The Scars

The Scars

Oleh:  matchaleite13  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
40 Peringkat
47Bab
6.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kaluna harus menahan segala bentuk rasa sakit yang keluarganya tinggalkan sejak Ia kecil. Ia terpaksa harus bertahan hidup berdua bersama sang adik setelah semua yang terjadi dan bertahun-tahun keduanya hidup dalam kesulitan. Traumanya terhadap bayang-bayang sebuah keluarga dan masa lalu yang pahit membuatnya hidup terbelenggu ketakutan. Hingga disatu titik, Ia ditemukan dengan Delvin, laki-laki misterius dengan masa lalu yang menyedihkan. Akankah keduanya dapat menuliskan cerita yang indah pada akhirnya? Akankah cerita mereka berakhir bahagia seperti mimpi keduanya?

Lihat lebih banyak
The Scars Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Wuri Masruroh
mantap kak... lanjutkann
2021-10-06 06:22:13
1
user avatar
Ei Rin
menarik nehh... lanjut bab selanjutnya Thor..
2021-09-27 21:58:23
1
user avatar
miss.possan
dtunggu bab selanjutnya ya thor
2021-09-27 20:08:18
1
user avatar
Eneng Susanti
tokohnya adik kakak seperti cerita yang saya tulis Khair dan Khaira. Baca blurb nya aja sudah sangat menarik, apalagi isinya nih ... semangat. Lanjutkan, Kak
2021-09-26 23:51:02
1
user avatar
Cadburry♥
Semangat lanjutnya!
2021-09-25 14:40:08
1
user avatar
Ryuzy_hdr
keren kak ... Next ya
2021-09-23 15:34:51
1
user avatar
elhrln
ayo lanjuttt
2021-09-21 07:04:57
1
user avatar
Andi Sasa
Amazing.. good luck ya
2021-09-20 22:45:23
1
user avatar
Zhi
This is so sad
2021-09-20 13:17:39
1
user avatar
I'm okay
Semangat terus kak!
2021-09-20 11:43:08
1
user avatar
Nicholas Underwood
Cerita yang bagus Kak.
2021-09-20 10:33:21
1
user avatar
Senja99
Semangat kak
2021-09-20 05:32:55
1
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:40:05
1
user avatar
Rafaiir
Wah menarik sekali ceritanya, Kak. Ditunggu update selanjutnya, yah
2021-09-19 21:29:41
1
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 21:14:01
1
  • 1
  • 2
  • 3
47 Bab
01. Apa dan Kenapa?
Kaluna menatap pusara sang ibu dengan nanar. Raut wajahnya penuh dengan guratan, tak lupa bekas air mata yang ada dipipi membuat dirinya terlihat lebih menyedihkan. Ia dengan tegar memeluk sang adik erat. Tak banyak yang menghadiri pemakaman ini selain tetangga, karena keluarga Kaluna tergolong baru di lingkungan ini meskipun sudah dua tahun menetap. Ayah Kaluna masih duduk di teras dan melamum sedangkan Kaluna yang masih berusia empat belas tahun hanya bisa menemani sang adik. Ibunya meninggal pagi tadi karena serangan jantung saat Kaluna masih ada di sekolah. Saat itu wali kelasnya datang dan hanya mengatakan bahwa Kaluna bisa pulang lebih awal dengan satpam sekolah yang menemani, tentu saja hal itu menjadi teka-teki tersendiri untuk Kaluna. “Kaluna,” panggil Ayah Kaluna. Kaluna yang masih ada didalam kamar segera menghampiri Sang Ayah. “Iya yah?” tanya Kaluna. “Sekarang tinggal ada kita bertiga, kamu mau nya gimana?” tanya
Baca selengkapnya
02. Manusia
Manusia selalu hidup dengan memaksa aturan dan menuntut semuanya terjadi, namun saat kehendaknya tak berjalan sesuai kemauan maka akal sehat tak lagi bekerja. Hal itu yang terjadi pada Ayah Kaluna. Kaluna terdiam di teras sebuah panti asuhan yang dekat dengan sekolahnya. Sepeninggalan sang ayah seminggu yang lalu, para tetangga mengusulkan untuk sementara Kaluna dan adiknya tinggal di sini sampai kenalan mereka datang. Hal itu hanya dituruti Kaluna walaupun sendirinya tahu tidak akan ada orang yang datang menjemputnya. Semua orang itu telah Kaluna bunuh dalam ingatannya semenjak mereka menolak dengan keras keluarga Kaluna yang sedang kesusahan. Eyangnya, orang tua kandung Ayah tak pernah membukakan pintunya sekalipun setelah mengetahui kasus yang menimpa sang anak. Begitu pula dengan om dan tantenya. Bahkan sepupu terdekat Kaluna juga ikut menjaga jaraknya. Neneknya, Ibu dari Ibu Kaluna mengatakan kekecewaannya yang terbesar kepada anak dan menantunya. Neneknya denga
Baca selengkapnya
03. Tarikan dan Dorongan
Delapan tahun kemudian. Kaluna berjalan menyusuri gang kecil yang temaram karena penerangan yang ada hanya dari sebuah lampu di ujung jalan. Langkahnya pelan karena seharian ini semua tenaganya sudah terkuras habis. Ia bekerja di dua tempat yang berbeda dalam sehari dan hari ini kedua bos nya lagi-lagi membuatnya melakukan pekerjaan yang tidak masuk akal.Rasa letihnya seketika berkurang saat Ia melihat sang adik sedang duduk di teras kontrakan mereka dengan sebuah buku dipangkuannya. Hati Kaluna menghangat, disaat dunia tidak menerima nya dengan baik hanya sang adik yang menunggunya untuk kembali pulang . Ia bekerja keras selama ini berbekal harapan agar adiknya bisa bahagia seperti anak seumurannya. Cukup Kaluna saja yang merasakan semua kepahitan ini, tapi dalam masa depan adiknya nanti Ia tak ingin ada cerita yang sama untuk sang adik.Disaat Kaluna selalu hilang harapan dan menyerah pada dirinya sendiri, Ia bersyukur ada
Baca selengkapnya
04. Kertas Buram
Kaluna yang tadinya membayangkan akan menunggu sampel dengan santai diruang tunggu akhirnya ikut kelabakan saat Gama menemukan ada kesalahan packaging pada novel yang yang akan diluncurkan minggu depan itu. Seharusnya pembatas buku yang dicetak adalah versi kedua karena ada kesalahan hak cipta pada vector yang diinginkan penulis pada pembatas buku yang pertama. Dengan cepat Gama menyuruh siapapun orang yang ada disana untuk membantunya mengambil semua bookmark yang sudah tertata rapi didalam buku untuk dikeluarkan dan diganti dengan yang baru- termasuk Kaluna yang memang ada disana.Sekarang ada tumpukan besar buku-buku berjumlah dua ratus novel yang harus mereka buka satu persatu. Tentunya ini akan memakan waktu yang sangat lama. Untung saja tanggal perilisannya masih jauh sehingga masih ada waktu untuk memperbaikinya.Kaluna memutuskan untuk pamit sebentar guna memesan beberapa makanan untuk semua orang karena ini sudah lewat jam makan
Baca selengkapnya
05. Tentang Luka
“Ya ampun La, aku gak usah ditemenin juga gak kenapa-napa,” ujar Kaluna yang sedang menuangkan soto ayam kuah bening yang tadi Ia beli kedalam mangkok.Sepulang dari kantor Lila mengatakan bahwa dirinya akan menginap. Lila tahu jika hari ini dan tiga hari kedepan Kaluna sendirian di rumah karena Evan pergi olimpiade untuk itu sekitar jam tujuh malam setelah Kaluna sampai dirumah, Lila datang dengan rantang makanan buatan sang ayah. Malam ini makanan di rumah Kaluna melimpah.“Aku takut kamu gak keurus,” cicit Lila.“Enak aja! Aku mandiri tau,” elak Kaluna.Lila hanya bergumam kecil mencibir Kaluna yang sok mandiri walaupun kenyataannya memang benar adanya. Mana bisa menyebut seorang Kaluna tidak mandiri padahal selama bertahun-tahun hidupnya hanya berdua dengan sang adik.Kaluna masuk kekamar guna mengganti baju nya dengan piama. Lila yang sudah selesai menata makan malam mereka akhirnya berteriak karena bosan.
Baca selengkapnya
06. Jalan Sudirman
Kaluna menatap cafe tersebut dari seberang jalan. Jalannya terhenti tiba-tiba dan rasa ragunya mulai menyerang. Karena sudah kepalang pusing dengan keinginan salah satu penulisnya, akhirnya dengan sedikit keberanian Ia memutuskan kembali ke Cafe Naluna sesuai usulan Lila. Namun saat sudah sampai disini, Kaluna malah enggan melanjutkan langkahnya.“Mau nyebrang mbak?” tanya seorang laki-laki tinggi menjulang dengan aksen bicaranya yang sedikit unik, seperti ada aksen yang berbeda dengan orang daerah sini.“I-iya mas,” gagap Kaluna.“Hayuk, saya juga mau nyebrang,” ajak laki-laki itu.Kaluna akhirnya hanya bisa menghela nafasnya, pasrah. Mungkin dirinya memang harus merecoki orang asing lagi. Tanpa disangka-sangka laki-laki yang tadi menyebrang dengannya juga ikut masuk ke cafe tersebut. Bahkan Kaluna bisa melihat Delvin menyapa laki-laki tersebut dengan akrab.Kaluna menghela nafasnya. Dengan langkah pelan Ia menu
Baca selengkapnya
07. Orang Dari Masa Lalu
Kaluna berusaha mengeringkan ujung lengan kemejanya yang tadi tidak sengaja terkena kopi milik Lila saat keduanya makan siang di Cafe Kreatif. Untung saja hari ini Ia tak memakai kemeja putih. Kaluna terseyum sopan saat melihat Joan -editor- keluar dari bilik toilet."Udah makan siang Na?" tanya Joan."Udah ce," jawab Kaluna singkat. Mata Joan menyipit kala melihat tangan Kaluna. "Tangan kamu kenapa?" tanya Joan.Kaluna segera membenarkan lengan bajunya yang tergulung. "Gak kok ce," ujar Kaluna. Joan sibuk memperbaiki penampilannya sedangkan Kaluna masih mengeringkan lengan bajunya. "Kamu tuh kalau aku liat-liat gak pernah pakek kemeja lengan pendek ya Na?" tanya Joan tiba-tiba. Kaluna menenggak ludah dengan susah payah. Joan dikenal sebagai seorang yang perfeksionis dengan penampilan dan fashion seseorang. Dia bahkan bisa mengomentari pakaian anak magang selama satu jam j
Baca selengkapnya
08. Orang Baru
"Ibu," panggil Kaluna. Kaluna melihat sosok Ibunya tengah berdiri beberapa meter di depannya. Keduanya kini berada di sebuah danau yang tak asing. Danau yang sama dimana dulu keluarga mereka sering berkunjung. Namun kini ada yang berbeda, Kaluna sadar semua ini hanya khayalannya saja, mana mungkin Ibunya sekarang ada didepannya. Pasti ini mimpi."Kaluna gak kangen Ibu?" tanya Ibu Kaluna.Kaluna mengangguk pelan tapi raut wajahnya masih jelas terlihat bingung. "Kaluna kangen Ibu sama Ayah," jawab Kaluna. Lalu sedetik kemudian hatinya terasa lebih ringan, Kaluna tiba-tiba merasa tenang entah karena apa. "Ibu sama Ayah gak pernah tinggalin Luna sama Evan," terang Sang Ibu.Kaluna tersenyum, ingin rasanya segera berlari menuju Sang Ibu namun anehnya Ia sama sekali tak bisa melangkahkan kakinya. Ia terus memanggil Ibunya namun Sang Ibu justru pergi menjauhi Kaluna menuju ke sebuah cahaya. Sebisa mungkin Kaluna berte
Baca selengkapnya
09. Rumor
Kaluna menghela nafasnya kasar. Sekali lagi Ia harus menahan emosinya mendengar para editor bergosip tentang dirinya, dibelakangnya. Ia bisa saja membungkam semua orang dengan kebenaran namun kebenaran itu hanya akan membongkar rahasia seseorang, dan Kaluna tak mau jadi orang yang selancang itu. Gama yang mengetahui semua kebenaran itu hanya bisa menyemangati Kaluna, Ia juga tak mengerti kenapa gosip murahan seperti itu bisa menyebar dengan cepat dalam dua jam padahal masih di jam kerja. "Na, tolong hasil akhir layoutnya Penulis Biru kirim ke email ya," ujar Gama. "Iya Mas, ini baru selesai langsung aku kirim," ucap Kaluna. Lila hanya bisa menatap sahabatnya dengan sendu dari balik meja, Ia tak bisa meninggalkan mejanya karena mata Bu Dian masih melihat kearahnya. Atasannya itu sepertinya menaruh dendam terlebih pada Lila entah karena apa. Efek dari gosip itu ternyata membawa perubahan yang pesat, tak ada lagi sapaan m
Baca selengkapnya
10. Hari Minggu
Kaluna melangkahkan kakinya tanpa gentar saat memasuki kantor. Ia sebisa mungkin menutup telinga atas semua omongan teman kantornya yang kian menggila. Banyak rumor yang dibumbui dengan garam membuat kobaran api semakin membara, namun hal itu bukan berarti menghentikan langkahnya, Ia harus bekerja untuk adiknya. Mereka yang mencaci Kaluna juga tidak membayar gajinya, jadi untuk apa didengarkan. Kaluna juga tak bisa menutup mulut semua orang, Ia hanya perlu menutup telinganya.Kaluna melakukan pekerjaannya dengan baik hari ini bahkan mendapat pujian dari Gama dan Bu Dian, namun pada dasarnya semua mata sudah tertutup dengan rumor yang membuat Kaluna justru dibenci bukannya ikut diapresiasi. Kaluna melangkah pergi dari gedung kantornya dengan langkah gontai. Ia harus segera pulang untuk menemui Sang Adik yang tadi siang tiba tanpa ada yang menyambut. Tak lupa Kaluna juga mampir ke warung nasi padang untuk makan malam mereka berdua. Hari ini dan hari-ha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status