Maha Dimensi atau Affandra Bhaumik adalah seorang pria yang bukan seorang manusia, bukan juga malaikat dan sudah hidup selama hampir 10.000 tahun. Akan tetapi, untuk usia dunia manusia, dia masih berusia 35 tahun. Dunia tiga dimensi; dimensi terang, dimensi biru dan dimensi gelap yang berada di bawah kendali sang Maha. Hingga satu malam, 20 tahun sebelum masa berakhirnya kehidupan Maha sebuah malapetaka muncul, satu makhluk dari dunia Gelap berhasil memasuki dunia Biru –dunia manusia-. Dalam pengejaran pasukan penjaga dimensi Bumi, makhluk itu melepaskan kekuatannya pada seorang anak kecil, tidak lain adalah seorang manusia. Maha kehilangan jejak si makhluk Gelap. 20 tahun berikutnya, anak kecil bernama Deolinda itu tumbuh menjadi seorang wanita manis dengan kekuatan yang dia bawa dan selalu menjadi rahasia untuk diri sendiri dan Tuhan. Namun, di usia dewasa itulah kehidupannya mulai berjalan. Sejak menjadi karyawati di Bhaumik Group, sebagai pegawai Divisi Human Capital, Deolinda mulai harus berhati-hati memakai kekuatannya. Karena seseorang berhasil mengetahui aktivitas di luar kemampuan seorang manusia. Berhasilkah Maha menemukan si anak tersebut? Bagaimanakah kisah Maha dan takdirnya? Akankah Maha menyelesaikan tugasnya dengan baik? Lalu, bagaimana dengan Deolinda, bisakah dia melewati kesulitan dalam mengendalikan kekuatannya? Follow @alend1100 ya.
View More“Kembali kau, Makhluk Gelap. Tempatmu bukan di sini. Hanya manusia dan “mereka” saja yang kuizinkan untuk tinggal di tempat ini! Kau tahu ini bukan tempatmu. Berani sekali kau lari dari hukuman dan memasuki daerah terlarang untukmu dan kaummu!”
Suara itu terdengar memekakkan telinga. Ditengah-tengah pengejaran, suara penuh amarah membuat Mafalda Ofelia mulai ketakutan. Namun, tak ditunjukkan sedikit pun rasa takut itu. Berlari dan terus belari, napas tersengal dan lelah mulai mendera. Deru napas yang berkejaran serta memikirkan cara untuk melarikan diri membuat Mafalda semakin lelah.
“Nam!” Mafalda mengumpat dengan bahasa dari asalnya, Dimensi Gelap.
“Kau mengucapkan kata sial untuk siapa? Mengumpat dengan bahasa yang hanya dimengerti oleh duniamu saja.” Suara itu kembali mengejek Mafalda, serta tawa mengerikan yang semakin membuat makhluk mana pun ketakutan.
“Diam kau, Sang Maha! Kalau berani, tunjukkan sosokmu! Aku akan menghabisismu. Sekarang! Saat ini juga!” Teriakan frustrasi terdengar jelas di telinga.
Sungguh. Mafalda sudah semakin tak berdaya. Jantung mulai memacu dengan cepat, paru-paru semakin sulit menerima oksigen masuk ke dalam tubuh, keringat bercucuran tanpa henti. Setiap sendi mulai tak mampu untuk membantu pergerakannya. Tulang-tulang pun terasa ingin lelah.
“Kenapa? Tubuhmu sudah mulai lelah?” tanya Sang Maha dengan nada yang sedikit tenang.
“A-apa yang kau lakukan?” Mafalda berhenti dan tubuh lunglai. Lututnya menempel di atas aspal hitam.
“Lihat saja. Karena kebodohanmu, masalah besar menyapa. Sekarang, sisa-sisa kekuatanmu hanya menunggu waktu untuk menghilang dan meninggalkan sarcag-nya, tempat bersemayam ilmu sihir makhluk Dimensi Gelap.” Maha memprovokasi dan memancing amarah Mafalda.
“Kau … mau apa, Maha?” Terdengar Mafalda sudah putus asa, pasrah untuk lenyap dari kehidupan.
“Menunggu dan akan menyaksikan lenyapnya satu makhluk pemilik Mireco.” Maha mengutarakan maksud dari amarah. “Dan, menjadikan kau sebagai sosok rones, pahlawan kejahatan dari Dimensi Gelap, duniamu!”
“Kau tahu, Maha? Banyak sekali yang ingin menghancurkanmu dari duniaku! Kau hanya makhluk pilihan yang sebentar lagi akan lenyap. Masamu akan hilang,” ucap Mafalda seraya bangkit berdiri tanpa menyadari sesuatu terjadi pada raganya. “Kau tahu, mereka akan bergerak dan melakukan sesuatu jika aku menghilang. Kau akan ….”
“Mereka tidak akan melakukan sesuatu padaku,” potong Maha cepat dan marah. “Karena kalian, makhluk dari Worark, dunia kegelapan, sejatinya hanyalah makhluk yang penuh ketakutan.” Sekarang ini, tidak ada satu pun dari mereka yang berani datang dan menolongmu, Mafalda Ofelia.”
Mafalda terdiam. Benar saja, sejak dia berhasil masuk ke dunia manusia melalui Purohid -gerbang terlarang- yang disembunyikan sejak ratusan ribu tahun. Mafalda terkekeh dan masih fokus pada tujuan masuk ke dunia manusia, tetap saja dia belum mengetahui yang terjadi pada raganya.
“Jangan berbicara omong kosong kau, Sang Maha, sudah setahun aku berada di sini. Selama itu pula aku hidup dengan baik bersama manusia yang kucintai!” protes Mafalda tidak terima.
“Hidup dengan baik katamu?” Lagi, suara Sang Maha menggema penuh amarah. “Kau tahu jelas yang terjadi pada tahun lalu! Kematian akibat dari bencana alam, siapa pemicunya? Aku menjaga keseimbangan dan sudah ratusan ribu tahun aku membantu mereka untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Untuk semua fenomena alam, mereka bisa mengetahui. Tetapi, kau merusak dengan melakukan hal terlarang. Mengacaukan pikiran para manusia, mengendalikan pikiran mereka dan ingin menguasai mereka. Bahkan, sebagian dari penghuni bumi ini berani meninggalkan Sang Pencipta. Lalu, kau katakan hal seperti itu adalah hidup berdampingan? Kau mengacaukan pekerjaanku!”
Suara Maha memekakkan telinga Mafalda. Namun, hanya dia sendiri dan makhluk Worark yang bisa mendengar ledakan amarah itu. Para makhluk Worark benar-benar terdiam di tempatnya. Mereka sadar penuh, jika Sang Maha sudah diberikan blouns –berkat dan karunia- yang tak terbatas.
Mafalda tertawa lepas kemudian dia menarik napas yang terasa sesak. “Aarkk …,” teriak kesakitan tak sanggup lagi ditahan. “Wahai, Sang Maha. Ingat dan camkan dengan baik. Kau pun nanti akan merasakan apa yang kurasakan. Mencintai seorang manusia dan tak bisa berbuat apa pun!” Suara Mafalda berteriak dengan lantang.
“Berkata-kata saja sesuka hatimu. Berikan deurs-mu sebanyak apa pun, kutukan itu tidak akan sampai. Kau tahu, mireco-mu sudah hampir hilang. Sebentar lagi.” Maha kembali mengingatkan Mafalda. “Semua ini adalah hasil dari perbuatanmu yang mencintai manusia dan mengikuti kemauannya. Kesalahan ini tidak akan bisa dimaafkan untuk ribuan tahun di masa depan.” Tanpa perasaan, Maha mengucapkan rentetan kalimat yang menyakitkan itu.
Dalam sekejap, keadaan malam kembali hening. Langit yang semula diterangi cahaya bulan dan bintang, cahaya lampu yang menerangi jalanan kecil di perkotaan dan pedesaan berubah gelap seketika. Tak ada lagi suara binatang kecil yang biasa memenuhi alam. Bahkan, suara Maha pun berhenti.
“Ada apa? Ke mana semua suara itu? Mengapa menjadi tak ada apa pun?” Mafalda kebingungan, ketakutan yang tak biasa menyergapnya. “Apa ini?” Mafalda mulai tidak bisa berbuat apa-apa lagi. “Aku akan lenyap?” Tawa Mafalda semakin mengerikan, sangat putus asa dan cemas.
“Mafalda ….” Suara yang berbeda kali ini membuat Mafalda tersentak. “Kau sudah melanggar batasan. Aku sudah memberikan peringatan 2.500 tahun lalu. Tetapi, kau melanggarnya. Sekarang, tiba saatnya kau luruh dan tak bersisa.”
“Sa … Sang Pencipta? Apa itu Kau?” tanya Mafalda yang masih dalam ketakutan, sedikit harapan muncul dalam benaknya.
“Ya, ini Aku. Yang menciptakan kau, Maha Dimensi dan seluruh alam raya.”
“Sang Pencipta, kumohon bebaskan aku. Aku akan membuat dunia ini jauh lebih baik. Aku akan membuat para manusia itu kembali menyembah-Mu. Bagaimana? Adil, ‘kan?” Mafalda melakukan tawar-menawar.
“Kau memberikan penawaran kepada-Ku? Kau tak layak untuk melakukan itu. Aku ada saat ini hanya untuk memberikanmu kesempatan terakhir. Tetapi, kau justru membuat-Ku kecewa dan marah sekaligus. Nikmatilah pemandangan alam semesta ini sampai detik terakhirmu.”
Suara Sang Pencipta pun menghilang, tapi, gelap masih saja menyelimuti alam semesta. Waktu masih saja berhenti, jarum pun tak ikut bergerak. Namun, di gelapnya malam, di antara batas tipis kegelapan, terdengar suara derap kaki anak kecil yang berlari. Tangisan anak itu mengalihkan perhatian Mafalda. Senyuman licik tergambar di wajah putih dan aura gelap.
“Ah, sepertinya Mireco-ku memiliki tuan yang baru,” ucap Mafalda dengan penuh kemenangan.
Tubuh Mafalda yang seringan kapas langsung saja melayang tanpa aba-aba. Berhenti tepat di depan tuan baru kekuatan dari gelap. Tanpa mempertimbangkan apa pun lagi, kedua tangan dengan jari-jari lentik dan indah mencengkeram kepala kecil dan menutup kedua telinga si tuan baru itu.
“Kau terimalah saja Mireco ini. Pakai sesuka hatimu, jangan pernah ragu dan takut. Hancurkan siapa pun yang menyakitimu tanpa perlu berbelas kasihan,” ucap Mafalda dengan lantang tepat di wajah kecil yang ada di hadapannya itu. Sesaat Mafalda terdiam, hanya sedetik saja. Kemudian dia mengucapkan, “Mireco, gain tonya!” Dengan lantang, Mafalda memerintahkan kekuatan itu untuk masuk pada tubuh kecil si tuan baru.
“Aaa …. Sakit ….”
Mata Deolinda membulat hampir keluar, seketika warna matanya pun berubah untuk se-detik ketika Affandra mengatakan sesuatu.“Jangan pernah melihat sosoknya, jika tidak ingin merindukan bentuk yang telah lama hilang. Sedikit lagi, dia akan menghilang. Bahkan, untuk berada dalam ingatan makhluk yang pernah menjadi pengikut setianya.”Setelah mengatakan itu, Maha menyunggingkan senyum licik.“Maksud ucapan Bapak tadi apa?” Deolinda benar-benar bingung dan tidak mengerti. “Memangnya apa yang akan terjadi kalau dia muncul?”“Raganya sudah lenyap ....”“Kalau sudah lenyap, kenapa harus takut?” Sambung Deolinda memotong.“Tidak dengan jiwanya,” lanjut Maha yang geram dengan kelakuan wanita ini. “Dan, jiwa sekarang bisa mengambil alih raga yang menjadi inangnya.”Deolinda paham. Sangat jelas maksud dari ucapan pria ini.“Artinya saya bisa mati?”“Tidak. Tentu saja tidak mati.” Affandra tersenyum. “Hanya saja, jiwa kalian akan tertukar. Mafalda akan mengendalikanmu, mengurung jiwamu yang seben
Maha membawa Deolinda meninggalkan ruangan. Mereka yang tinggal di sana, menatap takjub, terpesona akan aksi gentle dari seorang Affandra Bhaumik. “Dimas benar-benar ‘gak punya kesempatan ya,” ujar Kirana sinis. Mata melirik dengan sorot mengejek. Yang sedang diomongi hanya mampu menatap pemilik suara dan hanya mampu menahan marah saja. Semua kembali ke meja masing-masing dan kembali bekerja. Di luar, Deolinda melepas tangan Affandra yang “entah kenapa” tadi disambut. Memastikan tidak ada orang di sekitar mereka. “Semua sedang sibuk bekerja saat ini. Tak ada satu makhluk pun berada di tempat ini, jadi tidak perlu khawatir.” Maha menjelaskan lalu memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celana. “Lalu, kenapa Bapak datang ke ruangan saya?” Deolinda menyipitkan mata, seolah-olah menyelidiki. “Kepala dan telingaku.” Singkat, jelas dan padat jawaban Maha. Sayang sekali, Deolinda tidak paham maksudnya. “Memangnya kenapa dengan kepala dan telinga Bapak? Sakit?” tanya Deolinda terdenga
Memang, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Ingin lebih dan lebih lagi. Bukan hanya manusia, Mafalda pun sama. Ingin menguasai dunia melalui Affandra Bhaumik dan bermaksud menyingkirkan wanita-wanita di sekitarnya.“Hitan, kau sudah tahu bagaimana caranya menyingkirkan tunangan Affandra?” tanya Mafalda di tempat gelapnya.“Maafkan saya, Yang Mulia. Nona Deolinda tidak bisa saya dekati. Dia tinggal di paviliun utama rumah Bhaumik.” Hitan melaporkan dengan penuh rasa takut.Tanpa dipikirkan, sudah tahu sosok dengan wujud manusia berjenis kelamin wanita adalah satu-satunya yang dia takuti di alam raya ini. Hitan sudah bersiap untuk menerima hukuman.“Nanti saja, urusan manusia bernama Deolinda itu bisa belakangan. Sekarang—“ Mafalda menoleh dan menatap Hitan. “Cari manusia yang bisa kau jadikan penguntit untuk Mulan. Kumpulkan semua informasi tentang dia. Jika perlu, semua manusia yang menjadi pelayan di rumah Affandra.”“Baik, Yang Mulia,” jawab Hitan dengan s
Mulan tidak percaya kemudian menatap sekitar dengan mata penuh tanda tanya.“Kenapa aku ada di sini?” Baru saja dia menyadari sesuatu. “Aku ke sini jalan sendiri?” gumam Mulan tak mengerti.“Oh, iya. Aku melamun tadi, astaga ... aku sampai lupa.” Sebuah suara berbicara dalam pikirannya.“Hai, Mulan, maaf sudah membuat kamu menunggu lama,” sapa Anastasia dan langsung duduk di depan Mulan.“Tadi aku dihubungi oleh manejer model ini.” Lagi, suara dalam pikiran Mulan bicara.‘Bagus, kau kini sudah paham skenarioku,’ ucap Anastasia dalam hati. ‘Di jarak dekat begini, sangat mudah menggunakan Mireco yang terbatas ini.’Mafalda membawa Mulan ke hadapannya untuk mempelajari karakter perempuan yang sedang berlakon di rumah Bhaumik.Mulan hanya mengangguk saja. Namun, ada sesuatu yang salah dari cara menatap.“Yang Mulia,
“Aku akan menyusun drama dengan judul “Anak Brokenhome”,” kata Mulan, “yang menderita dan sangat kesepian. Nanti, akan kuatur waktu dan tempat yang tepat untuk membuat Tuan Muda melihatku. Seolah-olah tanpa sengaja, aku akan menangis, bersedih. Bukankah para lelaki menyukai kondisi itu? Setelah aku menceritakan penderitaanku perlahan dan pasti, aku akan membuat adegan yang tanpa sengaja memeluknya, selanjutnya terbawa suasana, kami pun berciuman. Mesra, lembut dan hangat, lalu akan berakhir di atas ranjang panas. Kami akan bercinta penuh hasrat dan gairah.”Panjang lebar Mulan membisikkan rencana jahatnya ke Delon.“Kau gila?” beo Delon.‘Benar-benar wanita tak berhati. Kaya, cantik dan berpendidikan tinggi tak membuat seseorang memiliki hati dan perilaku baik. Benar-benar perempuan iblis,’ ucapnya dalam hati.Setelah mendengar rencana Mulan, Delon mengakui perempuan ini adalah iblis berbe
Mulan duduk menunggu ditemani secangkir latte panas dan sepotong “red velvet”di kafe milik model ternama, Anastasia Roesandi.“Dasar lelet. Orang itu mau duit, ‘gak sih?” gerutu Mulan yang sudah menunggu lima menit.“Jangan menggerutu begitu, nanti cantiknya hilang, Manis.” Suara berat pria mengejutkannya.“Berengsek! Kau hampir membuatku terkena serangan jantung,” gerutu Mulan dengan mata yang menatap tajam.Pria itu tertawa dengan kencang. “Kau terlalu berlebihan, Mulan. Jangan bermimpi terlalu tinggi, kalau jatuh pasti sakit sekali.”“Tidak perlu berfilofosi, Delon. Kau bukan filsuf.”“Tapi ....”“Cukup, aku menyuruhmu datang untuk memberikan pekerjaan, bukan untuk menggurui, paham!” tegas Mulan.“Baiklah, Manisku.” Delon memanggil pelayan dan memesan secangkir espreso dengan “double shoot&rdqu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments