Semua Bab Pangeran Pengangguran Mendadak Menjadi Detektif : Bab 21 - Bab 30

Dengan tarikan napas yang seakan mewakili seluruh penderitaan kuil yang dipikul sendirian, Pendeta Liang Tong mulai bercerita. "Baiklah," katanya sambil menatap langit-langit seolah meminta kekuatan dari para dewa. "Sejak saya pindah ke kuil ini tiga bulan lalu, hampir setiap hari ada yang bertanya tentang keluarga Gao." "Bertanya tentang apa?" Zeyan bersandar di bantalnya dengan santai. "Tentang... efisiensi Nyonya Gao dalam mengganti suami." Zhiyu hampir tersedak teh. "Efisiensi?" Pei Yuan yang sedang menyusun perangkat teh langsung menghentikan gerakan tangannya dan menatap Pendeta Liang dengan horror. "Ketua Pendeta! Istilah itu terlalu..." "Akurat?" sahut Pendeta Liang dengan nada putus asa. "Pei Yuan, dalam satu setengah tahun terakhir, wanita itu kehilangan tiga suami. Itu lebih cepat daripada petani mengganti bajak y

Setelah menyaksikan antrean panjang tak berujung di Kedai Baiyuanxuan, Zhiyu dan Zeyan memutuskan untuk kembali berjalan-jalan, diiringi oleh Shen Rui dan Yuan Qing. Distrik Pasar makin ramai, hiruk pikuk pedagang yang berteriak menawarkan dagangannya mulai membuat telinga berdenging."Èr Lang, kita mau ke mana?" tanya Zeyan sambil menyeret langkahnya yang malas. Ia menguap lebar sambil mengusap mata, seperti orang yang baru bangun tidur padahal matahari sudah tinggi."Kemana saja, sampai menemukan kedai yang belum pernah kucicipi," jawab Zhiyu ringan sambil menendang kerikil kecil di jalan.Zeyan mengangkat alis heran. "Masih ada kedai yang belum pernah kau coba?""Usiaku baru dua puluh lima tahun dan kedai di ibu kota ada ratusan. Tentu saja masih banyak," sahut Zhiyu, setengah kesal karena pertanyaan yang menurutnya agak bodoh itu.Zeyan hanya tertawa sambil menggeleng. Lalu menoleh ke Shen Rui dengan malas. "Kau tahu ada kedai bagus d

Menteri Xu Jianhong sedang asyik menggencarkan interogasi rutinnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdengar seperti resep masakan, monoton dan dapat ditebak. Namun, di tengah pertanyaan serius tentang keberadaan terakhir almarhum suami, Zeyan tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan ekspresi tertarik. "Nyonya Gao," sela Zeyan sambil mengendus udara seperti anjing pelacak yang mencium bau daging panggang, "apakah manor ini menyimpan persediaan teh dengan jumlah besar? Ada aroma yang... menggelitik rasa penasaran saya." Menteri Xu menoleh dengan tatapan yang bisa membunuh lalat dalam radius lima meter. Mulutnya terbuka, siap mengeluarkan teguran keras. Namun, tidak ada suara yang keluar,seperti biasa, ia tak pernah sanggup menghentikan kedua sosok pembawa bencana ini. Nyonya Gao menjawab dengan tenang, seolah pertanyaan aneh di tengah interogasi resmi adalah hal yang wajar. "Gudang teh keluarga kami memang berada di belakang manor, Yang Mul

Krek! Krek! Krek!Suara cangkul kecil menggores tanah memecah keheningan pagi di taman belakang Manor Baili. Zhiyu berlutut di sudut taman, menggali dengan semangat yang mencurigakan."Tuan Muda." Yuan Qing muncul dengan rambut berantakan. "Kenapa menggali lubang sepagi ini? Kalau mau bunga melati, beli saja di pasar. Yang segar, yang harum, bukan yang..." ia melirik pot kecil di samping Zhiyu, "pucat seperti mayat.""Ini bukan melati biasa," sahut Zhiyu tanpa menoleh."Ah, tentu saja. Melati ajaib yang bisa bicara, kan?" Ming'er muncul dari belakang semak, dengan tangan di pinggang. Pelayan remaja ini sudah ada di manor sejak sebelum lahir. Legenda di Manor Baili mengatakan, ibunya melahirkan saat mencuci pakaian di dapur belakang. "Tuan Muda, ingat nasib Azalea dulu?"Zhiyu berhenti menggali. "Itu kecelakaan berkebun yang tragis.""Tragis untuk siapa? Untuk Azalea atau untuk harga diri Tuan Mu

Menteri Xu Jianghong duduk di meja kerjanya dengan wajah lelah seperti seseorang yang sudah bekerja seminggu penuh padahal baru hari kedua. Berkas bertumpuk di hadapannya, tinta sudah menetes ke mana-mana, dan kepalanya berdenyut dengan ritme yang sangat tidak musikal.Di depannya, Zhou Liang berdiri dengan postur sempurna yang membuat patung prajurit istana terlihat santai. Asisten setia ini sedang menyortir laporan dengan ekspresi kaku yang biasa, sambil menghitung berapa kali ia berkedip dalam lima menit terakhir. Urat pelipis Zhou Liang terlihat tegang seperti dawai yang akan putus."Zhou Liang," panggil Xu Jianghong sambil memijat dahinya, "bagaimana dengan penyelidikan asal teh yang kemarin?""Sedang ditangani Meng Tian dan yang lainnya, Menteri Xu. Mereka sedang memeriksa catatan gudang logistik."Di luar ruangan utama, lima pengawal Yamen memang terlihat sibuk menyelidiki. Sibuk dengan cara yang cukup berisik untuk sebuah investigasi.