Share

Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan
Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan
Penulis: Rania

Bab 1

Penulis: Rania
"Biar Adik yang pilih saja dulu. Dia lebih lemah dariku, dia butuh keluarga yang kuat untuk melindunginya." Nadina berusaha memaksakan nada lembut itu. Sama seperti kehidupan sebelumnya, dia hanya berpura-pura perhatian.

Namun, tatapan manis yang tak dapat disembunyikannya saat melihat pewaris Keluarga Lauren, Benedict, langsung membocorkan isi hatinya.

Di lingkaran mafia, semua orang tahu mereka telah menjalin hubungan gelap cukup lama. Ayah pasti akan membiarkan Benedict menjadi miliknya.

Di kehidupan lalu, demi tidak merusak kebahagiaannya, aku suka rela memilih Darel yang telah lumpuh itu. Kupikir pengorbananku mulia. Tak kusangka, itu adalah langkah pertama menuju mimpi buruk.

Aku masih ingat jelas saat aku sekarat di kehidupan sebelumnya. Tujuh peluru merobek rahimku. Aku memegangi perutku dan terjatuh ke lantai.

Tim medis pribadi Darel bergegas masuk, tetapi tak satu pun menoleh kepadaku. Mereka semua mengerumuni Nadina, yang seluruh tubuhnya hanya mengalami beberapa goresan.

Dia meringkuk dalam pelukan Darel dan berkata dengan suara bergetar, "Darel, sakit sekali ... semua salahku, aku nggak seharusnya menyuruh pengawal mundur ... hanya karena aku ingin marah sama Ravina ...."

Para tetua keluarga langsung memuji bahwa dia adalah gadis paling baik hati. Sudah terluka, tetapi tetap tidak menyalahkan adiknya. Semua perhatian tertuju padanya, sementara aku tergeletak di lantai dengan nyawa yang sudah hampir hilang.

Sampai darahku hampir habis, barulah dia seperti teringat sesuatu, lalu menjerit pada dokter di sampingnya, "Cepat selamatkan adikku! Kenapa kalian diam saja? Cepat!"

Air matanya berkilau di bawah lampu gantung. Saat itu, barulah aku benar-benar sadar betapa sempurnanya sandiwara Nadina. Jadi, ketika ayah bertanya siapa pilihanku sekarang, aku hanya tertawa sinis.

"Kalau Kakak sepeduli itu sama aku, aku nggak akan sungkan. Aku memilih Benedict."

"Apa?" Senyum Nadina langsung lenyap, matanya memerah seketika. "Ravina, kamu tahu aku dan Benedict ...."

Darel pun sontak mendongak, menatapku dengan keterkejutan yang jelas. Lalu, tamparan keras Ayah mendarat di wajahku.

"Nggak tahu diri! Benedict adalah pewaris Keluarga Lauren. Kamu pikir, seorang anak luar nikah sepertimu pantas menikah dengannya?"

"Kamu tahu dia suka kakakmu, tapi kamu sengaja pilih dia. Kamu mau buat kakakmu mati karena tersakiti, begitu?"

Darah mengalir dari sudut bibirku, tetapi aku tetap tersenyum.

"Ayah, kalau kamu sudah menentukan pilihanmu, buat apa pura-pura seolah aku masih punya hak memilih? Atau kamu takut orang bilang kamu pilih kasih?"

Bulu mata Nadina bergetar, air matanya jatuh di waktu yang tepat. "Dik, jangan ngomong begitu. Ayah juga sayang kamu. Mana bisa kamu menuduhnya seperti itu?"

Saat kami masih berdebat, Darel yang duduk di kursi roda tiba-tiba menekan sandarannya, lalu berdiri.

"Pak, aku ingin membuat sebuah transaksi."

"Aku tahu bisnis senjata keluargamu belakangan sedang nggak lancar. Aku bisa berinvestasi 10 miliar untuk membantumu, dengan satu syarat. Jadikan putri sulungmu, Nadina, sebagai istriku."

Aku menatap Darel dengan mata membelalak, keterkejutan dan kemarahan menyala seperti api dalam dadaku. Aku tidak pernah menyangka, setelah berpura-pura lumpuh begitu lama, dia akan memilih bangkit pada saat seperti ini.

Darel menyadari tatapanku. Untuk sesaat, rasa bersalah melintas di matanya sebelum dia memalingkan wajah. Hatiku seperti diremas dengan keras.

Ternyata ... dia juga terlahir kembali.

Jadi, meskipun di kehidupan lalu dia melihat dengan mata kepalanya sendiri rahimku terkoyak dan aku mati di depannya ....

Di kehidupan ini, dia tetap tidak akan membiarkan Nadina jatuh ke tangan pria lain. Demi hal itu, dia rela mempertaruhkan seluruh rahasia terbesarnya.

Begitu ayahku mendengar kata "uang", amarah di wajahnya langsung sirna. Kilau ketamakan memancar di matanya. Sejak awal dia memang ingin menjual kedua putrinya demi aliansi keluarga. Bagaimana mungkin dia melepaskan peluang emas seperti ini?

Terlebih lagi, kekuatan Keluarga Gospher jauh melampaui Keluarga Lauren. Jika Darel bersedia menikahi Nadina, itu jelas lebih menguntungkan.

"Baik," sahut ayahku langsung tanpa ragu, "Kalau Darel begitu mencintai Nadina, maka Ravina, kamu akan menikah dengan Benedict."

Benedict sontak berdiri. Dia meludah ke lantai. "Ravina, kamu ingin aku menikahimu? Tolong, lihat dirimu baik-baik! Kamu bahkan nggak sebanding sama sehelai rambut Nadina! Jangan mempermalukan dirimu sendiri!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 8

    Sejak hari itu, aku tidak pernah melihat Darel lagi.Setelah Keluarga Lewis diakuisisi sepenuhnya, aku langsung naik menjadi penguasa termuda di dunia mafia. Sejak itu, namaku bukan lagi "Nona Lewis", melainkan penguasa sejati keluarga ini.Zander juga secara resmi melamarku dalam rapat keluarga.Tiga bulan kemudian, di gereja keluarga di Pulau Sisilia.Zander menggenggam tanganku, kehangatan telapaknya terasa menembus lapisan kain putih. Pandangannya penuh cinta dan kelembutan."Ravina, meskipun kamu selalu menunjukkan diri sebagai sosok kuat, aku ingin bilang ... semua kelemahan yang kamu sembunyikan, itu bukan kelemahanmu. Itu adalah harta yang ingin kulindungi seumur hidupku.""Abu Nadina sudah kularungkan di laut lepas. Semua orang yang pernah menjebakmu ... sekarang sedang menyesal di neraka."Suaranya tiba-tiba mendingin, tetapi berubah lembut lagi saat dia melanjutkan, "Mulai hari ini, aku akan selalu ada di sisimu. Menjadi benteng terkuatmu."Zander lalu berlutut satu kaki, me

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 7

    Ketika kehancuran Keluarga Lewis muncul di halaman utama berita finansial, hari itu bertepatan dengan ulang tahunku. Zander menyiapkan 999 bunga mawar untuk menyatakan cintanya sekali lagi. Dalam suasana manis itu, aku akhirnya menyetujuinya.Namun, suara dering ponsel tiba-tiba memecah momen tersebut. Ternyata telepon dari pengacara yang mewakili sisa-sisa kekuatan Keluarga Lewis.Aku mengangkatnya dengan santai, mengira ini pasti urusan Darel yang ingin memperebutkan tiga pelabuhan Amrik Selatan milik keluarga kami yang tersisa. Bagaimanapun juga, tiga jalur penyelundupan itu cukup membuat keluarga mafia mana pun tergiur."Bu Ravina, bukan tentang perebutan." Suara pengacara itu terdengar berhati-hati, "Pak Darel meminta saya menyampaikan bahwa dia bersedia melepaskan seluruh hak waris Keluarga Lewis. Termasuk hak penggunaan permanen tiga pelabuhan itu, semuanya akan dialihkan kepada Anda tanpa syarat."Ujung jariku terhenti. "Syaratnya?""Dia hanya menginginkan satu kesempatan untuk

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 6

    Di ruang kontrol kasino, aku melihat dengan jelas setiap detik yang baru saja terjadi melalui layar monitor. Melihat kegilaan dan keputusasaan yang muncul di mata Darel, aku tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan tawa sinis.Saat dia melihat "mayat Ravina", dia pasti akan jauh lebih gila daripada sekarang.Namun, apa gunanya cinta yang datang terlambat?"Sudah cukup lihatnya?" Zander menatapku, lalu berkata dengan suara dalam, "Kamu nggak seharusnya melirik sampah seperti dia."Di mata Zander, aku adalah satu-satunya yang terlihat."Aku hanya menikmati melihat para lelucon itu mengerahkan sisa tenaganya," jawabku pelan. "Nggak lama lagi, rantai pendanaan Keluarga Lewis akan putus sepenuhnya. Semua berkat kamu berhasil menahan akun rahasia mereka di bank luar negeri."Zander tersenyum tipis. "Kamu bilang akan memberiku kesempatan untuk mengejarmu. Ini adalah ketulusanku."Ujung telingaku memanas. Aku refleks mundur setengah langkah, tetapi dia dengan mudah menarikku ke dalam pelukan

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 5

    Darel tiba-tiba melempar ponsel itu tepat di depan Nadina. Layar ponselnya pecah menjadi serpihan kecil, tetapi catatan transfer uang terlihat sangat jelas di mata Nadina. Itu adalah uang tutup mulut yang dia kirimkan kepada para penjudi itu satu per satu.Wajah Nadina seketika memucat, tubuhnya kaku karena ketakutan."Kamu benar-benar nggak menganggap nyawa adikmu sebagai nyawa, ya?" Amarah Darel hampir membakar habis akalnya. Tatapan yang dia arahkan pada Nadina penuh kebuasan.Air mata Nadina tiba-tiba mengalir menghantam punggung tangan Darel."Bukan seperti yang kamu pikirkan ...."Benedict mengernyit dan segera melindungi Nadina dalam pelukannya. "Darel, kenapa kamu membentak Nadina? Dia nggak bersalah!"Darel tertawa sinis. Tangannya yang berlumuran darah mengepal kuat. "Nggak bersalah? Nadina, kalau di kartumu ada 30 triliun, kenapa kamu nggak bayar utang judi itu? Semua ini adalah sandiwara yang kamu rencanakan sendiri, 'kan?"Mata Nadina gemetar dan menghindari tatapannya den

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 4

    Begitu mobil yang meninggalkan kasino keluar dari garasi bawah tanah, Darel langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon pihak bank.Namun, Benedict tiba-tiba menahan pergelangan tangannya. "Tunggu!"Darel mengerutkan kening dan berusaha menarik tangannya, suaranya penuh ketidaksabaran. "Lepaskan! Ravina masih di dalam, terlambat satu detik saja dia bisa celaka!"Benedict mendengus dingin."Kenapa panik? Ravina itu selalu merundung Nadina. Menurutku, justru bagus mengambil kesempatan ini untuk memberi dia sedikit pelajaran, supaya dia tahu posisi dirinya.""Kasino itu cuma mau uang, bukan mau nyawanya. Biarkan saja dia tinggal di sana beberapa hari, biar hatinya luluh. Nanti kita jemput dia, baru dia akan lebih menurut."Darel tercengang.Memang, seperti kata Benedict. Sejak aku terlahir kembali, sikapku terhadap Nadina, mulai dari pemilihan pasangan perjodohan sampai ketidakpedulian di depan makam ibuku, semua itu seperti duri yang menusuk hati Darel satu per satu.Mungkin, "pelajaran"

  • Terlahir Kembali: Menagih Utang Penyesalan   Bab 3

    Dalam perjalanan ketika aku dibawa paksa menuju kasino, Darel menghela napas pelan. "Aku tahu ... kamu juga terlahir kembali."Aku tertawa sinis. "Lahir kembali atau nggak, apa bedanya? Apakah itu membuatmu lebih memihakku?""Maafkan aku," katanya lirih.Aku menggeleng, tidak tahu harus berkata apa. "Darel, sudah dua kehidupan ... dan kamu masih hanya bisa mengucapkan tiga kata itu?"Tanpa peringatan, dia menunduk dan menciumku dengan keras."Ravina," katanya sambil menyandarkan dahinya pada dahiku, suaranya penuh tekad, "Ini terakhir kalinya kamu harus menanggung kesakitan karenaku.""Ke kasino hanya untuk mengeluarkan sedikit uang menebus kakakmu. Kamu nggak akan kenapa-napa. Setelah itu, aku akan menikahimu. Aku akan menebusmu dengan sisa hidupku."Sudut bibirku bergerak, suaraku terdengar serak, "Darel, aku cuma mau bertanya satu hal terakhir. Kamu benar-benar nggak bisa melihat bahwa dia sengaja melakukan semua ini untuk menarik perhatian?"Darel terdiam lama, lalu mengalihkan pan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status