Terjerat Hasrat Anak Suamiku

Terjerat Hasrat Anak Suamiku

Oleh:  Dita SY  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
111Bab
13.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Warning 21+ "Lepas! Bagaimana kalau Ayahmu tahu kamu ada di dalam kamarku?" "Aku mencintaimu, kamu tahu kan? Lalu kenapa kamu menikah dengan Papaku?" Bella Aulia tidak bisa melepaskan diri dari dekapan Edgar Wijaya saat lelaki itu mencumbu dirinya tepat di malam pertamanya dengan Barta Wijaya ayah Edgar. Bella terpaksa menikah dengan laki-laki tua, demi melunasi hutang kedua orang tuanya. Namun ternyata, Edgar anak dari Tuan Barta memiliki perasaan lebih pada ibu tirinya yang juga teman kuliahnya. Akankah hubungan terlarang mereka diketahui ayah dari Edgar? Bagaimana nasib Bella setelah keperawanannya justru diambil oleh anak tirinya sendiri?

Lihat lebih banyak
Terjerat Hasrat Anak Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Tukanbunga
cerita bagus. semoga penulis terus berkarya
2024-03-19 17:13:15
1
user avatar
Iin Romita
Karya yg luar biasa ... semangat update....
2024-01-20 15:43:36
1
user avatar
Raisya_J
aku suka sama ceritanya, semangat terus buat authornya
2023-11-20 20:59:45
1
111 Bab
Hasrat Edgar
"Edgar, apa yang kita lakukan ini salah! Tolong lepaskan aku!" ucap Bella mencoba mendorong tubuh Edgar yang tengah mengungkungnya.Bukannya menyingkir Edgar justru semakin mencengkram kuat kedua tangan Bella, lalu ia berbisik dengan mesra, "Tapi kamu menikmatinya kan? Kita sama sama menginginkan ini, Bel. Aku tidak rela kamu tidur dengan Papaku. Kamu tahu kan dari dulu aku menyukaimu." Edgar terus memompa tubuh Bella setelah hampir satu jam berjuang memecah selaput dara wanita cantik itu."Aku takut Papamu tahu, dia bisa murka. Dia bisa membunuhmu." Bella masih berusaha memberontak, walau semua sia sia. "Dia sudah tidur di dalam kamar, karena kelelahan setelah berdiri berjam-jam menyambut tamu undangan," kata Edgar. "Yang seharusnya berdiri di sebelahmu adalah aku, bukan Papaku," sambungnya dengan nada kesal. "Tapi aku sudah menikah dengan Papamu. Aku ibu tirimu sekarang!" Bella masih berusaha menyadarkan Edgar.Wajah Edgar berubah sendu, ia menghela napas panjang lalu mengatakan, "
Baca selengkapnya
Nyaris Saja
Bella panik saat mendengar suara seseorang menggedor pintu kamar. Dengan cepat Bella mendorong tubuh Edgar agar menjauh darinya."Cepat bersembunyi!" bisik Bella panik bukan main."Aku akan tetap di sini, kalau Papa tahu dan menceraikanmu. Aku akan menikahimu.""Kamu sudah gila Edgar! Semua itu tidak sesederhana pikiranmu. Kamu yang lebih mengenal Tuan Barta, dia bisa membunuhmu!""Aku rela mati asalkan berdua denganmu, Bel."Bukannya pergi Edgar justru duduk diam di atas tempat tidur sambil menatap Bella yang ketakutan. "Aku belum siap mati!" desis Bella lalu berjalan menuju kaca jendela kamar setelah selesai memakai pakaian.Dia melihat ke luar, posisi kamar tamu di rumah itu memang ada di lantai satu, tetapi untuk keluar dari jendela dia harus melompat karena bangunan rumah Barta tinggi.Bella memejamkan mata siap untuk melompat, tetapi Edgar menahannya. "Jangan lupakan malam ini, kalau kamu menginginkannya lagi, temui aku di sini." Edgar mencium lembut kening Bella.Bella melompa
Baca selengkapnya
Ledakan Penyelamat
BUM!Suara ledakan terdengar dari halaman rumah besar dan mewah milik Barta. Membuat Barta menghentikan kegiatannya yang baru saja ingin menikmati malam pertama.Tidak lama setelah suara ledakan itu, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Barta langsung memakai handuk piyama untuk menutupi tubuhnya yang hanya menggunakan boxer."Tunggu di dalam kamar, jangan keluar!" titah Barta pada Bella."Baik Tuan." Bella menutupi tubuhnya yang nyaris ditelanjangi oleh Barta, menggunakan selimut putih.Malam ini dia selamat, tetapi sejujurnya dia juga penasaran dengan suara ledakan itu. Apa mungkin yang membuat ledakan adalah Edgar?Bella turun dari atas tempat tidur lalu melihat keluar jendela, tidak ada siapapun di sana. Kemungkinan suara ledakan berasal dari luar rumah Barta.Bella menghela nafas lega sekaligus masih mengkhawatirkan Edgar, takut Barta mengetahui kalau Edgar berusaha mencegah malam pertama itu terjadi.***Barta beserta anak buahnya mengecek ledakan yang terjadi di luar pagar
Baca selengkapnya
Kita Mau ke Mana?
Bella ingin menolak permintaan Edgar tetapi tubuhnya berkata lain. Dia sangat menikmati setiap sentuhan lelaki tampan itu, bahkan kini tangan nakal Edgar sudah menyesap memainkan bagian inti tubuhnya.Edgar mulai memainkan jarinya di sana, membuat tubuh Bella menggeliat liar merasakan sensasi yang memabukkan."Edgar. Ugh," racau Bella sambil memejamkan kedua matanya rapat.Edgar tersenyum lebar, lalu mulai mengarahkan pusakanya agar bisa masuk dengan sempurna ke liang kenikmatan Bella."Boleh ya, aku memulainya?" bisik Edgar tepat di telinga Bella."Iya, lakukanlah," angguk Bella memasrahkan dirinya dinikmati oleh Edgar. Suara desahan Edgar terdengar memenuhi ruang kamar mandi saat pusakannya berhasil tenggelam dengan sempurna. Ia memacu tubuhnya dengan ritme cepat, sadar akan waktu yang kurang tepat, karena sebentar lagi mereka akan berangkat kuliah.Kecepatan pacuan Edgar sama seperti kendaraan bermotor yang melaju kencang 120km perjam.Aakhhh! Raungan Edgar memenuhi ruang kamar ma
Baca selengkapnya
Losmen
Wajah Bella panik saat ia tahu Edgar akan membawanya ke hotel, bukan ke kampus. Edgar sudah dibutakan oleh cintanya pada Bella. "Edgar apa kamu sudah gila? Aku ingin kuliah! Antar aku ke kampus sekarang! Ini sudah terlambat!" Bella menggerakkan lengan Edgar yang tengah fokus menyetir."Hanya sebentar Sayang, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya. Sangat tersiksa, dia sudah diujung!""Kenapa aku harus berada di posisi seperti ini?" isak Bella lirih.Bella melepas genggaman tangannya, lalu menyilang kedua tangan ke atas dada. Memilih untuk diam seribu bahasa, karena percuma saja melawan lelaki itu."Please, Bell." Edgar menyeringai menatap wanita pujaannya. "Hanya sebentar, kita bisa melanjutkan kuliah di jam kedua pelajaran nanti. Yang kita lakukan tadi sangat tanggung, aku belum mencapai klimaks.""Memangnya kamu pikir aku bisa menolak? Toh kamu yang menyetir mobil ini!" dengkus Bella kesal.Edgar mengalihkan pandangan dari jalanan, menatap Bella yan
Baca selengkapnya
CCTV
Harga mobil yang meledak pada malam itu memang tidak seberapa, tetapi bagi Barta Wijaya, mengusik ketenangannya sama saja sudah mengajak perang. Saat ini di tengah perjalanan menuju markas musuhnya--para preman yang sering kali berbuat ulah. Barta sudah bersiap untuk memberi pelajaran pada mereka semua. "Mengusik ketenanganku, sama saja mencari mati!" desis Barta seraya memasukan peluru ke dalam Glock kesayangannya.Anak buah Barta menyadari kemarahan Tuan mereka. Tak ada ampun bagi orang yang sudah berani berurusan dengan rentenir kejam itu. Semua orang yang terjun ke dunia hitam tahu siapa Barta Wijaya, tetapi masih saja ada yang berani mengusiknya. "Jam berapa kejadian ledakan semalam?" tanya Barta pada anak buahnya. "Kemungkinan jam dua belas malam, Tuan." Anak buahnya menjawab sambil menundukkan tubuh.Barta berfikir sejenak lalu kembali mengatakan, "Apa kalian sudah mengecek semua CCTV di rumahku?"Pertanyaan itu sontak membuat anak buah Barta yang duduk di kursi depan salin
Baca selengkapnya
Bercak Darah di Seprai
Seorang asisten rumah tangga masuk ke dalam kamar yang menjadi saksi bisu penyatuan peluh antara Edgar dan Bella. Wanita paruh baya itu melihat ada bercak darah di atas seprai putih. "Kok ada darah? Darah siapa ini?" gumamnya. Tak ingin berpikir macam macam, ia pun menggulung seprai tersebut lalu memasukkan seprai ke dalam keranjang yang biasa digunakan untuk menampung pakaian kotor.Sepanjang jalan menuju ruang khusus mencuci pakaian. Pikiran wanita paruh baya itu melayang jauh, masih mengingat jelas kalau bercak darah di seprai tadi seperti sisa pergumulan pasangan yang melewati malam panas. Namun seingatnya, yang menikah semalam adalah Tuan Barta dengan wanita cantik bernama Bella, tetapi di dalam kamar pengantin justru tidak ada bercak darah apapun. Ranjangnya juga terlihat sangat bersih. "Bik, ngapain ngelamun begitu?" Suara berat seorang laki laki mengangetkan wanita yang biasa dipanggil dengan sebutan Bik Inah."Anu, itu ... apa ya ... ngga tahu. Udah, ah. Bibi lagi banyak
Baca selengkapnya
Hukuman
"Pegang anak kurang ajar ini! Aku ingin memberinya pelajaran!" titah Barta pada anak buahnya.Dua orang anak buah Barta mendekati Edgar.Melihat itu Edgar melangkah mundur menjauh dari anak buah ayahnya tersebut."Menjauh dariku! Sialan!" bentak Edgar."Maaf Tuan Muda, kami hanya menjalankan perintah."Edgar menatap ayahnya lalu berkata, "Pa, aku tidak melakukan itu. Aku bisa menjelaskan semuanya." Ia melangkah mundur menghindari anak buah ayahnya.Barta tersenyum sinis, bukannya menghentikan anak buahnya dia justru kembali mengatakan, "Lumpuhkan dia! Cepat!""Baik Tuan.""Menjauh dariku! Jangan mendekat! Bangsat kalian semua!" bentak Edgar mencoba melawan. "Maaf Tuan Muda. Tolong jangan melawan, atau kami tidak akan segan segan untuk menyakiti Anda." Dua orang anak buah Barta memegang lengan Edgar, mencengkram kuat.Edgar masih berusaha memberontak. Namun, pada akhirnya Edgar berhasil dilumpuhkan oleh dua orang anak buah bertubuh lebih besar dari lelaki tampan itu. Saat ini, Edgar
Baca selengkapnya
Penjara Bawah Tanah
Saat ini, Edgar tengah berada di dalam ruangan pengap tanpa adanya ventilasi udara. Ruang bawah tanah yang biasa menjadi tempat sang ayah memberinya hukuman saat dia melakukan kesalahan. Ruangan yang minim pencahayaan itu menjadi saksi bisu kesedihan Edgar dan kekejaman Barta pada dirinya.Edgar tengah duduk di atas lantai dingin sambil menyandarkan kepalanya ke dinding.Kilasan kenangan tentang ibunya melintas di dalam ingatan saat dia memejamkan kedua mata.Tepat lima tahun yang lalu, saat ibundanya masih hidup. Ibunya selalu membela Edgar dan meminta Barta untuk mengampuninya. Namun sekarang, siapa yang akan menolongnya? Siapa yang akan mendengar ceritanya? Deg!Edgar membuka mata lebar saat ia mengingat, Bella .... "Jam berapa sekarang? Apa dia sudah pulang kuliah?" Edgar berjalan cepat menuju pintu yang tertutup rapat. "Buka pintunya! Buka! Tolong buka pintu ini! Atau aku akan membakar rumah ini! Buka!"Suara teriakan menggema Edgar tak ditanggapi oleh tiga anak buah Barta, y
Baca selengkapnya
Cambukan Malam Pertama 21+
Tidak bisa menghindar lagi dan tidak mungkin ada pertolongan dari Edgar. Bella memasrahkan diri kalau memang dia harus melayani suami sahnya. Barta tersenyum melecehkan saat melihat Bella keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan lingerie seksi. Ia menatap tubuh sintal istrinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Ke sini, Sayang. Cepat, aku sudah tidak bisa menahannya lagi." Barta mendekati Bella yang terlihat gugup dan ketakutan.Bella melangkah perlahan dengan ragu sambil menundukkan kepala. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Aku tahu caranya memanjakan wanita di atas tempat tidur. Aku pastikan kamu akan menikmatinya dan mungkin kamu akan meminta lagi dan lagi." Barta tersenyum mesum. Lintah Darat itu memegang bahu Bella, membawa istrinya menuju tempat tidur. "Kamu takut? Apa yang kamu takutkan, Sayang?" Barta berisik mesra di telinga Bella yang masih terlihat sangat canggung. Bahkan wanita cantik itu tidak berani menatap suaminya. Bella mengatur napas y
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status