Terlahir Kembali sebagai Seorang Putri

Terlahir Kembali sebagai Seorang Putri

Oleh:  Lea  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
17Bab
1.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Yoon Yena, seorang gadis dengan kehidupan yang tidak menyenangkan harus mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dari sang gadis. Akan tetapi, di saat-saat terakhirnya seseorang datang padanya dan menawarkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Tanpa berpikir panjang, Yoon Yena langsung mengiyakan tawaran itu dan ketika terbangun, ia berada di tubuh seorang putri Duke yang begitu berpengaruh di sebuah kerajaan yang tidak ia kenal sama sekali. Di balik indahnya dan tenangnya kerajaan itu, ada sisi gelap yang selama ini selalu disembunyikan. Kesempatan kedua ini adalah kesempatan terakhir bagi Yoon Yena untuk tetap hidup di dunia, jika dia menyia-nyiakan kehidupan baru ini, kegelapan tiada batas sudah menantinya di sisi lain. Tanpa disangka pertemuannya dengan seorang bergelar pangeran akan mengubah kehidupannya tapi di balik itu, ada sebuah rahasia sang pangeran yang tidak boleh sampai terungkap jika ingin semuanya berakhir bahagia.

Lihat lebih banyak
Terlahir Kembali sebagai Seorang Putri Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lilia
Great book!
2023-03-17 11:52:05
0
17 Bab
Chapter 1
“Hng…? Apa aku tertidur?” Dalam keadaan setengah sadar, sang gadis menyadari bahwa dirinya tertidur saat mengerjakan sebuah proyek penting. Dia melihat sekelilingnya dan semua orang sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. “Berapa lama aku tidur tadi? Gawat! Pekerjaannya belum selesai!” Dengan cepat ia merapikan rambut dan mejanya supaya terlihat seakan-akan dia tidak tertidur sama sekali. Ia menyalakan drawing tablet yang ada di hadapannya dan mulai membuat beberapa sketsa yang diminta oleh client. Setelah beberapa lama mengerjakan, ia memutuskan untuk pergi ke café yang terletak di lobby gedung. Gadis ini merasa sangat mengantuk dan segelas kopi latte mungkin bisa membantunya tetap terjaga. Ia menekan tombol lift dan menunggu lift datang. Selagi menunggu ia melihat ponselnya dan mengecek social medianya. Ada begitu banyak orang yang menyukai karya terbarunya dan juga banyak sekali yang memberikan dukungan pada kolom komentar. Sebuah senyuman terukir di wajahnya setiap ia
Baca selengkapnya
Chapter 2
“Ehh?!” Yena atau yang sekarang dikenal dengan nama Camille terpaku pada cermin yang ada di hadapannya. Ada begitu banyak pertanyaan muncul di benaknya terlebih lagi setelah melihat tubuhnya yang bukan miliknya. Sejak kapan ia memiliki rambut berwarna pirang dan panjang? Pasti ini adalah mimpi yang terasa sangat nyata. “Aku pasti sedang bermimpi, Ayo, Yena, saatnya untuk bangun!” Camille memejamkan mata lalu mencubit pipinya sendiri dan ia merasakan sakit. Ini bukanlah mimpi. Sekali lagi ia menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya dan bagaimana dia bisa berada di tempat ini, terlebih lagi di tubuh orang lain. “Nona?” Panggil sang pelayan. Camille menoleh ke arah pelayan yang sedang menatapnya dengan penuh kekhawatiran. “Apa nona baik-baik saja? Sepertinya nona butuh obat? Akan saya ambilkan obat untuk nona. Saya pamit dulu.” Ucap sang pelayan dan ia pun pergi meninggalkan ruangan kamar itu. Camille terduduk di kursi yang ada di ruanga
Baca selengkapnya
Chapter 3
Mata Camille terbelalak melihat penampilan Allen. Ia berusaha untuk tidak berteriak sama sekali. Tangan Allen dengan lembut menggenggamnya, ia memberikan tatapan yang menenangkan. “Allen… Kamu… memiliki tanduk?” Penampilan Allen berubah dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Di atas kepalanya, menjulang sepasang tanduk berwarna hitam dan merah pada ujungnya. Pakaian yang ia kenakan berubah menjadi jubah berwarna merah yang berapi-api dengan dalaman berupa jas berwarna hitam dengan sentuhan merah pada ujung pakaiannya. “Camille. Jangan takut…” Camille menggelengkan kepalanya dan berusaha menenangkan diri. Pria yang di hadapannya berubah menjadi seseorang bertanduk dengan pakaian yang berapi-api. Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki penampilan seperti itu. “Aku adalah Pangeran Iblis. Tapi aku tidak seperti yang kamu bayangkan.” “B-Bagaimana bisa kamu ada disini?” “Sama sepertimu, aku masuk ke dalam fisik seseorang di kerajaan ini dan orang terpilih itu adalah sang Panger
Baca selengkapnya
Chapter 4
“Camille!” Camille menoleh dan melihat ke arah sumber suara. Seorang wanita berpenampilan mewah terlihat berjalan ke arahnya. Dari cara berpakaian dan caranya bersikap, Camille dapat menilai bahwa wanita itu adalah istri dari Duke. Di belakang wanita itu ada beberapa pelayan yang berjalan mengikutinya. “Istri Duke? Dia terlihat sangat marah… Ada apa?” Wanita itu berhenti di hadapan Camille dan Ashe, ia menatap Camille dengan penuh amarah. Tapi saat ia melihat Ashe, tatapannya melunak dan seketika ia menunduk untuk memberi hormat. “Salam, Yang Mulia. Apa putri saya merepotkan anda sampai anda harus mengantarnya pulang ke kediaman Duke Kranz? Saya akan menasehatinya jika memang itu yang terjadi. Maafkan putri saya, Yang Mulia.” “Hm? Dia tidak melakukan kesalahan apapun, Nyonya. Memang itu adalah tanggung jawab saya untuk mengantar seorang gadis, terlebih lagi gadis seorang Duke yang begitu berpengaruh untuk pulang ke rumahnya.” “Terima kasih yang sebesar-besarnya, Yang Mulia. Say
Baca selengkapnya
Chapter 5
“Camille! Apa kamu sudah gila?” Camille begitu terkejut melihat Allen yang berada di hadapannya, menatapnya dengan wajah penuh kekhawatiran. “A-Allen?!” Camille melirik ke bawah dan melihat dirinya melayang di atas permukaan tanah dan perlahan semakin menjauh dari permukaan tanah. “Allen? Kenapa kita semakin naik?” Saat Camille bertanya, Camille melihat di belakang Allen ada sebuah sayap berwarna hitam yang sangat indah. Jemari Camille bergerak untuk menyentuhnya, tatapannya bertemu dengan Allen dan Allen mengangguk seakan-akan memberikan Camille izin untuk menyentuh sayapnya. Camille menyentuh sayap Allen dan sayap itu terasa sangat lembut. Ia tidak menyangka sayap seorang iblis ternyata begitu lembut dan halus. “Camille.” panggil Allen. Suaranya menyadarkan Camille yang sedang terpesona akan sayap Allen. Ekspresi khawatir itu masih terlukis di wajahnya. “Apa yang kamu pikirkan? Kenapa kamu membahayakan dirimu sendiri?” “A-Aku…” “Sebentar, biar aku turunkan kamu dulu” Menden
Baca selengkapnya
Chapter 6
“Camille!!!” Anna berteriak memanggil nama Camille dan ia mendapati Camille sedang duduk di atas kasurnya, sedang menatap ke arah sang nyonya besar dengan terkejut. “Oh…” Anna langsung berbalik badan dan mendaratkan sebuah tamparan keras di wajah salah satu penjaga yang ada di depan kamarnya. “Kamu! Jelas-jelas dia ada di kamar!” “T-Tapi Nyonya Besar, saya tidak mungkin salah mendengar! Saya dengar suara pecahan kaca dan suara seseorang lain!” “Mungkin itu hanya halusinasimu saja!” Camille hanya memperhatikan Anna yang terlihat sangat marah. Kemudian Anna tanpa disangka-sangka menghampiri Camille dan menatapnya dengan wajah penuh amarah. “Dengarkan aku baik-baik, gadis sialan. Sekali saja kamu berani melanggar perintahku terlebih lagi kabur dari rumah ini, lihat saja akibatnya.” Setelah berkata seperti itu, Anna pergi meninggalkan kamar Camille. Selagi keluar ia juga membanting pintunya dengan keras. Camille menghela nafas sambil turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju
Baca selengkapnya
Chapter 7
“Permisi…” Camille menoleh dan alangkah terkejutnya ia mendapati kedua pangeran berdiri di sana sambil mengulurkan tangan padanya. Terdengar bisik-bisik dari para tamu undangan lain dan kerumunan para gadis menatapnya dengan tatapan penuh kekesalan karena para pangeran tidak memilih salah satu dari mereka. “Nona Camille, maukah kamu berdansa denganku?” tanya Allen. “Nona Camille, berdansalah denganku.” ucap Ashe. Bahkan Cordelia yang berada di sebelahnya terkejut melihat pemandangan itu. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Camille memandang ke arah kedua pangeran dan tanpa ragu meraih tangan Allen sambil tersenyum. Sebuah senyuman bahagia terukir di wajah Allen dan Ashe terlihat murung. Allen membimbing Camille ke lantai dansa dan berbisik padanya. “Terima kasih sudah memilihku.” Alunan musik memenuhi ruangan, Allen dan Camille mulai berdansa. Selagi berdansa, ia melihat Anna dengan tatapan penuh kemarahan. Di sisi lain, ia melihat Cordelia dan Ashe berjalan ke l
Baca selengkapnya
Chapter 8
“Ada tubuh di saluran irigasi?”  Para tamu undangan saling berbisik satu sama lain. Raja memberi sinyal pada para penjaga untuk maju kemudian raja turun dan menghampiri pria itu lalu berbisik padanya.  “Mari kita bicarakan di tempat yang lebih tepat.”  Pria itu berdiri mengikuti raja yang berjalan terlebih dahulu meninggalkan ruangan diikuti para penjaga di barisan belakang. Setelah raja pergi, para tamu undangan masih tetap berbicara satu sama lain mengenai berita tersebut. Di sisi lain, Camille mencari dimana Allen berada dan Camille melihat Allen yang tengah berdiri di sudut ruangan. Camille bergegas berlari menuju Allen namun langkahnya terhalang oleh ayahnya sendiri, sang Duke.  
Baca selengkapnya
Chapter 9
Camille terkejut bukan main dan nyaris melempar buku yang sedang dibacanya. Suara pecahan itu terdengar sangat keras sampai-sampai Camille bergegas keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Anehnya, tidak ada orang lain yang panik atau pun berlari keluar. Hanya ada Camille di lorong kamar itu. Camille menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari darimana sumber suara dan sekali lagi terdengar suara sesuatu yang pecah lagi. Kali ini Camille berlari menuju sumber suara dan menemukan sebuah ruangan dengan pintu yang terbuka sedikit.  “Gadis bodoh!!!”  Terdengar suara Anna dari dalam kamar. Camille memutuskan untuk mengintip ke dalam dan melihat Anna dan Yuri di dalamnya. Yuri terlihat sedang menangis sejadi-jadinya sedangkan di sekitar Anna, ada banyak barang-barang yang sudah pecah berserakan. 
Baca selengkapnya
Chapter 10
“Aku dengar Duke Bastien ditemukan di saluran irigasi dengan keadaan yang sangat menyedihkan.” Camille dan Allen mengendap-endap ke dekat kedua orang itu untuk menguping. Di taman itu ada banyak semak belukar dan sepertinya taman itu memang jarang didatangi orang. Keduanya bersembunyi di balik sebuah semak-semak. “Benarkah? Pantas saja di malam kejadian, aku melihat beberapa orang berjalan menuju saluran irigasi.” “Apa? Kamu ada di sana?” “Benar sekali! Aku baru saja pulang dari kebunku dan kebetulan sore itu aku lewat daerah sana. Aku melihat beberapa orang tengah berjalan ke arah saluran irigasi.” “Apa kamu melihat wajah mereka?” “Tidak. Hari itu sudah mulai gelap dan di saluran irigasi juga sangat gelap. Tapi aku ingat sekali aku melihat ada empat orang yang ada di sana.” “APA?! Jadi Duke Bastien dibunuh oleh tiga orang?!” “Sstt! Pelankan suaramu! Bagaimana kalau ada yang mendengar?!” “Bukankah seharusnya kamu lapor pada kerajaan?” “Aku tidak mau.” “Hah? Kenap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status