YANG TAK KASAT MATA

YANG TAK KASAT MATA

By:  syeli ariessela  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
27 ratings
25Chapters
2.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dara adalah seorang gadis rantau. Dara tanpa sengaja bertemu dengan seseorang yang ia kenal dari beberapa tahun lalu. Seseorang yang meninggalkan rentetan pertanyaan tak terjawab bagi Dara. Bersama sahabatnya Dara memahami satu-persatu apa yang terjadi dalam hidupnya.

View More
YANG TAK KASAT MATA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rezquila
aku pikir cerita horor, keren kak. dari judulnya sudah bikin penasaran
2021-10-21 22:16:11
1
user avatar
Aery18
ceritanya menarik,, aku menunggu cerita selanjutnya kak, semangat terus aku akan mengikuti cerita kakak ...
2021-10-20 20:45:47
2
user avatar
Yourbaescorpio
Ceritanya bagus ... Suka sama karakter Dara semangat up ya kak ...
2021-10-20 16:17:57
1
user avatar
Skyler Artemis
terus berkarya dan update cepat. Novelmu ini ceritanya bagus
2021-10-20 13:03:04
0
user avatar
Gideon Budiyanto
Karakter Dara bikin orang yang membacanya langsung jatuh cinta. Ditunggu update bab-bab berikutnya ya Kak, semangat.
2021-10-20 11:45:12
0
user avatar
Sachie
bagus ceritanya, semangat berkarya kak
2021-10-20 11:12:53
0
user avatar
Kim-Yn
Keren... Lanjut ya thor
2021-10-20 10:59:30
0
user avatar
Suciwati
Keren, bab awal aja udah bikin jatuh cinta ...
2021-10-20 10:52:37
1
user avatar
Alinaa
Cerita yang luar biasa
2021-10-18 15:38:54
1
user avatar
RAZILEE
baguss thor nextt ya
2021-10-17 14:20:49
1
user avatar
Tanty Longa
Aku suka ceritanya, semangat author
2021-10-17 11:28:03
1
default avatar
Naonao
ceritanya seru kak, semangat terus nulisnya!!
2021-10-07 13:13:22
1
user avatar
Rhill
Critanya bguss Sukaaaaaa ama critanyaa
2021-10-07 13:07:00
1
user avatar
Suci AD
Ceritanya bagus. Semangat.
2021-10-06 12:14:11
0
user avatar
Suci AD
Ceritanya bagus. Semangat.
2021-10-06 12:13:38
0
  • 1
  • 2
25 Chapters
TERLUKA SENDIRI
         Akhirnya hujan turun. Setelah hampir seminggu dinanti-nanti, hari ini kota ini basah juga. Memulai pagi diawal Oktober, mengukir senyum di wajah sebagian penduduk kota. Walau aktivitas mereka tak secara langsung bergantung pada air hujan. Entah. Mungkin beberapa dari mereka pecinta hujan. Tapi bagi Dara, hujan ini tak lain sebagai penyejuk kota, penghapus debu-debu hasil aktifitas kota seminggu terakhir. Beruntung ia sampai di halte bus lebih cepat hingga tak harus kehujanan.         Perjalanan menuju kantor Dara menggunakan bus memakan waktu sekitar 15 menit. Cukuplah untuknya melihat-lihat sekitar, menambah pengetahuannya tentang kota ini, walau dengan rute yang sama setiap hari. Namun selama setahun berada disini, Dara sudah cukup banyak mengetahui tempat-tempat wajib seperti supermarket, warung makan, mall, bahkan pasar terdekat dari kosnya.       
Read more
DUA HUJAN
          Dara bersandar santai di kursi rotan depan rumah Leo. Memandang bebas ke hamparan bunga di halaman tepat di depannya. Hal yang paling menarik perhatian Dara adalah jalan kecil yang hanya seukuran dua orang dewasa bersisian di tengah taman itu, mengingatkannya akan bentuk halaman rumahnya di Kalimantan.         Rasa yang ia dapatpun sama persis seperti saat melewati halaman rumahnya sendiri. Berjalan di jalan kecil dengan kiri kanan berhias hijau rumput dan warna-warni bunga, Dara bagai merasa di negeri dongeng. Belum lagi di seberang jalan adalah area persawahan yang saat ini didominasi warna hijau. Membuat siapa saja yang duduk di tempat Dara sekarang betah berlama-lama.         Sejujurnya seperti inilah rumah impian Dara, walaupun sedikit berbeda dengan apa yang ia selalu ceritakan pada orang lain. Dulu Dara menginginkan rumah yang apabila ia membuka j
Read more
KISAH TERSAYANG
         Kali ini giliran Dara yang duduk termenung sendiri di dalam kafe kemarin. Saat tersadar dari lamunannya, ia telah mendapati Leo duduk manis di depannya. Dara seperti tahu apa yang akan Leo bahas.         “Pak Firman bilang kau adalah adik kelasnya?" Ucap Leo to the point, menyampaikan pertanyaannya.         “Pak Firman? Klienmu kemarin?” Dara balik bertanya, memasang wajah berpura-pura berpikir. Leo tak bergeming. Sia-sia. Leo pasti sudah tahu, pikirnya. Darapun kembali dengan wajah normalnya, membalas pertanyaan Leo tadi dengan sebuah anggukan.         “Berarti Kak Gio mengenalnya?” Tanya Leo lagi.         “Ya. Aku lihat mereka makan siang bersama tadi.”        
Read more
TABIR
         Dara menatap keluar jendela kafe. Menatap kosong pada orang yang berlalu-lalang. Apa yang sedang ia pikirkan? Sebagian kecil penasaran tentang apa yang akan Firman bicarakan,  sebagaian yang lain adalah kebingungan tentang dirinya sendiri. Kenapa ia bisa sesenang itu bertemu Firman disaat ia masih kesal dengan sikap Gio yang benar-benar tidak peduli. Pertanyaan sebenarnya adalah, benarkah ia merasa senang? Mungkinkah, pelampiasan?         Dara menggeleng, menepis pikirannya. Pelampiasanpun tidak boleh. Andai saja ia bisa meralat ekspresi girangnya kemarin. Sayang sudah terlihat oleh beberapa temannya termasuk Leo. “Tidak boleh menyukai Firman. Kau mana tahu, jangan-jangan dia sudah punya istri.” Ucapnya dalam hati.         Firman yang baru datang menatap Dara dengan aneh.         “Kena
Read more
ENGLISH CLUB
        Tok...tok...         “Kak Anton?” Panggil Dara di depan kamar Anton.         Pintu terbuka dari dalam. Si pembuka pintu menampakkan wajahnya. Dahi Dara berkerut, wajahnya sempurna menunjukkan ekspresi bingung. “Apa aku salah rumah?” pikirnya.         “Anton sedang keluar.” Kata orang itu.         “Oh, dia hanya bertamu,” katanya dalam hati. “Oh, ya. Aku tunggu diluar saja.” Kata Dara lagi yang hanya dibalas dengan anggukkan oleh lawan bicaranya. Darapun segera menuju teras, menunggu Anton pulang.         Selang berapa menit, “Dara?” Sapa Anton.         “Eh, Kak. Ini aku mau mengembalikan
Read more
KEPINGAN MEMORI
Dua minggu setelah novel Dua Hujan rilis.             “Leo...” Sebuah kepala menyembul dari belakang Leo, menampakkan wajahnya yang penuh siasat. “Temani aku, yuk!”             “Kemana?” Leo menjawab sambil terus fokus memasukkan barang-barang ke dalam ranselnya untuk dibawa pulang.             “Ikut saja.” Si pembuat pertanyaan tak memerdulikan jawaban Leo. Ia langsung berlari keluar kantor  dengan menganggap Leo akan membuntuti langkahnya. Dan benar saja. Tanpa membantah, Leo mengekor di belakang Dara. Ia naik bis yang sama dengan Dara, dan turun dimana Dara memilih untuk turun, hingga akhirnya mereka masuk ke sebuah toko buku. Leo hanya mengikuti langkah Dara yang terlihat serius  menyusuri rak demi rak buku. “Nah, ini dia.” Seru Dara sembari menarik sebuah buk
Read more
KADO ULANG TAHUN
Hari masih sangat pagi. Dara berniat masuk ke ruangan manajernya—Gio, untuk meletakkan beberapa berkas yang diminta Gio kemarin. Tepat di depan pintu, Dara berhenti sebentar melihat pintu  yang terbuka sedikit. Ruangan yang dikiranya kosong ternyata sudah dimasuki oleh empunya. Dan tak hanya sendiri, Gio sedang bercakap-cakap dengan seseorang.“Oh, Firman.” Pikirnya. Tanpa sadar Dara mencoba mencuri dengar apa yang mereka bicarakan. Sebab Dara tidak tahu dengan pasti bagaimana persisnya hubungan mereka. Dara hanya tahu anak yang dekat dengan Gio adalah Anton.“Jadi kau tidur di rumah adikmu lagi malam tadi?”  Firman memutar-mutar kursi yang didudukinya di depan Gio.“Hah, Gio punya adik?” Dara semakin memfokuskan pendengarannya.“Ya, kasihan dia kutinggal terus. Lagipula ada yang ingin kudiskusikan dengannya.”“Hmm, terdengar familiar.” Pikir Dara.“Dia bukan a
Read more
PERANG
Dara sengaja mengambi arah yang berbeda dengan Gio, menacari sendiri apa yang ingin mereka beli. Sebab jika tidak begitu, rasanya akan seperti suami istri yang mencari satu kado. Sedang mereka berniat membeli masing-masiing.             Anak Anton laki-laki. Ini adalah ulang tahunnya yang ke-2. Sekitar lima belas menit berputar-putar di bagian pakaian, Dara masih juga bingung pakaian mana yang harus ia ambil. Walau sudah melihat fotonya, tetap saja ada keraguan. Takut ukurannya tidak pas. Akhirnya Dara putuskan mengambil yang ukurannya sedikit lebih besar. Kalau tidak muat sekarang, maka bisa dipakai nanti. Iapun membawa barang pilihannya menuju kasir. Terlihat Gio baru saja selesai dengan urusan kadonya, bahkan telah menjadi bingkisan cantik siap untuk diserahkan. Laki-laki memang praktis. Gio lalu mengisyaratkan kepada Dara bahwa ia akan menunggu di luar.          &n
Read more
AKU TAHU
              Riuh lagu ulang tahun masih terdengar di setiap sudut ruangan. Suara tawa dan tangis bocah juga masih terdengar. Namun bukan dari tamu, melainkan keluarga, karena saat ini acara memang sudah hampir berakhir. Dara masih berbincang-bincang dengan Anton dan Gio sebagai pelepas rasa rindunya akan masa-masa SMA dulu. Mereka duduk agak jauh di luar ruangan, agar tidak terganggu oleh suara musik. Di sebelah Anton duduk pula istrinya yang sesekali mengalihkan perhatiannya ke arah bocah yang sedang bermain bola di dekatnya. Rania namanya, biasa dipanggil Nia, begitu katanya tadi saat berkenalan dengan Dara. Nia rupanya orang asli kota ini.             Anak yang bermain bola tadi, tiba-tiba datang menjatuhkan tubuhnya di pangkuan Ibunya. Bibir kecilnya mengeluarkan sedikit rengekan, pertanda mulai mengantuk. Segera diangkatnya tubuh kecil itu, ditawa
Read more
ANAK NAKAL
Leo melambaikan tangannya begitu melihat Dara yang baru memasuki area samping kafe. Leo  memilih outdoor karena bisa langsung melihat danau yang cukup indah disini.  Dara segera menghampiri Leo dan langsung duduk di depannya. Kepalanya menoleh kiri kanan memperhatikan sekitar, menyiapkan penilaian untuk tempat yang dipilih Leo itu. Dilihat dari sudut bibirnya yang terangkat ke atas, dapat dipastikan Dara menyukainya. Leo jamin itu.             “Tumben sekali kau mengajakku ke tempat bagus begini.” Dara tak henti-hentinya tersenyum. Ia masih terpana oleh pemandangan di sisi danau itu.             “Kau jangan pura-pura bodoh.  Kau kan yang kemarin mengancamku?” Leo agak marah, tapi ia pasrah.             “Apa terdengar seperti ancaman? Rasanya tidak.” Kata Dara dengan wajah t
Read more
DMCA.com Protection Status