Jika selama ini, pelaris bakso mengunakan pakaian dalam yang dimasak dengan kuah bakso untuk mendapatkan banyak pembeli. maka berbeda dengan pasutri bernama Herman dan Lala. mereka menggunakan hasil dari lendir dalam hubungan badan untuk bumbu kuah bakso. dengan menumbalkan Narnia sebagai pelaris makanan yang di gilir oleh para pria setiap malam.dapatkah Narnia sadar daengan apa yang menimpahnya setiap malam dan bebas dari tumbal persugihan bakso yang di lakukan oleh kedua orang tua tirinya.
view moredi sebuah gudang tua yang jauh dari permukiman warga.
Herman maupun Lala menatapi para wanita yang sudah terikat berhari-hari atau ada yang berminggu-minggu di tiang kayu dengan bagian bawah basah.
Di bagian bawah terlihat tertancap alat getar bertekanan tinggi untuk memuaskan nafsu para wanita yang kini di kuras lendir demi sebuah PERSUGIHAN. Tidak hanya bagian bawah yang di manjakan oleh sebuah alat getar, bagian atas juga terdapat dua alat yang di gunakan untuk meremas kedua gundukkan besar dan empuk.
"Tolong lepaskan aku," rintih wanita itu menatapi seorang pria yang di dampingi oleh seorang wanita yang lebih tua berapa tahun.
Pria itu bersikap cuek, ia melirik wanita itu dengan tatapan malas. Walau di dalam hati terdapat niat untuk menyetubuhi para korban satu persatu secara bergilir. Membayangkan teknik yang akan di praktekkan kepada para korban, nafsu Herman semakin menggebu-gebu dan terasa keras di bagian pusat tubuh.
Melihat bagian menonjol keras di balik celana jeans yang berusaha untuk keluar. Herman mengerutkan kening, kemudian mengusap rahang berapa kali dengan ujung mata melirik tubuh para wanita tanpa pakaian yang terikat dengan pose mengundang nafsu.
"Sial," decak batin Herman yang berusaha mati-matian menahan gairah yang memuncak mendadak akan pikiran kotor yang bersarang di dalam otaknya barusan.
Para wanita tanpa busana itu adalah korban dari ritual pesugihan yang di lakukan oleh Herman dan Lala demi kelancaran bisnis usaha mereka jalani selama puluhan tahun ini.
"Lendir mereka sudah tidak enak lagi di mulut costumer," decak Herman yang kini pusing tujuh keliling. Pasalnya penghasilan usaha yang kian melorot tajam setahun ini dan bayang-bayang ke bangkrutan mulai menghantui hidupnya belakang ini. Belum lagi berapa barang kreditan sudah mulai jatuh tempo dan pinjaman dari bank juga ikut menghantui setiap langkah.
Memikirkan semua tagihan jatuh di saat bersamaan. Kepala Herman mendadak pusing tujuh keliling dan terasa mual di perut. Herman sangat taut menjadi miskin, Ia tidak mau di hina maupun di remehkan oleh semua oramg.
"Aku tidak mau miskin," lanjut Herman yang kini semakin stress akan kondisi keuangan yang merosot tajam setiap hari.
Berulang kali Herman mengusap wajahnya dengan kasar yang mengambarkan kondisi keuangan yang sedang di hadapi.
Banyak korban wanita yang di kuras lendir untuk di olah menjadi kuah bakso tidak bisa menaikkan omzet yang semakin di ambang ke bangkrutan.
Lala yang tidak ingin miskin, ia menemukan sebuah cara yaitu menjadikan Narnia sebagai tumbal persugihan selanjutnya untuk mengantikan para korban yang sudah tidak berguna.
Awalnya Herman tidak setuju, karena mengira Narnia masih ada hubungan darah dengan Lala. Sehingga ritual tersebut bukan berhasil tapi sebalik menjadi bumerang bagi mereka berdua di masa depan.
"Narnia anak dari pernikahan aku sebelumnya, tepatnya anak tiri. Jadi tidak perlu takut," seru Lala dengan wajah liciknya. Ia tidak sudih membesarkan Narnia secara percuma-cuna selama ini. Sehingga Lala mulai meminta balas jasa mulai detik ini.
Herman mengusap dagu secara sensual dan memikirkan apa yang di katakan oleh Lala barusan.
"Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi," lanjut Lala yang semakin menekan keputusan Herman untuk bekerjasama untuk menyeret Narnia ke dalam ritual persugihan.
Lala tidak ingin pergi ke jurang dosa sendirian, sehingga ia memutuskan untuk mengajak Herman untuk pergi ke neraka bersama atau mendepak Herman di kemudian hari jika mendadak menjadi miliader kaya raya.
Herman berpikir apa yang di katakan oleh Lala bisa di coba. Karena pihak berwajib sudah mencurigai aktivitas mereka berdua dengan kaitan para wanita yang merupakan pelanggan setia banyak yang menghilang belakang ini.
"Menarik juga," ucap Herman yang setuju dengan ide Lala karena dengan menjadikan Narnia sebagai tumbal persugihan selanjutnya, maka kecurigaan pihak berwajib tidak akan terbukti sama sekali.
***
Bandung, 2040
Ping…
Sebuah pesan w******p masuk ke ponsel salah satu gadis cantik yang kini duduk di kelas 2 SMA di salah satu sekolah favorit di Bandung.
Gadis itu sedang rebahan di atas kasur kontrakan yang berukuran singel dengan ruangan bernuasa pink dengan motif hello kitty menghiasi semua dinding kamar kontrakan yang merupakan motif kesukaan gadis itu, Serta berapa boneka hello kitty menghiasi atas ranjang. Termasuk berapa poster bayband tampan Korea menempel di setiap dinding.
Gadis cantik dengan rambut hitam panjang sepinggang itu bernama Narnia yang merupakan gadis tercantik di sekolah tersebut dan kini ia sudah menginjak usia dewasa.
Narnia berusaha meraba-raba keberadaan ponsel di samping tubuh untuk mengecek siapa yang mengirimkan pesan untuknya yang menganggu waktu bermalas-malasan di saat liburan sekolah.
"Sungguh menganggu," gumam Narnia dengan suara malas di sertai dengan suara sedikit manja seperti gadis pada umumnya.
Setelah mendapatkan ponsel tersebut, Narnia membuka kedua matan yang masih terasa lengket. Bahkan di dalam hati tidak ada niat untuk melihat siapa pengirim pesan.
Lala yang sudah kehabisan kesabaran, Ia kemudian mengirimkan stiker sebagai tanpa up pesan untuk segera di respon.
"Ieeehhh...resek banget sih," gerutu Narnia yang merasa terganggu sejak tadi.
"Anak sialan, sampai kapan kau diamkan pesan aku?" pekik Lala yang mengila ketika melihat tidak ada tanda-tanda Narnia akan merespon pesan yang ia kirim barusan. TLala yang semakin tidak sabaran. Ia kemudian mengirimkan berapa stiker lagi ke dalam ponsel Narnia.
Narnia yang sudah kesal tidak tertahankan lagi, Ia membuka kedua mata secara besar-besar untuk menahan ngantuk.
Tombol kunci di layar ponsel di buka dengan gesekan jemari, Narnia menekan tombol hijau whatxx untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan dengan bunyi berturut-turut seperti orang kesetanan yang membangunkan tidur nyenyak di hari libur sekolah.
Kedua mata Narnia melihat pesan yang masuk, merupakan pesan dari ibu tiri yang meminta dirinya untuk tinggal di Jakarta dan menetap bersama dengan kelurga baru dengan segala alasan yang tertulis di pesan whatxxx
Narnia agak ragu untuk memberikan jawaban atas permintaan sang ibu Tiri. Karena ia masih betah tinggal di Bandung dan bebas melakukan apa saja di sebuah kontrakkan sederhana yang dekat sekolah. Selain itu, Narnia merasa tidak enak sama keluarga baru ibu tiri yang sudah mempunyai anak dan suami. Sekarang posisinya adalah ia adalah orang luar dan tidak berhubungan apapun dengan mereka.
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments