Hubungan Gelap Suami dan Adikku

Hubungan Gelap Suami dan Adikku

Oleh:  Ina Qirana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
7
3 Peringkat
104Bab
109.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai wanita, kehidupan Sarah seolah sempurna. Dia cerdas, mandiri, dan cantik. Tidak hanya itu, dia memiliki perusahaan yang berkembang pesat dan keluarga harmonis. Namun, semua berubah kala Sonia, adik Sarah, tinggal bersama mereka. Keluarga harmonis miliknya menunjukkan keretakan. Sang suami terpikat oleh adik ipar sendiri, hingga menjalani hubungan di belakang Sarah. Untungnya, Sarah tahu dengan cepat kebusukan mereka. Diam-diam, Sarah mulai mengumpulkan semua bukti perselingkuhan mereka dan mempersiapkan sebuah balasan manis tak terlupakan.

Lihat lebih banyak
Hubungan Gelap Suami dan Adikku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
YuLiana Devila
bikin greget ceritanya
2022-06-21 19:32:13
0
user avatar
Ursa Mayor
Ini lama-lama turun ranjang juga. Bagus ceritanya
2022-05-18 17:37:53
0
user avatar
T.Bob
kalau dilihat dari gaya bahasanya sepertinya penulis masih muda yaaa...??soalnya gaya bahasa percakapan kyk ABG..bukan percakapan org dewasa..
2022-06-08 17:24:01
0
104 Bab
Bab 1
Aku tercengang, melihat 2 sosok manusia yang sangat kukenali. Dia, Bang Surya --suamiku-- dan Sonia--adikku--, berada dalam vidio yang berdurasi 19 detik itu. Nampak Bang Surya keluar dari mobilnya kemudian menggandeng pinggang Sonia dengan mesra, tak lupa Sonia juga bergelayut manja di lengan Bang Surya. kuamati vidio itu ternyata berlatar belakang disebuah Hotel. Pesan itu dari Zylan, temanku. Kemudian, masuk kembali satu pesan darinya [Sarah, maafin aku. Bukan maksud aku ingin mencampuri urusan rumah tangga kalian, tapi kamu harus tau tentang ini.] Zylan adalah teman sekaligus orang yang kupercayai di perusahaanku yang kini dipegang oleh Bang Surya. Zylan juga teman semasa kuliah dulu, bisa dikatakan ia adalah sahabat terdekatku. Tak menunggu lama, gegas aku menelponnya "Assalamualaikum, Zy" "Waalaikumsalam, Sarah. maafkan aku ya, sudah mengganggu suasana hatimu karena mengirim vidio itu," jawabnya sungkan. Selama ini memang Zylan selalu berprasangka buruk seolah-olah Ba
Baca selengkapnya
Bab 2
 Sudah kuputuskan hari ini akan ke kantor, aku akan tunggu Bang Surya disana. bergegas aku menelpon Shanaz_kakakku-- yang kebetulan belum memiliki buah hati."Assalamualaikum, Dek," ucap Kak Shanaz di sebrang sana."Waalaikumsalam, Kak. Hari ini aku mau ke kantor, tolong kakak jemput Carla ya di sekolahnya," pintaku "Bukannya urusan kantor sudah kamu serahkan sama Surya ya?"memang betul semenjak lahirnya Carla aku menyerahkan perusahaan yang aku bangun itu pada suamiku, tapi sekarang aku ragu."Emmm ... iya tapi ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di kantor, Kak," jawabku gugup. Untuk saat ini aku akan merahasiakan ini dahulu pada keluargaku."Oh, yasudah. Nanti kakak jemput Carla di sekolahnya kalau gitu." hatiku lega mendengar kakakku mau membantu.Sekarang aku tengah siap-siap memakai pakaian kantoran, entah kapan terakhir kali aku memakai pakaian ini. Semenjak Perusahaan di pegang oleh Bang Surya sepe
Baca selengkapnya
Bab 3
 "Sonia ... ini demi kebaikan bersama." Aku kembali membujuknya selembut mungkin."Kalau kakak ngerasa aku menjadi beban disini bilang saja, Kak. tak usah banyak berkilah," ucapnya seraya berdiri dan menatap tajam padaku.Sepertinya ia marah, kucoba mengontrol rasa agar terlihat setenang mungkin. Aku tak boleh terlihat emosi."Bukan begitu, Sonia ....""Sudahlah, aku berangkat dulu, aku fikir-fikir dulu!" selanya memotong ucapanku kemudian ia beranjak keluar rumah dan duduk di bangku teras, mungkin sedang menunggu Bang Surya."Tuh 'kan, Dek. Sonia jadi marah," sahut Bang Surya dengan tatapan tak suka."Emang kenapa kalau Sonia marah, kok kamu kaya gelisah gitu sih? aneh kamu, Bang!" jawabku seraya mendelikan mata, nampak ia belingsatan tetapi berusaha setenang mungkin di hadapanku."Ya sudah Abang berangkat sekarang," balasnya seraya beranjak.Nampak raut wajah gelisah, ia berjalan setengah berlari, ak
Baca selengkapnya
Bab 4
Mereka gelagapan, karena kesal aku kembali menggebrak meja, mereka tersentak kaget."Ga ngapa-ngapain, Dek. Barusan Abang mau ambil minum, eh ada Sonia duduk disini. Abang cuma nanya aja kenapa tadi dia pulang larut," jawabnya santai, sedangkan Sonia ia tampak acuh. Ingin aku membicarakan soal kepulangannya ke kampung. Namun, sebelum membuka mulut ia sudah dahulu melenggang meninggalkan kami berdua tanpa kata. Benar-benar tak punya sopan santun Tak mengapa akan aku tanyakan esok pagi. Setelah mengisi air kedalam gelas berukuran besar, kembali aku melangkah menuju kamar, Bang Surya mengekor di belakang seraya menggaruk-garuk kepalanya. Tiba di pembaringan, aku kembali tidur membelakangi Bang Surya, menarik selimut hingga menutupi leher, sakit, sedih, kecewa juga marah bercampur jadi satu, tak terasa air mataku meleleh, karena mendengar suara sesenggukan, Bang Surya menyapaku, "Dek, kamu nangis? kenapa?" Ia bertanya seraya mengguncangkan pelan bahuku. Aku diam, malas rasanya untuk
Baca selengkapnya
Bab 5.A
Tanpa berfikir aku menelpon Bang Surya ... tak diangkat, lalu aku menelpon Sonia, namun tidak aktif rupanya aku kecolongan lagikemana mereka?*Aku terus menelpon Bang Surya berkali-kali ... diangkat."Halo, Bang kamu dimana?" ucapku diiringi dengan degupan jantung yang tak menentu."Di-di jalan ... sudah ya Abang lagi nyetir," jawabnya kemudian panggilan terputus.Geram, kulemparkan ponsel ke sofa lalu memijat-mijat kening sambil mondar-mandir."Mama kenapa?" Carla bertanya menghampiri."Mama ga papah," jawabku seraya bersimpuh mengimbanginya. Ia pasti resah melihat tingkahku barusan.Aku masuk kamar melangkah dengan lunglai, kupandang photo pernikahanku dan Bang Surya, aku tersenyum begitupun dengannya, siapa yang menyangka jika kebahagiaan kami akan sirna oleh orang ketiga, dan yang lebih membuatku teriris adikku lah orang ketiga itu.Adzan Ashar berkumandang gegas aku mengambil air wudhu, langkahku terhenti karena mendengar deru mobil Bang Surya, aku melangkah cepat menghampiriny
Baca selengkapnya
Bab 5.B
Suasana alun-alun kota nampak ramai, banyak pedagang kaki lima berjejer rapi dengan aneka ragam jajanan yang menggiurkan. Tak lupa aku pun mengabadikan kebersamaan kami dalam bentuk vidio singkat dan photo, lalu kuunggah semuanya ke story Whatsapp, dan lima menit kemudian terlihat Sonia melihat semua photo dan vidio kemesraan kami bertiga, hihi ia pasti tengah terbakar api cemburu, semoga saja di rumah tak terjadi kebakaran.Derrrrrt! Derrrrrt! Ponsel Bang Surya terus berdering, itu pasti panggilan dari Sonia tapi, bukan Sarah namanya kalau tidak membalas kecurangan dengan licik, kurampas paksa ponsel Bang Surya lalu merijek panggilan Sonia dan mematikan ponselnya."E-eh kenapa diambil, Dek?itu telpon dari siapa?" Ia terlihat khawatir."Dari nomor ga dikenal, paling orang iseng. Udahlah kita lagi bersama jadi nikmati kebersamaan ini tanpa ada gangguan dari orang lain," jawabku tegas, terlihat ia menghela nafas. Ada raut gelisah dari wajahnya.Ketika menghadapi pelakor tak harus selal
Baca selengkapnya
Bab 6
"Bang!" Ia terperanjat mendengar gertakanku. "Eem i-iya, tadi dia lari sambil nangis ga tau kenapa makanya abang cekal tangannya, maksud Abang mau tanya dia kenapa nangis gitu lho," jawabnya sedikit gelagapan. Pecundang banget kamu, Bang. Berani berselingkuh di belakangku tapi tak berani untuk mengakuinya, apa mungkin ia belum siap hidup miskin kembali? jika tanpa aku Bang Surya masih jadi karyawan biasa seperti tempo hari, dia hanya beruntung saja menikah denganku bisa berubah jadi bos secara tiba-tiba. Bukan hanya hidupnya saja yang enak tapi kehidupan keluarganya pun terjamin karena uangku. "Sonia, kamu 'kan lagi beres-beres kok ditinggalin gitu aja sih kerjaannya," ucapku dengan ketus. Sonia tak menanggapi ia berlari menuju kamarnya dengan derai air mata. Dibantingnya pintu kamar dengan keras, Bang Surya nampak kebingungan, mungkin kalau aku tak ada disini ia pasti sudah membujuk dan merayu kekasih gelapnya itu dengan mesra. "Lihat, Dek, Sonia marah gara-gara kamu suruh ber
Baca selengkapnya
Bab 7
Sampai di pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, aku memiliih-milih pakaian yang indah nan mahal walau sebenarnya aku tak sedang membutuhkannya. Bang Surya disibukkan oleh Carla sementara Sonia ia bagaikan patung berjalan mengikuti langkahku kemanapun aku menuju. "Kak aku pegel," ungkap Sonia kesal, wajahnya merenggut tanda tak nyaman. "Satu toko lagi, sabar," jawabku sambil melenggang, terpaksa ia pun mengikuti. Tanganku terus menggandeng Bang Surya, sementara Carla berdiri beriringan tak jauh dengan kami. Dan Sonia berjalan di belakang mengekor, kudengar beberapa kali dia mendengus kesal tapi tak kuhiraukan. Sebisa mungkin aku berpura-pura romantis di hadapan Sonia, pasti dia terbakar api cemburu, untung ga jadi abu tuh hati. Memasuki toko pakaian netra Sonia tertuju pada sebuah lingerie merah, ia pasti menginginkan lingerie itu, tak mau kalah lekas aku meraih lingerie merah itu lalu mencocokannya ke tubuhku. "Bagus ga, Bang?" Bang Surya mengukir senyum secara paksa, "Bagus
Baca selengkapnya
Bab 8
Bab 8Kuputuskan untuk mengajak Carla ke kamarnya, tak mengapa untuk saat ini kalian berdua selamat, di lain waktu aku berjanji akan memergoki mereka jika perlu di hadapan seluruh keluarga besar kami, agar semua anggota keluarga tau dan secara terang-terangan membenci mereka. Kutuntun Carla melalui pembaringan lalu mendekapnya dengan erat.Air mata meleleh kembali mengingat apa yang barusan mereka lakukan, beraninya mereka berlaku semesra itu di rumahku. Selama ini aku berusaha menjadi istri yang baik dimatanya, bahkan aku serahkan perusahaan pada Bang Surya untuk menjunjung harga dirinya sebagai kepala tumah tangga.Dari segi fisik aku tak kalah menarik dari Sonia hanya saja tubuhku tinggi kurus tak seperti Sonia yang sedikit berisi, aku hanya unggul dari warna kulit saja, kulitku putih seperti ayah. Sedangkan Sonia kulitnya sawo matang seperti ibu, usiaku dan Sonia terpaut empat tahun.Carla telah terlelap dan suara petir tak lagi terdengar, perlahan aku menidurkan kepalanya ke ban
Baca selengkapnya
Bab 9
Entah drama apalagi yang dimainkan mereka, seakan tak ada habis-habisnya. Sonia gadis yang manis ia bisa mendapatkan lelaki yang pantas dan lebih baik ketimbang Bang Surya, ia juga berpendidikan tinggi dan cukup cerdas entah apa yang ada dalam fikirannya sehingga tertarik pada Bang Surya, ia memang lelaki yang gagah dan berwibawa tapi tampilannya tak akan sekeren itu jika tak memakai uangku.Cetrekk!Pintu kamarku terbuka nampaknya Bang Surya memasuki kamar kemudian membaringkan tubuhnya di sampingku. Merasa jijik tubuhku sedikit bergeser menghindar.Hening, netranya menatap langit, aku muak ada didekatnya saat ini kemudian beranjak ke toilet yang ada didalam kamar. Setelah kembali aku lihat Bang Surya mengangkat kasur, dia pasti mencari buku tabungan dan ATM itu."Nyari apa?" tanyaku datar, ia gelagapan."Mbok Minah beres-beres di kamar kita ya?" jawabnya, ia menggaruk kepala seraya celingukan."Enggak," jawabku acuh. Khusus kamar ini memang aku sendiri yang selalu membersihkan."It
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status