Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku

Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku

Oleh:  Sarye  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
625Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arsila rela menjadi istri kedua demi cintanya pada Arka. Bagaimana dengan istri pertama Arka? Akankah dia menerima pernikahan kedua suaminya?

Lihat lebih banyak
Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
Setelah sepuluh tahun
"Hai, kamu Arsila bukan?" Tanya lelaki bertubuh kekar dan tampan itu padaku saat aku sedang memilih buku di sebuah toko di pusat perbelanjaan. "Hem … kamu siapa? Tanyaku balik karena sama sekali aku tak mengenali lelaki itu. Dia hanya tersenyum manis padaku saat aku balik bertanya padanya, membuat aku jadi salah tingkah. "Kenapa senyum gitu? Emang ada yang lucu," ucapku sambil merapikan pashmina yang kukenakan. "Kamu makin cantik saja sekarang?" "Maaf ya Mas! Jika tidak ada kepentingan sebaiknya jangan ganggu saya, permisi." Aku berlalu meninggalkan lelaki yang masih berdiri di hadapanku, aneh sekali tiba-tiba ada lelaki yang menyebut namaku tanpa menyebutkan namanya. Aku masih sibuk mencari buku bacaan yang akan kubaca di akhir pekan, seperti biasa jika libur kerja aku selalu menghabiskan waktu di dalam kamar seharian itu sudah menjadi kebiasaanku. Sejak Mas Arka meninggalkanku dan menikahi perempuan bernama Maura wanita pilihan orang tuanya sepuluh tahun yang lalu sejak itula
Baca selengkapnya
Kembali merajut Cinta
Ting! [Lagi ngapain Cil? Atau kamu sudah tidur?] Pesan dari Mas Arka Aku bingung harus membalasnya atau tidak, Aku memang masih mencintainya bahkan sangat mencintainya meski kini ia sudah beristri. Entah perasaan apa ini tapi aku tak mampu membohonginya itulah kenapa hingga saat ini aku masih sendiri sejak Mas Arka menikah. Ting! Pesan kedua dari Mas Arka. [Kok di read aja, aku ganggu kamu yach, selamat malam cantik] Pesan yang dikirimkan Mas Arka sungguh membuatku berbunga-bunga, hidupku seakan kembali seperti dulu, aku hanya senyum-senyum sendiri, sebaiknya aku abaikan saja pesan darinya karena aku harus menjaga jarak padanya. Mas Arka kembali mengirim pesan [Cila aku merindukanmu, sangat merindukanmu] Pesan ketiga yang dikirimkan Mas Arka sungguh membuat bulu kuduk merinding, kenapa Mas Arka mengirimkan pesan seperti itu. [Maaf Mas, sepertinya kamu salah kirim pesan, tak pantas jika kamu bilang rindu padaku yang bukan siapa-siapamu lagi Mas] Pesan terkirim Conteng dua
Baca selengkapnya
Rasa takut
"Tapi Mas?" "Tapi kenapa! Bukannya kita saling mencintai, apa yang salah jika kita saling mencintai?" Tanya Mas Arka. Mas Arka terus memaksa jika kami akan memulai semuanya dari awal seperti dulu saat kami pertama kali saling jatuh cinta. "Mas, Aku memang mencintaimu bahkan sangat mencintaimu tapi Aku takut akan ada yang tersakiti Mas," lirihku pada Mas Arka yang masih erat menggenggam tanganku. Kami benar-benar dimabuk asmara, hingga malam tiba kami masih duduk berdua di cafe, Mas Arka menceritakan segala yang pernah kami lalui dahulu, mengingatkan kembali masa-masa indah kami pacaran dulu. Membuatku larut dalam dekapannya dan menerimanya kembali menjadi kekasihku meski statusku adalah simpanannya saat ini, demi Mas Arka aku rela. Mas Arka berjanji akan segera menikahiku meski statusku menjadi istri keduanya. Karena ia tidak mungkin menceraikan Maura, semua yang ia miliki saat ini adalah milik Maura. Cintaku pada Mas Arka telah membutakan mataku, Aku terlalu nyaman berada di da
Baca selengkapnya
Rumah Baru
Getaran ponselku membuyarkan lamunanku akan suasana rumah baruku bersama Mas Arka. Saat kulihat ternyata Zahra teman satu kantor yang menelponku. [ Hallo Cil, kamu lagi sibuk gak?] [Halo juga, Aku baik kok, ada perlu apa Zahra malam-malam begini telepon, emang ada yang penting sampai kamu telpon Aku.] [ Cuma mau bilang kalau besok kita ada meeting bulanan, kamu jangan sampai gak masuk kerja] [Ouh iya, makasih ya udah ingetin Aku] [Iya, Sama-sama] Panggilan pun terputus, aku kira tadi ada hal yang lebih penting makanya Zahra menelponku, ternyata urusan kantor, tapi aku senang sih karena dia mau ingetin aku soal meeting besok kalau tidak pasti besok aku izin lagi. Terpaksa deh, besok lihat rumah barunya sorean karena aku harus ngantor. **** Pagi-pagi kulihat Ibu sudah membuat sarapan untuk kami semua, seperti biasa Ibu lah yang selalu menyiapkan sarapan jika tidak ada ibu kami pasti kewalahan. "Cil, panggil Bapak buat sarapan tadi ibu lihat kalau bapak masih sibuk membersihkan
Baca selengkapnya
Meninggalnya Bapak Arsila
Wing … Wing Suara ambulan terdengar keras tepat di depan rumahku membuat Aku kaget bukan kepalang. "Arsila …!" Seseorang meneriaki ku dari luar rumah sontak membuatku kaget dan berlari keluar rumah. "Cepat-cepat siapkan semuanya," titah Bi Marni padaku yang membuat aku bingung kenapa tiba-tiba datang dan menyuruhku untuk cepat-cepat. "Maksud bibi apa bi?" Tanyaku Pada Bi Marni dengan terheran. "Kamu belum tahu Cil kalau kemarin Bapakmu kena serangan jantung dan meninggal dunia saat di rumah sakit, kamu yang sabar ya." "Maksud Bibi apa? Cila gak ngerti Bi?" "Sebaiknya kita tunggu saja Jenazah Bapakmu turun dari ambulan." Benar saja ambulan yang tadi kudengar suaranya berhenti tepat di depan halaman rumah kami. Semua tetangga berdatangan untuk membantu menggotong jenazah Bapak, Aku yang masih bingung tak tahu harus berkata apa. "Nak, Bapakmu sudah tidak ada lagi," ucap Ibu menghampiriku dengan suara serak, tampak wajah ibu sembab karena menangis. "Maksud Ibu! Bapak sudah tiada
Baca selengkapnya
Kabar baik
Auww! Aku meringis kesakitan saat hendak bangkit dari lantai, kakiku terkilir sakit sekali rasanya, aku berusaha untuk bangkit dengan perlahan takut jika lelaki yang sedang terbaring diatas tempat tidurku terbangun. Namun betapa terkejutnya saat aku menghidupkan lampu dan melihat sosok lelaki yang sedang tertidur ternyata Mas Arka. Dengan tertatih aku berjalan mendekat untuk membangunkannya. "Mas! Bangun Mas," ucapku sedikit berteriak sambil menggoyangkan tubuhnya. "Hem, Arsila," Mas Arka tampak kaget saat melihatku sudah berada di dalam kamar. Lekas ia bangkit sambil mengucek matanya. "Kamu kapan datang Sayang? Tadi Mas telepon kok gak dijawab, Maaf Mas baru saja sampai dan capek banget makanya Mas tertidur." "Sudah sejak tadi siang Mas! Aku di dalam rumah ini tapi tadi aku dengar ada suara orang membuka pintu,kupikir itu pencuri makanya Aku sembunyi dibalik lemari," ujarku memberi penjelasan. "Kamu kenapa?" Tanya Mas Arka saat melihatku meringgis sambil memegang kaki. "Aku te
Baca selengkapnya
Pernikahan Arka dan Arsila
"Mas! Aku gak mimpikan Mas?" Tanyaku sambil menggenggam tangan Mas Arka saat kami sudah sampai di depan rumahnya. Tanpa menjawabku Mas Arka langsung terhubung dengan saya untuk segera Masuk dan bertemu Maura pertanyaan istrinya. "Maura... Maura," teriak Mas Arka. "Iya tuan," jawaban seorang wanita paruh baya dengan menggunakan seragam. "Ibu Mana Bik?" Tanya Mas Arka pada wanita paruh baya itu. "Ibu ada di halaman belakang Tuan." "Baiklah, terima kasih." Kami berjalan menuju halaman belakang, melihat pandangan ke isi rumah Mas Arka yang megah bak istana, nyamannya tinggal disini batinku. "Maura," sapa Mas Arka saat kami sudah sampai di halaman belakang. "Iya Mas! Kamu sudah datang," jawab Maura dengan suara pelan. Lembut sekali suaranya. "Ini wanita yang Mas ceritakan itu, ucap Mas Arka memperkenalkanku pada istrinya, Aku hanya bisa tertunduk di hadapannya. "Arsila! Perkenalkan saya Maura istrinya Mas Arka," ucap Maura sambil memainkan tangannya. "Iya Mbak, saya Arsila,Jawab
Baca selengkapnya
Pindah ke rumah baru
"Mas! Bangun dong udah siang ni, emang mau tidur aja kamu Sayang gak mau bangun," bisikku pada Mas Arka sambil mengelus punggungnya dan mengecup bibirnya. "Sayang, kamu masih belum puas dengan permainan kita semalam," Mas Arka langsung bangkit dan menarikku ke atas tempat tidur, permainan pun dimulai lagi. "Udah Mas, Aku capek Mas," rengekku sambil tidur diatas dadanya yang bidang saat kami sudah menuntaskan permainan. "Mas! Nanti kita akan tinggal dimana Setelah ini? Apa kita akan serumah dengan Maura Mas?" Tanyaku dengan manja karena aku ingin Mas Arka selalu berada disisiku. "Kamu maunya gimana?" "Aku mau kita tinggal dirumah baru kita di Jakarta saja Mas, Aku nggak mau tinggal serumah sama Maura biar bagaimanapun kitakan punya privasi sendiri Mas! Walaupun aku tahu jika istri kamu itu baik tapi tetap saja rumah tangga kita Aku yang urus. "Terserah kamu saja, yang penting kamu bahagia itu yang terpenting dan Mas mau kamu cepet hamil, karena Mas sudah ingin sekali punya anak."
Baca selengkapnya
Arka bersama Maura
Aku kesal sekali karena Mas Arka menerima telepon yang Aku tidak tahu dari siapa itu padahal ini hari libur dan Aku ingin seharian ini selalu berada di dekat suamiku. Selesai menerima telepon Mas Arka kembali duduk bersamaku, kali ini ia langsung mengecup pucuk kepalaku mungkin ia tahu jika aku merajuk. "Telepon dari siapa sih Mas! Kayaknya penting sampai terimanya harus jauh-jauh dari Aku, mencurigakan!" Gerutuku dengan wajah yang ditekuk. "Itu telepon dari Maura, Mas menjauh karena mungkin ada hal yang penting, walau bagaimanapun dia kan tetap istri Mas, tidak mungkin Mas mengabaikannya." "Mas itu tetap cinta dan sayangnya hanya sama kamu seorang," ucap Mas Arka membuatku berbunga-bunga. "Emang Maura mau apa Mas telepon kamu?" "Dia hanya bertanya kapan Mas balik ke Bandung, karena Mas harus adil sama kalian berdua." "Trus Mas jawab apa?" "Mas jawab kalau minggu depan Mas baru bisa kesana lagian kan Mas baru aja kembali kesini mana mungkin balik lagi kesana." "Mas! Nanti kala
Baca selengkapnya
Teman Baru
Di Jakarta Aku tidak merasa kesepian karena sudah punya Mira teman baru ku selama Mas Arka ke Bandung, Aku menghabiskan waktu bersama Mira. Kami pergi ke salon untuk perawatan agar nanti jika suami Kami kembali akan terlihat cantik dan mempesona. Kami juga ke mall untuk berbelanja pakaian dinas malam, Aku yang tadinya tidak tahu soal baju dinas malam itu, berkat Mira jadi tahu dan membeli beberapa helai untuk ia pakai jika suamiku kembali nanti. Sepulang dari salon dan Mall, Aku langsung mencoba gaun dinas malamku yang tadi ku beli bersama Mira. di dalam kamar aku tertawa sendiri melihat tubuhku dibalut lingerie merah yang sudah kubeli. Apakah benar jika Aku mengenakan lingerie itu Mas Arka akan suka dan bergairah melihatnya. Aku mencoba semua lingeri yang sudah Aku beli dengan berbagai warna dan saat suamiku pulang nanti akan langsung di pakai. Aku sudah tak sabar ingin mengenakan lingerie itu untuk menyambut kedatangan Mas Arka malam ini karena menurut jadwal malam ini Mas Arka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status