Share

3. Lay Ka yang Kesepian

Aku memijit kaki bobo sambil bercengkerama, bobo paling suka bercerita tentang keluarganya dan bertanya-tanya tentang kehidupanku di Indonesia.

"Alien, itu dia cucu ku!" ujar bobo saat melihat cucunya muncul di televisi di acara talk show.

"Hah, itu kan Lay Ka Sing, Bobo?" tanyaku tak percaya.

"Kok kamu tahu?" sahut bobo.

"Aku dan teman-temanku ngefans banget sama dia. Gara-gara kita berfoto dengan posternya di lorong itu aku jadi bermasalah, Bobo," ujarku menjelaskan. "Yakin dia cucu bobo?" lanjutku meyakinkan.

"Emang bobo halu, Alien?" tanya Bobo kesal.

"Nggak begitu, bobo. Aku serasa nggak percaya saja kalau aku ternyata merawat neneknya artis terkenal di Hong Kong," ujarku lagi menjelaskan.

Akhirnya bobo menceritakan tentang kisah seorang artis Lay Ka Sing kenapa bobo mengatakan kalau dia kesepian di tengah ketenarannya.

Ternyata dia dicoret dari daftar pewaris kekayaan keluarganya karena lebih memilih menjadi artis pemain film dan sinetron dibanding membesarkan perusahaan keluarga. Dia anak tunggal dari Bak He Sing, tapi dia memliki seorang adik tiri lelaki.

Kini Lay Ka Sing hidup di sebuah rumah mewah dari jerih payahnya sendiri. Tapi dia hidup sendirian, menelan setiap kesedihannya sendiri. Dia selalu berpura-pura tersenyum di depan kamera, tapi dalam hatinya menangis. Banyak trauma dan luka yang dia alami sejak kecil. Ternyata dia trauma dengan hujan dan kilat serta petir. Aku semakin penasaran mendengar cerita bobo yang menyayat hati. Ternyata dibalik wajah tampan, gagah dan tegap tersimpan tangis pilu.

"Bagaimana dengan suamimu, Alien?" tanya Bobo setelah panjang lebar bercerita.

"Aku seperti mesin uang baginya, Bobo. Aku lagi ada musibah harus ganti ponsel orang, dia tidak mau tahu, malah minta jatahnya ditambah karena dia tahu gaji Hong Kong dinaikan," ujarku.

"Kok dia dengar sih kalau gaji Hong Kong dinaikan?" sahut bobo.

"Kebetulan tetanggaku juga bekerja di sini, Bobo," jawabku sedih.

"Kamu harus bisa bicara sama mama dan anak kamu, takutnya dia kekurangan uang! Susah punya suami yang suka main wanita, uang berapapun dia pakai bersenang-senang dengan wanita-wanita penghibur. Sedang di sini kamu diperas suruh kerja!" kata bobo geram.

"Aku kasihan sama anakku, Bobo!" gumamku sedih.

"Masalah ganti ponsel orang itu, biar bobo yang ganti! Tapi janji, lain kali hati-hati!" tawar Bobo.

"Jangan, Bobo! Atau gini saja, aku pinjam uang bobo nanti setiap bulan bobo potong saja, gajiku, gimana?" jawabku menawarkan solusi.

"Terserah kamu sajalah! Ayo tidur, sudah malam!" ajak bobo.

***

Kring ... Kring ... Kring! Telepon rumah berdering, display tulisan Cantonis, aku tidak bisa membacanya.

"Wei?" sapaku dalam bahasa Cantonis yang artinya Halo.

"Bisa bicara dengan bobo?" tanyanya dengan suara serak parau dan sopan.

"Iya, ini dengan siapa?" tanyaku penasaran.

"Aku cucunya," jawabnya.

"Lay Ka Koko ya?" tebakku. Artinya Kakak Lay Ka?

"Benar, tolong sampaikan pada bobo pukul 10.00 kutunggu di restoran langganan keluarga," pesannya. "Aku telepon ke ponselnya tidak diangkat," lanjutnya.

"Baik Lay Ka Koko," jawabku. "By ... by!" ujarku sambil menutup telepon.

"Siapa yang telepon, Alien?" tanya Bobo yang keluar dari kamar mandi.

"Lay Ka Koko, Bobo," jawabku.

Aku bahagia bisa bicara langsung dengan artis pujaanku. Hatiku berbunga-bunga ingin rasanya berita bahagia ini kubagikan segera kepada teman-temanku.

"Apa katanya?" tanya Bobo.

"Pukul 10.00 ditunggu di restoran keluarga, Bobo!" jawabku.

"Ya sudah bersiaplah kita perjalanan jauh, Alien. Restoran itu ada di Mong Kok," usul bobo.

Aku dan bobo keluar dari apartemen. Ada sebuah mobil mewah menghampiri kami.

"Bobo, Bos Lay Ka menyuruh kami menjemput anda!" kata seorang asisten yang keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk kami masuk. 

Aku dan bobo dijemput oleh sopir dan asisten pribadinya. Ternyata sopirnya adalah orang dari Indonesia juga.

"Mbak Alien ya?" sapanya.

"Kok tahu namaku, kan kita baru pertama berjumpa?" tanyaku padanya.

"Ada deh, kapan-kapan aku ceritakan!" janjinya.

Kok aneh sih, dia sok kenal, sok akrab. Seandainya saja aku punya ponsel pasti udah selfi naik mobil mewah, mobilnya Lay Ka Sing lagi. Wah bakalan rame medsos, sayang sekali. Malah sebentar lagi ketemu Lay Ka Sing, aduh kenapa juga ponselku harus ditahan lelaki itu sih? Seandainya tidak, aku pasti bisa menggemparkan dunia maya dan mengecoh teman-temanku.

Mobil sudah berhenti, aku menggandeng nenek turun dan diantar asisten menuju Mall di lantai dua. Aku melihat dari jauh ada lelaki duduk sendiri dengan bermain tab. Dia menunduk dengan menggunakan masker dan kacamata.

Kini aku dan bobo sudah berdiri di depannya. Perhatian Lay Ka kini beralih kepada bobo kemudian aku.

"Bobo, kamu sudah datang?"

Bagaimana pertemuan aku dan Lay Ka Sing?

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status