แชร์

Bab 3 Perjodohan

ผู้เขียน: Fit Tree Fitri
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-24 09:07:37

Bramasta telah berada di dalam kamarnya. Pria itu membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia merebahkan tubuh di atas kasur empuk. Bayangan gadis kecil yang tampak tidak takut padanya membuat lelaki dewasa itu tersenyum.

“Dia seperti anak kecil yang nakal. Sangat menarik.” Bramasta segera duduk dan mengaktifkan computer.

“Permisi, Tuan.” Pelayan mengetuk pintu yang terbuka.

“Ada apa?” tanya Bramasta menatap tajam pada pelayan.

“Makan malam telah siap,” ucap pelayan menunduk.

“Aku akan turun,” tegas Bramasta.

“Baik.” Pelayan segera meninggalkan Bramasta. Pria itu pun merapikan diri dan keluar dari kamarnya. Dia menuruni tangga menuju ruang makan.

Semua orang anggota keluarga telah lengkap. Kedua orang tua dan seorang adik laki-laki menunggu kedatangan Bramasta. Anak tertua dari keluarga Winarta.

“Ramai sekali.” Bramasta menarik kursi dan duduk.

“Bram, besok malam kita akan mengadakan pertemuan dengan keluarga calon istri kamu,” ucap Winarta. Pria itu tampak tidak muda lagi.

“Siapa calon istriku?” tanya Bramasta menatap tajam pada ayahnya.

“Alina Anggara. Dia adalah dokter bedah yang sangat terkenal. Putri pertama dari Tuan Anggara. Lihatlah!” Jolia memberikan foto Alina kepada Bramasta.

“Aku tidak perlu melihatnya. Bukankah perjodohan ini akan tetap dilaksanakan?” Bramasta melihat sekilas pada foto Alina. Wanita itu memang cantik dan anggun.

“Baguslah.” Jolia menyerahkan foto Alina kepada Beni.

“Ayo kita makan dulu dan berbicara setelah ini.” Jolia tersenyum.

“Jordi. Bagaimana dengan dirimu?” tanya Bramasta mengejutkan adiknya.

“Aku masih menjalankan bisnis papa,” jawab Jordi.

“Apa mau bergabung denganku?” Bramasta melihat pada adiknya.

“Tidak,” tegas Jordi.

“Jordi akan mencoba untuk memulai bisnis sendiri. Mama harap kamu bisa membantu dia.” Jolia memegang tangan Bramasta.

“Tidak masalah.” Bramasta tersenyum tipis.

“Kita bicara lagi setelah makan.” Winarta memperhatikan Jordi yang hanya diam saja. Anak keduanya selalu merasa rendah ketika berada di dekat Bramasta yang memang sangat berkuasa.

Selesai makan malam. Mereka semua berpindah ke ruang keluarga untuk membicarakan pernikahan Bramasta yang sudah tidak muda lagi. Pria itu telah berusia tiga puluh delapan tahun.

“Kapan kamu mau menikah? Alina sudah menerima perjodohan ini,” ucap Winarta.

“Apa Keluarga Anggara hanya punya seorang putri?” tanya Bramasta.

“Tuan Anggara memiliki dua putri dari istri yang berbeda, tetapi anak kedua masih kuliah dan tidak diakui. Dia hanya anak dari seorang simpanan yang tidak penting dan memalukan,” jelas Jolia.

“Tidak diakui?” Bramasta menatap mamanya.

“Dia lahir dari seorang pelakor, Kak,” ucap Jordi tersenyum.

“Hah!” Bramasta memicingkan matanya.

“Aku akan menyelidiki keluarga Anggara. Setelah itu akan aku putuskan setuju atau tidaknya dengan perjodohan ini,” tegas Bramasta beranjak dari sofa dan pergi ke ruang kerjanya.

“Hm. Apa Kak Bramasta ini tidak suka wanita?” Jordi melihat foto cantik Alina yang mengenakan gaun putih.

“Jika Kak Bram tidak mau. Aku saja yang menikah dengan dokter Alina.” Jordi tersenyum.

“Tidak bisa, Jordi. Keluarga Anggara hanya mau menikahkan putri mereka dengan Bramasta. Itu adalah perjanjiannya,” tegas Winarta.

“Bagaimana dengan putri kedua? Apa tidak ada fotonya?” tanya Jordi.

“Tidak ada,” jawab Jolia.

“Kenapa?” Jordi menatap kedua orang tuanya.

“Mungkin karena dia masih sekolah dan berusia di bawah usia pernikahan,” jelas Jolia.

“Mungkin.” Jordi mengangguk.

Bramasta telah berada di ruang kerja. Dia duduk di balik meja kerja dan memeriksa beberapa berkas.

“Tuan. Ini data tentang keluarga Anggara.” Beni memberikan berkas kepada Bramasta.

“Hm.” Pria itu membuka lembaran kertas yang berisikan informasi tentang keluarga calon istrinya.

“Kenapa hanya informasi tentang Alina saja?” Bramasta membaca dengan cepat hingga tiba di lembaran terakhir. Dia sangat terkejut melihat foto seorang gadis yang sedang duduk di lapangan basket.

“Aqeela.” Bramasta tersenyum. Dia tidak menyangka gadis kecil yang berhasil membuat kerugian miliaran dalam satu hari itu adalah calon adik iparnya.

“Gadis itu jelas lebih berkompetensi sesuai yang aku butuhkan. Dia akan membantu diriku menghancurkan semua musuh dengan mudahnya.” Bramasta tersenyum.

“Tidak masalah dengan siapa aku menikah. Yang terpenting gadis kecil ini akan tetap berada dalam cengkramanku. Ternyata tidak sulit menemukannya. Dia datang sendiri ke rumah ini.” Bramasta tersenyum tipis.

“Hah!” Beni bingung dengan senyuman Bramasta yang penuh arti.

“Aku akan menikah dengan putri Anggara,” ucap Bramasta.

“Itu bagus, Tuan. Dokter Alina benar-benar cocok untuk Anda.” Beni tersenyum.

“Setidaknya, Anda tidak akan melajang lagi dan segera punya istri yang cantik.” Beni berbicara di dalam hati.

Bramasta keluar dari ruang kerja dan kembali kepada keluarganya yang masih berkumpul di ruang tengah. Pria itu berdiri di depan kedua orang tua dan adiknya.

“Aku setuju dengan perjodohan ini,” ucap Bramasta mengejutkan keluarganya.

“Ah, syukurlah. Mama sangat senang.” Jolia beranjak dari sofa dan memegang tangan Bramasta.

“Undang mereka untuk makan malam dan membicarakan masalah pernikahan,” tegas Bramasta.

“Baiklah.” Jolia benar-benar senang. Dia tidak menyangka Bramasta membuat semuanya menjadi mudah dan cepat.

“Bagus.” Winarta pun tersenyum.

“Pastikan semua anggota keluarga Anggara datang.” Bramasta melepaskan tangan Jolia dan pergi begitu saja.

“Tidak mungkin Kak Bram menolak wanita secantik dan sepopular dokter Alina.” Jordi tersenyum.

“Benar. Mama dengar dokter Alina cukup terkenal di kalangan rumah sakit. Dia menjadi idola banyak orang,” ucap Jolia melihat foto Alina.

“Bramasta telah mendapatkan jodoh yang tepat.” Winarta pun tersenyum.

“Aku pun tidak akan menolak jika dijodohkan dengan dokter Alina.” Jordi tersenyum lebar.

“Mama akan segera menghubungi Marlina untuk mengundang mereka makan malam ke rumah kita.” Jolia mengambil ponsel.

“Halo, Jeng Mar.” Jolia tersenyum ketika panggilannya diterima.

“Halo, Jeng Lia. Ada apa?” tanya Marlina.

“Aku sangat senang. Bramasta akhirnya setuju dengan perjodohan ini,” jawab Jolia.

“Ah, syukurlah. Kami turut bahagia.” Marlina melihat pada Alina yang duduk tepat di depannya.

“Besok malam. Kalian semua harus datang ke rumah kami untuk makan malam dan membicarakan tentang pernikahan Bramasta dengan Alina,” jelas Jolia dengan semangat.

“Tentu saja. Kami semua pasti akan datang.” Marlina menutup panggilan dengan perasaan sangat bahagia.

“Ada apa, Ma?” tanya Alina lembut.

“Bramasta setuju untuk menikah dengan kamu, Sayang.” Marlina memegang tangan Alina.

“Benarkah. Akhirnya, pria itu berhasil menjadi milikku. Padahal dia sangat sombong dan berkali-kali menolak rencana pernikahan ini. Aku pikir Bramasta itu tidak normal. Hahaha.” Alina tertawa dan memeluk Marlina.

“Apa yang membuat kalian bahagia?” tanya Anggara mendekati anak dan istrinya.

“Mas, akhirnya Bramasta menerima perjodohan ini.” Marlina beranjak dari sofa dan memegang tangan suaminya.

“Benarkah?” Anggara tersenyum lebar. Dia benar-benar senang bisa menjadi keluarga Winarta karena mereka memang sudah berteman dan berbisnis bersama sejak lama.

“Ya, besok malam. Kita diundang untuk makan malam bersama sekaligus membicarakan tentang pernikahan Alina dan Bramasta,” jelas Marlina.

“Itu bagus. Tidak mungkin ada pria yang menolak putri kita.” Anggara memeluk anak dan istrinya.

Fit Tree Fitri

Terima kasih. Semogas suka.

| 14
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 70 Ciuman Bayaran

    Bramasta tidak peduli dengan penolakan Aqeela. Dia memeluk erat tubuh kecil istrinya yang cukup padat karena suka berolahraga.“Kemarilah, Aqeela. Aku tahu kamu butuh pelukan.” Bramasta tersenyum. Dia tidak peduli dengan sang istri yang tidak mandi sore karena bekerja sepanjang hari tanpa istirahat.Tidur berpelukan hingga pagi hari. Tangan Bramasta menjadi kesemutan karena menjadi bantal untuk Aqeela dan itu atas kehendak dirinya sendiri.“Aaahhh!” Pria itu kesakitan. Dia benar-benar menyiksa diri sendiri untuk bisa memeluk Aqeela.“Om.” Aqeela membuka mata dan melihat wajah Bramatsa yang sangat dekat.“Kenapa Om tidur di sini?” tanya Aqeela tanpa dosa.“Kamu menjadikan tanganku sebagai bantal. Ini benar-benar sakit,” jawab Bramasta.“Oh. Maaf.” Aqeela segera duduk.“Aaaah.” Bramasta memijit tangannya.“Aku akan membantu.” Aqeela pun memijit pelan lengan Bramasta. Dia telihat sangat berhati-hati.“Kenapa Om tidak memindahkan tangan dari bantalku?” tanya Aqeela merasa bersalah melihat

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 69 Kelaparan

    Bramasta tiba di klinik dokter Diko. Pria itu dibawa Beni masuk ke ruangan pemeriksaan.“Ada apa?” Dokter Diko terkejut melihat keadaan Bramasta yang kesakitan.“Tuan tidak makan dan minum apa pun setelah sarapan,” jelas Beni.“Apa?” Dokter Diko semakin terkejut mendengar jawaban Beni karena Bramasta tidak pernah melakukan kesalahan dalam menjaga pola makan dan kesehatan.“Kamu seharusnya tetap banyak minum,” tegas Diko membantu Bramasta naik ke tempat tidur.“Kenapa tidak makan apa pun? Ini bukan kamu, Bram.” Dokter Diko dengan cepat memeriksa Bramasta dan menyuntikkan cairan.“Apa yang terjadi? Sesibuk apa pun kamu bekerja pasti makan di waktu yang tepat dan banyak minum,” ucap Dokter Diko memperhatikan Bramasta yang hanya diam saja. Sang presdir rebahan di atas kasur dengan mata terpejam. Pria itu sedang menenangkan diri hingga tertidur.“Di mana istrinya?” tanya dokter Diko.“Di kantor. Nyonya sedang bekerja di ruangan khusus,” jawab Beni.“Jadi, berita tentang Aqeela dirawat itu

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 68 Tidak Peka

    Aqeela benar-benar bingung dengan tindakan Bramasta. Dia tidak pernah memikirkannya. Pria itu terlalu berani memberikan kunci utama dari ruang kendali.“Om!” Aqeela mendorong tubuh Bramasta menjauh darinya. Dia menyadarkan diri bahwa dirinya tidak bisa menerima itu.“Ada apa, Aqeela?” Bramasta bingung.“Kembalikan!” perintah Aqeela pada computer pintar. Dia menarik kembali tangan Bramasta dan memverifikasi data secara ulang dengan cepat.“Konfirmasi berhasil,” ucap computer.“Kunci otomatis!” perintah Aqeela.“Kunci,” jawab computer.“Aqeela!” Bramasta menarik tubuh Aqeela. Dia memegang pundak wanita itu dan menatap tajam.“Kenapa?” tanya Bramasta kesal.“Perusahaan ini akan aman di tangan Om. Aku tidak pantas,” jawab Aqeela tersenyum.“Kenapa? Apa ini adalah cara kamu menolakku?” Bramasta benar-benar merasa tidak punya harga diri. Dia sudah menyatakan cinta dengan memberikan perusahaannya kepada Aqeela.“Bukan. Bukan begitu, Om. Aku adalah orang yang tepat janji. Aku akan melindungi d

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 67 Chip Pelindung

    Bramasta menarik Aqeela ke belakang dirinya. Seorang pria dengan mudah menyadari bahwa lelaki lain tertarii kepada wanitanya. “Apa kamu menyelidiki tentang Aqeela?” tanya Bramasta menatap tajam pada Jordi. “Kak, di berita jelas disiarkan pembalap itu bernama Aqeela Calizta Anggara. Apa Kakak lupa aku sangat suka balapan, tetapi dilarang kalian.” Jordi tersenyum tipis dan melirik pada Aqeela. “Tidak disangka. Menantu kesayangan keluarga kita adalah seorang pembalap. Aku benar-benar senang.” Senyuman Jordi memiliki banyak arti. “Aqeela, kapan-kapan mungkin kita bisa balapan berdua. Aku punya motor balapan di rumah. Aku akan memberikan satu untuk kamu,” ucap Jordi mendekat. “Kenapa Jordi menyerang Perusahaan Om Bram? Apa karena warisan atau ada persaingan lainnya? Mereka terlihat baik-baik saja, tetapi di belakang saling serang.” Aqeela terlihat hati-hati dengan Jordi karena dia sudah tahu bahwa pria itu bekerja sama dengan Elena untuk menghancurkan Bramasta. “Sebenarnnya, aku tidak

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 66 Bergairah

    Aqeela masih berada di atas pangkuan Bramasta. Wanita muda itu berusaha membuka tangan yang melingkar di pinggangnya. Dia ingin lari dan menghindari sang suami.“Aqeela.” Bramasta menekan leher Aqeela hingga mendekat ke wajahnya.“Berikan aku ciuman,” ucap Bramasta.“Tidak mau!” Aqeela berusaha berontak.“Kalau begitu kamu harus memberitahuku siapa orang yang membocorkan identitas kamu?” tanya Bramasta.Napas hangat pria itu dapat dirasakan Aqeela melalui hidungnya. Ada aroma mint yang menyegarkan.“Dia tidak membocorkan tentang identiasku, Om. Orang itu hanya tahu bahwa aku adalah seorang hacker yang dicari sehingga memanfaatkan musuh Om untuk menyerang,” jelas Aqeela.“Apa?” Bramasta menatap pada Aqeela.“Om tidak usah khawatir. Aku sudah menggagalkan rencana mereka dari jarak jauh. Aku juga akan menanamkan pelindung di setiap robot yang akan dikirim kepada pelanggan,” ucap Aqeela.“Katakan siapa!” Jika tidak….” Bramasta memperhatikan bibir merah muda Aqeela.“Apa?” Aqeela bertahan u

  • Tiba-tiba Menjadi Istri Presdir   Bab 65 Membanggakan

    Anggara datang ke kampus Aqeela bersama dengan Marlina. Mereka berada di aula bersama orang tua serta mahasiswa yang berprestasi.“Kami ucapkan selamat datang kepada tamu undangan yang telah berkenan hadir di ruangan ini. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan berita duka,” ucap pembawa acara sedih.“Mahasiswi paling cerdas dan telah berprestasi hingga tingkat internasional yaitu Aqeela Anggara. Dia mengalami kecelakaan ketika mengikuti balapan di Singapura dan hingga saat ini masih belum sadarkan diri,” lanjut wanita itu.“Kami sangat berduka karena berita ini. Kami tidak bisa mengunjungi Aqeela karena perlu perawatan intensif,” jelas wanita itu lagi.“Apa?” Semua orang terkejut.“Jadi, benar bahwa yang balapan itu adalah Aqeela.” Ruangan menjadi riuh mendengarkan kabar tentang Aqeela.“Dia tetap menang,” ucap yang lain.“Benar. Kabarnya begitu. Dia satu-satunya pembalap yang menyelesaikan putaran hingga garis finish,” sambung lainnya.“Kami akan mengundang langsung orang tua da

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status