Short
君を忘れた日

君を忘れた日

โดย:  ゴーヤチャンプルーจบแล้ว
ภาษา: Japanese
goodnovel4goodnovel
21บท
16views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

誰もが夏野雄介(なつの ゆうすけ)は妻の夏野遥香(なつの はるか)を心から愛していると思っていた。 でも誰も知らない。雄介がずっと前から遥香そっくりの替え玉を見つけて、夜ごと愛し合っていたことを。 遥香が目覚めても、それは変わらなかった。 雄介は知る由もなかった。遥香の病気が完治していないこと、あと二ヶ月ですべての記憶を失ってしまうことを。 その時から、遥香は二度と夏野雄介を思い出すことはない。二度と彼を愛することもない。

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

第1話

Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.

Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.

Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.

Senyum Clara pun memudar.

Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.

Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”

“Di mana Edward dan Elsa?”

“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”

Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.

“Elsa?”

Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”

Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.

Clara lalu mendekat dan memeluknya, saat dia hampir menciumnya, dia didorong oleh Elsa: “Mama, aku lagi sibuk.”

Clara sudah dua bulan tidak bertemu anaknya, jadi dia rindu padanya, tentu saja ingin menciumnya, dan berbicara dengan putrinya itu.

Melihatnya begitu serius, dia juga tidak mau mengganggunya: “Seminggu lagi, Tante Vanessa berulang tahun, ini hadiah yang aku dan Ayah siapkan untuk dia! Kulit kerang ini buatan aku dan ayah sendiri pakai mesin, cantik ‘kan?”

Clara merasa tenggorokannya tercekat, sebelum dia menjawab, putrinya yang masih memunggunginya pun lanjut berkata: “Ayah juga sudah siapkan hadiah lain untuk Tante Vanessa, besok—“

Hati Clara tercekat, dia tidak tahan lagi, “Elsa... masih ingat ulang tahun Ibu?”

“Ha? Apa?” Elsa menatapnya, lalu tunduk kembali dan menatap untaian manik-manik, sambil menggerutu: “Sudah kubilang jangan bicara denganku dulu, susunan manik-manikku jadi berantakan—“

Clara melepaskan tangan yang tadi sedang memeluk putrinya, dan tidak berbicara lagi.

Dia berdiri diam begitu lama, melihat putrinya bahkan tidak melihatnya, Clara mengatup erat bibirnya, lalu pergi dalam diam.

Bibi Sari melihatnya, lalu berkata: “Bu Clara, tadi aku sudah telepon Pak Edward, dia bilang malam ini dia ada urusan, jadi dia minta Anda tidur duluan.”

“Oke.”

Clara menjawab pendek, teringat perkataan putrinya tadi, dia tertegun, dan menelepon Edward.

Setelah berdering sejenak telepon itu diangkat, tapi suaranya terdengar begitu tenang: “Aku masih ada urusan, besok saja—“

“Edward, ini sudah malam, siapa itu?”

Itu suara Vanessa Gori.

Clara menggenggam ponselnya erat-erat.

“Nggak apa.”

Sebelum Clara selesai bicara, Edward langsung mematikan telepon.

Mereka sudah 3 bulan tidak ketemu, hari ini akhirnya dia pulang ke Negara Latvin, tapi Edward malah tidak mau segera pulang, bahkan dengar teleponnya pun, dia tidak mau.

Setelah nikah begitu lama, Edward selalu gini padanya, dingin, menjauh, dan tidak sabar.

Sebenarnya dia sudah terbiasa.

Kalau dulu, dia pasti akan telepon Edward lagi, lalu dengan sabar menanyakan keberadaannya, dan apa dia bisa pulang.

Akan tetapi mungkin hari ini dia kelelahan, jadi tidak ada tenaga untuk melakukan ini.

Keesokan paginya begitu bangun, dia berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Edward lagi.

Negara Latvin dan Negara Marola memiliki perbedaan 17 hingga 18 jam, jadi di Negara Latvia, hari ini barulah ulang tahunnya.

Kali ini tujuannya pulang ke Negara Latvin, selain ingin bertemu Edward dan Elsa, dia juga berharap di hari yang spesial ini, mereka bisa berkumpul, dan makan bersama.

Ini adalah doanya dalam ulang tahun kali ini.

Edward tidak mengangkat teleponnya.

Setelah begitu lama, dia baru mengirim sebuah pesan.

[Ada apa?]

Clara: [Siang ini ada waktu? Aku bawa Elsa, kita makan bareng yuk?]

[Oke, beri tahu aku setelah tahu lokasinya.]

Clara: [Oke.]

Setelah itu, Edward tidak membalas lagi.

Dia tidak teringat hari ini ulang tahunnya.

Meski Clara sudah mempersiapkan hatinya, tapi dia tetap merasa kecewa.

Setelah mandi, dia bersiap turun ke bawah, tapi saat ini dia mendengar suara putrinya dan Bibi Sari.

“Bu Clara sudah pulang, Nona Elsa nggak senang?”

“Aku dan Ayah sudah setuju mau main di pantai bersama Tante Vanessa, tapi ibu mendadak pulang, kalau dia mau ikut kami pergi, suasananya pasti nggak enak.”

“Ibu juga jahat banget, selalu nggak suka Tante Vanessa—“

“Nona, Bu Elsa itu ibumu, nggak boleh bilang gitu, nanti Bu Clara jadi sedih oke?”

“Aku tahu, tapi aku dan Ayah memang lebih suka sama Tante Vanessa, apa Tante Vanessa nggak bisa jadi ibuku saja?”

“...”

Jawaban Bibi Sari selanjutnya, tidak terdengar Clara lagi.

Itu adalah putri yang dibesarkannya sendiri, tapi setelah bersama ayahnya selama 2 tahun, dia malah jadi lebih dekat pada ayahnya, tahun lalu Edward datang ke Negara Latvin untuk buka cabang, tapi putrinya malah mau ikut juga.

Dia tidak rela, dia tentu ingin putrinya tetap di sisinya.

Tapi dia tidak tega lihat anaknya sedih, jadi dia setuju.

Tidak disangka...

Seperti dipaku di lantai, Clara berdiri tegak, wajahnya pucat, tidak bisa bergerak sama sekali.

Kali ini dia melepaskan pekerjaannya untuk datang ke Negara Latvin, karena dia ingin menemani putrinya.

Tapi tampaknya, tidak perlu lagi.

Clara kembali ke kamarnya, lalu menyimpan kembali hadiah yang dia bawa dari Negara Marola, ke dalam kopernya.

Beberapa saat kemudian, Bibi Sari meneleponnya, mengabari bahwa dia bawa Elsa keluar main, meminta Clara meneleponnya kalau ada urusan.

Clara duduk di atas tempat tidur, merasa hampa dan bingung.

Dia secara khusus melepaskan pekerjaannya untuk kemari, tapi akhirnya tidak ada yang benar-benar butuh dia.

Kedatangannya, membuatnya terlihat bodoh.

Setelah beberapa saat, dia keluar rumah.

Dia berjalan tanpa arah di negara yang asing tapi familier ini.

Saat mendekati siang, dia baru teringat, sebelumnya dia mengajak Edward makan siang.

Dia lalu teringat perkataan yang dia dengar tadi pagi, saat dia sedang ragu apakah mau pergi jemput putrinya, dia tiba-tiba menerima pesan dari Edward.

[Siang ini ada urusan, makan siangnya batal.]

Clara menatapnya lama, tidak terkejut sama sekali.

Karena dia sudah terbiasa.

Di hari Edward urusan kantor ataupun janji dengan temannya... semuanya lebih penting dari istrinya.

Walau sudah janji dengannya, Edward bisa membatalkannya sesuka hati.

Sama sekali tidak memikirkan perasaannya.

Lalu apa dia merasa kecewa?

Dulu mungkin iya.

Tapi sekarang dia sudah kebal, tidak ada rasa sama sekali.

Clara makin bingung.

Dia datang dengan senang, tapi baik suaminya, ataupun putrinya, semua dingin padanya.

Tanpa disadari, mobil yang dia kendarai tiba di sebuah restoran yang sering dikunjunginya bersama Edward.

Saat dia baru mau masuk, dia melihat Edward, Vanessa dan Elsa di dalam restoran itu.

Vanessa dan putrinya duduk di sisi yang sama dengan mesra.

Sembari bicara dengan Edward, dia bermain dengan Elsa.

Elsa tampak mengayunkan kakinya dengan senang, bermain dengan Vanessa, sambil memakan kue bekas gigitan Vanessa.

Edward menyendokkan makanan untuk mereka sambil tersenyum, tatapannya terus tertuju pada Vanessa yang ada di depannya, seakan di matanya hanya ada dia.

Inilah urusan yang dibilang Edward.

Ini juga adalah putri yang dia lahirkan dengan susah payah setelah mengandung selama 9 bulan.

Clara tersenyum getir.

Dia hanya bisa berdiri menatap mereka.

Setelah setengah jam, dia memalingkan wajahnya, membalikkan badan dan pergi.

Setelah kembali ke vila, Clara menyiapkan sebuah surat cerai.

Edward adalah impiannya saat dia masih muda, tapi Edward tidak mau menikahinya.

Dirinya yang dulu dengan bodohnya mengira, asalkan dia berusaha keras, dia pasti bisa masuk ke dalam hatinya.

Tapi kenyataan malah menghantamnya dengan keras.

Sudah hampir 7 tahun.

Ini saatnya sadar.

Dia memasukkan surat cerai itu ke dalam amplop, meminta Bibi Sari memberikannya pada Edward, lalu menarik kopernya ke dalam mobil, dan memerintahkan supirnya: “Ke bandara.”
แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
21
第1話
「夏野さんの脳腫瘍がまた悪化しております。今度は前回のような長期昏睡にはなりませんが、記憶障害が生じます。二ヶ月後には、すべての記憶を失われることになるでしょう」医師の声に同情がにじんだ。「ご主人さんにはもうお話しになられましたか?」夏野遥香(なつの はるか)は慌てて顔を上げた。「夫には言わないでください」医師は驚いた顔になった。「なぜでしょうか?ご主人様はあなた様を心から愛していらっしゃいます。五年間の昏睡中も、毎日ベッドサイドで看病なさって……うちの病院でも語り草になっているほどです」遥香は理由を話さず、ただ繰り返した。「検査結果のことは内緒にしてください」医師は首をかしげながらも頷いた。遥香が階下に降りると、夏野雄介(なつの ゆうすけ)がちょうど病院に着いたところだった。「遥香!」雄介は駆け寄って彼女の手を取った。「ごめん、会社のことで遅くなった。検査はどうだった?」遥香が見上げると、夫の首筋に目が留まった。真新しい赤い痕。つけられたばかりなのは明らかだった。遥香は視線をそらして小さく答えた。「大丈夫だった」雄介はほっとした様子で言った。「そうか、よかった」雄介は遥香の手を引いて病院の出口まで歩くと、いつの間にか激しい雨が降り始めていた。黒いロールスロイスが雨よけの下に停まっているが、地面には水たまりがあちこちにできている。雄介は迷わず遥香を抱き上げて車まで運んだ。その様子を見て、病院の入り口にいた人たちがざわめいた。若い女性たちが声を上げる。「うわあ!あの人優しすぎ!奥さんが水を踏まないように抱っこして運んでる!」「しかもめちゃくちゃかっこいいし!あれって夏野雄介じゃない?」「え、あの清都大学のAI教授?この前賞もらった人でしょ?」「そうそう!会社もいっぱい持ってて、富豪ランキングにも入ってる若手実業家よ!」「イケメンでお金持ちで奥さん思い。こんな完璧な旦那様、奥さんは前世で何したのよ!」周りの話声を聞きながら、遥香は下を向いて表情を暗くした。昔の自分も、前世で徳を積んだから雄介に出会えたんだと思っていた。七年前に脳がんが見つかって、体の機能が落ちて、医者からは一生子供は望めないと言われた。それでも雄介は躊躇なく結婚してくれた。手術は失敗して、植物状態のまま五
อ่านเพิ่มเติม
第2話
遥香は美咲がいつ帰ったのか分からなかった。翌日の雄介は、やたらと優しくなっていた。階段を降りるのでさえ抱っこしたがる。夕方になると、雄介から言い出した。「遥香、今夜の仕事はキャンセルした。チャリティオークションに付き合う」遥香はプロの写真家で、業界では名の知れた存在だった。毎年何枚かの作品をチャリティオークションに寄付して、イベントにも出席している。今年は目覚めたばかりだったが、やはり招待状が届いていた。二人はオークション会場に着くと、思いがけない人に出会った。「先生!遥香さん!」小早川美咲が嬉しそうに駆け寄ってくる。「お二人もいらしてたんですね!」雄介は少し眉をひそめた。「お前こそ何でここに?」「私も写真を出品してるんです!」美咲は恥ずかしそうに頭を下げた。「実は遥香さんの影響で写真を始めて、賞までいただいたんです!」そして星のような瞳で遥香を見つめる。「遥香さんは私の憧れです。いつかあなたみたいになりたいです!」私みたいに?それとも私の代わりになりたいの?遥香は皮肉に微笑んで、何も答えなかった。オークションが始まった。遥香と雄介は二階のVIP席に座り、美咲は一階の客席にいた。今回のオークションで最も有名な写真家として、遥香の作品が最初に出品された。「続いては夏野遥香さんの七年前の作品『記憶』です」スクリーンに写真が映し出されると、雄介の顔が変わった。「遥香!」彼は振り返って彼女を見る。「どうしてこの写真を売ったんだ?」画面には海辺で握り合った手が写っていた。二人の薬指にはお揃いの結婚指輪。雄介と遥香の愛の証。プロポーズの日に撮った大切な一枚だった。遥香はこの作品を宝物のように大事にしていて、誰かが2億円出しても売らなかった。なんのに今、売りに出している。遥香は雄介を見上げて聞き返した。「雄介、あの日の約束覚えてる?」雄介は即座に答えた。「もちろん。君だけを一生愛すって、絶対に裏切らないって約束した」そう言ってから、少し後ろめたくなった。もしや……遥香が何かに気づいて、この写真を売ったのだろうか?慌てる雄介に、遥香は笑いかけた。「そうね、覚えてるなら写真なんていらないでしょ。チャリティーに使った方がいい」実現できない約束なら、写真を残す意味も
อ่านเพิ่มเติม
第3話
スクリーンに映ったのは、美咲自身だった。男の前にひざまずき、うつろな瞳で——何をしているかは、見れば分かる。男の顔は映っていない。けれど遥香には分かった。雄介だ。ざわめきが起こった。「なんだこれは!こんなものをオークションに出すなんて、正気なのか?」「見間違いでなければ、写真に写っているのはあの写真家の小早川美咲本人でしょう?売名行為?」「アート作品にこういう内容のものがあるのは確かだけれど、これは……美的感覚が全くないわね!」あちこちから議論の声が上がる中、美咲は真っ青になって首を振り続けた。「違う……私が出したのはこの写真じゃない、本当に違うの……」しかし誰も彼女の言葉に耳を貸そうとしない。司会者は冷静を保ったまま、オークションを続けた。「こちらの写真の開始価格は200万円となっております。より高い金額を提示される方はいらっしゃいますでしょうか?」会場が静寂に包まれた。数人の男たちの下品な笑い声だけが響いていた。「200万でこんなもの?ネットにありふれたエロ写真じゃないか!」「そうだな、写真はいらないが、この女が直接サービスしてくれるなら200万払ってもいいぞ」「ははは!」侮辱の声があちこちから飛び交い、美咲の顔から血の気が引いて、体がふらつき始めた。その時――「400万!」雄介の冷たい声が響き、会場が一瞬で静まった。誰もが信じられないという顔で雄介を見つめ、誰かが小声でささやいた。「夏野さんがあの美咲をご存知なのか?」「ああ、思い出した。あの子って、夏野さんの学生だったような……」司会者も一瞬戸惑ったが、それでも丁寧に説明した。「夏野様、私どものオークションの規定では、お一人様一点までとさせていただいております。途中で変更される場合は、先ほどの作品を諦めていただき、より高い金額を提示していただく必要がございます」雄介は遥香の方を見たが、遥香は下を向いて何も言わなかった。下にいる美咲は既に泣き出していた。「先生、私のことは構わないでください。私が写真を間違えただけです、お気になさらないで……」彼女の声はどんどん小さくなり、最後は泣き声に変わった。雄介は胸が締めつけられ、思わず口にした。「分かった。4億でこの写真を買おう」会場の人々が息を呑み
อ่านเพิ่มเติม
第4話
その瞬間から、雄介は上の空になった。花火が終わると、彼はついに我慢できなくなって、遥香の手を握り、申し訳なさそうに口を開いた。「遥香、会社に緊急事態が起きて、どうしても戻らないといけない。明日必ず時間を作るから、いいか?」遥香は彼を見上げて、何とも言えない表情で言った。「どんな仕事がそんなに急ぎなの?クルーザーから急いで戻らなければならないほど?」雄介は少しためらって、「AIプロジェクトの件で、俺しか承認できないんだ。必ず時間を作るから、怒らないで」そう言うと彼は遥香の額にキスをして、慌てて去って行った。遥香はデッキに出て、雄介がスタッフと一緒にモーターボートで夜の海に消えていくのを眺めた。白い波しぶきが広がって、まるで彼女の胸に穴が開いたようだった。一時間後、遥香のスマホが突然鳴った。美咲からだった。遥香は一瞬ためらったが、すぐに理由が分かった。彼女は少し迷ってから電話に出たが、相手は何も言わず、代わりにかすかな声が聞こえてきた――「先生!本当に私の誕生日を祝いに来てくれたんですね!でも……でも今日は遥香さんの誕生日でもあるのに、一緒にいなくて大丈夫なんですか?」「大丈夫だよ、彼女にはたくさんの友達や家族がいるけど、君には俺しかいないじゃないか?」「先生……」少女の感激した泣き声が急に止まり、次に聞こえたのは言葉にならない音……遥香はついに我慢できなくなって、電話を切った。自分が悲しむと思っていたが、しかし涙も出ないことに気づいた。おそらく、絶望しきったら、もう涙も出ないのかもしれない。彼女は深呼吸をして、ある番号にかけた。「もしもし」電話が繋がるとすぐに彼女は口を開いた。「写真は全部撮れましたか?」……雄介は一晩帰らなかった。クルーザーの予定では海上を3日3晩巡航することになっていたが、翌日の朝早く、遥香もモーターボートで港に戻った。家に帰ると、待っていたものがもうポストに届いていた。それは封筒で、中身は全て雄介と美咲の写真だった。車内でキスしているもの、オフィスで抱き合っているもの、さらには学校の図書館でも……すべて遥香が私立探偵に依頼して撮らせたものだった。心の準備はできていたはずなのに、これらの写真を見た時、遥香の指は震えた。この頻度だと……
อ่านเพิ่มเติม
第5話
遥香は少し戸惑った。雄介の手に半分燃えた写真があるのに気づいたのは、その時だった。写真が多すぎて、後の方は燃やしきれずにそのままゴミ箱に捨てていたのだ。雄介に見つかってしまった。でも、雄介と美咲の写真を入れたアルバムはもう金庫に鍵をかけてしまってある。雄介の目に触れることはない。「ええ」否定しなかった。雄介はようやく本気で慌てて、彼女の手をぎゅっと握った。「遥香、君がこの写真を一番大切にしてるって言ってたじゃないか。どうして燃やしたんだ?俺が何かしたのか?」いつも落ち着いている雄介が、今は悪いことをした子供みたいに泣きそうになっている。「俺に悪いところがあるなら言ってくれ。全部直すから!」遥香はようやく彼を見た。言ったところで、彼が美咲から離れるだろうか?言ったところで、彼の裏切りを許せるだろうか?許せるわけがない。だから、言わない方がいい。むしろ、きれいさっぱり忘れてしまった方がいい。そう考えて、遥香は落ち着いた声で言った。「考えすぎよ。アルバムを見てて眠っちゃって、アロマキャンドルが燃え移ったの。消そうとした時にはもう燃えちゃってたけど、ネガがあるから大丈夫」この嘘はひどすぎる。雄介が信じるはずがない。「遥香……」彼が口を開きかけた時、スマホが突然震えた。雄介はスマホを見て顔色を変えると、急に立ち上がった。「遥香、ちょっと電話に出る」そう言って慌ててベランダに出て行った。遥香の耳に、断片的な言葉が聞こえてくる――「今月まだ来てないって……」「ちゃんと検査したの?間違いない?」ベランダから雄介の興奮した声が聞こえてきたが、遥香は聞く気にもなれず、ただ目を閉じて皮肉な笑みを浮かべた。そうね。どんなにひどい嘘でも、相手が気にしなければ通るものなのね。……その後数日間、雄介は落ち着かない様子で、写真のことを問い詰める余裕もなかった。遥香も気にせず、ひたすら記憶を失った後の準備をしていた。この日、大学で手続きを済ませてオフィスから出たところで、階段で美咲と鉢合わせした。「遥香さん!」美咲は彼女を見て嬉しそうに、「どうしていらしたんですか?先生に会いに来たの?」そう言うと美咲は遥香の腕に抱きついたが、遥香は冷たく振り払った。「雄介もいないし」遥
อ่านเพิ่มเติม
第6話
美咲の叫び声を聞いて、周りに人が集まってきた。遥香の表情が冷たくなった。「私じゃない、彼女が勝手に……」彼女は説明しようとしたが、言い終える前に、雄介がもう美咲を抱きかかえていた。「すぐに病院に連れて行く!」そう言って彼は慌てて去って行き、遥香のことは完全に無視していた。……遥香は病院に着くと、医師が雄介と話していた。「夏野さん、ご安心ください。小早川さんは軽傷です。少しお休みいただければ問題ございません」雄介はほっとして、振り返ると遥香がいるのに気づいた。彼は少し驚いて、彼女のそばに歩み寄り、優しく言った。「遥香、どうして来たんだ?」遥香は言った。「私は美咲を突き飛ばしてない。彼女が私をはめたのよ」遥香は本来、雄介たちと関わりたくなかった。でもこんな濡れ衣だけは嫌だった。だからはっきりさせに来たのだ。雄介の動きが一瞬止まった。次の瞬間、彼は優しく言った。「大丈夫、俺が美咲に謝っておく。この件はもう終わりにしよう」そう言って雄介は遥香の手を引いて去ろうとした。でも遥香は動こうとしない。彼女は顔を上げて、信じられないといった顔で彼を見た。「謝る?どうして謝るの?雄介、さっき私が言ったこと聞こえなかった?私は美咲を突き飛ばしていない!彼女がわざと――」「もう十分だ!」今度は、遥香の話を雄介が我慢できずに遮った。「美咲はそんなことをする子じゃない!」遥香の顔が真っ青になった。「そんなことをする子じゃない?」遥香の声から力が抜け、苦笑いを浮かべて、声を震わせた。「じゃあ雄介、あなたは私がそんな人間だと思ってるの?」遥香の青ざめた顔を見て、雄介はようやく胸が痛んだ。雄介は慌てて遥香の手を握った。「遥香、そういう意味じゃない。ただ美咲が今の状況で君をはめるはずがない、なぜなら彼女は……」雄介は言葉に詰まり、話し方を変えて説明を続けた。「つまり、君がわざとやったわけじゃないのは分かってる。たぶん美咲の後ろに階段があることに気づかなくて、それで……」余計な言葉ばかりで、言い訳にもなっていない。雄介も言葉に詰まって、最後は遥香を見つめて、疲れた声で言った。「遥香、この件はもう話さないでくれないか?」遥香は彼を見上げた。彼女はふと思い出した。高校時代、成績
อ่านเพิ่มเติม
第7話
遥香の胸が一瞬、ドキッとした。でもすぐに冷静になった。「大学時代のルームメイトの花宮寧香(はなみや ねいか)よ。離婚するから、私の知ってる弁護士を紹介したの。どうかしたの?」雄介の肩から力が抜けた。「いや、俺はてっきり……」言いかけて、苦い笑みを浮かべた。考えすぎだった。遥香が俺と美咲のことを知るはずがない。最近少しぎくしゃくしてても、離婚なんて考えるわけがない。そう自分に言い聞かせて、話題を変えるように遥香の手を取った。「遥香、君にプレゼントがあるんだ」遥香が不思議そうに見上げる。「プレゼント?」雄介は優しく微笑んだ。「君がずっと子供が欲しいって言ってたよね?よく考えてみたんだ。君の言う通りだと思う。俺たちにも子供がいた方がいい」遥香は信じられないという表情で雄介を見つめた。自分が病気のため子供ができないことは、ずっと前から分かってた。そのことをずっと申し訳なく思ってたし、雄介が本当は子供好きだと知ってたから、結婚してすぐに養子をもらいたいと提案したことがあった。でも、あの時雄介ははっきりと断った。なぜ急に気が変わったんだろう?違和感を感じた遥香は、思わず尋ねた。「なぜ急に?」「急じゃないよ」雄介は穏やかに答えた。「実は、もう手続きを始めてるんだ。少し時間はかかるけど、半年から八か月後には、俺たちの子供に会えると思う」雄介は養子をもらうことについて、これまで見せたことのない熱心さを示した。別荘の一室を片付けて赤ちゃん部屋にして、リフォームしてから、赤ちゃん用品をいろいろ揃えていった。ベビーベッドから小さな洋服、おもちゃや絵本まで、本当にいろんなものを。すごく丁寧に準備してた。遥香には、どこか不自然に感じられた。その夜のこと。頭痛で目を覚ました遥香は、赤ちゃん部屋の方から物音がするのに気づいた。ドアの近くまで行くと、中に美咲と雄介がいるのが見えた。雄介は美咲の手首を掴んで、厳しい声で詰め寄ってる。「美咲!誰が夜中にうちに来ていいと言った?しかも、この部屋に?それに、こんな写真を撮って何のつもりだ?」美咲の手にはアルバムがあって、中にはエコー写真やお腹の写真が入ってたけど、顔は写ってなかった。美咲が泣き出した。「赤ちゃんが生まれる過程は一度きりだから、記
อ่านเพิ่มเติม
第8話
頭を車窓に激しく打ちつけ、エアバッグが展開する中、遥香は座席でぼんやりしてた。意識が朦朧とする中、トラックから数人の若い男たちが降りてくるのが見えた。遥香には分かった。あれは美咲と同じ孤児院で育った男たちだった。美咲を支援してた時、彼らも一緒に支援してたのだ。彼らは車のそばまで来て遥香の状況を確認した。「これだけぶつかったら、助からないだろ?」「そうだ。この女、もともと脳に病気があるんだから、絶対助からない!」「はは、よかった!こいつが死ねば、美咲が夏野家の奥さんになれる。俺たちにもいいことがあるぞ!」「よし、よし、早く行こう!人が来る前に!」彼らは慌てて立ち去り、遥香はその場に横たわったまま、胸が激しく上下してた。やっぱり……美咲がやったことだった……別荘の門の前は人通りがなく、遥香は必死に携帯を取って救急車を呼ぼうとしたが、携帯は手の届かないところにあって、緊急SOSのボタンにしか触れなかった。そのボタンを押すしかなかった。長年、彼女の緊急SOSには一人しか登録していなかった。雄介だった。電話はすぐに繋がった。「もしもし、遥香?」遥香は必死に声を出した。「雄介、早く……救急車を呼んで……」でも電話の向こうは慌ただしかった。遥香の耳に、かすかに美咲の泣き声が聞こえてきた。「先生、赤ちゃんは大丈夫でしょうか?」雄介は完全にそっちに気を取られて、遥香が何を言ったか全然聞いてなかった。急いで言った。「遥香、こっちで緊急事態が起きてる。後でかけ直すから」そう言って彼は一方的に電話を切った。プープープー。短い電子音が静まり返った車内に響いて、遥香は絶望して目を閉じた。体力がどんどんなくなって、頭が割れそうに痛んで、いろんな記憶が頭の中をよぎった……雄介が指輪をはめてくれた瞬間……雄介が手術前に彼女の手を握って離れないでと懇願した瞬間……雄介が彼女が目を覚ました時に喜び泣いた瞬間……遥香はついに力尽きて、ゆっくりと目を閉じた。その時、突然声が聞こえてきた。「こっちで交通事故が起きてます!急いで!手伝ってください!」遥香は自分が車から引きずり出されるのを感じて、周りで救急車のサイレンが鳴り響いた。そして――「だめです、この状況では手術が必要です
อ่านเพิ่มเติม
第9話
遥香のその一言で、病室がシーンと静まり返った。雄介の顔が一瞬で真っ青になった。次の瞬間、我に返った彼は必死に笑顔を作って、また遥香の手を握ろうとした。「遥香、冗談だろ?そんな冗談、全然面白くないよ……」でも遥香は無表情で、また自分の手を引いた。「冗談じゃありません。あなた、誰ですか?」病室がまた静寂に包まれて、雄介は目の前の遥香の表情を見つめた。その冷たさと無関心さは、どう見ても演技には見えなかった。よく見ると、確かに同じ顔なのに、目の前の人は全然違う人みたいだった。雄介は急に胸を掴まれたような気がして、息ができなくなった。「遥香!」彼はほとんどパニック状態で遥香の腕を掴んで、声が震えた。「わざと俺を困らせてるんだろ?俺が電話に出なかったから怒ってるのか?ごめん、君が事故に遭ってるなんて知らなかった、だから電話切ったんだ……本当に悪かった、許してくれ、そんなこと言わないでくれ……」この時の雄介は本当に怖くなってた。必死に遥香の手を掴んで、そうしてないと彼女を失ってしまいそうで。あまりに強く掴むから、遥香の顔が痛みで青ざめた。「離してください!」でも雄介が手を離すわけない。怖かった。手を離したら、目の前の愛する女性が本当に消えてしまいそうで。最後は隣にいた医師や看護師が見かねて、急いで雄介の手を引き離して、彼を病室の外の廊下に連れ出した。「夏野さん、落ち着いてください!奥さんが怒ってるわけじゃないんです。本当に記憶を失ってるんです!」「手術の時に海馬を傷つけてしまったので、術後記憶に影響が出る可能性がありました。どうやら、ここ数年の記憶を全部失ったようです。あなたのことも含めて!」医師の声が、雄介の心の最後の希望を容赦なく打ち砕いた。雄介は完全に固まって、よろめきながら壁にもたれかかった。遥香が、本当に俺を忘れた?まる七年間、あんなに甘い思い出、あんなに多くの記憶、あんなに深い絆……全部忘れたのか?心にぽっかり穴が開いたような気がして、彼は真っ赤な目で医師を見上げて叫んだ。「手術の時、どうしてこんなリスクを許したんだ?」医師が眉をひそめた。「でもあの時奥さんは生命の危険がありました。命と記憶の間では、当然命を選ぶしかありません。それに……」医師は少し間を
อ่านเพิ่มเติม
第10話
この時の雄介は、5年前のことを思い出してた。遥香の最初の手術が失敗して昏睡状態になった時のことを。あの時、みんなが彼に、遥香は一生植物状態になって、もう目覚めないかもしれないと言った。でも雄介は、遥香は必ず目覚めると確信してた。だから毎日病院に通って、遥香に二人の過去の思い出を話して、丁寧に体を拭いてあげた。そして遥香は本当に目覚めた。奇跡が一度起こったなら、きっと二度目も起こる!今度も必ず遥香の記憶を回復させて、彼女に直接説明してもらおう、なぜ最初記憶を保持することに同意しなかったのかを!そう思って、雄介は急いで家に戻った。ところが車を降りたばかりで、美咲が別荘の門の前に立ってるのが見えた。雄介の表情がすぐに険しくなった。「何しに来た?」実は遥香が昏睡してたこの二日間、美咲は雄介に何度も電話をかけたけど、雄介は全部無視してた。美咲は唇を噛んで雄介を見て、小さな声で言った。「先生、怒らないでください。あなたに会いに来たわけじゃありません。ただこれをお渡ししたくて」そう言って彼女は封筒を取り出して、雄介は中身を見て驚いた。「これは……」「私が自分の血で写経したものです」美咲は小さな声で言った。「ネットで、妊婦の血で書いた経典が一番効果があるって書いてあったので、特に千部写経しました。遥香さんのお祈りのためです」雄介が美咲を見上げると、目の下にクマができて、何日も寝てない様子だった。唇には血の気が全然なくて、明らかに貧血状態だった。彼の心がちょっと締めつけられた。「そんなことしなくても」彼は眉をひそめて、無意識に声が柔らかくなった。「大学院生なのに、こんな迷信を信じるのか?」「先生が信じないのは知ってます」美咲は小さく言った。「でも万が一の可能性でも、遥香さんのためにお祈りしたかったんです。だって……私の恩人ですから」雄介はこの時完全に怒る気をなくして、少し迷った後、経典を受け取ってから口を開いた。「せっかく来たんだから、一つはっきりさせたいことがある」「美咲、今日から俺たちは別れよう」「え!?」美咲は急に顔を上げて、真っ青になって雄介を見つめて、慌てて泣き出した。「先生……私が何か悪いことをしたんですか?直します、お願いします……お願いですから私を見捨てないで…
อ่านเพิ่มเติม
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status