Prince and princess of rule

Prince and princess of rule

Oleh:  eeeellllaaaaa  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
62Bab
3.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagaimana jadinya, jika keturunan dari dua kerajaan musuh saling mencintai? Julian dan Anne tidak menyangka jika pertemuan pertama mereka adalah awal dari segalanya.

Lihat lebih banyak
Prince and princess of rule Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
sayyidah ab
bagussss banget ceritanyaa
2023-12-09 10:28:13
0
user avatar
Sulai Man
i love it....
2023-09-19 11:19:32
1
user avatar
lilyy
baguss bgttt
2022-12-20 19:19:31
1
62 Bab
Part 01
...TrangTrangTrangKini hamparan tanah luas yang sunyi itu diisikan dengan suara pedang yang saling berdenting keras. Sorakan dari puluhan ribu orang disana bergema dengan lantang. Adapun rintihan kesakitan dan jeritan keputusasaan yang ikut terdengar disana. Terlihat sebagian prajurit mengelilingi seorang pria berperawakan tinggi. Mereka berancang-ancang untuk menyerbu pria itu. Namun, dengan lihainya pria itu cepat tangkas menepis berbagai serangan. Kedua mata tajamnya menatap awas pada setiap pergerakan dari prajurit itu. Dan pada akhirnya semua prajurit yang mengepung kalah tidak tersisa."Julian!" Teriakan itu mengalihkan perhatian nya. Dia melihat disana sang ayah yang tengah kewalahan menahan serangan dari prajurit musuh. Dengan langkah cepat Julian menghampiri sang ayah dan menyerang prajurit itu. Julian melindungi ayahnya dari serangan musuh. Kepiawaian nya dalam bertarung membuat para musuh kesulitan.Pertarungan pun terus berlanjut hingga langit menjadi gelap. Puluhan r
Baca selengkapnya
Part 02
...Pagi ini Putri Anne terbangun sedikit terlambat dari biasanya. Anne mengucek matanya, lalu terduduk dengan rambut yang seperti singa—sangat berantakan sekali. "Selamat pagi, Tuan Putri." Sapa seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar Putri Anne. Anne melirik dan tersenyum manis. "Selamat pagi, bibi Mery." Balas Anne berseri.Bibi Mery tersenyum hangat, lalu mendekat pada Anne yang masih betah diatas kasurnya. "Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, Tuan Putri." Seru Bibi Mery."Terimakasih bibi," ujar Anne. Dia lantas bangkit dan berjalan cepat menuju kamar mandi.Bibi Mery yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Bibi Mery merupakan pelayan kerajaan Neverland, dia berada disini sudah berpuluh-puluh tahun. Sekaligus pengasuh Tuan Putri Anne sejak gadis itu masih belia, tidak heran jika Anne bisa sedekat itu dengan Bibi Mery. Walaupun usia Putri Anne sudah beranjak dewasa, tapi bagi bibi Mery Tuan Putri masihlah seperti anak kecil, Tuan Putri yang selalu manja dan cen
Baca selengkapnya
Part 03
..."Bagaimana?" "Sesuai perintah mu." "Hahaha, bagus. Kerja yang bagus." Suara tawa puas dari Raja Charles begitu menggema memenuhi ruangan istana Thedas. Raut wajahnya memancarkan kepuasan dan kesenangan. Dia tidak berhenti untuk tertawa puas."Pergilah!" Usirnya pada prajurit itu.Setelah prajurit itu pergi, Raja Charles kembali tertawa puas. Bahkan saat kedatangan Julian pun pria itu itu masih terus tertawa di atas singgasana nya.Julian menatap ayahnya dengan aneh. Apa ayahnya sudah gila? Pikiran Julian melaknat seketika."Ada apa denganmu?" Tanya Julian mengehentikan tawa sang ayah.Raja Charles menoleh pada Putranya itu. Kemudian tersenyum simpul dengan penuh makna. "Kemarilah Julian, aku mempunyai kabar baik." Seru nya."Kabar apa?" Tanya Julian tanpa basa-basi.Raja Charles semakin tersenyum lebar. "Prajurit kita berhasil mengacaukan Neverland. Mungkin sebentar lagi mereka akan menyerah." Ungkap Raja Charles diiringi tawa gelagarnya.Julian tidak bereaksi apapun. Dia hany
Baca selengkapnya
Part 04
...Suara pedang yang saling beradu, berdenting keras memenuhi halaman istana. Hari ini, Julian tengah melatih dirinya bersama para prajurit. Dengan kelihaain dan ketangkasannya, Julian berhasil menghalau setiap serangan dari prajurit yang saat ini tengah berlatih bersama dengannya. Sudut bibirnya tertarik sedikit, saat Julian berhasil mengalahkan prajurit itu. Kali ini dia menang. Julian berbangga diri karena dengan kemampuan berlatihnya dia berhasil mengalahkan prajurit itu. Ekor matanya melirik tajam kesetikar, lalu dengan sekali lemparan Julian melempar pedang yang menganggur hingga melayang dan mendarat tepat pada seseorang, dengan sigap seseorang itu menangkap sempurna pedang yang Julian lemparkan barusan."Kemarilah Duck, aku membutuhkan lawan." Seru Julian dengan satu alisnya yang terangkat.Duck menatap heran pada Julian. "Kau menantang ku, Pangeran?" Tanya Duck, melangkah mendekat."Iya!" Duck mendengus pelan, lalu menuruti apa yang Pangeran Thedas ucapkan. Kini mereka ber
Baca selengkapnya
Part 05
...Kiranya sudah beberapa kali Julian terus mendengus kesal. Pasalnya, hari ini merupakan hari dimana dirinya mengantar Eudora untuk berjalan-jalan keluar istana. Jika bukan karena perintah dan paksaan dari ayahnya, Julian tidak akan pernah mau mengantar wanita itu.Dengan bersedekap dada, Julian menunggu Eudora yang sejak tadi tidak kelihatan batang hidungnya. Julian terus berdecak sebal karena dirinya harus menunggu lama wanita itu keluar. Hingga akhirnya sosok Eudora terlihat keluar dari dalam istana, Julian mendelik malas melihat wanita itu yang berjalan dengan begitu lama. "Pangeran?—""Cepat naik!" Sela Julian memotong ucapan Eudora. Tanpa menunggu, Julian sudah lebih dulu masuk kedalam kereta kuda yang sudah disiapkan oleh prajurit.Eudora berdecak samar, dia mendengus kasar melihat sikap dingin dan cuek dari Pangeran Julian. Dengan hentakan kesar, Eudora menyusul Julian dan duduk disamping pria itu. Walaupun Julian terlihat terus menggeser posisi agar tidak terlalu dekat den
Baca selengkapnya
Part 06
...Pagi ini Julian mendapatkan kemarahan dari sang ayah. Kejadian yang menimpa Putri Eudora kemarin, membuat Raja Charles mengomel dan menyalahkan Julian yang tidak bisa menjaga Eudora dengan baik. Kini paviliun istana hanya diisikan dengan omelan dari Raja Charles untuk Julian. Sementara Julian hanya mendengarkan dengan malas celotehan panjang dari ayahnya itu."Kau benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa kau membiarkan Eudora pulang dalam keadaan seperti itu?!" Seru Raja Charles dengan tatapan tajam pada sang putra.Julian mendelik pada ayahnya. "Kenapa ayah marah padaku? Salahkan dia yang ceroboh." Dengus Julian membela diri.Raja Charles mendengus kasar. "Tetap saja. Kau sebagai pria, seharusnya menjaga Eudora dengan baik." Tutur Raja' Charles dengan tajam."Aku bukan pengawalnya, kenapa aku harus menjaganya!" Bantah Julian. Melihat sikap keras kepala Julian membuat raja Charles memijit kepalanya pening. Lalu menatap kembali Julian dengan tatapan yang serius."Dia calon istri m
Baca selengkapnya
Part 07
...Di balkon istana dengan bersuasana kan langit malam disertai angin dingin yang berhembus, disanalah Julian berdiri. Kedua tangannya bertopang pada pembatas balkon dengan pandangan lurus ke depan. Lagi-lagi pikiran Julian berkelana pada kejadian tadi sore. Mengingat itu membuat senyum tipis terpatri di bibirnya. Wajah cantik itu, dengan kedua pipi yang merona serta bibir merah muda alaminya dan bola mata abu-abu yang indah. Entah kenapa membuat Julian tidak bisa untuk melupakannya. Tatapannya yang lembut dan polos membuat Julian seperti terhipnotis oleh nya. Julian tersenyum sendiri hanya karena memikirkan hal itu kembali. Mendengus geli saat bayang-bayang wajah dari gadis itu terlintas di kepalanya. Dia cantik dan manis. Julian terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga tidak menyadari jika seseorang kini berjalan menghampirinya. Duck, mengerutkan keningnya. Menatap heran pada Pangeran Julian yang tersenyum sendiri di sana.Tunggu! Pangeran Thedas tersenyum seorang diri?
Baca selengkapnya
Part 08
...Pagi ini dengan giat Julian berlatih seorang diri di halaman belakang istana. Gerak tubuhnya begitu lincah dengan sebelah tangan yang membawa sebuah pedang. Julian fokus dengan wajah yang serius dan sorot mata yang tajam. Tidak sedikitpun dirinya menoleh pada apapun.Ini merupakan kegiatan rutin yang terkadang Julian lakukan untuk melatih kemampuan dirinya. Biasanya Julian berlatih ditemani Duck, tapi kini Julian hanya ingin berlatih seorang diri saja. Selain itu juga, dia sedang malas untuk bertemu dengan siapapun. Mungkin karena suasana hatinya yang tengah dalam keadaan yang kurang baik."Julian!" Fokus Julian harus tersadar saat panggilan seseorang dari arah belakang menyerunya. Menegakkan badan, Julian hanya menoleh sebatas bahunya. Melirik dengan malas pada seseorang yang datang menghampirinya. Itu Eudora, yang tengah berdiri dibelakang Julian dengan membawa nampan perak di tangannya serta senyum lebar yang tidak pernah pudah dari bibirnya.Langkah kaki Eudora semakin terden
Baca selengkapnya
Part 09
...Benar saja, sesuai perintah raja. Julian dan rombongan mereka tiba di Neverland sebelum matahari terbit. Itu artinya subuh sekali mereka datang kesini. Dalam kesunyian hanya ada derap langkah mereka yang terdengar. Julian memimpin langkah mereka di depan. Dibalik kain hitam yang menutup setengah wajahnya, Julian mengamati sekitarnya dengan sorot tajam namun penuh kewaspadaan."Pangeran, dimana kita akan tinggal?" Tanya Duck."Haruskah aku mencari penginapan di sini?" Julian terdiam. Sebelum kemudian membalas nya. "Tidak. Kita bisa membangun tenda di dekat hutan," balas Julian."Baiklah." Sahut Duck mengangguk patuh. Dia tidak menyela ataupun menolak perkataan dari Julian. Mereka semua menurutinya, lagipula mungkin itu akan lebih aman untuk mereka agar tidak dicurigai oleh warga disini.Dirasa sudah menemukan tempat yang sesuai, Julian pun memerintah rombongan nya untuk berhenti dan segera membangun tenda untuk mereka beristirahat. Dengan patuh, mereka menurut. Semuanya bekerja un
Baca selengkapnya
Part 10
..."Pangeran, kau yakin akan melakukan hal ini?" Tanya Duck dengan sedikit ragu.Julian menoleh menatap Duck dengan datar. "Kenapa?" Tanya Julian.Duck terdiam sejenak. Lalu membuka suaranya. "Bagaimana jika mereka mengenalmu? Bukankah itu akan sangat berbahaya?" "Kau meragukan aku, Duck?" Ujar Julian menaikkan satu alisnya. Menatap Duck dengan memicing.Dengan cepat Duck menggeleng. "Tidak. Aku hanya mencemaskan mu saja." Balas Duck.Julian hanya terkekeh pelan. "Tidak perlu mencemaskan ku. Aku akan selalu baik-baik saja." Ujar Julian yakin."Baiklah. Tapi, katakan padaku jika kau membutuhkan bantuan." Putus Duck pada akhirnya. Dia tidak bisa menahan Pangeran Julian lagi."Kau tenang saja." Hanya itu balasan yang Julian lontarkan.Setelah itu Julian bersiap menuju kudanya. Menutup wajahnya dengan kain hitam yang selalu ia gunakan. Hari ini, Julian akan melakukan rencana nya. Julian memacu kudanya dan berlalu pergi dari sana. Ditempatnya Duck hanya bisa menatap lurus kepergian Pange
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status