Saktiawan Sanjaya a.k.a Awan adalah seorang remaja asal Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat ini, remaja yang masih duduk kelas 2 SLTA dari kampungnya sumatera barat tersebut mencoba mencari pengalaman baru untuk sekolah di kota Bandung, karena perintah dari sang Ibu yang bekerja di Kota tersebut. Ibunya (Arini), merupakan seorang pembantu yang bekerja di keluarga kaya raya bernama Agus Wijaya (pemilik perusahaan ternama Wijaya Group), dengan seorang istri yang bernama Lina. mereka mempunyai seorang putri yang sangat cantik, bernama Renata Wijaya, usianya lebih besar 1 tahun dari Saktiawan Sanjaya. Kepindahan Awan sendiri ke kota Bandung bukan tanpa sebab. Pertama, karena kakek dan nenek yang selama ini mengasuh Awan dikampung wafat saat ia masih kelas 1 SLTA. Karena alasan itulah sang ibu meminta Awan untuk pindah sekolah di Kota tempat ia bekerja, disamping bisa lebih dekat dengan anaknya, juga bisa memberikan pendidikan yang lebih baik lagi, karena melihat anaknya punya potensi yang sangat 'baik' dalam pelajarannya. Ayahnya, jangan ditanya dulu, karena sosok ini masih jadi 'misteri' sampai saat ini, bahkan Arini ibunya Awan masih merahasiakan seperti apa sosoknya. Kedepannya, awan akan menghadapi kisah yang menarik dengan wanita-wanita di sekelilingnya sekaligus tantangan kehidupan yang tidak mudah. seperti apa ceritanya, yuk di emut... eh dilanjut.....
View More"SELAMAT DATANG DI BANDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA." Terdengar suara pramugari lewat pengeras suara, sebagai pertanda pesawat telah mendarat di Bandara kebanggaannya orang Bandung.
Akupun mulai bersiap-siap mengemasi barang bawaanku, ketika akan mengangkat ranselku terlihat sebuah surat dan kado antik yang membungkus sebuah kotak kecil.Akupun tersenyum, sekejap ingatanku terbayang ketika sahabat-sahabatku mengantar ke Bandara Internasional Minangkabau untuk melepas kepergianku beberapa jam sebelumnya. Kenapa BIM ? karena aku berasal dari Bukittinggi Sumatera Barat, sebuah Negeri yang kental akan budaya daerahnya. Negeri yang kata orang-orang adalah Negeri yang paling elok budaya dan keramahan masyarakatnya."Selamat jalan sob, jangan lupain kami yah!" ucap salah seorang sahabatku sambil memelukku."Gak terasa ya ? baru kemaren kita main layang-layang bareng, sekarang malah ambo yang ngantar wa'ang untuk merantau ke tanah seberang sobat." ucap sahabatku yang lain ketika gantian memelukku."Si Juki bakalan rindu kau sob." (Juki = Nama kerbau peliharaan sahabatku ini yang biasa kami kembala bersama saat pulang sekolah)."Kami kehilangan sumber contekan karena kepergianmu sob, hehehe." ucap temanku yang lain.Satu persatu teman-temanku ikutan memeluk dan memberi pesan serta kenang-kenangan. Tak terasa mataku jadi berkaca-kaca, teringat susah senang yang aku lalui bersama mereka selama ini. Aku juga terharu, para sahabatku kompak mengantar untuk melepas kepergianku, dan dibela-belain buat numpang di mobil pickupnya Bang Somad, salah satu tetanggaku yang kebetulan berdagang buah di pasar kota Padang."Maaf cuma bisa memberi ini." Ucap seorang wanita tiba-tiba sambil mengulurkan sebuah kado kecil dan juga sebuah surat."Eh Nisa ?" Ucapku kaget.Kulihat Nisa didampingi dua sahabat karibnya yang ternyata ikut mengantar kepergianku saat itu, entah kesininya dengan apa! Nisa itu adalah kembangnya dikampungku, selalu jadi buah bibir anak-anak dikelasku, eh gak hanya di kelas aja ding! tapi rata-rata anak-anak disekolahku selalu membicarakannya. Selain parasnya yang ayu, orangnya juga ramah pada semua orang. Dan yang paling penting, dia itu selalu juara 2 dikelasku, tapi juara 1 selalu aku dong. 3 tahun berturut-turut, juara umum coy, hehehe gak sombong sih, ciyuss!
"Hem hem," dehem kompak teman-teman untuk menggoda kami. Asem jadi salting gini kan? Bukannya apa atau gimana, selama sekolah Nisa itu orangnya sangat menjaga kesopanannya, jadi ketika dia ikut mengantar Aku ke Bandara, rasanya jadi gimanaa gitu!"Ya Nisa." Kulihat wajahnya agak bersemu merah.Dua teman yang ikut menemani Nisa membisikkan sesuatu padanya, entah apa ? yang jelas Nisa jadi kelihatan malu-malu. Wajahnya jadi tambah bersemu merah, alamaak cantiknya wanita di depanku ini."Apaan sih!" bisik Nisa pelan, teman-temannya agak menjauh memberi kesempatan pada Nisa untuk berbicara padaku."Awan.." terlihat ia agak grogi"...""Aku cuma mau kasih ini," terlihat ditangannya sebuah kado dalam kotak kecil serta sebuah surat dalam amplop berwarna pink."Apa ini, Sa ?" Tanyaku bingung dengan surat yang menyertai kado pemberiannya."Surat ini Nisa tulis semalam, tapi bacanya nanti saat Awan sudah sampai di sana ya." jawabnya sambil tersenyum."Makasih yah Sa." ujarku sambil menerima hadiah dari Nisa, ketika mengambil tak sengaja tanganku menyentuh tangan Nisa yang putih. Halus kulit tangannya, membuat hatiku berdesir indah. Sejenak kami salip tatap.Banyak kata yang ingin Kuucap sebenarnya, tapi entah kenapa ketika menatap bola mata indahnya, semuanya seakan jadi tertahan dan Nisa pun kulihat demikian."Nisa,""Awan," Panggil kami berbarengan.Kami sama-sama tersenyum canggung."Eh mau ngomong apa ?""hmnn.." Mata nisa terlihat agak berkaca-kaca, dia seperti ingin mengucapkan sesuatu namun terlihat ragu untuk mengungkapkannya."Eh nggak,.. ba-baik-baik disana yah! Jaga kesehatannya." Aku tahu bukan itu sebenarnya yang akan dikatakannya, tapi entah kenapa Nisa urung mengucapkannya, mungkin dia juga canggung seperti apa yang kurasakan saat ini."hiuffftt.." Nisa menghembuskan nafas dari mulutnya, dan memberanikan diri mengucapkan, "Satu lagi,.. ada seseorang yang menantimu disini," lanjutnya agak lirih. Terlihat rona kemerahan di wajahnya."Seseorang.. maksudnya ?" tanyaku heran."hmmm itu, anu.. hmnn maksud Nisa, teman-teman Awan menanti disini." Jawabnya mengalihkan tanyaku dan terlihat rona kemerahan diwajah cantiknya."Ooh," Jawabku singkat.Kulihat jam ditanganku, sudah saatnya masuk ke ruang tunggu."Sudah mau berangkat yah ?" tanya Nisa padaku sambil memperhatikanku."Iya Nisa, Aku berangkat dulu yah!""Iya", tatapannya seolah berat untuk melepas kepergianku.Aku mengkode teman-temanku yang berdiri tak jauh dari kami, kalau Aku akan segera masuk keruang tunggu pesawat. Kulihat Nisa, temannya serta para sahabatku melambaikan tangannya.Saat akan memasuki ruang tunggu, Kudengar langkah kaki agak cepat kemudian terdengar suara teriakan Nisa, "AWANNN, BERJANJILAH SUATU SAAT KAMU AKAN KEMBALI, AKU DISINI MENUNGGUMU!" Dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi ditahannya. Akhirnya dengan keberanian yang dikumpulkannya sedari tadi Annisa mengucapkan juga kata itu.Sontak air matakupun ikut mengalir, "IYA, AKU JANJI". Jawabku lantang, Sambil melambaikan tanganku padanya.Asem, ngapain pula aku berjanji? kayak Bandung-Padang itu dekat aja. Hidupku akan bagaimana disana nantinya aja aku masih gamang dan belum terpikirkan sampai saat ini.Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange
"Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k
"Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren
"Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh
"Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat
Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments