Dendam Istri Pertama

Dendam Istri Pertama

By:  Taurus Di  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
24 ratings
66Chapters
22.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rianti tidak pernah menyangka jika gadis muda yang dibawa suaminya dan dia anggap sebagai anak, telah menjadi perusak rumah tangganya. Suami dan anaknya jatuh cinta pada gadis yang sama, perempuan yang selalu bersikap polos. Namun, Rianti tidak menyerah. Dia tidak akan membuat gadis itu mendapatkan segalanya dengan mudah, setelah semua perjuangannya untuk keluarganya dari miskin hingga kaya. Perempuan itu harus merasakan betapa sakitnya hati Rianti.

View More
Dendam Istri Pertama Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Luisana Zaffya
gedek ama faisal. minta dipecel. next part thor
2023-03-31 22:13:19
0
user avatar
Adelio Osh
ku tunggu balasan dari rianti ya kak
2023-02-04 21:47:12
0
default avatar
ilmupustaka.19
Thor,, sampe sini kok blm klihatan Rianti bkalan bertindak yaa?? pembaca kburu gemess neh thor.. hehe Faisal msh aja keenakan punya istri sebaik Rianti. org kyak gitu gak ckup kalo cman dbuat sadar dan nyesel aja sih Thor... *tipe2 pembaca suka keributan...
2022-03-01 00:19:59
1
default avatar
vergin.chandra
keren emang harus pakai cara cerdik hadapin pelakor, tdk boleh emosi, keren banget kak, pelakor yg harus keluar bukan istri sah, tp kenyataannya banyak istri sah yg keluar huhuhu... lanjuutt
2022-02-18 12:17:23
2
user avatar
Si Mendhut
Authornya bikin aku gemes-gemes pengen ngrauk si mbak-mbak pelakor di ceritanya deh. hufffff
2022-01-16 19:39:07
0
user avatar
haniyahhputri
OMG! author sukses banget bikin cerita yang bikin hati pembaca bergejolak gak karuan! selalu bikin penasaran, semangat!!
2022-01-16 13:22:17
0
user avatar
Chocoberry pie
Baca Rianti dan Faisal bikin darah mendidih. Dahlah, emang paling gemes sm pelakor. Salut buat othornya bisa narasikan perasaan mereka satu persatu. Semangat thor
2022-01-16 10:23:33
0
user avatar
Giovani
lanjut up dong thor, greget banget bacanya.
2022-01-16 10:14:18
0
user avatar
Taurus Di
gak sama ceritanya dengan novel poligami lainnya, pembalasannya cantik
2022-01-16 10:05:45
0
user avatar
Taurus Di
keren banget thor. aku sukaaaa. detail ceritanya memang beda.
2022-01-16 10:04:55
0
user avatar
Teha
semangat updatenya, kak!
2022-01-15 13:04:49
0
user avatar
BabyElle
Duhh kok ku sdh mulai kesel yaa bacanyaa ... thor pliss buat balas dendamnya yg greget ...
2022-01-15 12:27:20
0
user avatar
Suzy Ru
lanjut thor. Semangat ............
2022-01-15 12:18:21
0
user avatar
Luisana Zaffya
Semangat Rianti. Greget deh ama Ayu. Bikin kesel. Semangat juga buat authornya untuk next partnya. Cerita yang bagus dan menarik ......
2022-01-15 11:52:22
0
user avatar
Buenda Vania
Buku kedua kak Taurus gak kalah keren, semangat up kak
2022-01-14 13:40:35
0
  • 1
  • 2
66 Chapters
Godaan Iman
"Mas Faisal …." Panggilan lembut seorang gadis muda membuyarkan lamunan Faisal yang sedang menatap lautan di depannya. "Iya, ada apa Ayu?" Faisal mengalihkan pandangannya ke arah gadis manis berkulit sawo matang tersebut. "Bulannya indah ya, Mas." Ayu tersenyum manis ke arah bulan purnama. "Ini pertama kalinya Ayu bisa melihat pantulan bulan purnama di lautan, ternyata sangat indah."  Faisal menggumam mengiyakan ucapan gadis itu. Semilir angin malam yang menerpa tubuhnya tiba-tiba saja terasa sangat panas. Badah Faisal terasa gerah saat tak sengaja dia melihat belahan dada Ayu. Sudah hampir dua bulan Faisal meninggalkan istrinya di tanah Jawa, untuk mengecek perkebunan kelapa sawit di Sulawesi. Saat ini dia sedang bersama Ayu- anak dari almarhum sahabatnya- di kapal yang menuju ke Tanjung Perak  dari pelabuhan di  Sulawesi. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam beberapa jam saja menuju Jawa Timur dengan pesawat terbang, kini ha
Read more
Kedatangan Tamu
"Dik, perkenalkan dia adalah putri sahabatku yang sudah meninggal." Faisal yang baru saja pulang dari luar pulau datang membawa seorang gadis cantik yang masih muda. Rianti melepaskan pelukannya pada Faisal dan tersenyum lebar ke arah gadis cantik yang berdiri dengan kepala tertunduk, di belakang suaminya. Gadis muda berkulit sawo matang itu terlihat sangat cantik, tubuh kurus dengan bagian padat di tempat yang seharusnya. "Ah ... gadis yang sangat cantik, kasihan sekali dirimu. Ayo kemarilah, Nduk." Rianti, istri Faisal segera membuka kedua tangannya menyambut gadis tersebut. "Siapa namamu, Nak?" Rianti yang masih berusia empat puluh dua tahun itu terlihat sangat menyukai gadis muda yang dibawa Faisal, dia melepaskan pelukannya dan menatap gadis di hadapannya dengan lekat.
Read more
Menahan Diri
Faisal menatap istrinya yang terlelap dengan pakaian berantakan. Dia menghela napas perlahan sambil menutup resleting pakaian Rianti. Faisal tidak pernah memaksakan kehendaknya, meskipun gairah dalam dirinya belum tuntas. Dia menatap bagian pusat inti tubuhnya yang masih memberontak, tetapi Faisal memilih untuk mengalah. Dikecupnya Rianti dengan lembut dan penuh cinta. Faisal merebahkan diri dengan meletakan kedua tangannya sebagai bantalan kepala.Mata Faisal terpaku pada langit-langit kamar. Ingatannya melayang pada saat pertama kali dia menikah dengan Rianti. Hari-hari penuh kemesraan itu masih jelas dalam ingatannya. Hampir setiap hari mereka melalui malam-malam yang panas penuh gairah. Tidak hanya di malam hari, tapi setiap saat dan kesempatan mereka akan membakar kalori dengan bersemangat.Faisal menoleh ke arah istrinya yang baru saja mendesah perlahan dalam tidur. Dia sangat mencintai wanita yang setia mendampinginya selama dua puluh empat tahun in
Read more
Godaan Pepaya Ranum
"Hai Ayu, sedang masak apa, Nduk?" Rianti yang baru saja selesai melayani Faisal segera ke dapur dengan hanya menggunakan daster.  "Maaf, Bibi. Ayu melihat bahan masakan di kulkas lalu membuat capcay dan ayam goreng tepung," sahut Ayu dengan malu-malu. "Kau pintar sekali Ayu. Baunya harum sekali, pasti sangat lezat." Rianti menatap Ayu kagum. "kamu pasti akan menjadi istri yang baik."  "Ah, Bibi. Ayu cuma bisa memasak ala kadarnya, jangan terlalu memuji, Ayu jadi malu." Gadis cantik itu membalikkan ayam dari dalam penggorengan. "Bibi bilang apa adanya. Habis masak, langsung mandi dan dandan yang cantik ya. Pukul lima sore Joko dan Jelita akan datang." "Iya, Bibi."  Ayu memperhatikan Rianti yang sedang membuat minuman dingin. Bisa dilihatnya jika wanita itu tidak mengenakan pakaian dalam. Saat Rianti membungkuk, Ayu bisa melihat dengan jelas ada bercak-bercak merah di tubuhnya.  Meskipun Ayu masih murni dan t
Read more
Hanya Mau Kamu
"Mas Faisal!" teriakan Rianti dari lantai bawah membuat Faisal tersentak. Dia segera melepaskan pegangannya dari dada Rianti.Wajah Faisal merah padam karena merasa malu dengan apa yang dia lakukan kepada gadis muda di hadapannya. Faisal mundur hingga menyentuh pintu dan segera berbalik keluar. Pria itu sempat menoleh ke arah Ayu dan melihat raut wajah kecewa gadis itu.Faisal segera turun ke lantai bawah untuk menemui istrinya. Tetapi di tangga dia baru menyadari jika ada tonjolan yang terlihat jelas di balik sarung yang dia kenakan. Faisal kebingungan bagaimana menidurkan tonjolan tersebut.Diam-diam Faisal melirik ke arah bawah tangga, ketika melihat keadaan sepi, Pria itu berlari dengan cepat menuju ke kamar mandi pembantu. Dia kunci dengan rapat dan terpaksa meredam 'miliknya' di dalam gayung air."Kenapa sih, Mas Faisal lama sekali." sayup-sayup Faisal mendengar keluhan Rianti dari dapur. Setelah berhasil menenangkan miliknya dan menunt
Read more
Arisan
 Sudah dua minggu Ayu tinggal bersama di rumah Faisal. Sudah dua minggu pula sejak kejadian di kamar mandi berlalu. Penampilan gadis itu sudah mulai berubah dari sekedar memakai kaos ketat murahan, kini Ayu mulai tahu cara berpenampilan dan berdandan.Jelita yang baru lulus kuliah dan masih belajar bekerja di perusahaan milik Faisal, seringkali mendandani Ayu. Gadis itu pula memberikan beberapa barang dan pakaian terbaiknya untuk Ayu. Hari itu rumah Rianti dipenuhi dengan beberapa teman arisan. Mereka duduk dan menggosipkan banyak hal. Mulai dari sekolah online hingga harga barang yang tak menentu. Mulai dari vaksin hingga bintang terkenal yang sering memamerkan kekayaan mereka di situs online. "Rianti, siapa dia?"  Rianti menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Sulastri, teman Sma sekaligus sahabat terbaiknya. Dia tersenyum ke arah Ayu yang masuk dengan senyum tipis. Di tangan gadis itu tampak nampan berisi beberapa gore
Read more
Es Cao
"Mas, apa ada yang perlu Ayu bantu?" Ayu menghampiri Joko saat pria itu sedang memotong tanaman di kebun.Hari sabtu sore itu rumah Faisal tampak sepi, hanya ada Jelita. Ayu dan Joko di rumah. Faisal sejak kemarin menemani Rianti untuk mengunjungi orang tua Rianti yang berada di daerah Lumajang dan mereka berencana menginap selama satu hari.Joko menghabiskan waktu senggangnya dengan merapikan tanaman di kebun. Pria itu sangat menyukai bercocok tanam dan lebih memilih mengurus taman di rumah sendiri daripada membayar tukang kebun."Tidak ada, Yu. Sebentar lagi mas Joko selesai." Joko mengusap peluh di wajahnya.Sinar matahari yang sejak tadi membakar dirinya tidak membuat pria muda itu lelah. Kulit kecoklatannya semakin legam terbakar sinar matahari. Ayu mengamati raut wajah Joko yang cukup tampan, hidung mancung, mata lebar dan bibir penuh.        'Kalau aku jadi menikah dengan Mas Faisal, apa mas Joko mau memanggilku ibu
Read more
Menjawab Suara Hati
Sementara itu di lantai atas, Ayu mengetuk pintu kamar Jelita dengan segelas es Cao di tangannya."Mbak Jelita, ini Ayu bawakan es cao.""Masuk, Yu, tidak dikunci." teriak Jelita di dalam kamar.Ayu membuka pintu kamar Jelita dan ini pertama kali dia masuk ke dalam kamar tersebut. Kamar yang lebih luas daripada kamar yang ditempatinya dengan banyak pernak-pernik berwarna merah muda. Beberapa boneka yang lucu, Ayu lihat di atas tempat tidur Jelita,"Makasih ya, Yu." bisik Jelita yang masih memegang handphone di tangannya. Ayu mengangguk dan hendak melangkah keluar kamar, ketika dengan cepat tangan Jelita menahannya. Kedipan di mata Jelita menandakan jika dia ingin Ayu tetap menamninya. Ayu memperhatikan Jelita yang masih menikmati percakapan di telepon, membuat Ayu yang tidak pernah pacaran menjadi heran.      'Mba Jelita bicara dengan siapa ya, kok pakai sayang-sayangan,' batin Ayu.Saat itu tib
Read more
Bisikan
Senja itu, Ayu bersama dengan Joko, Jelita dan Arjuna berjalan-jalan di Mall. Gadis yang berasal dari desa tersebut tidak dapat menutupi rasa senang di wajahnya ketika melihat pertokoan besar dan mewah tersebut. Menelusuri pertokoan yang menjual berbagai macam hal menarik, perhatian Ayu tertuju pada toko yang menjual pernak pernik wanita. Gadis itu pernah melihat hal tersebut di pasar, tetapi apa yang ada di tempat itu terlihat lebih bagus dan menarik. "Ayu mau beli jepit atau karet?" tanya Jelita yang melihat ketertarikan di mata gadis itu "Enggak, Mbak, Ayu hanya senang lihat warna-warna di toko itu terlihat indah." Ayu tersipu malu. "Ayo, kita masuk saja biar yang cowok menunggu di depan." Jelita menarik tangan Ayu. "Lihat Ayu, ini bagus." 
Read more
Keremangan Bioskop
Ini pertama kalinya pula Ayu menjejakkan kakinya di atas karet tebal di dalam gedung bioskop. Dia mengedarkan pandangan di sekeliling ruangan besar itu dan memperhatikan iklan film yang terpasang. Semua terlihat begitu menarik bagi gadis desa tersebut. "Ayu, pernah nonton bioskop?" bisik Jelita yang penasaran melihat raut wajah gadis itu. "Pernah, tetapi tidak di dalam gedung sebagus ini," sahut Ayu. "Ooo …." Jelita menggumam. "Biasanya nonton di lapangan, mbak. Kita bawa tikar atau kursi sendiri," lanjut Ayu. "Wah asyik dong, romantis, di bawah sinar bulan dan kerlip bintang-bintang." Jelita membayangkan dirinya berpelukan dengan Arjuna di lapangan sambil menonton kisah romantis.
Read more
DMCA.com Protection Status