(BUKAN) ISTRI IDAMAN

(BUKAN) ISTRI IDAMAN

By:  AYAS  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
64Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Demi adiknya tercinta, Bianca Dawson rela menerima perjodohan dan menikahi pria yang terkenal tampan, rupawan dan dingin seperti es batu yang mengambang di samudera atlantik. Seorang pria bernama Gerald Lagrave. Seorang pria yang telah menaruh hati pada wanita lain. Seorang pria yang sudah bersumpah di malam pertama mereka, bahwa sampai kapan pun, ia tidak akan pernah mencintai Bianca. Ketika dua hati dipaksakan besatu dalam ikrar suci untuk saling mencintai sehidup semati, apakah janji itu dapat terpenuhi ketika hati mereka saling membenci? . . . AYAS.

View More
(BUKAN) ISTRI IDAMAN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
64 Chapters
1. Suami Istri
"Kau masih bisa melarikan diri, tau. Toh, upacara pernikahannya akan berlangsung setengah jam lagi. Kalau kau melarikan diri lewat pintu belakang, tidak akan ada yang sadar kau pergi. Kau bisa memulai hidup yang lebih baik dari sini daripada menjadi..., daripada...hieks!"Kendati Bianca Dawson--kakaknya terlihat begitu cantik di cermin, mengenakan gaun putih yang menunjukkan kemurnian dan keindahan, Clarissa berujung terisak tak senang pada pemandangan itu. Hatinya seperti ditikam ribuan jarum saat kakak sulungnya tercinta, wanita yang sudah menjadi saudara dan sosok ibu di hidupnya, kini bersiap-siap menjadi istri untuk seorang pria yang tidak pernah Bianca temui sebelumnya.Bianca seharusnya menikah dengan pria yang ia cintai dan mencintainya setulus hati. Namun, berkat kegilaan ayah mereka dalam berbisnis, sekarang Bianca menjadi alat transaksi dalam bisnis ayahnya tersebut. Bianca, demi menjaga masa depan Clarissa, memutuskan menikah dengan Gerald Lagrave yang awalnya dijodohkan d
Read more
2. Sumpah Untuk Satu Sama Lain
"Luar biasa, mulai hari ini aku adalah Bianca Lagrave." Bianca berbicara pada pantulan dirinya di cermin. Pesta pernikahannya yang megah dan meriah telah berakhir dengan aman sentosa. Ayah Bianca, Warren Dawson memuji Bianca karena sudah terlahir sebagai wanita jelita. Berterima kasih karena Bianca sudah menjadi puteri yang berguna. Bianca membalas ucapan Warren dengan senyuman, tapi di dalam hati, Bianca tidak tau apakah ia menyukai pujian itu atau tidak. Yang Bianca inginkan adalah, Warren menepati janjinya agar membiarkan Clarissa melanjutkan pendidikannya. "Kau tidak perlu mencemaskan Clary, dia akan berangkat ke Stanford minggu depan, sesuai harapanmu." Ucapan Warren hari itu seperti angin segar bagi Bianca, ia merasa ketegangan yang melandanya, segala beban di kepalanya, telah tersapu bersih. "Kau hanya perlu menjadi istri yang baik di sini dan layani suamimu seperti dia adalah raja. Kau tidak mau kerja sama kami batal hanya karena kau tidak kompeten sebagai istri, kan?" "Ak
Read more
3. Ibu Tiri Cinderella
Pernikahan atas nama bisnis seharusnya bukan hal yang tabu dan asing lagi. Beberapa orang dan perusahaan melakukan kerja sama melalui pernikahan demi memperkuat ikatan bisnis mereka, dan itu adalah kewajaran. Demi menghindari ditikam dari belakang, demi keamanan mutlak dan demi-demi yang lain. Pernikahan seperti ini bahkan sudah dilakukan sejak ratusan tahun silam, jauh sebelum Christopher Columbus menemukan Amerika. Jauh sebelum peradaban semaju sekarang. Gerald yang sudah bekerja di bawah ayahnya selama ini seharusnya mewajarkan pilihan ayahnya yang menggunakan pernikahan untuk mengamankan kerja samanya dengan keluarga Dawson. Lagipula, pemimpin keluarga Dawson adalah pria yang sangat liar dan tak terbaca. Tidak hanya licik dan berbisa, perangai seorang Warren Dawson juga terkenal busuk luar dalam, sulit memastikan kerja sama ini akan berujung membawa keuntungan kalau dia tidak dijinakkan. Kerja sama di atas kertas tidak cukup untuk mengendalikan pria arogan gila uang itu. Mereka
Read more
4. Mata
Bianca melenggang menuju kamarnya, santai seperti biasa. Beberapa meter di depan Bianca, Gerald melangkah tergesa-gesa. Ada banyak amarah tersirat dari gesturnya, tapi Bianca tidak peduli. Bianca tidak salah sama sekali. Kalau ada yang harus disalahkan, maka itu adalah keteledoran keluarga Lagrave yang sengaja mengabaikannya. Sialan, apa ini masih di SMA? Bagaimana bisa mereka membully-nya dengan tindakan kolot itu?'Jika Ayah tau aku diperlakukan seperti tadi, dia akan menjemputku pulang dan meninggalkan para bajingan ini sendirian.' Bianca membatin sambil mengingat ekspresi kejam seorang Warren Dawson. Ayahnya mungkin pria gila yang terobsesi pada pekerjaan, tapi dia sangat menjaga nama baiknya. Bila dia tau darah dagingnya diperlakukan dengan hina, dia akan sangat marah. Bukan berarti dia menyayangi Bianca sih, lebih kepada dia sangat menjaga nama baiknya sendiri.Dijemput pulang mungkin opsi yang menyenangkan, tapi itu tidak berarti aman. Clarissa masih harus berkuliah, Bianca tid
Read more
5. Sore Yang Tenang (1)
Mengenang kembali mengapa Bianca harus menikah dengan si bajingan Gerald Lagrave, semuanya bermula ketika Warren Dawson pulang ke rumah dengan senyum lebar terpatri di wajahnya. Pria itu begitu ceria sampai-sampai ia memberikan kecupan kuat di kening Bianca dan kening Clarissa. "Sempurna, sangat sangat sempurna! Kita akan menjadi bagian dari keluarga paling besar di Richmond, Clarissa!" Warren menangkup pipi puteri bungsunya tersebut seperti menangkup permata, sentuhannya penuh kehati-hatian, takut sosok Clarissa akan retak di dalam sentuhannya. "Ayah sepertinya begitu bahagia, apa yang terjadi?" Tidak seperti Warren, Bianca merasakan firasat buruk merayap di tulang belakangnya. Membuat ia menjadi sangat waspada. Sosok Clarissa ia tarik ke balik punggungnya. "Ah, benar juga. Bianca, Bianca..., kau sebaiknya mempersiapkan dirimu untuk event sangat besar yang akan segera terjadi." "Ya?" "Keluarga Lagrave," kata Warren, suara
Read more
6. Sore Yang Tenang (2)
"BIANCA DAWSON!" Seruan Gerald mengheningkan suasana, mencekamkan atmosfir teduh di sore hari itu. Tidak ada suara menginterupsinya, seakan-akan seluruh waktu terjeda. Gerald berseru keras dengan amarah yang sudah memenuhi ubun-ubunnya. "Jaga ucapanmu!" tekannya, tatapan meruncing berbahaya. Peringatan yang keluar dari bibir Gerald seperti sebilah pisau tajam, nada suaranya dingin dan menikam. Gerald sangat marah, tapi Bianca yang menatapnya seperti memantulkan kemurkaan yang sama. "Lihat..." Bianca mendudukkan dirinya kembali, tangan mengipasi wajahnya yang memerah karena emosi. "Apa aku yang memulai ini?" "Bi-Bianca..., aku tau kau sangat marah, tapi menuding Gerald sebagai pedofil adalah tindakan yang keterlaluan. Kau tidak seharusnya mengatakan itu pada suamimu." Erina mencoba mendamaikan dua suami istri yang baru saja bertikai sengit, tapi..., sebagai tanggapan untuk kelembutan suaranya, ia menerima lirikan kesal dari Bianca. "Jangan ikut campur, Erina. Apa kau konseling pern
Read more
7. Pertahanan
Hari ketika Bianca mengkritik pelayanan di rumah keluarga Lagrave adalah hari ketika perubahan besar-besaran mulai dilakukan di rumah itu. Tidak hanya meja makan yang menjadi panjang dan mampu menampung hingga sepuluh orang, kini sofa di ruang tamu, ruang keluarga, bangku di balkon bahkan bangku di taman, berubah ukuran. Bianca takjub pada perubahan itu, tapi ia tidak merasa segala hal perlu diubah, jujur saja. Seperti bangku di balkon saja, tidak semua mereka akan pernah berkumpul di sana, karena itu, perubahan tidak perlu dilakukan. Namun, malas memperpanjang masalah, Bianca memilih diam dan menikmati satu-persatu tirai di rumah itu terganti dengan warna baru. "Rasanya seperti pergantian musim," kata Bianca, dia berbicara pada Junie yang berdiri di dekatnya. Nyaris satu minggu Bianca menjadi menantu di rumah itu dan meskipun satu minggu sudah berlalu, Bianca masih merasa seperti ia baru sehari di sana. Sofa-sofa dan tirai di rumah ini bisa
Read more
8. Isi Hati
  Sebuah keajaiban terjadi hari ini. Keajaiban yang tidak menyenangkan sama sekali..., karena, mengapa Gerald ikut menemaninya mengantar Clarissa ke bandara? Bianca merasa, semangatnya yang 100 persen, terpangkas 20 persen begitu Gerald berada di sisinya. Bianca tau kalau Gerald tidak mau menemaninya ke bandara dan itu sangat terbaca dari ekspresi muak pria itu yang kentara. Bianca tau Gerald tidak mungkin akan menjadi pria baik hati yang mengantar istrinya bepergian, jadi, siapa yang sudah usil di sini? Apa Melisa? "Kgh," Bianca mau mengacak rambutnya habis-habisan karena frustasi, tapi melakukan itu hanya akan membuat rambutnya berantakan. Junie akan membunuhnya kalau dia melakukan itu. Bianca masuk ke mobil Gerald dan menghela napas panjang-panjang. Gerald yang berada di sisinya seketika melemparkan tatapan penghakiman. Mengapa gadis itu bersikap seperti berada bersama Gerald adalah hukuman? Apa dia tidak tau seberapa banyaknya wanita
Read more
9. Bungkam
  Setelah berpisah dengan Clarissa di bandara, Bianca merasakan kehampaan luar biasa. Kesedihan yang melingkupinya membuat ia hening sepanjang perjalanan pulang, Gerald--untungnya--tidak memancing emosinya lagi dengan perdebatan yang tidak penting. Pria itu bungkam, tampak mempunyai banyak beban pikiran. Bianca tidak tau apa, tapi dia tidak begitu peduli juga. Setiba di rumah, Gerald yang berekspresi muram langsung bersemangat saat melihat Erina menyambutnya di ruang tengah. Intonasi suaranya turun beberapa oktaf, lemah, lembut, dan bersahabat. Bianca menatap interaksi mereka sejenak sebelum berlalu dan menuju kamarnya di lantai dua. Bianca hanya ingin tidur dan melupakan realita kalau sekarang, ia jauh dari Clarissa. Ia tidak mempunyai sosok yang mampu menjadi pelipur laranya berada di dekatnya. Ia tidak memiliki siapa pun sekarang. Ia... "Bia..." Samar-samar, sapaan seseorang menyapa telinganya. Memanggil ia yang entah bagaimana, berada di anta
Read more
10. Hiburan
Gerald sudah pasti gila. Tidak ada penjelasan yang lebih masuk akal dari tindakannya selain dia gila, pria itu konslet di kepala. Bianca masih syok luar biasa ketika Gerald tiba-tiba menciumnya, dan ketika ciuman itu terlepas, ia menemukan sepasang manik kopi Gerald menyorot sinis ke arahnya, seakan-akan mengejeknya. "Selamat, kau sudah mendapatkan perhatian yang kau inginkan, apa kau puas sekarang?" "Per-per-apa?" Bianca ternganga, isi kepalanya seperti rubik jenga yang tumbang berantakan. "Apa maksudmu?" Tidak membiarkan Gerald berlalu dari hadapannya, Bianca spontan menarik kerah leher Gerald hingga pria itu tercekik bajunya sendiri. "Mengapa kau menciumku? Apa maksudmu perhatian? Siapa mencari perhatian?" "Tsk!" Gerald menepis tangan Bianca dari lehernya, matanya menatap Bianca dengan kekesalan kentara. "Jangan berlagak tolol," tukas Gerald. Ia menundukkan wajahnya sama rata dengan tatapan Bianca. "Bukankah kau mengusikku dengan
Read more
DMCA.com Protection Status