Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!
“Jangan bermain-main denganku, Camelia!”
“Main-main? Kamu pikir aku anak kecil. Aku serius Rainer. Mari kita bercerai. Aku bebaskan kamu dari pernikahan ini, bukankah itu keinginanmu sejak setahun yang lalu? Aku kabulkan sekarang,” ujarku dengan tenang.
“Tidak semudah itu, Camelia!” balas Rainer–suamiku.
Suamiku selalu bersikap dingin dan tak pernah menganggap keberadaanku. Saat kekasihnya kembali hadir di antara kami, ku turuti kemauannya untuk bercerai. Namun, mengapa dia malah mempersulit proses perceraian?