Share

Bab 3

Author: Yuki Norin
Saat malam hari tiba hari, pesta ulang tahun pun selesai. Rafatar masih bersorak gembira di dalam mobil, menikmati setiap detik berharga dengan tidak adanya Alyssa yang selalu mengawasinya. Dia bisa makan apa pun yang dia mau di pesta ulang tahun.

Ditambah lagi Sierra sangat memanjakannya. Baginya, Sierra jauh lebih baik daripada Alyssa.

Begitu mobil Maybach berhenti di depan vila, Rafatar cemberut. Dia menggenggam tangan Daniel sambil turun dari mobil dengan enggan.

Setiap kali pergi bermain, dia tidak pernah ingin pulang karena ada Alyssa di rumah. Namun, Sierra bilang harus menghargai semua usaha ibunya. Dia harus mendengarkan Sierra supaya lain kali bisa bermain lebih banyak lagi.

Ayahnya juga bilang, kalau tidak menurut, ayahnya tidak akan membawanya bermain bersama Sierra lagi. Pada akhirnya, dengan sangat enggan, dia pun pulang.

"Papa, besok aku masih mau main sama Bibi Sierra. Jangan biarkan Bibi Sierra pergi ke luar negeri ya? Dengan begitu, Mama nggak bakal bisa atur aku lagi."

Dengan perasaan campur aduk, Daniel menjawab anaknya dengan nada datar, "Dia cuma ke luar negeri sebentar. Setelah itu, dia akan kembali dan nggak pergi lagi. Dia akan terus menemanimu."

Daniel sudah menikah dengan Alyssa selama enam tahun. Selama enam tahun itu, Alyssa selalu bersikap manis, patuh. Namun, apa pun yang dia katakan, Daniel hampir selalu menolak. Sementara untuk Sierra, hampir semua keinginannya dipenuhi.

Rafatar tahu hubungan ayahnya dengan Sierra tidak biasa. Mendengar jawaban ayahnya, wajahnya baru menunjukkan senyuman puas.

Begitu masuk rumah, Rafatar langsung berseru gembira, "Mama, tolong siapkan air mandi! Aku mau mandi susu!"

Hari ini Sierra memuji tubuhnya harum susu dan bahkan berkata dia memiliki aroma tubuh yang sama dengan ayahnya saat masih kecil.

Saat ini, Tari keluar dan menyambut, "Nyonya malam ini nggak di rumah. Biar saya yang mandikan Tuan ya?"

Daniel bertanya dengan nada datar, "Dia ke mana?"

"Saya nggak tahu, tapi yang jelas hari ini Nyonya dan Nona nggak pulang." Tari lalu mengeluarkan sebuah dokumen yang terbungkus rapi. "Ini titipan Nyonya untuk Tuan."

Daniel menatap dokumen itu, menerimanya,, lalu meletakkannya sembarangan di atas meja. Kemudian, dia menoleh pada Rafatar. "Biar Bi Tari saja yang mandiin kamu."

Rafatar semakin senang. "Mama dan Zizi nggak di rumah, itu berarti rumah mainan sekarang jadi milikku sendiri!"

Daniel tersenyum tipis, mengacak rambut Rafatar. "Semuanya milikmu."

"Aku nggak mau lagi main dengan balok atau mainan yang dikasih Zizi. Itu sama sekali nggak seru. Aku mau pindahkan semua mainan pemberian Bibi Sierra ke rumah mainan dan Zizi nggak boleh menyentuhnya!"

Karena adiknya tidak suka Sierra, hanya suka Alyssa. Alyssa itu kampungan, apa yang bisa disukai darinya?

"Papa, karena Mama nggak ada di rumah, boleh nggak Bibi Sierra temani aku tidur?"

"Nggak boleh. Dia sibuk."

Rafatar memanyunkan bibir, lalu naik untuk mandi.

Saat Tari hendak naik, dia tiba-tiba berhenti, lalu berbalik menatap Daniel. "Tuan, sepertinya Nyonya sudah membereskan barang-barang miliknya dan Nona, lalu pergi. Mungkin pulang ke rumah orang tuanya ...."

Daniel hanya mengangguk. Dia sama sekali tidak menganggap penting soal itu. Bagi Alyssa, rumah Keluarga Hardiansyah bukanlah tempat yang baik. Selain rumah Keluarga Arthadika, dia tidak punya tempat lain.

Biasanya Alyssa selalu berperangai lembut, penuh toleransi, bahkan tidak pernah melarang Rafatar dekat dengan Sierra. Hari ini, dia hanya sedang bersikap manja. Begitu emosinya mereda, dia pasti akan kembali sendiri. Toh selama ini selalu begitu.

Daniel duduk di sofa, membereskan satu email pekerjaan. Setelah selesai, dia bersiap naik untuk bersih-bersih. Tiba-tiba, matanya tertuju pada dokumen yang tadi dilemparkan ke meja.

Dengan santai, dia membukanya. Kata "surat perjanjian cerai" langsung terpampang di matanya. Dia menelusuri setiap syarat dengan ekspresi datar. Alyssa hanya meminta 10 miliar dan hak asuh Ziona.

Daniel tertawa kecil, sama sekali tidak menganggapnya serius. Dokumen itu langsung dilempar ke tong sampah. Alyssa hanya sedang merajuk. Pada akhirnya, dia pasti akan kembali sendiri.

....

Alyssa membawa Ziona kembali ke vila untuk mengemasi barang-barangnya, lalu sementara tinggal di hotel.

"Zizi, kamu mau tinggal sama Mama di luar?"

Ziona menunduk, menggigit bibir bawahnya, tampak serbasalah.

Alyssa berjongkok. "Zizi berat meninggalkan Papa dan Kakak ya?"

Ziona selalu mendambakan bisa memanggil Daniel "Papa" dan lebih mendambakan Rafatar mau mengajaknya bermain.

Sebagian besar waktunya, dia hanya menunggu di rumah hingga Rafatar dan Daniel pulang makan malam. Namun, sering kali makanan sudah dingin, mereka tetap belum pulang. Setiap kali Alyssa menyuruh Ziona makan, Ziona hanya makan dua suap, lalu bilang sudah kenyang.

Dia selalu menunggu mereka.

Lama-kelamaan, tubuh kecil yang masih dalam masa pertumbuhan itu semakin kurus, kesehatannya juga menurun.

Alyssa awalnya mengira karena anaknya masih kecil, jadi makannya sedikit. Belakangan, dia baru sadar bahwa Ziona sebenarnya menunggu Daniel dan Rafatar.

Ziona mendongak, sepasang mata bulatnya menatap Alyssa. "Mama, apa karena Paman nggak suka aku, jadi dia juga nggak suka Mama?"

Hati Alyssa seperti disayat pisau, sakitnya menusuk sampai ke tulang. "Putri Mama yang manis, kamu anak hebat. Kalau dia nggak suka kamu, itu karena matanya buta." Alyssa menggenggam tangan kecilnya. "Kamu mau ikut Mama, 'kan?"

"Mau." Ziona mengangguk mantap. "Walaupun aku kangen Paman dan Kakak, aku tahu Mama paling sayang aku. Ke mana pun Mama pergi, aku akan ikut."

Mata Alyssa memerah. Dia memeluk putrinya erat-erat. Kali ini, dia pasti akan melindungi anaknya.

Saat kembali ke vila, dia hanya mengambil beberapa pakaian ganti miliknya dan Ziona. Setelah menikah, Daniel memang rutin mengirim uang ke rekeningnya, 1 miliar per bulan untuk mengurus dua anak dan rumah.

Namun, diam-diam, Daniel selalu memberi lebih banyak uang ke Rafatar. Setiap pulang dari dinas luar kota, dia juga membelikan pakaian dan aksesori mahal untuk Rafatar dengan alasan kasihan karena anak itu tidak punya ayah dan ibunya juga tidak menginginkannya.

Di kehidupan sebelumnya, Alyssa mencintai Daniel sepenuh hati. Apa pun yang dikatakan, dia patuhi. Dia juga sering membelikan Daniel pakaian dan hadiah. Seluruh hatinya tercurah pada Daniel dan anak-anak. Sebagian besar uangnya habis untuk keluarga.

Menghadiri acara sosial keluarga kaya dan menjaga hubungan juga selalu diurus olehnya. Alhasil, uang simpanannya tidak banyak.

Kini, mengingat semuanya, Alyssa merasa dirinya dulu sungguh bodoh dan menyedihkan.

Malam itu, setelah memandikan Zizi dan menidurkannya, Alyssa baru hendak beranjak ke kamar mandi saatponselnya tiba-tiba berdering.

Peneleponnya adalah Tari. "Nyonya, perbandingan susu dan air untuk mandi Tuan Rafatar seperti apa ya? Katanya racikan saya kurang nyaman untuknya."

"Panggil saja Sierra untuk memandikannya, baru dia akan nyaman."

Belum sempat Tari bereaksi, panggilan sudah diakhiri.

Tari menarik napas panjang, lalu menelepon lagi. "Nyonya ...."

"Aku dan Daniel akan cerai. Rafatar itu anaknya, nggak ada hubungannya denganku. Jangan telepon aku lagi," ucap Alyssa dengan datar, lalu menutup telepon lagi.

Tari tidak tahu harus bagaimana lagi.

Daniel melihat Tari masih memegang ponsel. Dia bertanya, "Dia bilang apa? Kapan dia pulang?"

Tari menelan ludah. "Nyonya bilang ... Nyonya mau cerai dengan Tuan dan menyuruh Tuan memanggil Nona Sierra untuk memandikan Tuan Rafatar."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
bgtulah laki gelo
goodnovel comment avatar
Asi Store
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 247

    Alyssa menyilangkan kedua tangannya di dada, lalu perlahan mengangkat kepala dan menatapnya dengan tatapan mengejek. "Katakan saja terus terang, kamu cuma takut kesayanganmu bakal kalah, 'kan?"Begitu ucapannya selesai, dia langsung berbalik dan pergi tanpa ragu sedikit pun.....Begitu tiba di kantor SkyNine Tech, Evans menghampiri dengan wajah serius. Dia meletakkan tablet di meja kerja Alyssa. Tampilan layarnya menunjukkan halaman berita. "Ada masalah."Alyssa tertegun sejenak. "Masalah apa?"Dia segera mengambil tablet itu dan membacanya. Ternyata perusahaan mitra yang mereka ajak makan malam kemarin, setelah berpesta sampai larut malam dan tampak sudah sepakat bekerja sama, justru langsung menandatangani kontrak dengan Meganova begitu meninggalkan tempat pertemuan.Padahal saat makan malam, pihak mitra memberi kesan sangat tertarik bekerja sama. Lagi pula, proyek yang sedang mereka garap adalah proyek besar, langsung terkait dengan kerja sama pemerintah dan melibatkan perusahaan b

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 246

    Malam terasa panjang dan sulit dilewati. Rasa rindu seorang anak pada kasih sayang ayahnya selalu menjadi luka yang tak bisa disembuhkan oleh seorang ibu.Meskipun Alyssa sudah berkali-kali berkata kepada Ziona dengan nada tegas bahwa mulai sekarang mereka tidak akan punya hubungan apa pun lagi dengan Daniel, hati seorang anak kecil tidak mungkin bisa melepaskan semudah itu.Daniel tetaplah ayahnya. Kenapa dia tidak boleh memanggilnya "Papa"?Sejak kecil Ziona sudah tumbuh dengan pemahaman yang tertanam dalam-dalam tentang siapa ayahnya. Kalau sekarang Alyssa mengatakan bahwa Daniel bukan ayah kandungnya, Ziona pasti akan terluka.Sama seperti saat ini, ketika dia terlihat seolah-olah sudah menerima kenyataan bahwa mereka pindah keluar dari rumah itu, di dalam hatinya dia tetap sedih setiap kali melihat keluarga itu pergi berlibur bersama.Mungkin di pikirannya, Ziona bertanya-tanya, kenapa ayahnya selalu menyayangi Rafatar, tetapi tidak pernah sayang padanya dan ibunya?Perasaan seper

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 245

    "Mm." Evans mengusap pelipisnya yang berdenyut sakit. "Ada urusan mendadak, jadi sudah pergi."Tangan Alyssa yang memegang sup pereda alkohol menegang sedikit. Tatapannya tampak agak kosong, pikirannya berantakan. Dia berusaha keras menenangkan diri agar tetap sadar."Jadi ... soal kerja samanya gimana? Pihak sana tertarik nggak?"Evans mengangguk. "Sepertinya hampir pasti. Besok aku bakal datang langsung ke kantor mereka lagi."Hari ini Alyssa minum jauh lebih banyak dari biasanya. Seluruh tubuhnya terasa tidak nyaman. Dia seolah-olah kehabisan tenaga, bahkan kepala pun terasa berat.Evans memanggil sopir pengganti dan memastikan Alyssa diantar pulang dengan selamat. Saat dia tiba di rumah, waktu baru menunjukkan pukul 8.30 malam.Ziona melihat ibunya pulang dengan tubuh yang berbau alkohol kuat dan wajah yang tampak menahan sakit. Kata-kata yang ingin dia ucapkan langsung tertelan kembali di tenggorokannya.Ziona buru-buru mendekat. "Mama ...," katanya pelan sambil berdiri di sisi so

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 244

    Mendengar itu, Sierra tersenyum. "Mana mungkin mereka nggak datang? Kesempatan kayak begini seharusnya mereka berebut buat hadir.""Bagaimanapun juga, EraNet itu pemain papan atas di industri. Sekadar datang buat tukar pengetahuan dan diskusi teknologi saja sudah cukup bikin mereka belajar lama."Sebelumnya, bukankah mereka hampir ikut semua konferensi industri? Toh tujuannya hanya untuk menambah ilmu dan mencari peluang. Sekarang acara sebagus ini sudah diatur dengan sempurna. Kalau tidak datang, rasanya tidak masuk akal."Mereka bilang ada urusan mendadak," ucap Daniel secara singkat dan tegas.Sierra dan Xander sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut dengan tingkatan yang berbeda."Nggak datang?" Xander hampir tidak percaya. "Dengan alasan apa? Sok banget? Gara-gara tanda tangan perjanjian taruhan itu, terus ngambek dan sengaja nggak datang?"Sierra melirik Daniel. Wajah pria itu tenang dan dingin, seolah-olah sama sekali tidak peduli apakah mereka datang atau tidak. Namun, Daniel s

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 243

    Evans sangat memahami rasa jengkel yang tersembunyi di hati Alyssa.Baru saja mereka saling berebut kendali atas satu proyek pemerintah, hingga akhirnya harus menandatangani perjanjian taruhan. Hubungan kedua pihak jelas jauh dari kata bersahabat.Alyssa tidak menjawab, hanya menoleh ke arah Edric dan bertanya, "Jam berapa? Nanti kami akan datang.""Jam 6 malam," jawab Edric, lalu dia beranjak pergi.Begitu dia pergi, Alyssa mengembuskan napas panjang.Evans yang memegang kemudi dengan satu tangan, berkata dengan nada berat, "Baru saja tanda tangan perjanjian taruhan dan suasananya sudah nggak enak, malah mengundang makan malam? Maksudnya apa?"Seolah-olah Daniel ingin menunjukkan kelapangan hatinya, seolah-olah proyek itu memang milik mereka.Pergi atau tidak, rasanya sama-sama bikin muak. Daniel memang selalu bertindak berlebihan."Orang bilang sekali jadi suami istri, seumur hidup tetap ada rasa," ucap Evans lirih. "Tapi dia ke kamu ...."Sama sekali tidak ada sedikit pun belas kasi

  • Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu   Bab 242

    Wajah pria itu tampak tenang. Entah sejak kapan dia datang, entah berapa banyak yang sempat dia dengar.Sierra sempat tertegun sejenak. "Daniel."Tatapan gelap Daniel tak menampakkan emosi apa pun. "Ada apa?"Reaksinya datar, seolah-olah tak mendengar percakapan barusan. Sekalipun dia mendengarnya, apa masalahnya? Toh tidak ada yang salah dengan percakapan mereka tadi.Sierra menekan bibirnya, menarik napas dalam-dalam. "Sekarang Alyssa punya SkyNine di belakang, jadi sikapnya keras. Kita sudah nggak bisa menyinggungnya lagi."Daniel menyelipkan satu tangan ke saku celana, memiringkan kepala sedikit. Bibirnya pun terangkat samar. "Untuk apa menyinggung dia?"Sierra terdiam. Saat menatap mata pria itu, dia tiba-tiba mengerti sesuatu. Benar juga, dengan posisi Alyssa sekarang, dia memang belum pantas menjadi lawan mereka."Yuk," kata Daniel.Kegembiraan melintas di wajah Sierra. Dia mengira Daniel kebetulan melewati toilet, tetapi ternyata datang untuk menjemputnya?Keduanya berjalan kel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status