are we in love yet?

are we in love yet?

Oleh:  tigagita  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
29Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Harus kah pernikahan ini berakhir? Mencintainya sejak dulu tak mengubah perasaannya. Berada di sampingnya tak berarti apa pun. Harus kah diakhiri cinta pertama ini yang tidak mungkin menjadi cinta terakhir?

Lihat lebih banyak
are we in love yet? Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
29 Bab
#1
  "Kakek akan menjodohkan kamu dengan cucu teman kakek" ucap seorang lelaki yang sudah mulai renta kepada cucunya "Kenapa?" tanya perempuan itu setengah kaget "Kamu ingin kakek meninggal tanpa pernah melihat cucu pertama dan satu satunya kakek menikah? Nanti kakek gentayangi kamu setiap harinya" ancam kakek "Tapi kek, aku baru saja 21 tahun" elak perempuan tadi "Berarti kamu sudah legal untuk menikah, baguslah" jawab kakek dan di susul hembusan nafas kasar perempuan itu Tepat dua hari setelah obrolan itu. Dua orang lelaki datang ke rumah kakek. Lelaki paruh baya dan juga lelaki yang umurnya cukup matang memakai setelan jas. "Assalammualaikum" ucap lelaki paruh baya itu "Waalaikumusalam" jawab kakek, ketika salah satu pembantunya membuka pintu utama rumahnya. "Pak Bambang, masih ingat saya?" tanya lelaki paruh baya itu
Baca selengkapnya
#2
Hari ini adalah hari pernikahan Beno dan Lara yang hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Pesta pernikahan yang cukup sederhana bernuasa putih lengkap dengan hiasan bunga lily kesukaan Lara yang sengaja disiapkan kakeknya."Mba Lala gapapa nikah muda gini?" Tanya salah satu pembantunya yang sudah sejak Lara kecil bekerja disini."Gapapa bi. Lala nitip kakek ya, karena kan Lala harus tinggal sama suami Lala. Tolong jagain kakek ya bi" ucap Lara sambil memeluk pembantunya yang sudah dianggap seperti ibunya itu. Bibi hanya bisa mengangguk sambil menangis melepas Lara untuk menikah muda."Saya terima nikahnya Larasathi Karinna Putri Binti Renold Araswandi dengan mas kawin 800 gram emas dan seperangkat alat solat dibayar tunai" ucap Beno lantangSetelah pesta pernikahan selesai. Lara dan Beno pun pindah ke rumah yang sudah disiapkan oleh kakek ketika Lara sudah menikah."Mas Beno mau dikamar
Baca selengkapnya
#3
"Ra, bangun" ucap Beno sambil mengusap pelan kepala Lara yang berada di dadanya. Lara memeluk Beno seakan akan seperti guling. Lara pun menggeliat dan membuat Beno terdiam tak bergerak sedikit pun."I-ini kamu yang peluk loh ya, bukan saya" ucap Beno"Huh?" Gumam Lara masih mengantuk"Ra, kamu ga akan sarapan?" Tanya Beno lagi, sambil mengusap kepala Lara lagi yang masih berada di dadanya."Mau, mas yang bikin?" Tanya Lara dengan mata terpejam dan tidak berubah posisi sedikit pun"Gimana saya mau bikin, kalau kamu masih peluk saya""Peluk?" Ucap Lara lalu seketika bangun dari tidurnya, menyadari bahwa ia bukan memeluk guling bergambar wajah idol korea kesukaannya"Saya buat sarapan dulu ya Ra" ucap Beno sambil tersenyum dan meninggalkan kamar Lara"I-iya mas" jawab Lara gugupLara pun mengutuk dirinya karena tanpa sadar me
Baca selengkapnya
#4
"Sudah makannya?" Tanya Beno tanpa menengok ke arah Lara "Sudah, kenapa mas?" Tanya Lara balik namun Beno malah mengacuhkannya dan pergi menuju kamarnya. "Dih, gajelas banget" ketus Lara   Keesokkan paginya, rumah terasa sangat sepi ketika Lara keluar dari kamarnya dan bersiap untuk berangkat ke kampus. "Mas?" Panggil Lara di depan pintu kamar Beno dan tidak mendapat jawaban dari suaminya itu Lalu dilihatnya ke garasi dan keberadaan mobil Beno yang sudah tidak ada.  "Sialan, ditinggalin nih maksudnya? Yang nyuruh berangkat bareng tuh kan dia ya, emang ga jelas banget tuh om om" kesal Lara sambil menekan ponselnya untuk memesan ojek online. ●●● "Kenapa lo? Kusut banget tuh muka" tanya Al ketika Lara baru menempati kursi di sampingnya. "Kesel aja dari malem sama tuh orang" jawab Lara "Hah siapa? Oh gue tahu, si Reyhan itu kan?"  "Bukanlah, gue mana bisa kesel sama dia"
Baca selengkapnya
#5
"Assalammualaikum" ucap Lara sambil membuka pintu rumah. Dilihatnya di ruang tv terdapat Beno yang sedang menonton pertandingan sepak bola. "Mas, assalammualaikum" ucap Lara lagi sambil berjalan ke arah Beno"Kalau salam tuh dijawab mas" ucap Lara lagi ketus"Waalaikumussalam" akhirnya Beno menjawabLara balik tak hiraukan Beno dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Beno yang mengetahui itu, tidak bergeming sedikit pun dan seperti menganggap tidak ada yang terjadi. Tak lama Lara kembali keluar kamar sambil membawa baju tidur dan handuknya untuk mandi. Beno pun melirik ke arah pintu kamar mandi yang baru ditutup itu. Merasa ada keanehan yaitu kebiasaan Lara mandi malam dengan air dingin. Namun, Beno hanya menggidikan bahunya acuh. Mau sakit atau tidak bukan urusannya bukan? Setidaknya itu yang Lara katakan kemarin. ceklekKeluarlah Lara dengan pakaian tidurnya dan juga rambutnya yang masih basah. Beno semakin merasa aneh,
Baca selengkapnya
#6
Pikiran Beno seharian ini tertuju kepada Lara. Sepertinya Lara sedang banyak pikiran dan perbuatan membisu Beno kemarin seperti menabur garam di atas luka. Pantas saja kemarin Lara berteriak keras di dalam kamarnya. Beno berencana untuk meminta maaf karena telah menambah beban pikiran Lara kemarin dan bersikap kekanak-kanakan dengan tidak berbicara dengannya. Silent treatment solve no problem, it only makes worst. Mendiamkan adalah cara yang menyakitkan.   “Ara suka bunga tidak ya?” gumam Beno di tengah perjalanan pulang. Mau suka atau tidak Lara dengan bunga, Beno sudah membelikannnya sebucket bunga tulip kuning juga sekotak cokelat.   Tokk-tokk-tokk Beno mengetuk pintu rumah yang biasanya ketika ia pulang, langsung masuk saja tanpa harus menunggu Lara membukakan pintu. Ceklek “surprise!” ucap Beno sambil memegang Bunga tulip itu di depan dadanya. Hatchi!!!!!
Baca selengkapnya
#7
“Aku antar ke kelas ya” ucap Rey setelah menggandeng tangan Lara, Lara pun terdiam karena bingung harus bereaksi apa. “Are you okay?” tanya Rey, “hem.. gapapa kok, nanti sore bisa antar aku pulang?” tanya Lara mengalihkan perhatian Rey, “bisa dong, sekalian aku ajak kamu ke café baru, kamu pasti suka sama tempatnya” ucap Rey antusias dan Lara hanya bereaksi tersenyum Perkuliahann Lara berjalan seperti biasanya, hanya saja saat diakhir perkuliahan, wali dosennya memanggil untuk ke ruangannya. Tokk – tokk – tokk “Silahkan masuk” ucap wali dosen Lara dari dalam ruangan “bapa panggil saya?” tanya Lara sopan, “ya Lara, minggu lalu kamu mengirim aplikasi untuk pertukaran pelajar ke Singapura kan?” tanya wali dosen yang akrab dipanggil Pak Indra “iya pak betul” jawab Lara gugup dan berharap bahwa akan mendapat kabar baik, “begini, saya baru dapat kabar tadi pagi bahwa sayangnya aplikasi kamu ditolak, karena syarat yang tida
Baca selengkapnya
#8
Beno dan Lara di tengah perjalanan mengantarkan Lara ke kampus. Lara berpakaian rapih dengan kemeja khas himpunan mesin yang tertulis nama Lara di atas dada bagian kiri juga nama universitas dan jurusan di bagian belakang sedangkan Beno berpakaian seperti biasa dengan kemaja juga dasinya itu. “Tumben Ra, rapih banget” ucap Beno, “hari ini ada mau rapat himpunan jadi harus rapih mas” jawab Lara dan Beno pun ber-Oh ria. “Kayanya saya pulang larut atau ga pulang sama sekali mas” “Kenapa?” Tanya Beno kaget mendengar Lara berencana untuk tidak pulang “Saya mau ngerjain tugas besar soalnya deadline udah deket, kalau pun beres, malem banget saya ga berani pulang sendirian” jelas Lara, “nanti saya jemput, kamu kirim saja lokasinya” tawar Beno, “masalahnya saya tuh takut pas keluar lab nya, soalnya kampus saya tuh angger banget kalau malem” jelas Lara, “ya pokonya kamu mau pulang jam berapa pun saya jemput, tidak boleh menginap” tegas Beno sambil menepikan mob
Baca selengkapnya
#9
Sudah 3 hari berturut-turut Lara mengerjakan tugas besarnya, akhirnya pada hari jum’at waktunya Lara untuk mengumpulkan proposalnya. Saat Lara akan mengambil produk dari tugas besarnya itu di lab pengelasan, seorang lelaki berkacamata yang mungkin seumuran dengan Beno datang menghampiri Lara dengan membawa sebuah jilid kertas. “Saya asdos dari Pa Aris, ini proposal tugas besar kamu dan beliau menyuruh agar tidak perlu membawa bendanya ke ruangannya” jelas pria itu “Kenapa pak memangnya?” Tanya Lara sambil mengambil proposalnya itu “Untuk lebih jelasnya baca saja tulisan tangan beliau yang ada disitu” ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Lara sendirian di lab Pengelasan. Lara langsung membaca tulisan pulpen merah yang cukup banyak tertulis pada proposalnya itu. Dapat simpulkan bahwa, tugas besar Lara tidak diterima dan jika masih ingin mendapat nilai, diberi satu hari untuk menuntaskannya, yang mana itu sangat tidak mungkin untuk dilakukan karena sebe
Baca selengkapnya
#10
Perjalanan yang ditempuh cukup jauh sehingga Lara tertidur di dalam mobil. Mereka menyusuri jalanan yang di sisi kanan dan kirinya terdapat perkebunan teh dan juga kabut yang lumayan tebal karena hujan yang baru saja berhenti. Matahari mulai bergerak untuk tenggelam dan udara semakin terasa dingin. Beno memarkirkan mobilnya lalu keluar dan meninggalkan Lara yang masih tertidur. Terasa getaran saat Beno menutup pintu mobil membuat Lara terbangun dan terdiam sebentar untuk mengumpulkan kesadarannya kemudian keluar mobil karena melihat Beno tengah berdiri tak jauh di depan mobil. “mas, kita dimana?” tanya Lara sambil mendatangi Beno, “saya gatau tepatnya dimana, saya ga pernah mau cari tahu, yang pasti tempat ini dari dulu jadi tempat saya melarikan diri Ra” jelas Beno “dari apa?” tanya Lara “apapun” jawab Beno “terus kenapa ajak saya kesini?” tanya Lara, “karena.. kamu satu-satunya orang yang ingin saya bawa pergi—melarikan diri maksudnya, saya paham be
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status