Unconditional Love

Unconditional Love

By:  DCasya  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
78 ratings
23Chapters
2.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Almira Larasati seorang gadis cantik dan sederhana yang bekerja sebagai perawat disebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Ia harus rela kehilangan pekerjaan yang sangat dicintainya atas permintaan Ayah tirinya –Yacob Lucero-- untuk menggantikan kakak tirinya –Amanda Lucero—menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal dan mempunyai sifat yang dingin, arogan serta temperamental. Nicolas Brahmantyo, CEO muda, tampan dan berkarisma yang banyak digemari dan menjadi idaman semua wanita, merupakan salah satu pewaris sebuah perusahaan Brahma Group, harus menerima kenyataan pahit bahwa calon istrinya, wanita yang ia cintai pergi meninggalkannya setelah tahu bahwa ia tidak bisa berjalan lagi, sehingga membuatnya frustasi dan menutup diri dari yang namanya ‘wanita'. Ayah tirinya memberikan Almira sebagai pengganti Amanda untuk menikah dengan Nicolas. Namun dibalik itu Dokter Yacob Lucero memiliki perjanjian antara dirinya dengan keluarga Brahmantyo yang Almira sendiri tidak mengetahuinya. Apa yang akan terjadi jika sebuah pernikahan yang dilakukan bukan didasari cinta melainkan didasari dengan perjanjian? Karena Cinta Tanpa Syarat.

View More
Unconditional Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Suzy Ru
LANJUT THOR💪💪💪💪💪UP YANG BANYAK YA 🥰🥰🥰🥰
2021-06-22 13:45:16
0
user avatar
Yuliyhana
Semangat kak, keren di tunggu upnya..
2021-06-22 13:38:30
0
user avatar
Elang Putih
Wah ceritanya bagus banget. Ayo semangat update, kak.
2021-06-22 13:37:29
0
user avatar
Kaka Put
Suka. Ceritanya bagus kak. Next
2021-06-22 13:37:26
0
user avatar
Ayu Kristin
Lanjut up kakak, aku suka
2021-06-19 21:29:58
0
user avatar
Ariandani Rissa
Ceritanya keren kak. Ditunggu up-nya ya. Salam dari kebumen ❤️❤️
2021-06-19 15:42:24
0
user avatar
Savitri
Konflik berasa banget dari awal cerita!! Kerennnn!!!
2021-06-19 10:12:08
0
user avatar
Elle Ryu
Wahhh 😍😍
2021-06-18 16:41:40
0
user avatar
Ayu Kristin
Lanjut aku suka
2021-06-17 16:55:44
0
user avatar
Sri purwaningsih
Lanjut😍😍😍😍
2021-06-10 16:24:13
0
user avatar
kunkimmm
Mengandung bawang nih, bakal sedih sedihan sepanjang cerita kayaknya
2021-06-09 13:28:53
1
user avatar
Ira Yusran
Lanjut Akaaak
2021-06-08 13:01:11
0
user avatar
absurdaul
Keren, semangat up ya kak
2021-06-03 11:10:41
0
user avatar
Ray Basil
Sukses selalu kk
2021-06-02 21:33:46
1
user avatar
Secret.Vee
Dasar Amanda! 😤
2021-06-02 14:25:57
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
23 Chapters
Kepergian Amanda
“Kenapa kaki ku tidak bisa digerakkan?” gerutu Nico. Pria tampan berusia 29 tahun itu tampak kebinggungan saat ia tidak dapat merasakan kedua kakinya.“Suster…suster!” teriaknya memanggil perawat sambil menekan tombol yang berada disamping ranjangnya.  Almira yang saat itu akan kembali ke ruang perawat segera berlari begitu mengetahui ruang VVIP menyalakan tombol. “Pak Nico, Anda tidak apa-apa?” tanya Almira yang melihat pasiennya sedang kebinggungan.“Suster, apa yang terjadi pada kaki saya? Kenapa saya tidak bisa merasakan apa-apa?”“Pak Nico, tenang dulu. Akan saya panggilkan Dokter Yacob segera.”Almira segera menghubungi Dokter Yacob yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.Tidak lama berselang, Dokter Yacob dan seorang wanita paruh baya datang dan langsung menghampiri ruang VVIP.Wanita paruh baya itu terkejut melihat kondisi putranya yang
Read more
Harapan Baru Sirna
Almira berjalan menyusuri gang kecil menuju rumahnya. Suasana mendung membuat ia mempercepat langkahnya sebelum hujan turun membasahi tubuhnya. Ia ingin segera sampai dirumah untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian bekerja dan berurusan dengan Amanda.Almira menghentikan langkahnya ketika mendekati rumahnya sudah ada seseorang yang menunggunya di teras. Ia cukup heran dengan kedatangan Benny yang datang tiba-tiba tanpa memberi kabar.“Ben…,!” panggil Almira.Benny tersenyum menatapku. “Hai….”“Sedang apa kamu disini? Bukankah hari ini kamu masih ada jadwal praktik?”“Maaf, aku datang tanpa memberi tahumu dulu. Sebenarnya aku datang kemari, hanya ingin memberi tahumu kabar gembira, coba tebaklah Al?”“Apa beasiswamu diterima?” tebak Almira spontan.Benny mengangguk dan tersenyum. “Pintar sekali,”“Tebakkan mu benar, sayang. Beasi
Read more
Penawaran Untuk Almira
Pagi masih belum menampakkan sinarnya. Namun, tampak seorang pria sedang duduk diatas kursi roda menghadap kearah jendela. Nico menghembuskan nafas frustasi, kepalanya mendadak pening semenjak menerima pesan dari Amanda.“Jon!” panggil Nico dari dalam pada Jon—asisten pribadinya.“Ya, Tuan?” jawab Jon. Ia dengan cepat menghampiri tuannya.“Cari tahu keberadaan Amanda saat ini dan cari tahu semua tentang Amanda. Aku ingin buat perhitungan dengannya.” Ucapnya dengan kesal, “berikan infonya sebelum aku keluar dari rumah sakit sialan ini!”“Baik, Tuan,” jawab Jon patuh. Ia pun segera keluar dari kamar tuannya dan memerintahkan anak buahnya sesuai yang diperintahkan tuannya.Ia masih menatap keluar jendela, tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Ia hanya tidak menyangka jika wanita yang dicintainya pergi meninggalkannya karena dia lumpuh sedangkan hari pernikahan ha
Read more
Perjanjian
Satu jam yang lalu…“Apa yang akan kau lakukan pada mereka sekarang, Nic?” tanya Dokter Nando.“Aku? Aku tidak akan melakukan apa-apa, Nan. Aku hanya akan jadi penonton drama dalam keluarga Lucero!” Ucap Nico dengan seringai licik disudut bibirnya.“Aku berharap kamu tidak melibatkan Suster Almira dalam rencana mu. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini.”“Kenapa? Kenapa kau begitu peduli dengannya, Nan?” Nico mengerutkan keningnya menatap kakaknya heran. “Apa kau tertarik padanya?”“Auw…,” spontan Dokter Nando memukul kepala Nico. “Jaga bicaramu. Dia gadis yang baik dan berbeda, lagipula dia sudah punya kekasih, jadi mana mungkin aku tertarik padanya.”Tiba-tiba pintu kamar terbuka, tampak ibunya yang datang dengan wajah cemberut, membuat mereka memalingkan pandangannya pada sosok yang mereka sayangi.“Kenapa kau meminta mama datang kemari, Nico? Ada apa?,” ujarnya. “Mama jadi harus menitipkan Hanif pada pengasuhnya, kau tahu sendiri
Read more
Kunjungan Pertama
Almira menghembuskan nafas kecewa begitu keluar dari ruangan ayah tirinya. Ia melangkahkan kakinya sambil melamun menjauh dari ruangan Dokter Yacob dan berjalan menuju lift. Dalam lamunannya ia berfikir, mengapa ayah tirinya tega melimpahkan kesalahan yang dilakukan Amanda dengan menyetujui perjanjian gila yang diberikan Nico padanya. Menikah dengan orang yang tidak dikenal dan tidak ia cintai bukanlah daftar dari rencana masa depan Almira, apalagi dengan seorang CEO yang temperamental dan arogan. Tujuannya kembali ke Jakarta bukan sekedar bekerja tapi demi meminta kembali rumah panti peninggalan ibunya, tapi kenyataan yang terjadi saat ini  justru diluar bayangannya. Dan sialnya, Almira tidak bisa menolak pernikahan ini karena nenek dan rumah panti yang masih ada dalam genggaman ayah tirinya. Ia hanya bisa berharap setelah menjalani pernikahan ini, kaki Nico dapat segera sembuh dan bisa berjalan kembali seperti semula. Semakin cepat kesembuhan kaki Nico
Read more
Fitting Dress
Hari ini Almira terpaksa harus meminta ijin untuk tidak masuk, karena Nico mengajaknya ke butik langganan keluarga Brahmantyo untuk mencari gaun pengantin.Sepanjang perjalanan menuju butik, Almira lebih banyak melamun, sedangkan Nico sibuk dengan laptop yang berada dipangkuannya. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk akibat kecelakaan yang dialaminya.Meski Nico merupakan pria yang temperamen dan arogan tapi ia tetap memperlakukan Almira dengan baik, mungkin tidak semanis pasangan yang akan menikah pada umumnya. Tapi bersikap tidak temperamen dan arogan serta menahan emosi untuk sementara waktu sudah merupakan sebuah kemajuan untuk seorang Nicolas.“Apa yang sedang kau pikirkan?”Almira sedikit terkejut saat Nico membuyarkan lamunannya—tiba-tiba pria itu sudah menutup laptopnya. Almira berpikir sejak kapan pria itu menyelesaikan pekerjaannya?Almira heran dengan dirinya sendiri, ia menjadi sering malamunkan hal-hal ya
Read more
Kesepakatan
Mereka tiba di sebuah restauran mewah di Jakarta, pelayan wanita mendatangi mereka. Nico memesan makanan begitu juga Almira, meskipun ia tidak tahu jenis makanan seperti apa yang ia pesan.“Apa kau yakin tidak ingin merubah konsep pernikahan yang kau inginkan, Al?” tanya Nico memecahkan keheningan.“Tidak,” jawab Almira singkat.“Kenapa? Setiap wanita yang akan menikah pasti menginginkan pesta yang mewah dan meriah. Lagipula aku tidak keberatan jika harus mengeluarkan ratusan juta.”Almira tercengang—ratusan juta katanya? Pria ini memang benar-benar sudah gila.“Saya bukan gadis yang tidak tahu malu, Pak? Dengan mengadakan pesta meriah dan sebesar itu yang disaksikan semua orang, lalu berita perceraian muncul dua atau satu tahun kemudian?!” ucap Almira kesal.“Baiklah. Terserah padamu. Mungkin aku bisa melakukannya saat menikah dengan wanita lain nanti.” Nico menyesap minuman
Read more
Hukuman Untuk Pengkhianat
Sejenak Nico terdiam dalam tenang—belum merespon ucapan yang di katakan Almira.“Ditolak. Aku tidak bisa menyetujui yang aku sendiri tidak bisa melakukannya.” Nico memutar kursi rodanya—menuju pintu keluar kamar Almira.“Tidurlah, Almira. Sudah larut, besok pagi kau masih harus membeli keperluan untuk pernikahan bersama Mama.”***Almira sudah bersiap sejak pagi, ia hanya tidur empat jam sejak obrolan dengan Nico berakhir. Mulai hari ini dan seterusnya ia tidak perlu kembali ke rumah sakit untuk bekerja karena semalam Nico sudah memberi tahunya bahwa ia sudah tidak lagi bekerja di sana.‘Jika aku tidak lagi bekerja di sana lalu bagaimana aku bisa mengawasi kesehatan nenek di sana’ batin Almira.Tok…Tok…Almira terhenyak dari lamunannya saat mendengar pintu kamarnya diketuk.“Maaf, Non. Non Almira di tunggu Nyonya besar di bawah untuk sarapan be
Read more
Pernikahan
Nico merebahkan diri di atas ranjang dalam kamar hotel, sejenak ia memejamkan mata melepas penat dalam pikirannya. Meski saat ini kakinya belum bisa bergerak namun ia sudah membiasakan diri untuk mengerjakan segalanya sendiri dengan bantuan kursi roda.Ia harap menjadikan Almira untuk menggantikan Amanda adalah suatu keputusan yang benar untuk membalas Amanda dan keluarganya.  Tok…Tok…“Tuan,” panggil Joni dari luar pintu.“Masuk.”“Maaf Tuan, Ibu Anda menghubungi saya, beliau tanya mengapa ponsel Anda tidak bisa dihubungi?”Nico merubah posisinya, ia duduk di pinggiran ranjang dan mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. “Ah…pantas saja. Ponsel ku mati, aku belum sempat mengisi baterainya,” ucap Nico—memberikan ponselnya pada Joni untuk di charge.“Hubungkan aku dengan ibu ku, Jon!” PerintahnyaTidak perlu menunggu lama u
Read more
MALAM PERTAMA
Nico masih setia di dalam ruang kerjanya setelah bertemu dengan dokter Yacob. Dari jendela ruang kerjanya ia menatap satu persatu kerabatnya pergi, serta dokter Yacob.Selama wanita itu masih menjadi istrinya, maka Almira berada dalam territorial perlindungan Nico. Jadi, saat ini ia hanya perlu mengikuti permainan yang diberikan dokter Yacob dan jika saatnya tiba maka BOOM, habislah keluarga Lucero.“Hai…” sapa dokter Nando—membuka pintu ruang kerja Nico.“Bisakah kau mengetuk pintu sebelum masuk?” ucapnya“Maaf…aku melihat dokter Yacob keluar dari sini. Apa yang sedang kalian bicarakan? Hingga membuatnya pergi tanpa berpamitan pada keluarga kita dan Almira!” tanya dokter Nando, penasaran.Nico memutarkan kursi rodanya menghadap dokter Nando. “Tidak ada…,” jawabnya singkat. “Mungkin ia sedang PMS.” Sambungnya santai dengan mengarahkan kursi rodanya ke ar
Read more
DMCA.com Protection Status