Menikah dengan Sahabat

Menikah dengan Sahabat

Oleh:  Larasati Hasu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
38Bab
11.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mau lepas dari lubang buaya, Dita malah terperangkap di sarang macan. Hmmm ... bagaimana jadinya menjadi istri si macan, sahabatnya sendiri seumur hidup?

Lihat lebih banyak
Menikah dengan Sahabat Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Isabella
benar" keren ceritanya
2024-04-13 00:07:04
0
user avatar
AlfaMumtazah86
Salam kenal, Kak ...... semangat selalu nulisnya ...
2024-01-30 11:19:53
0
user avatar
Yudi Faril
bener2 terjebak apa jalan buntu apa
2023-03-09 19:52:12
0
user avatar
Nur Fadila
okeeee gaesssss
2022-05-05 22:23:13
0
user avatar
Andreina Glory
bagusbangggeeeett
2021-12-28 09:29:47
0
user avatar
Andreina Glory
sukaaaaaaaaa
2021-12-01 22:02:01
0
user avatar
Andreina Glory
gue ngalamin ini bgt
2021-11-29 21:09:49
0
user avatar
AliPermana
semangat author
2021-10-04 11:56:05
0
38 Bab
1. Tidur Seranjang
 Dua insan berlainan jenis tengah terlelap di atas ranjang. Di bawah selimut bermotif garis berwarna merah, keduanya saling melingkarkan lengan di pinggang. Hingga matahari mulai menampakkan cahaya, satu di antaranya terbangun, dan terkejut mendapati dirinya bersama lelaki yang sedari kecil menjadi sahabat.  "Aaa!" Dita menjerit dan menendang sosok lelaki yang tidur di sampingnya hingga terjatuh ke lantai. "Apaan, sih, Ta?" Radit mengusap-usap bokongnya yang mengahantam kuat ke lantai. Terhuyung menghampiri wanita cantik dengan piyama biru muda di kasur. "Pergi gak, lo! Dasar mesum!" teriak Dita sambil melempari bantal ke arah Radit. "Mesum apanya? Emang lo gue apain semalem?" tanya Radit yang menangkap satu bantal dan melemparkan pelan ke arah Dita. Bayangan Radit yang tengah tidur pulas dengan memeluk pinggangnya k
Baca selengkapnya
2. Perjanjian Nikah
 "Nikah, yuk?" ajak Radit yang sudah berada di kamar Dita.Ucapan Radit yang tiba-tiba itu bagai petir di tengah gelapnya hari yang dirundung hujan deras. Membuat Dita semakin dalam bersembunyi dari kenyataan hidup di hadapannya.Ia terbaring sakit karena asam lambungnya naik, terlalu memikirkan perjodohan yang direncanakan orang tua. Kini, harus pula menghadapi sosok lelaki yang terus muncul ke mana pun mata memandang. Menawarkan kandang harimau untuk terlepas dari sarang buaya.Alih-alih menjawab ucapan Radit, Dita justru memiringkan tubuh. Menutupi dari ujung rambut hingga kaki dengan selimut. Membelakangi sosok lelaki yang duduk di tepi ranjangnya."Ta …," panggil Radit."Sakit, lo, ya!" ketus Dita."Gue sehat, ni
Baca selengkapnya
3. Sah
"Radit?" teriak kedua orang tua Dita serta Dito bersamaan. Tak menyangka lelaki yang setiap hari keluar masuk rumah mereka. "Gak usah kaget gitu napa!" Dita menyandarkan punggung di sofa, melipat kedua tangan di dada. "Mau-maunya Bang Radit nikah sama lo, Kak," ucap Dito, adik Dita satu-satunya. "Emang kenapa? Sirik aja, lo!" Dita melotot. "Ngapain gue sirik. Kasian ja sama Bang Radit. Entar punya bini yang suka kentut sembarangan, hobi makan, tukang ngambek. Hiii …," ejek Dito, membuat kedua orang tua mereka tertawa. "Biarin! Bagus malah. Dia dah tahu kebiasaan gue, jadi gue gak perlu jaim,"
Baca selengkapnya
4. Berdua di Rumah Baru
"Ma, masak apa?" tanya Dita yang baru saja melarikan diri dari godaan Radit di depan kamar."Loh, kamu ngapain ke sini?" tanya Bu Meri."Dita laper.""Mandi dulu sana. Nanti kalau sarapannya udah siap Mama panggil. Sekalian Radit juga.""Dita mau bantuin Mama masak aja, biar cepat," kilah Dita. Alasan utamanya adalah ingin menghindari Radit."Mandi sana! Pengantin baru kok jam segini belum mandi?" kata Mama Radit yang bergabung dengan Bu Meri di dapur."Jangan lupa keramas ya, kak!" goda Dito seraya duduk santai di kursi sambil meneguk susu."Apaan, lo? Anak kecil!" Dita melempar sebutir bawang merah ke arah adiknya. Beruntung, remaja itu berhasil menghindar."Cie, pipinya merah …," goda Dit
Baca selengkapnya
5. Ditinggal Tugas
Perut Dita terasa keroncongan. Setelah lelah membereskan pakaiannya ke dalam lemari sore tadi, ia tertidur hingga pukul tujuh malam. Segera mandi dan menemui Radit yang sedang menonton televisi."Dit, keluar, yuk. Gue laper," ajak Dita."Sama, gue juga laper. Nungguin lo dari tadi molor mulu," jawab Radit. "Ya udah, ayo!"Bukannya keluar rumah, Radit malah berjalan ke arah dapur"Ngapain ke dapur? Kita kan gak ada bahan makanan buat dimasak.""Emang lo bisa masak?" tanya Radit."Masak nasi. Hehe," jawab Dita cengengesan.Radit mengacak rambut sang istri dan tersenyum. Lalu kembali melangkah ke dapur."Taraaa!" ucap Radit seraya menunjukkan makanan yang sudah t
Baca selengkapnya
Bertemu Cinta Lama
Dita mengempaskan tubuhnya yang lelah di kasur setelah berbelanja berbagai macam sayur dan ikan juga memasak bersama kedua wanita yang ia panggil Mama. Ia tak menyangka kedua mamanya akan datang. Niatnya yang tadi ingin membeli pakaian dan sepatunya, malah jadi aneka bahan masakan yang memenuhi lemari esnya. Ia tak tahu akan jadi apa bahan makanan tersebut, sementara ia hanya seorang diri di rumah itu. Memikirkan itu, Dita jadi teringat akan hadiah bulan madu yang akan diberikan oleh orang tua mereka. Pikirannya mulai berkelana, membayangkan Radit dengan genit menggodanya. Dita pun menggeleng-geleng cepat untuk menghalau pikiran tersebut.  “Honeymoon? Oh My God! Bikin gue merinding aja!” Dita menepuk-nepuk pipinya, lalu menutup matanya untuk menjemput mimpi siang ini. Tak lama, sebuah notifikasi di ponselnya muncul. Dengan mata berat menahan kantuk, Dita membuka pesan di sebuah
Baca selengkapnya
7. Kemunculan Arya
Ponsel Dita kembali berdering untuk kedua kalinya. Kali ini, Dita menolak panggilan tersebut dan mengaktifkan mode pesawat di ponselnya. Ia sedang tak ingin berdebat atau pun mendengar candaan dari sahabat sekaligus suaminya itu.Hatinya dirundung duka melihat lelaki yang dicinta sedang ditimpa musibah. Ingin sekali ia mengusap air mata di pipi lelaki itu, tetapi Dita masih sadar bahwa itu tak mungkin di lakukannya. Ia pun menghapus air matanya sendiri hingga merasa benar-benar tak meninggalkan bekas di pipi. Ketika berbalik dan hendak melangkah ke dalam rumah Danu, Dita dikejutkan dengan satu sosok lelaki yang selama ini ia benci.“Arya?” ucap Dita spontan kala lelaki itu berdiri tepat di hadapannya.“Lo kaget banget ngeliat gue. Kayak ngeliat hantu,” kata Arya yang tak beranjak dari tempatnya berdiri.
Baca selengkapnya
8. Surprise
Seminggu sudah Dita menjalani hari sebagai istri pura-pura. Selama itu pula ia menghabiskan waktunya yang membosankan di rumah Radit sendirian. Membosankan kala Radit sedang bekerja, tetapi menjengkelkan saat Radit meneleponnya. Dita tak punya tujuan untuk keluar rumah dan enggan pergi sendirian. Seperti orang bodoh, batinnya jika tak ada teman untuk sekadar berkeliling mal. Sedang ia tak mungkin mengajak rekan kerja karena sudah izin cuti dengan alasan keluar kota. Sedangkan Radit tak pernah absen menghabiskan waktu istirahat kerja dan sebelum tidur dengan menggoda Dita, baik lewat panggilan suara maupun panggilan video. Hari ini hari terakhir ia di Semarang. Rencananya Radit akan kembali ke Jakarta esok pagi. Sore ini pun, ketika Dita sedang mandi, Radit kembali meneleponnya. Ponselnya berdering berkali-kali sampai ia selesai mandi dan mengangkatnya. "Lagi ngapain, Ta?""Baru siap mandi. Tumben lo nelepon sore-sore?"&nb
Baca selengkapnya
9. Ratu Elisabeth Seratus
"Ngapain nyuri-nyuri kalau bisa terang-terangan? Yuuk? Gue udah gak sabar." Radit tersenyum manis dan mengerling. Ia lantas membuka jaketnya yang sedari tadi masih melekat di badan. Dita melotot. Apa yang Radit ucapkan dan lakukan benar-benar horor, membuatnya merinding. Ia lantas mengambil bantal dan mmemukukannya berkali-kali ke tubuh Radit. "Ampun, Ta. Ampun!" teriak Radit diiringi tawa sambil tetap menangkis pukulan bantal Dita. Dita yang kesal terus saja memukul hingga Radit berada di depan kamarnya. Napas Dita memburu dengan mimik wajah yang sangat kesal. Sementara, Radit masih saja tertawa. Dita menutup pintu dan segera menguncinya. "Nyebeliiin!" pekiknya.Radit yang mendengar dari depan kamar semakin tertawa tanpa beranjak dari tempatnya. Dita mengambil jaket radit di ranjang dan membuka pintu. Radit yang masih berdiri di depan kamar lantas tersenyum. 
Baca selengkapnya
10. Sandiwara
"Gak cukup cuma ucapan terima kasih. Gue mau ...." Wajah Radit semakin mendekat. Bibirnya nyaris menyentuh bibir Dita. Semakin dekat dan ....‘Bugh!’ Dita menghantamkan keningnya ke kening Radit.“Aak!” Radit meringis. Dita segera bangkit dari pangkuannya.“Sukurin!” Dita langsung berlari ke depan kompor dan mengaduk supnya yang nyaris saja ia lupakan.“Gagal maning ... gagal maning, Son!”Dita pura-pura tak mendengar dan terus mengaduk sup. Ia merasakan ada sesuatu yang berdesir di dadanya. Belum sempat Dita menguasai gejolak yang tak ia pahami, tiba-tiba Radit menariknya pelan hingga mereka berhadapan.Tanpa kata, Radit memakaikan celemek dari kepala Dita, lalu mengikatkan tali di belakang pinggangnya hingga posis
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status