Share

Bab. 5

Author: Disi77
last update Last Updated: 2024-11-13 16:41:33

Gia menjerit keras. Tubuhnya terasa terbelah dua saat Ray memaksa masuk diikuti tawa puas. Tenaga Gia sudah terkuras habis, lemas dan tak bisa berontak lagi. 

Sesaat, Ray merasakan ada yang berbeda saat mencoba memaksa masuk ke dalam. Vagina Gia sangat sempit sekali, hingga ia merasakan sensasi yang luar biasa di sana. Tanpa sadar Ray mengerang nikmat, kepemilikannya merasakan kepuasan yang tiada tanding. 

Air mata Gia terus mengalir dan meringis kesakitan. Ray lantas menjambak rambut Gia seraya menusuk lebih dalam kepemilikannya.

“Jangan munafik! Kamu pasti menikmatinya, bukan?” ejek Ray lalu bergerak secara brutal. “Ini yang kamu mau dariku? Sekarang aku memberikannya, Jalang!” 

Jika tubuh wanita cacat itu senikmat ini, kenapa dia mengabaikannya. Gia bukan hanya pembantu yang diperuntukan baginya, tetapi bisa menjadi budaknya, bukan? Ya, Ray menganggap Gia hanya seorang pembantu di rumahnya, bukan sebagai istri. 

Itu adalah penghinaan yang tepat, karena Gia sudah memaksanya menikahinya. Ray masih belum bisa menerima pernikahan itu. Hatinya masih terpaut dengan Grace yang menurutnya jauh lebih baik dari Gia.

Gia benar-benar tak berdaya. Dia tak bisa lagi menggambarkan rasa sakit dari semua perlakuan Ray. Dia hanya bertahan sekuat dan semampunya agar Ray segera menyudahi aksinya. 

Namun, Ray tampak menikmatinya. Hingga akhirnya, dia merasakan akan menuju puncak pelepasannya.

“Grace!” 

Lelaki itu sengaja meneriakan nama kekasihnya di puncak pelepasannya. Ray benar-benar menghinanya. Melayani nafsunya dan meneriakan wanita lain. 

Gia memastikan Ray adalah orang yang paling dibencinya. Setelah penyatuannya berakhir, Rai terkejut melihat banyak darah membasahi sprei.

“Kamu? Kamu masih perawan?” tanya Ray dengan nada bergetar.

“Kamu pikir aku murahan, hanya aku wanita cacat?” balas Gia menahan amarahnya. Lalu melemparkan bantal pada wajah Ray.

Lelaki itu tak sempat menghindar karena terkejut. Namun, ia segera berlalu meninggalkan kamar Gia. Tiba-tiba saja perasaan aneh menyelimuti hati Ray. Ada perasaan bingung bercampur rasa bersalah. Dia salah menduga, Ray menuduh Gia menggoda kakeknya dengan tubuhnya.

“Bagaimana bisa dia masih perawan?” 

Bukan tanpa sebab Ray menuduh hal tersebut. Grace mengatakan sering melihat Gia mengunjungi kakeknya diam-diam sebelum kecelakaan itu. Semua cerita Grace seolah menggiringnya pada satu opini, Gia adalah wanita penggoda.

Ray semakin tak mengerti, apa yang dirahasiakan kakeknya dengan Gia. Pikirannya menjadi tak karuan hingga Ray menegak wiski untuk menenangkan pikirannya. Dia meneguknya tanpa jeda beberapa kali hingga membuat pandangannya terasa kabur.

Akhirnya lelaki itu tertidur di atas ranjangnya. Lama terlelap dalam tidurnya, hingga terbangun karena rasa lapar mengganggu. Ray terpaksa bangun dengan langkah malas mencari makanan di dapur.

“Apa-apaan ini?” keluh Ray saat meja makannya tampak rapi.

Tak ada makanan tersedia di sana. Bahkan dapur pun tampak rapi, seolah tak tersentuh tangan Gia. Tatapan Ray pun langsung tertuju pada kamar cacat.

“Apa yang dilakukannya sejak pagi?” gumamnya kesal. “Seharian menangis karena keperawanannya sudah hilang?” 

Ray mencibir seraya berjalan cepat menuju kamarnya. Perasaan bersalah pagi tadi karena merenggut kesucian Gia, berubah menjadi kesal. Lelaki itu bahkan berteriak lantai memanggil istri yang menurutnya tak berguna.

“Awas saja kalau kamu masih menangis seperti anak kecil?” 

Ray berteriak dan terus menggedor kasar pintu di hadapannya. “Gia keluar, jangan bermalas-malasan! Lagi pula itu adalah kewajibanmu melayaniku ... aku ini suamimu!” 

Tak ada jawaban dari dalam kamar. Dia mengetuk lagi, lebih keras dan masih tak ada respons. Dengan sedikit keraguan, Ray menekan gagang pintu dan mendorongnya perlahan.  

Isi kamar Gia terlalu rapi, seolah tak pernah digunakan. Perasaan tak nyaman mulai menjalari tubuhnya. Ray melangkah masuk, matanya menyisir ruangan, memindai setiap sudut. Tak ada tanda-tanda keberadaan Gia.  

Ray berjalan cepat ke kamar mandi. Pintu dibukanya dengan paksa. Hanya pantulan dirinya di cermin yang tampak. Wajahnya semakin menegang dan tiba-tiba saja menjadi gelisah.  

Langkah berikutnya membawanya ke lemari pakaian. Saat pintu lemari dibuka, napasnya tertahan. Tidak ada satu helai pakaian pun yang tersisa. Padahal, Gia hanya memiliki sedikit pakaian, cukup untuk mengisi satu lemari kecil.  

“Tidak mungkin,” gumam Ray pelan, suaranya bercampur panik.  

Kemudian dia membungkuk, menarik laci-laci kabinet di bawah lemari. Semuanya masih di tempatnya, termasuk perhiasan hadiah pernikahan dari kakeknya. Barang-barang itu tetap utuh, tapi Gia dan semua pakaiannya menghilang.  

 “Dia melarikan diri,” ucapnya dengan raut wajah tak percaya. “Sial! Kakek akan murka kalau tahu ini.”  

Tanpa membuang waktu, dia bergegas keluar dari kamar Gia. Dia harus segera menemukan wanita itu sebelum semuanya bertambah buruk. Namun, langkahnya terhenti mendadak ketika pandangannya tertuju pada meja rias.  

Di sana, ponsel Gia tergeletak di atas map bersampul hijau. Matanya menyipit, otaknya berpacu. Jika Gia pergi, mengapa ponselnya ditinggalkan? 

Kedua bola mata Ray langsung membulat sempurna saat membuka map tersebut, surat gugatan perceraian dari Gia. Tangannya bahkan bergetar hebat, hampir meremas kertas itu hingga kusut. Giginya beradu dan wajahnya merah padam. 

“Beraninya dia melakukan ini padaku?” Ray berteriak dengan suara menggema penuh amarah. “Dia pikir siapa yang berani mengajukan perceraian?! Aku suaminya! Aku kepala keluarga ini!”

Ray merasa harga dirinya dilecehkan oleh Gia. Dia lantas bergegas ke kamarnya meraih ponsel untuk memberi perintah pada anak buahnya untuk mencari keberadaan Gia. 

“Dia pikir siapa? Aku yang memutuskan nasibnya!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 50 End

    “Ibu, kenapa dia belum bangun juga?” tanya Claire menatap cemas.Wajah Ray terlihat tenang, tampak tertidur pulas. Sudah 4 jam pasca operasi, belum juga menunjukkan tanda akan sadar. Suara monitor tetap stabil, tetapi membuat mereka cemas.“Ah, dia bangun,” seru Charlie menunjuk jari telunjuk Ray yang bergerak perlahan.“Kamu benar.” Claire berseru riang.Napas Gia berembus lega. Serentak mereka menatap wajah Ray yang menunjukkan tanda-tanda tersadar. Kelopak matanya sedikit bergetar dan mulai terbuka perlahan, sementara bibirnya bergerak pelan.“Ray, kamu sudah sadar?” Suara Gia bergetar, disusul air mata haru. “Sebentar, aku panggilkan dokter!” serunya.Gerakan Gia terhenti. Tangan lemas Ray langsung tangannya. Gia urung bergerak dan kembali menatap wajah Ray.“Aku tidak akan pergi. Aku hanya akan memanggil dokter untuk memastikan keadaanmu,” katanya lembut. Gia lantas tersenyum, mengartikan reaksi Ray yang mencemaskan dirinya.Mata Ray mengedip, isyarat persetujuan. Kemudian tangan

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 49

    “Tuan Ray kehilangan banyak darah, tetapi syukurlah ... operasinya berjalan dengan baik. Kami akan memindahkan Tuan Ray ke ruang perawatan dan terus memantau perkembangan.”Penjelasan singkat dari dokter tersebut langsung membuat napas Gia berembus lega. Pintu ruang operasi terbuka lebar, memberi jalan pada ranjang brankar membawa tubuh Ray keluar. Namun, tubuh Gia mematung, tak tubuh Ray yang dibawa menjauh.“Ada apa, Nona Gia?” tanya Adam dengan kening mengkerut.Gia menunduk sejenak, lalu menggeleng. Kemudian dia tersenyum tipis pada pria di hadapannya. “Tidak apa-apa Adam. Aku lega dan bersyukur Ray baik-baik saja,” katanya.“Tolong jaga dan rawat Ray untukku,” sambung Lisa seraya menepuk lengan Adam pelan. “Aku percayakan dia padamu,” tambahnya.“Kenapa Nona ...?” tanya Adam terhenti, tetapi mengurungkan langkah kaki Gia yang hendak memutar.Adam menatapnya lekat. Terlihat jelas garis keraguan pada wajah Gia. Perasaan bersalah yang berat, seolah menahan wanita di hadapannya untuk

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 48

    Asap hitam keabu-abuan mengepul memenuhi seluruh ruangan dan langsung menyesakkan dada. Pandangan mereka yang ada di sana langsung kabur dan tak jelas, tetapi indera pendengaran mereka menangkap jelas suara derap langkah pasukan terlatih mendekat.Brak! Pintu ruangan langsung terbuka. Beberapa petugas berpakaian serba hitam, lengkap dengan rompi anti peluru, senjata laras panjang di tangan dan masker oksigen, serta kaca mata pelindung. Mereka semua adalah pasukan terlatih keamanan perusahaan Wish Group Company.Mereka sigap menyergap musuh sesuai instruksi dalam diam. Tak lama Ray ikut masuk, hanya menggunakan masker oksigen dan kaca mata pelindung. Pria itu sigap langsung menemukan keberadaan Gia. Tangannya cepat melepaskan ikatan yang membelenggu wanita cantik itu, lalu menggendongnya keluar.“Ray?” Suara Gia lirih dan lemas. Gia terlalu banyak menghirup gas dari asap tersebut. Pandangannya yang kabur masih mengenali sosok yang kini menyelamatkannya.Tanpa mereka ketahui, dalam kega

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 47

    “Kamu bilang lokasi ini tak akan terdeteksi? Apa ini? Mereka menemukan keberadaan kita.”Suara David menggema penuh amarah, memenuhi salah satu ruang gedung terbengkalai. Dinding di sekelilingnya sudah berjamur dan sebagian plafon mengelupas. Satu kaca jendela sudah terganti dengan triplek.Bau lumut basah dan lantai berdebu menyeruak hidung. Tangan David mengudara, bersiap melayangkan tamparan pada dua pria berpakaian serba hitam di hadapannya. Namun, suara tawa kecil penuh ejekan menghentikannya.Tawa dari Gia yang kini terikat pada kursi kayu. Wanita itu sama sekali tak merasa terintimidasi, apalagi cemas. Tentu saja wajah David semakin murka saat menatap wajahnya.“Percuma saja kamu menyandera aku, David,” ucap Gia semakin mengejek. Kemudian dia melirik pada Grace yang sama murka seperti David, lalu tersenyum miring. “Kalian hanya membuang waktu saja.”Dalam hati, Gia cemas, bingung dan penuh tanya. Dia yakin, Ray tak bergerak sendiri atau menemukan lokasinya saat ini. Mereka bisa

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 46

    “Tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi!” pinta Ray seraya mengatur posisi duduk di tengah pesatnya laju mobil yang membawanya.Kedua anak kecil itu langsung menoleh. Wajah Ray terlihat cemas dan bingung. Claire lantas menangguk, setelah keduanya saling bertukar pandang, isyarat pemikiran mereka sama.“Anda bawa laptop?” tanya Charlie tiba-tiba.Sontak saja kening Ray mengkerut, tak mengerti dengan pertanyaan pria kecil tersebut. Tatapannya lantas berpindah pada Claire yang duduk tepat di sampingnya, menjadi penghubung Ray dan Charlie. “Aku yang akan menjelaskannya, tetapi biarkan Charlie bekerja agar tak membuang waktu,” papar Claire menyadari tatapan tanyanya Ray.Sementara Doni, sopirnya, sangat terlatih. Baginya, jalan raya yang ramai dan padat, bak sirkuit balap. Apalagi mobil milik Ray memiliki semua fasilitas mewah yang tak perlu diragukan. Sekalipun mobil terseok saat mendahului beberapa kendaraan di hadapannya, para penumpangnya tak terlalu terguncang.Menyadari lampu lalu

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 45

    Claire mendesis kesal. Mereka tersudut dan terkepung. Suara derap langkah sepatu pantofel semakin mendekat dari segala arah.Charlie langsung menolak panggilan dan mengaktifkan mode senyap. Napas keduanya terputus-putus, tapi akal dan pikiran bekerja lebih cepat, mencari cara untuk meloloskan diri di antara mobil-mobil yang berdekatan. Hingga akhirnya tatapan Claire tertuju pada kerikil kecil di dekat kakinya.“Charlie, buat kekacauan besar!” seru Claire memberi perintah tanpa suara.Pikiran keduanya seolah sudah terhubung. Tanpa memberi penjelasan, Charlie mengangguk mengerti. Dengan gerakan cepat, keduanya meraih beberapa batu kelikir, lalu bersamaan melemparnya ke arah mobil-mobil di sekitar mereka.Seketika alarm kendaraan di sana berbunyi saling bersahutan. Cukup untuk mengecoh fokus para pria yang mengejar keduanya. Detik berikutnya napas kedua bocah kecil itu tertahan. Tatapan mata mereka tertuju pada ujung sepatu pantofel yang mengintip di kedua sisi mobil tempat mereka bersem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status