemarin kan Om Abi main ke rumah aku loh? Kami main petak umpet, tapi Om sama Mama aku ngumpetnya di dalam kamar, ditutup selimut, dan pas aku masuk Om Abi sama Mama lagi nggak pake baju. Seru deh!" celoteh Sabrina, putri semata wayang Elfira, istri mendiang Mas Restu sahabat suamiku.Dadaku berdebar tidak karuan mendengar pengakuan bocah berusia lima tahun itu, dan mendadak rasa curiga memenuhi rongga dada, khawatir kalau Mas Abi diam-diam telah mengkhianati pernikahan kami yang sudah berusia lebih dari dua puluh lima tahun itu."Mama dan Om nggak pake baju?" Aku bertanya seraya menatap wajah polos gadis kecil itu."Iya, Mama sama Om Abi sampai keringetan, katanya capek!" jawabnya lagi, dengan mimik polos selayaknya anak kecil ketika sedang bercerita kepada temannya.Aku memang sering membawa Sabrina pulang ke rumah karena selalu merasa kesepian jika putra kedua dan ketigaku sudah berangkat ke sekolah, sementara Zarina putri sulung kami sudah berumah tangga, bahkan saa
Baca selengkapnya
Part 2
Mengambil napas dalam-dalam, melonggarkan dada yang terasa seperti sedang diimpit batu besar lalu membuangnya secara perlahan. Lekas menghapus air mata yang terus saja memburai membasahi pipi, mengayunkan kaki menghampiri si bungsu kemudian tersenyum kepadanya.“Ada apa, Bun? Kok muka Bunda kelihatan sembab? Bunda menangis?” Dua bulat bening milik Zafir terus terpantik ke wajah. “Nggak kok, Dek. Mana mungkin Bunda menangis, memangnya Bunda anak kecil?” elakku, tetap berusaha menerbitkan senyuman kepada remaja berusia delapan belas tahun itu.“Tapi mata Bunda kelihatan memerah, wajah Bunda juga sembab?”“Bunda enggak apa-apa. Ayo kita pulang. Ayah kamu katanya sudah sampai di rumah!” Zafir mengangguk patuh lalu memakaikan helm di kepalaku. Dia memang selalu bersikap manis kepadaku, persis seperti Mas Abi. “Pegangan, ya Bun. Soalnya aku paling merasa nyaman kalau dipeluk sama Bunda!” perintahnya, dan aku segera mencubit pinggang jagoanku yang telah beranjak remaja namun masih selalu
Baca selengkapnya
Part 3
“Mas Abi!” panggilku seraya keluar dari persembunyian, membuat mata suami serta perempuan di sebelahnya membelalak hingga hampir lepas dari kelopak.“Bu—nda?” gagap pria itu, segera menjauhkan tangannya yang tengah menggenggam jemari Elfira.“Jadi benar kalau selama ini kalian berdua memiliki hubungan spesial?” Menatap tajam wajah mereka berdua.“Semua tidak seperti yang kamu lihat, Bun. Ayah bisa jelaskan semuanya!” Dia berjalan menghampiri, mencoba meraih tangan ini namun aku segera menepisnya.“Apanya yang mau dijelaskan, Mas. Semua sudah terpampang nyata, kalau kalian berdua telah bermain di belakangku, mengkhianati aku!”“Mbak, aku bisa jelaskan. Aku sama Mas Abi memang tidak memiliki hubungan apa-apa, Mbak. Mbak jangan salah sangka!” Kini wanita perebut suami orang itu ikut bicara.Aku mengangkat satu ujung bibir, sedikit mendongak menahan genangan air mata agar tidak luruh di hadapan mereka. Namun sekuat apa pun diri ini menahan, bulir-bulir bening tersebut tetap merembes melew
Baca selengkapnya
Part 4
"Ini maksudnya apa, Mbak? Hutang? Mas Abi punya banyak hutang?" Tanpa disangka Elfira mengejar hingga ke dapur, menanyakan kebenaran dari apa yang baru saja aku katakan.Aku menoleh sambil tersenyum, lalu menatap wajahnya yang terlihat semakin memucat dengan perasaan tidak karuan.Ingin rasanya menjambak rambutnya, mencakar wajahnya, lalu membanting tubuhnya ke lantai, namun enggan mau melakukan sebab itu termasuk kekerasan. Aku tidak mau menghabiskan banyak waktu di persidangan, apalagi jika harus mendekam di balik jeruji besi karena apa yang telah aku lakukan. Biar tangan Allah saja yang bekerja, dan aku sebagai hamba cukup meminta keadilan atas apa yang sudah Mas Abi dan Elfira lakukan."Kenapa? Kamu nggak nyangka ya kalau Mas Abi punya hutang? Banyak, Dek. Banyak sekali. Nanti juga kamu tahu siapa saja yang bakalan nagih ke dia, karena mulai detik ini saya sudah tidak mau lagi ikut mengurus masalahnya. Pusing kepala saya karena harus membagi penghasilan restoran untuk membayar hut
Baca selengkapnya
Part 5
Tidak ada yang berubah di setiap pagi. Sambil menunggu anak-anak pulang dari musala aku selalu menyiapkan teh hangat juga sarapan untuk semua, lalu berjibaku dengan pekerjaan lainnya karena kebetulan Asisten Rumah Tangga di rumah ini sedang cuti melahirkan.Meskipun dalam hati menyimpan luka begitu dalam aku harus tetap tersenyum, menjalani peran seperti biasa tanpa menunjukkan bahwa saat ini keadaanku sedang tidak baik-baik saja.Aku harus menunggu waktu yang tepat untuk bercerita, mengungkapkan segalanya kepada anak-anak sebab tidak mungkin selamanya menyimpan luka ini sendiri. Aku tidak akan sanggup."Bun!"Aku tersentak kaget ketika tiba-tiba sebuah tangan menyentuh lembut bahu ini, menoleh lalu tersenyum saat melihat Zafran anak keduaku."Sudah pulang, Anak Saleh?" tanyaku kemudian, dengan senyum terukir di bibir.Zafran tidak menjawab, dia malah menghambur memelukku.Ah, ada apa ini? "Kenapa, Sayang?" Aku bertanya seraya membelai rambutnya yang sudah sedikit memanjang."Nggak t
Baca selengkapnya
Part 6
"Memangnya berapa hutang Ayah ke kamu, Van?" tanyaku, mengulik informasi dari menantu karena selama ini Mas Abi tidak pernah cerita apa-apa tentang hutangnya."Nggak banyak, Bun. Hanya tiga puluh lima juta, tapi kan Bunda tahu sendiri uang saya sudah habis dipakai untuk renovasi rumah, jadi tabungan saya sudah habis, sisa yang dipinjam Ayah saja karena memang uang tersebut dialokasikan untuk biaya persalinan Zarina!" jawab Revan terdengar sungkan."Yasudah, tolong kamu jaga baik-baik Zarina, sebentar lagi Bunda ke rumah sakit sekalian bawa uangnya!""Baik, Bun. Kalau bisa jangan lama-lama, ya Bun. Soalnya Zarina nanyain Bunda terus.""Iya, Van. Ini Bunda sudah mau siap-siap.""Terima kasih. Sekali lagi saya minta maaf karena sudah merepotkan Bunda."Tidak sama sekali, Sayang.""Assalamualaikum, Bun!"Aku menutup sambungan telepon setelah menjawab salam, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya menahan kesal karena diam-diam Mas Abi meminjam uang kepada menantunya tanpa sepengetahuan darik
Baca selengkapnya
Part 7
Sambil menahan air mata aku memilih pulang ke rumah, ingin menenangkan hati yang terasa begitu sakit luar biasa. Katanya jodoh itu cerminan diri. Tetapi kenapa jodohku ternyata memiliki sifat asli seperti ini? Apa sembah sujudku selama ini tidak diterima, Ya Rabb?Bertahun-tahun lamanya aku selalu berusaha menjadi manusia yang baik serta bertaqwa, menjalankan perintah Allah tanpa ada satu pun yang dilanggar, tidak pernah lalai melakukan ibadah baik yang wajib maupun sunah supaya mendapatkan ketenangan hidup juga jodoh terbaik, namun nyatanya jurang terjal tetap menghalangi kebahagiaan yang aku pikir akan kekal abadi.Apa mungkin cerminku retak sehingga bayangannya tidak sesuai dengan apa yang selalu dilakukan, atau sebenarnya selama ini aku terlalu sombong, terlena dengan kehidupan dunia sampai merasa menjadi orang paling baik juga taat hingga Allah mengirimkan cobaan seberat ini sebagai teguran agar aku mengoreksi diri?Mobil milik Mas Abi sudah terparkir di halaman rumah, menandaka
Baca selengkapnya
Part 8
“Jadi kamu sudah tahu semua, Fran? Kamu tahu kalau ayah kamu selingkuh?” tanyaku sambil menatap tidak percaya wajah anakku.“Kamu nggak usah pura-pura syok, Bunda. Pasti kamu yang kasih tahu dia kan? Kamu sengaja menelanja*gi saya di depan anak-anak supaya saya terlihat buruk di mata mereka!” tuding Mas Abi.Buk!Sebuah tinju mendarat di rahang pria itu, membuat dia terhuyung lalu jatuh terjerembap.“Jangan sakiti Bunda saya, atau Anda akan berurusan dengan saya! Saya sudah tahu semuanya sejak dulu. Saya sering memergoki Anda pergi dan berkencan dengan perempuan lacu* itu, tetapi sengaja diam karena saya tidak mau menyakiti hati Bunda. Saya tidak mau melihat Bunda menangis, tetapi karena sekarang Bunda sudah tahu semua makanya saya pun berani berbicara. Saya tahu Bunda sangat mencintai Anda, begitu menghormati Anda karena menganggap Anda itu laki-laki alim juga sempurna, padahal Anda tidak ubahnya seperti sampah!” maki Zafran panjang lebar, terus menunjuk wajah Mas Abi dengan api amar
Baca selengkapnya
Part 9
“Menikahlah, saya ikhlas, daripada kalian terus menerus melakukan dosa zina.”“Dan ingat satu hal, Mbak. Saya akan melaporkan Zafran ke polisi supaya dia dihukum karena sudah berani menyakiti ayahnya sendiri!” Dia mulai berani mengancam.“Silakan saja, karena saya juga pasti akan melaporkan Adek ke kantor polisi atas kasus perzinaan juga perselingkuhan. Bagaimana?” Aku mengancam balik, lalu melenggang masuk meninggalkan mereka berdua dengan perasaan sakit yang semakin memenuhi rongga dada.Mungkin ini sudah saatnya aku menepi, menjauh dari kehidupan Mas Abi mencari kebahagiaan sendiri.Aku memiliki anak-anak yang begitu menyayangi diriku, dan mereka pasti akan senantiasa menjagaku hingga akhir waktu.Mengetuk pintu kamar Zafran, menggenggam hendelnya lalu mendorongnya perlahan ketika mendengar sahutan dari dalam. Pemuda berperawakan hampir sama seperti Mas Abi itu rupanya baru selesai melaksanakan salat malam, tersenyum kepadaku lalu berjalan mendekat dan menghambur memelukku.“Maaf
Baca selengkapnya
Part 10
"Apa-apaan ini, Bun? Kenapa kamu bawa warga ke sini?" tanya Mas Abi, menatap tidak percaya ke arahku."Supaya kalian berhenti melakukan zina!" jawabku."Kamu sudah gil* ya? Saya ini suami kamu!""Sebentar lagi akan menjadi mantan!""Saya tahu sekarang, sebenarnya kamu sudah ada laki-laki lain sehingga begitu bersemangat menikahkan saya dengan Fira kan?"Mataku terpejam, dalam hati mengucap istighfar. Selalu saja memutar balikkan fakta. Bukannya mengakui kesalahannya, tetapi malah menuduhku melakukan hal yang sama. Memang susah berbicara dengan manusia yang hatinya telah tertutup oleh dosa."Terserah, Mas. Saya tidak lagi peduli kamu mau menuduh saya seperti apa!" ucapku setelah terdiam beberapa saat."Saya tidak mau menikah dengan Fira karena saya tidak pernah mencintai dia!" Dengan terang-terangan Mas Abi mengatakan hal itu di depan teman berzinanya, membuat air mata lolos dari kedua sudut netra Elfira."Bukannya kamu selalu bilang katanya cinta mati sama aku, Mas? Kenapa sekarang ma
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status