Miss Zodiac

Miss Zodiac

By:  Jasmine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
32 ratings
51Chapters
3.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Apa jadinya jika seorang Lyla Auburn tiba-tiba saja dihadapkan pada sesosok pria buta yang ternyata adalah atasannya dan memerlukan jasa cenayangnya untuk suatu hal? Tunggu, cenayang apa? Lyla hanyalah seorang gadis pembaca ramalan zodiak dan tarot yang biasa mengelola sosial medianya hanya untuk bersenang-senang dan menghasilkan sedikit uang tentunya. Disamping itu Damian sepertinya bukanlah pria sembarangan. Bosnya itu, walaupun buta sejak setahun sebelumnya karena kecelakaan, ia tampak seperti pria misterius dengan banyak bodyguard yang mengelilinginya dan pastinya mampu melakukan apa saja sesuai kehendaknya. Apa yang diharapkan Damian dari Lyla? Bisakah Lyla membantunya? Dan bagaimana nasib Lyla jika Damian sampai tahu bahwa ia sebenarnya bukanlah cenayang sungguhan?

View More
Miss Zodiac Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Marko Xaviero
Lanjutkan thor, penasaran langkah Damian selanjutnya!
2023-05-06 17:38:57
1
user avatar
Zain losta masta
openingnya bikin gua tertarik.. cek juga novel saya ya kak, mohon pendapat dan sarannya dari kakak....
2022-12-25 08:45:36
1
user avatar
Sepenuhnya.Manusia
Semangat kak nulisnya! Semoga banyak yg baca, Amin...
2022-03-18 20:47:23
1
user avatar
Ervin Warda
seru, Kak, ngalir banget ceritanya. Semangat!
2022-02-17 03:51:44
1
user avatar
Irena_wang
Seru banget ceritanya
2022-02-16 15:55:44
1
user avatar
icher
blurb nya udah buat penasaran. pasti nagih bacanya nih. auto masuk rak baca...
2022-02-03 20:37:23
0
user avatar
Esi Apresia
Baca bab 2 penawaran semakin penasarannnnn lanjut sampai bawah up up dong author
2022-02-02 19:36:05
0
user avatar
Galuh Arum
serius sukak banget
2022-02-02 19:23:16
0
user avatar
Jasmine
Terima kasih kakak-kakak pembaca tercinta untuk apresiasi & dukungannya. Semua masukan dan semangatnya sangat berarti buat othor mimin... (^^,)
2022-02-01 10:34:37
0
user avatar
caprinna ninna
Aaaakkk..keren bgt ceritanyaaa... Semangat nulisnya ya thor.. Ga sabar baca kelanjutannya..
2022-02-01 10:21:03
0
user avatar
Raka Putri
Aku suka juga ini thor....lanjut
2022-02-01 08:11:11
0
user avatar
Momyko
Damian misterius, tapi sweet!
2022-01-30 23:17:49
0
user avatar
Khana
Nice thor, lanjutkan. Banyak misterinya sepertinya, menarik!
2022-01-29 04:15:37
0
user avatar
Putkerr
Semangat up nyaa
2022-01-28 10:33:07
0
user avatar
Naily L
ceritanya seru:) semangat up kaka:)
2022-01-27 22:50:46
0
  • 1
  • 2
  • 3
51 Chapters
1. Tugas Rahasia
"Lyla! Kemarilah, cepat!" Jake menarik tangannya dan membawa gadis itu untuk mengikutinya masuk ke dalam pantri. "Ada apa?" Bola mata kecoklatan gadis itu menatapnya serius. "Setelah jam kerja berakhir, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan padamu, dan ini penting," tegasnya pada Lyla. "T ... tentang apa, Jake?" tanyanya was-was. Jantungnya sedikit berdebar menatap pria tampan yang ada di hadapannya itu. Jake adalah salah satu rekan kerjanya yang sangat ramah dan banyak disukai karyawan wanita di kantor ini, begitu juga oleh para atasan. Selain wajahnya, mereka juga terkesan dengan kecakapannya dalam menyelesaikan pekerjaan. "Apa ada masalah dengan laporan yang kukerjakan?" "Bukan, mm... sebenarnya ada sesuatu yang harus kau lakukan." "Apa itu?" "Kau harus ikut denganku ke suatu tempat dan melakukan sebuah pekerjaan yang rahasia," jelas Jake tanpa berbasa-basi. Lyla mengerutkan alisnya. "Apa aku bisa menolak itu?" Jake menggeleng. "Well ... aku rasa kau tid
Read more
2. Penawaran
Lyla membeku di tempatnya, tak dapat memalingkan wajah dari pria beraura gelap yang berada di hadapannya itu. Damian Green Foster, pria yang memakai kacamata hitam dan menggenggam tongkat itu duduk dengan tenang dan tampak berwibawa dengan setelan kemeja biru dan celana panjang navy miliknya. Lyla tadi begitu panik dan sedikit gemetar saat Jake membawanya memasuki rumah besar dengan halaman luas yang penuh dengan pohon rindang di sekelilingnya. Ditambah saat ia memasuki sebuah ruangan, dua pria berjas hitam yang berdiri di ambang pintu menjadi pemandangan mengerikan tersendiri baginya dan semakin menambah kepanikannya. Lyla menelan ludahnya berkali-kali demi meredakan kegugupannya. Ia sesekali melirik Jake yang tampak santai dan tenang menghadapi Damian. "Perkenalkan dirimu, Lyla." Jake membuyarkan kebisuan dalam ruangan yang sekilas mirip dengan ruangan baca itu karena di sekeliling mereka banyak berbagai macam buku-buku yang tersusun rapi pada rak yang memenuhi dinding ruangan.
Read more
3. Notifikasi Mengejutkan
Lyla masih termenung saat Jake menghentikan mobilnya di pinggir jalanan tepat di depan apartemen kecil tempatnya tinggal. "Lyla, kau tak turun?" Jake membuyarkan lamunan Lyla. Sepanjang perjalanan tadi gadis itu memang tampak termenung dan melamun. "Ah, ya ... aku akan turun." Lyla melepas sabuk pengamannya. "Jake, berapa gajimu?" tanya Lyla tiba-tiba. Jake sedikit terkejut dengan pertanyaan Lyla, "Kenapa kau menanyakan itu? Apa kau benar-benar ingin tahu gaji yang kudapatkan?" balas Jake dengan heran. "Ah, maksudku, Jake apa kau tahu Damian menawarkan sepuluh kali lipat dari pendapatanku sebelumnya?" Lyla mengatakan hal tersebut dengan wajah seolah ngeri. Jake tergelak memperhatikan ekspresi gadis itu. "Jadi itu yang dari tadi mengganggumu? Bukankah kau seharusnya merasa senang?" balasnya. "Damian bisa memberikan berapa pun gaji yang ia inginkan pada siapapun yang ia kehendaki. Jika ia memberimu sejumlah uang yang bagus, artinya kau pantas mendapatkan itu Lyla." "Ta ... tapi aku
Read more
4. Saatnya Bekerja
Lyla menganga mendapati mobil jenis Double Cabin yang terparkir gagah tepat di depan jalanan apartemennya. Ben, sang pengemudi muncul dari dalam. "Berikan barang-barang bawaan Anda, Nona," ucapnya formal. Lyla melirik sekilas dua tumpuk kardus dan sebuah koper besar miliknya yang berjajar tepat di sampingnya. "Hanya ini?" tanya Ben heran. "Yeah, apartemenku tak akan muat jika aku memiliki terlalu banyak barang," jawab Lyla masam. "Baiklah." Ben dengan sigap mengangkut satu demi satu barang milik Lyla ke dalam mobil. Tak memerlukan waktu yang lama baginya untuk mengangkut semua barang milik gadis itu. Hanya perlu sekejap saja, mereka kemudian berangkat memulai perjalanan. Selama perjalanan, Lyla memperhatikan setiap arah dan belokan untuk mengingat-ingat rute tempat tinggal baru yang akan dilewatinya. Betapa terkejutnya ia saat mereka melintasi pagar besar bernaungkan pohon-pohon rindang yang begitu asri yang mengelilingi sebuah rumah klasik mewah di dalamnya, karena pemandangan it
Read more
5. Hari Pertama
Lyla melangkah menuju pintu kamarnya setelah ia mendengar ketukan halus di pagi hari pertamanya tinggal di kediaman Damian. "Nona, jika Anda telah selesai bersiap, Tuan sedang menunggu Anda di ruang makan." Alice memberitahukan maksud kedatangannya segera setelah Lyla membukakan pintu untuknya. "Benarkah? Jadi Damian sudah berada di lantai bawah?" tanya Lyla. "Ya, Nona. Tuan sudah menunggu kedatangan Nona dari tadi. Dan baru kali ini Tuan terlihat begitu bersemangat." Alice sedikit terkikik. "Apa maksudmu?" "Tuan hari ini keluar dan bangun lebih pagi dari biasanya, Nona. Dan ia sudah bersiap di ruang makan, bahkan sebelum sarapan selesai kami sajikan. Jelas ia pasti sedang menunggu Nona." Lyla hanya tersenyum menanggapi ucapan Alice. "Mungkin karena ia memang sedang ingin bangun pagi hari ini, Alice." "Aku rasa bukan itu alasannya. Tuan pasti senang, karena Nona tinggal di sini," jelas Alice. "Ah, mari Nona, kita segera turun." "Baiklah," jawab Lyla. Tak butuh waktu lama bagi A
Read more
6. Tugas Baru
"Apa kau yakin ini tempatnya?" tanya Lyla pada Damian. Lyla sedikit tak yakin ketika Damian membawanya ke sebuah salon kecantikan yang terlihat masih tutup. "Benar inilah tempatnya. Mari kita masuk," balas Damian. Seorang pria tiba-tiba keluar dari pintu masuk salon tersebut dan tertawa cerah saat melihat Damian dan Lyla sudah berdiri di hadapannya. "Damian! ... oh, harusnya kau menghubungiku. Aku bisa menjemputmu." "Tak perlu berbasa-basi Clark. Aku ingin kau memberikan kemampuan yang terbaik yang kau punya untuk Lyla." Saat namanya disebut, Lyla sedikit tersentak dan refleks menatap Damian. "Aku? Mengapa? Aku pikir kau yang akan menghabiskan waktu di sini?" Lyla berbisik agar pria di hadapannya tak mendengar yang ia katakan. "Clark, segera persiapkan semuanya," perintah Damian. Lagi-lagi seolah merupakan kebiasaan Damian, ia mengabaikan begitu saja saat Lyla bertanya sesuatu. "Oke, masuklah kalian. Aku akan bersiap!" Pria bernama Clark itu kemudian masuk kembali ke tempatnya.
Read more
7. Kesalahpahaman (1)
"Bagaimana perkembangan penyelidikanmu, Sam?" tanya Damian yang sedang duduk di salah satu ruang kerja sederhana yang tampak tersembunyi itu. Pria di hadapannya menghampirinya dan segera duduk di depannya. "Aku hanya menemukan petunjuk kecil saja, dan masih berupaya. Seperti yang kau bilang, kecelakaan yang melibatkanmu dan Olivia memang telah direncanakan, Damian." "Belum ada petunjuk siapa yang mungkin melakukan itu?" tanya Damian lagi. "Maaf, sayangnya belum. Dengan penyelidikan diam-diam dan tersembunyi seperti ini, aku terlalu sulit untuk menggali lebih dalam lagi. Tapi aku kau tahu, aku akan tetap berusaha," jawab pria yang bernama Sam itu. "Damian, bisakah kau ingat-ingat lagi kejadian janggal yang mungkin kau alami sebelum kecelakaanmu terjadi?" tanyanya kemudian. Damian menghela napasnya perlahan. Ia memutar kembali rekaman kejadian sebelum dirinya masuk ke dalam mobil yang mengakibatkan ia kecelakaan itu. "Saat itu aku memang sedang mabuk, Sam. Aku hanya ingat kilasan s
Read more
8. Kesalahpahaman (2)
Lyla belum berani membuka matanya sesaat setelah ia mendarat ke dalam pelukan Damian. Ia sendiri masih merasa begitu terkejut dan shock. Jantungnya yang berdetak begitu kencang menandakan seberapa besar keterkejutannya itu. "Kau sungguh tak sabar ingin menyambutku ya ... hmm?" Suara berat Damian yang dalam, dan aroma tubuhnya seketika memenuhi indra penciumannya. Lyla mendongak menatap Damian, dan sedikit bergidik karena meremang akibat efek dari suara maskulin Damian. Jika memang gairah tiba-tiba dapat terbangkitkan karena adanya perpaduan antara aroma dan suara maskulin yang serak dan dalam yang menggodanya sehalus beledu itu nyata, maka Damian adalah pemilik sempurna untuk semua perpaduan itu. "Apa kau begitu senang karena melihatku, Manis?" bisik Damian. Lyla yang sejenak begitu terlena dengan suara seksi dan aroma maskulin Damian, kemudian sedikit bergetar. Entah mengapa, ia seolah merasa enggan untuk melepaskan diri dari dekapan dada bidang dan liat tersebut. Lyla merasa sepe
Read more
9. Kekasih
Tak hanya Alice, tetapi semua karyawan Damian seperti tersihir saat melihat Lyla dan Damian masuk melalui pintu utama. Mereka sejenak menghentikan aktivitas yang sedang dilakukan begitu Sang Tuan kembali dengan wanita cantik di sebelahnya. Alice bahkan menganga saat melihat Lyla dengan anggunnya masuk dan tersenyum padanya saat melewatinya. "Bawa aku ke kamar, Lyla," perintah Damian. Lyla dengan patuh menuntun Damian ke lantai atas dan mengantarkannya ke dalam kamarnya. "Apa kau lelah?" tanya Lyla kemudian. "Mengapa kau bertanya?" "Kau meninggalkanku di tempat Clark dan pergi begitu saja. Apa selama itu kau menungguku? Di mana kau menungguku?" "Apa kau ingin tahu?" ucap Damian balik bertanya. "Yah, hanya saja jika kau memang menungguku, aku akan merasa sangat bersalah. Kita pergi dari pagi hingga menjelang malam. Kau pasti lelah. Apa kau sempat kembali ke rumah? Di mana kau saat makan siang?" tanya Lyla lagi ingin tahu. Damian tersenyum simpul. Setelah Lyla menuntunnya, ia ke
Read more
10. Makan Malam Petaka
Sajian makan malam di rumah itu telah tertata rapi saat mereka sudah bersiap dan berhadapan di meja makan. Lyla duduk bersebelahan dengan Damian, sedangkan Edric dan Madison, ibu Damian berada berseberangan dengan mereka. Walau terkesan ramah, Lyla merasa sedikit was-was dengan cara Madison memperhatikannya. Terlebih saat Damian memperkenalkannya sebagai kekasihnya. Walau samar, Lyla juga dapat melihat ketidaksukaan di dalam raut keterkejutan yang ditunjukkan oleh wanita itu. Entah, mungkin hanya perasaannya saja, tapi ia bersumpah, ia berhasil menangkap beberapa detik rasa ketidaksukaan itu pada dirinya. "Silakan, mari kita mulai makan malam kita. Sayang, Dad dan saudari-saudariku yang lain tidak dapat bergabung dengan kita." Damian membuka makan malam dengan percakapan ringan. "Oh, maafkan ayahmu, Eva, dan Elina. Mereka memiliki kesibukan yang tak dapat ditinggalkan, Sayang. Lain kali aku akan meminta mereka untuk mengunjungimu agar kau tak merasa kesepian," balas Madison. Damian
Read more
DMCA.com Protection Status