Rahasia Kelam Yang di Sembunyikan Ibu

Rahasia Kelam Yang di Sembunyikan Ibu

Oleh:  Arsyla Adiba   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
73Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aruna Ayuningtias memutuskan pergi meninggalkan kota Surabaya, setelah mengetahui perselingkuhan suaminya, Adrian Dewantara dan Zia Anjani sahabatnya sendiri. Hingga tanpa sengaja Aruna sampai di Pantai Selatan dan bertemu dengan pria bernama Amar Mahendra. Setelah setahun Aruna pergi meninggalkan kota Surabaya dan hidup tenang dengan Amar yang selalu menemaninya, Adrian datang menemui Aruna dan meminta Aruna untuk kembali. Apakah Aruna akan kembali pada Adrian yang telah menghianatinya atau memilih Amar yang telah menaruh hati pada Aruna? tapi ketika Aruna sudah memilih fakta-fakta baru mulai terungkap tentang siapa amar sebenarnya dan kenyataan masa lalu tentang ibunya mulai terkuak.

Lihat lebih banyak
Rahasia Kelam Yang di Sembunyikan Ibu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
73 Bab
Bertemu kembali
Sudah setahun lebih aku pergi meninggalkan kota kelahiranku, meninggalkan luka dan rasa sakit atas penghianatan yang mereka berikan, Pergi sejauh mungkin mencoba untuk melupakan kenyataan yang sangat pahit tapi semua percuma, kini Pria yang memberikan luka itu berdiri di hadapanku.Entah dari mana dia mengetahui keberadaanku di Pantai Palabuhan Ratu Sukabumi tempat yang sangat jauh dengan Kota Surabaya, Aku hampir tak mengenalinya tubuh yang dulu berisi kini semakin kurus, rambut yang selalu tertata rapih kini gondrong dengan tumbuh brewok di sekitar pipi, pakaian yang rapih dan selalu wangi kini terlihat berantakan tak seperti dulu dia sangat menjaga penampilamya.Aku mengalihkan tatapanku ke hamparan laut di depan, tak mau berlarut-larut menatap pria yang sudah memberikan luka yang teramat dalam, sesak rasanya air mata yang ku tahan sejak tadi tak bisa ku bendung lagi, sungguh ini sangat sakit apalagi mengingat penghiantan mereka berdua, suami dan sahabatku sendiri."Maaf," itu ka
Baca selengkapnya
Amar Menghilang
Pagi ini hari yang berat bagiku, padahal cuacanya sangat cerah, udara yang sejuk membuatku semakin betah tinggal di sini, langit yang membiru suara ombak laut yang membuat tenang.Kepalaku terasa pusing, mata sembab akibat menangis semalaman, rasanya sangat malas keluar rumah, ingin diam di kontrakan tanpa melakukan apapun, tapi nanti malah membuatku malah memikirkan kembali kejadian kemarin.Terpaksa aku keluar rumah, melangkahkan kakiku di hamparan pasir putih yang indah.Tanganku sibuk dengan ponsel di genggaman, melihat apakah ada panggilan masuk atau sekedar pesan singkat dari Amar, tapi pagi ini tak ada, tumben? apakah Amar masih marah gara-gara masalah kemarin.Ku lanjutkan perjalananku menuju toko, siapa tau Amar sudah ada di depan toko sedang menungguku dengan wajah kesalnya karena aku telat datang, memikirkanya saja membuatku terkekeh pelan.Padahal dia sendiri punya usaha rumah makan aneka olahan Seafood di pesisir pantai, tapi Amar malah sering ke sini setiap hari untuk me
Baca selengkapnya
Amar Kembali
Ini sudah seminggu sejak Amar menghilang tanpa kabar, nomornya sampai sekarang masih tak bisa di hubungi.Aku datang ke rumahnya kembali, sepi tak ada siapapun di sana bahkan jonipun tak ada, entah kemana manusia biadab satu itu.Padahal aku ingin sekali meminta bantuan dia untuk mencari Amar, pegawai Amar di rumah makan pun tak tau kemana bos mereka pergi.Aku menatap langit sore yang sangat indah sambil duduk di bawah pohon yang selalu Amar tempati, aku menahan air mata yang siap keluar kapan saja, entahlah akhir-akhir ini aku begitu cengeng.Bahkan luka goresan ditangan, perut dan kakiku semakin banyak dan terasa menyakitkan, biasanya Amar yang selalu mencegah ku untuk melakukannya atau dia yang selalu mengobati setiap lukaku.Rindu? Seminggu Amar menghilang aku sadar bahwa aku memang merindukanya, bahkan aku membutuhkan dia di hidupku.Apa kesalahan ku kemarin tak jujur padanya membuatku harus kehilangkan Amar untuk selamanya, aku tak sanggup bila bukan Amar yang selalu ada buat
Baca selengkapnya
Keputusan
Selesai makan, Aku dan Amar memutuskan jalan-jalan di tepi pantai menikmati semilir angin dengan deru ombak dan bintang yang berkelap-kelip di langit yang gelap.Aku duduk di hamparan pasir di ikuti Amar yang duduk di sebelahku.Angin pantai malam yang dingin membuatku merapatkan jaketku.Amar merangkulku dengan erat seolah tau kalau aku sedang kedinginan, dia menarik tanganku dan menyatukan tangan kami berdua, aku menyenderkan kepalaku di atas dadanya yang bidang.Malam ini sungguh mendukung, suasananya yang sangat sunyi hanya suara ombak saja yang terdengar, membuatku larut dalam dekapnya.mungkin kalau semua orang tau aku sudah bersuami mereka kira aku sedang berselingkuh sekarang, meskipun kenyataannya itu bener! aku dekat dengan Amar sementara statusku masih jadi istri orang.Biarlah anggap saja ini balas dendam ku pada Adrian yang sudah berani menghianatiku bahkan sampai mempunyai anak.Aku memang dekat dengan Amar, bahkan dia sering menginap di kontrakanku, tapi untuk melakukan
Baca selengkapnya
Ke Surabaya
Hari yang di tunggu telah tiba, aku telah rapi dengan koper di sampingku menunggu Amar yang sebentar lagi akan menjemputku.Aku berdiri di pinggir jalan, karena mobil tak bisa masuk ke area kontarkan ku.Aku dan Amar pergi ke Surabaya, menggunakan mobil milik Amar sendiri, ya Amar memang punya mobil sendiri tapi jarang di gunakan, ia lebih suka berjalan kaki bahkan motorpun selalu ia simpan dan di pakai ketika ia malas berjalan kaki.Amar telah tiba, ia turun dari mobil dan membatu memasukan koper ku ke bagasi mobil.Setelah selesai aku dan Amar masuk ke mobil yang di kendari sendiri oleh Amar dan aku duduk di sampingnya.Perjalanan kali ini akan sangat panjang, butuh waktu tiga belas jam menuju Surabaya.Ingatan ku berputar ketika aku pertama kalinya tiba di Pelabuhan Ratu Sukabumi.Saat itu kondisi ku yang belum pulih akibat keguguran yang ketiga kalinya, aku kabur dari rumah sakit dan pulang ke rumah Adrian masih memakai baju pasien.Dengan tergesa-gesa aku membereskan semua pakaia
Baca selengkapnya
Calon Mantan mertua
Pagi-pagi sekali aku telah siap dengan alat tempur yang kini sedang aku pegang, apalagi kalau bukan sapu dan peralatan bersih lainnya.Sementara Amar dia masih terlelap tidur, kecapean karena mengendarai mobil selama berjam-jam belum lagi semalam dia pergi membeli kebutuhan kita selama di Surabaya, beberapa ember cat dan peralatan lainnya.Aku membuka pintu rumah, terlihat wanita paruh baya dan kedua anak laki-lakinya, aku memeluk wanita itu erat menyalurkan kerinduan selama bertahun-tahun tak bertemu dengannya ,Mbok Ayu pembatuku di rumah ini dulu, serta kedua anaknya yang sudah besar-besar.Mbok Ayu membalas pelukanku dan tersenyum hangat, semalam aku menghubungi Mbok Ayu untuk membantuku beres-beres rumah, merubah letak barang-barang dan mengecat rumah, makanya dia bawa kedua anak laki-lakinya.Tak terasa hari sudah menjelang siang, ku lihat sekitar rumah ku sudah hampir selesai ternyata.Aku memesan makan dan minuman. untukku dan Amar tak lupa Mbok Ayu dan kedua anaknya.Aku masuk
Baca selengkapnya
Penemuan Buku Ibu
Ketika sudah sampai rumah, aku keluar dari mobil dan menutup pintu mobil dengan kencang, sehingga menghasilkan bunyi yang cukup nyaring.Aku berlari memasuki rumah tak peduli, teriakan Amar yang terus memanggilku, di mobil pun sama dia terus mencoba untuk menjelaskan padaku, tapi aku terlalu malas dan memilih pura-pura tertidur.Aku masuk ke kamar yang langsung aku kunci, tapi sial karena tak fokus, aku salah masuk kamar dan malah masuk kamar orang tuaku dulu.Tubuhku merosot ke lantai, pandanganku kosong ke depan tak menyangka Amar bisa membentak ku seperti tadi.Seharusnya dia mencoba buat menenangkan ku bukan malah membentak ku di saat aku sedang emosi seperti tadi.Apa aku salah melawan mereka yang sudah memaki-maki ku, apa salah membela diri sendiri? Sehingga Amar tega membentak ku.Terdengar suara ketukan pintu dan panggilan dari Amar di luar kamar, tapi tak ku hiraukan.Biarkan saja! aku butuh waktu sendiri.Baru kali ini aku dibentak oleh Amar dan rasanya sungguh menyakitkan.
Baca selengkapnya
Hilangnya Buku Ibu
"Aku cari-cari ternyata kamu disini," ucap Amar yang mengagetkanku."Kenapa?" tanyaku yang masih sibuk mencari sesuatu, di tumpukan barang-barang kemarin yang sudah aku hancurkan.Liatlah keadaan kamar ini, bahkan tak layak di sebut sebuah kamar, semuanya hancur tak terbentuk bahkan baju dan barang Ayah pun ikut kena imbas karena amukan ku kemarin."Kamu cari apaan sih?" tanya Amar penasaran."Buku," jawabku singkat."Buku apaan?" tanyanya Amar lagi."Buku kecil warna biru, kemarin aku taruh di meja rias ini," tunjuk ku pada meja rias yang sudah ruksak."Aku bantu cari," usulnya.Aku dan Amar terus mencari buku tersebut, lumayan lama tapi tak juga ku temukan."Ketemu gak?" tanyaku pada Amar."Enggak," teriaknya.Mungkin saja terlempar atau tertumpuk itu buku, seharusnya aku beresin kamar ini sambil mencari buku milik ibu, kamar ini benar-benar sangat berantakan seperti di tiup angin topan.Aku mencari di setiap sela-sela tapi nihil tak ku temukan buku ibu, padahal aku ingin melanjutka
Baca selengkapnya
Bertemu Andre
Malam ini kota Surabaya di guyur hujan deras, aku meminum kembali teh manis yang ku buat tadi sambil melihat acara televisi di ruang tamu.Sementara Amar dia sedang asik menelepon bundanya, aku melirik Amar sekilas yang duduk di sampingku dan menyenderkan kepalaku di bahunya.Teringat kejadian tadi siang di restoran, apa maksudnya dengan ucapan Andre tadi? jelas-jelas aku melihat Adrian sedang berselingkuh dengan mata kepalaku sendiri, apa itu kurang jelas membuktikan bahwa Adrian telah menodai pernikahan ini?Apa harus aku menemui Adrian dan meminta penjelasannya langsung sebelum sidang percerai kami nanti."Hey," ucap Amar mengangetkanku."Kenapa?" tanya Amar lembut."Gak," ucapku pelan."Jelas-jelas aku liat kamu ngelamun," tanya Amar lagi."Waktu di restoran tadi, aku ketemu sama Andre temen Adrian, dia bilang Adrian itu gak selingkuh sama Zia," ucapku menjelaskan kejadian tadi siang.Amar mangut-mangut "Udahlah gak usah di pikirin, dia temen Adriankan pasti dia ngebela Adrianlah,
Baca selengkapnya
Pertengkaran
Sudah pukul jam lima sore tapi Amar masih belum kembali sejak pergi pagi tadi, aku mondar-mandir di depan teras rumah menunggu kehadiran Amar untuk membicarakan tentang buku Ibu.Mbok Ayu sudah pulang sejak setengah jam yang lalu, kini tinggal aku sendirian di rumah.Tak lama mobil Amar datang, aku melihatnya dengan wajah yang datar tanpa ekpersi, Amar menghampirku dengan alis yang saling bertautan."Run kamu kenapa?" tanyanya bingung."Buku ibu kamu yang ambil," tuduhku, menujuk Amar di depan wajahnya.Amar menepis tanganku "Kan aku udah bilang di telepon tadi, aku gak ngambil Aruna," tegas Amar."Terus siapa yang ngambil? Cuman ada kamu di rumah," teriakku marah."Kemarin emang cuman ada aku doang di rumah, tapi bukan berarti aku yang ngambil buku ibu kamu," teriak Amar dengan nada tinggi."Terus siapa?" wajahku memerah menahan marah."Aku gak tau Aruna," teriak Amar."Kebiasaan kamu selalu emosian, kita bisa bicarain ini baik-baik, gak usah sambil nuduh aku," ucapnya menatapku tak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status