"Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Tidak ada suara yang menjawab pertanyaan wanita cantik tersebut. Di atas ranjangnya, dia mencoba menajamkan pendengarannya. Bruk! "Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya. Sosok yang tidak dia ketahui itu tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya. Bahkan wanita yang memiliki rambut sebahu itu berusaha keras untuk menyingkirkan tubuh pria yang terasa berat menindihnya, tapi pria tersebut semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher sang wanita. "Uggggh!" Celine masih saja berusaha menyingkirkan tubuh pria tersebut, meskipun ada kemungkinan jika pria yang kini menindihnya itu adalah suaminya. Apakah yang menindih Celine memanglah benar suaminya? Ataukah orang lain yang sedang berada di atas tubuh Celine saat ini? Apakah yang menindihnya adalah seorang pria atau wanita? ⚠️Warning⚠️ Hanya cerita fiktif belaka! Semua kejadian, tokoh, dan tempat hanya karangan semata. Follow author on Instagram @my.xena
View MoreBrak!
"Emmm ... Kenapa gelap sekali?" gumam Celine yang baru saja membuka matanya. Dia mendapati dirinya kini berada di sebuah ruangan yang tidak ada cahaya sama sekali.Wanita cantik itu menajamkan pendengarannya. Gendang telinganya samar-samar menangkap adanya suara langkah kaki yang terseret. Dia yakin jika orang tersebut berjalan terseok-seok akibat menabrak barang yang ada di dalam kamar itu."Sayang, apa itu kamu? Apa kamu sedang mabuk? Lalu, ada apa dengan lampunya? Apa sengaja kamu matikan agar aku tidak mengetahuinya?" Celine memberondong pertanyaan seraya mengusap kedua kelopak matanya agar bisa terbuka lebih lebar.Namun, orang tersebut tidak menyahuti pertanyaan darinya. Bahkan suara langkah orang tersebut terdengar semakin mendekat ke arahnya yang sedang berada di atas ranjang.Bruk!"Aaaah ...!" seru Celine dengan suara yang tertahan. Orang tersebut kini telah menindihnya. Sosok yang tidak dia ketahui itu, tak menghiraukan seruan Celine yang ada di bawah kungkungannya. Bahkan wanita yang memiliki rambut sebahu itu, berusaha keras untuk menyingkirkan tubuh pria yang terasa berat menindihnya, tapi pria tersebut semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher sang wanita."Uggggh!"Celine masih saja berusaha menyingkirkan tubuh pria tersebut, meskipun ada kemungkinan jika pria yang kini menindihnya itu adalah suaminya.Sialnya, pria yang menindihnya itu semakin menelusupkan wajahnya hingga hidung mancungnya mengenai kulit leher wanita tersebut. Hembusan nafas pria yang masih belum diketahui identitasnya itu, menerpa kulit leher Celine, sehingga membuat bulu kuduknya meremang. Sekuat tenaga Celine menahan agar suaranya tidak keluar. Dia menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya, berusaha keras menahan agar tidak ada sedikit suara pun yang keluar menelusup dari bibirnya.Sayangnya, suara lenguhan berhasil keluar begitu saja dari mulut Celine. Bibirnya terbuka tatkala bibir pria itu menari-nari menjelajah lehernya. Bahkan lidahnya bermain-main di sana. Mendengar suara lenguhan sang wanita membuat si pria semakin bersemangat. Tangannya seolah bergerak sendiri, bergerilya pada aset-aset berharga milik wanita itu, sehingga sang wanita tidak bisa lagi menolak kehadiran pria itu di dekatnya.Kamar yang sunyi dan tanpa adanya seberkas cahaya apa pun, membuat gerakan mereka berdua semakin liar. Bahkan terdengar suara lenguhan dari mereka berdua yang memenuhi kamar tersebut.Buaian dari sang pria membuat Celine terbuai. Dia melupakan segalanya, melupakan tentang pertanyaan yang ditujukannya pada pria tersebut. Bagaimana tidak, pria itu berhasil membuat Celine begitu mabuk kepayang dengan sentuhan-sentuhannya, dan permainan mereka di atas ranjang. 'Apa ini? Kenapa dia berbeda sekali dengan biasanya? Apa dia sudah belajar dari teman-temannya, seperti yang dikatakannya waktu itu? Dia sungguh hebat sekarang,' batin Celine yang sedang menikmati buaian dari sang pria."Aaaaah!" Seketika lenguhan Celine tidak terdengar lagi. Bibirnya diraup dengan cepatnya oleh bibir sang pria. Sialnya lagi, Celine pun terbuai oleh permainan bibir sang pria, sehingga dia membalas ciuman tersebut.Gayung pun bersambut. Mereka berdua saling menikmatinya, sehingga waktu yang mereka habiskan untuk bersama terasa sangatlah singkat. Kamar yang tanpa cahaya itu, tidak lagi sunyi. Suara lenguhan dan ekspresi tubuh mereka menjadi irama tersendiri yang memenuhi kamar. Bahkan ranjang yang tadinya rapi, kini menjadi berantakan dan berpeluh. Kini tubuh sang pria terbaring lemah di atas tubuh sang wanita, setelah mereka melakukan pelepasan secara bersamaan. Bahkan nafas mereka sama-sama memburu, dan hembusan nafas mereka saling menerpa wajah yang ada di hadapannya.Setelah beberapa saat, sang pria bergerak turun dari atas tubuh sang wanita. Dia berbaring di sebelahnya, dan memeluk erat tubuh sang wanita, untuk tidur bersamanya.'Aroma tubuh ini bukan aroma Sean yang biasanya. Apa dia mengganti parfumnya?' Sibuk bertanya-tanya dalam hatinya, dan tidak mendapatkan jawabannya, mata Celine pun terpejam dalam pelukan sang pria. Bahkan dia membalas pelukan tersebut dengan melingkarkan tangannya pada pinggang sang pria. Mereka berdua terlelap dengan saling memeluk, dan merasakan kenyamanan dalam dekapan tersebut.Setelah beberapa saat, terdengar suara bising dari luar kamar tersebut. Perlahan mata sang wanita pun terbuka. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya, menyesuaikan binar cahaya yang masuk ke dalam retina mata. Seketika matanya tertuju pada wajah tampan yang terpampang dengan jelas di hadapannya.Dia terpanah oleh ketampanan wajah pria yang tidak asing baginya. Bahkan dia terpesona, menatapnya tanpa berkedip, seolah memperlihatkan bahwa dia sedang mengagumi paras tampan sang pria yang hampir tidak berjarak dari wajahnya.Tiba-tiba indera pendengaran mereka menangkap suara bising dari luar kamar. Matanya terbelalak mengetahui bahwa suara di luar sana adalah suara suaminya dan ibu mertuanya.Seketika dia teringat akan situasinya saat ini. Celine kembali menatap wajah pria yang sedang memeluknya, dan matanya perlahan terbuka.Tatapan mereka pun beradu. Beberapa detik kemudian mereka saling melepaskan pelukannya, dan bergerak saling menjauhi. "Kenapa kamu ada di sini?" tanya sang pria sambil mengernyitkan dahinya."Ini kamarku, seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu," jawab Celine sembari menutupi bagian depan tubuhnya menggunakan selimut."Kamarmu?" tanyanya kembali sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tersebut.Pria tersebut memegang kepalanya, dan menjambak rambutnya dengan kesal, seraya berkata,"Apa yang terjadi padaku semalam? Kenapa aku bisa ada di sini? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?" "Sudahlah. Nanti kita bicarakan lagi. Lebih baik kamu cepat keluar dari kamar ini, sebelum suamiku masuk dan menemukan kita dalam keadaan seperti ini," sahut Celine seraya beranjak dari ranjang, dan tergesa-gesa mengambil pakaiannya di lantai setelah mendengar suara suaminya semakin dekat.Pria itu pun tergesa-gesa memakai celana dan bajunya, hingga mereka dikejutkan dengan ketukan pintu kamar tersebut, diiringi oleh suara seorang pria yang familiar di telinga mereka."Sayang, buka pintunya!" "Kenapa kamu kunci? Apa kamu lupa jika suamimu ini belum masuk?!"Sontak saja mereka berdua yang berada dalam kamar tersebut menoleh ke arah pintu. Mata mereka pun terbelalak mendengar suara pria tersebut kembali berteriak."Cepat pergi! Keluarlah lewat jendela itu!" ucap Celine lirih, seraya menunjuk jendela kamarnya.Secepat kilat pria tersebut melompat dari jendela kamar. Bahkan terdengar suara benda jatuh karena ketinggian kamar tersebut yang berada di lantai dua."Sayang! Cepat buka pintunya! Aku lelah! Aku ingin cepat istirahat!" seru pria yang berstatuskan suami sah Celine, sembari mengetuk pintu kamar tersebut."Sebentar!" teriak Celine sambil merapikan ranjangnya."Cepatlah!" seru sang suami kembali, seolah tidak sabar untuk dibukakan pintu.Selang beberapa saat, pintu kamar pun terbuka. Celine tersenyum manis menyambut sang suami yang menatap lapar padanya. Dia memeluk erat sang istri, seraya berkata,"Kamu cantik sekali, Sayang. Aku sangat merindukanmu."Sang istri pun membalas pelukan suaminya dengan erat dan berkata,"Aku juga merindukanmu, Sayang.""Celine, Sean. Apa kalian melihat Dave?!" seru seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan menghampiri mereka.Suara detak jantung dari seorang pasien pria yang terbaring di atas tempat tidur pasien, terdengar menggema dalam ruang ICU setelah mendapatkan operasi selama beberapa jam. Deraian air mata dari beberapa orang yang berada di luar ruang tesebut, tidak dapat didengarnya, seolah dunia mereka kini berbeda. Wanita tua yang berpenampilan modis dan terlihat lebih muda dari usianya, sedang berdiri di depan jendela kaca ruang ICU. Pandangan matanya tidak lepas dari pasien yang ada di dalam ruangan tersebut. Mata sembabnya masih saja mengeluarkan air mata, seolah tidak bisa merelakan apa yang dilihatnya saat ini. "Kenapa nasib Sean bisa begini, Pa?!" tanyanya dengan suara serak pada sang suami yang ada di sebelahnya. "Sabar, Ma. Papa yakin, Sean akan baik-baik saja. Sean adalah seorang Mayer. Dia pasti kuat dan berusaha untuk bertahan, agar bisa kembali pulang bersama dengan kita," tutur Antonio yang berusaha menenangkan hati istrinya. Deraian air mata yang membasahi pipi Anna, membuat
"Mama?!" ujar Sera dengan suara yang bergetar.Perempuan muda itu berlari menghampiri seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seksi, dan memakai makeup, lengkap dengan lipstik berwarna merah menyala. Dipeluknya wanita yang dipanggilnya dengan sebutan mama tersebut, dan berkata,"Sera takut, Ma."Air matanya menetes di pipi, dan mengenai baju wanita paruh baya yang dipeluknya. Hal yang paling dibenci oleh Raisa, kini dilakukan oleh putrinya. Raisa sangat marah jika bajunya terkena makeup orang lain pada saat berpelukan dengannya. Terlebih lagi jika air mata orang tersebut menempel di bajunya.Sang mama menjauhkan tubuh putrinya, dan memperhatikan penampilan perempuan muda tersebut yang masih sesenggukan mengeluarkan air mata. "Ada apa denganmu, Sera? Kenapa kamu seperti ini? Dan juga kenapa kamu berada di tempat ini?" tanya Raisa sembari menatap putrinya dengan heran.Sera menundukkan kepalanya, sembari mengusap kasar air mata yang menetes di kedua pipinya. Akan tetapi, dia tidak
"Semuanya sudah lengkap. Sepertinya masalah ini sudah bisa kita proses sekarang," ucap polisi yang sebelumnya telah bersitegang dengan Sean."Silahkan, Pak. Kami menyerahkan mereka pada pihak kepolisian," ujar seorang pria yang berasal dari arah belakangnya.Seketika putra kedua dari keluarga Mayer tersebut, menoleh ke arah sumber suara. Sontak saja matanya terbelalak melihat sosok yang sangat familiar sedang berdiri bersama dengan dua orang pria yang diapit oleh beberapa polisi dan beberapa pria berpakaian serba hitam. "Om Sean," lirih perempuan yang saat ini sedang membuat Sean tercengang dengan penampilannya.Betapa tidak tercengang ketika Sean melihat keadaan putri dari wanita yang menjadi partner ranjangnya. Rambutnya berantakan dan terkesan acak-acakan. Wajahnya terlihat begitu lelah, dengan makeup yang luntur karena peluhnya. Dan satu hal membuat Sean tidak bisa berkata-kata yaitu penampilan Sera saat ini yang persis seperti ibunya.Ingatan Sean tertuju pada saat dirinya menja
Seketika dua orang pria dan seorang wanita terhenyak kaget, tatkala pintu kamar yang mereka tempati dibuka dengan kerasnya dari luar. Beberapa pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam kamar tersebut, dan menangkap basah mereka bertiga dalam keadaan polos sedang bersenang-senang bersama. Kedua pria tersebut merupakan karyawan hotel yang bekerja pada bagian parkir, sehingga mereka berdua terlihat ketakutan saat ini.Berbeda dengan kedua pria itu. Sera yang usianya jauh lebih muda dari mereka berdua, terlihat sangat menikmati permainannya. Dia berada di atas tubuh seorang pria, dan pria yang satunya lagi memanjakannya dari belakang tubuhnya. Bahkan dia tidak mau menghentikan gerakannya. "Cepat lakukan! Aku sudah tidak tahan lagi! Jangan berhenti! Aku mohon!" ujar Sera dengan suara yang tertahan, diiringi dengan lenguhannya dan lebih mempercepat gerakannya.Hal itu membuat pria yang berada di bawah tubuhnya merasa tersiksa. Dia ingin menghentikannya, tapi hasratnya mengatakan tidak mau
Dave mengepalkan kedua tangannya ketika mendengar cerita dari sang putra tentang apa yang dilakukan oleh Sean padanya. Kilatan amarah terlihat dari mata pria paruh baya yang selalu membuat sang adik iri padanya. "Tidak pernah ku sangka dia akan berbuat senekat itu padamu," ujar Dave dengan penuh amarah. Hatinya kini dikuasai oleh amarahnya pada sang adik. Bahkan Dave telah berjanji dalam hatinya, dia akan memberi Sean pelajaran yang setimpal, jika berani menyentuh istri dan putranya, meskipun nyawanya menjadi taruhan. "Apa mungkin dia ingin menghancurkan kita, Dad?" tanya sang putra dengan ragu-ragu. Dave menoleh ke arah putranya. Dia memaksakan senyumnya, berusaha agar putra kesayangannya tidak mengkhawatirkan hal itu. "Jangan pikirkan hal itu, Hero. Daddy akan mengatasi semuanya. Kamu hanya perlu fokus pada kehidupan dan masa depanmu. Tetaplah waspada dan hati-hati pada siapa pun, meski orang tersebut kenal dan sangat dekat denganmu," tutur Dave, sembari menepuk-nepuk lirih
Hero menyeringai melihat si pengintai telah mendapatkan pelajaran dari sang asisten. Bahkan saat ini, gadis itu telah dibawa oleh dua orang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Mereka berdua diperintahkan oleh asisten Hero untuk memuaskan hasrat sang gadis di dalam kamar salah satu hotel tersebut.Sera pun tidak menolaknya. Dia sangat membutuhkan sentuhan dari pria untuk memuaskan hasratnya. Apalagi saat ini dia dalam pengaruh obat, sehingga bertindak aktif dan agresif ketika bersenang-senang dengan dua pria dewasa yang sangat berpengalaman.Pikirannya kosong. Hanya hasrat yang memburu sedang menguasai hati serta pikirannya. Senyuman dan lenguhannya menandakan kepuasan Sera akan perlakuan dan sentuhan dari kedua pria yang bermain dengannya. "Siapa sebenarnya dia?" tanya Hero pada sang asisten ketika si pengintai sudah keluar dari ruangan tersebut bersama dengan kedua pria suruhan mereka. "Dia suruhan dari pria yang menemui anda di ruang pesta," jawab sang asisten seraya memberika
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments