Belum Siap Menikah

Belum Siap Menikah

By:  PRINCESS MEYMEY  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
24Chapters
918views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aminah Shidqiyyah Mahdiyah adalah seorang wanita yang pintar dan berbakat, tapi sayangnya dia terjebak dalam situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya. Pemikiran kolot kedua orang tuanya membatasi kesempatan Aminah untuk mengejar pendidikan dan mengembangkan bakatnya. Sejak usia 18 tahun, Aminah dipaksa untuk menikah dengan seorang pria yang dipilih oleh orang tuanya. Perjodohan ini terjadi karena pandangan mereka yang masih memegang teguh tradisi dan nilai-nilai konservatif. Masyarakat pada zaman itu sering kali menganggap bahwa perempuan memiliki peran yang terbatas pada urusan rumah tangga, khususnya di dapur, dengan tugas utama memasak untuk suami. Meskipun Aminah ingin mengejar pendidikan dan mengembangkan potensi akademiknya, dia terpaksa mengikuti keputusan orang tuanya. Dia harus menyesuaikan diri dengan peran tradisional yang diharapkan dari seorang istri. Namun, kecerdasan dan bakat Aminah tidak bisa dibendung begitu saja. Lalu, bagaimana nasib Aminah ke depannya? Apakah dia bisa mengejar impiannya meskipun terpaksa harus menikah dengan pria pilihan orang tuanya?

View More
Belum Siap Menikah Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Muthi Mozla
keren ceritanya, Kak. lanjutkan :)
2023-11-08 16:14:29
1
24 Chapters
Pernikahan yang Tak Diharapkan
Aminah yang sedang enak makan, langsung berdiri ketika mendengar pengumuman dari kedua orang tuanya."Apa? Dijodohin? Emangnya zaman Siti Nurbaya apa, ya, pakai acara dijodohin segala? Mak, Yah, aku ini udah besar, bisa menentukan pilihan sendiri! Enggak perlu dijodoh-jodohin segala!" ujar Aminah dengan nada tinggi.Suasana di ruang makan begitu tegang melebihi tegangan listrik. Terik matahari, tak sepanas suasana yang sedang terjadi di rumah kediaman Bapak Abdul Latif (ayah Aminah)."Lagian kamu setelah lulus SMA, emangnya mau ke mana? Kuliah? Anak perempuan itu enggak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya juga ngurus dapur, sumur, dan kasur," ujar Sarah Azhari (emaknya Aminah) dengan perasaan marah karena anaknya menolak perjodohan."Emak sama Ayah khawatir dengan biaya kuliahku, kan? Makanya memilih untuk menjodohkan aku dengan laki-laki yang jarak usianya jauh banget sama aku. Masa aku nikahnya sama om-om! Apa kata teman-temanku, Ma? Malu tahu!" Aminah terus memberontak
Read more
Cita Rasa Tersembunyi
Setiap kali memasak, Aminah melibatkan diri sepenuhnya dalam proses tersebut. Dia mempelajari resep-resep tradisional dari berbagai daerah, mencoba memahami teknik-teknik yang tersembunyi di balik setiap hidangan. Dengan penuh antusiasme, Aminah berkreasi, menambahkan bumbu-bumbu baru, dan menciptakan kombinasi rasa yang mengejutkan.Suatu sore, ketika Aminah sedang memasak di dapur, Sulaiman datang menghampirinya. Dia mencium aroma harum yang menyengat ruangan dan melihat Aminah sibuk dan sangat serius di depan kompor."Aroma itu begitu menggugah selera, Aminah. Apa yang kamu masak hari ini?" tanya Sulaiman sambil mengendus aroma masakan Aminah.Aminah tersenyum lembut. "Terima kasih, Sulaiman. Aku sedang mencoba resep baru dari daerah Sumatera. Ini adalah rendang yang diolah dengan bumbu-bumbu khas dan rempah-rempah segar."Sulaiman terkejut. "Rendang? Itu tidak seperti rendang biasanya. Kamu selalu berhasil membuat hidangan yang istimewa, Aminah."Aminah merasa sedikit gugup. "Aku
Read more
Kecerobohan Aminah
Suatu hari, Aminah tidak sengaja memecahkan pot bunga kesayangan ibu mertuanya. Aminah sangat ketakutan, tidak ada orang di dalam rumah, selain dirinya. Kedua mertuanya, Abbas dan Khadijah, sedang berkunjung ke suatu tempat. Maklum, orang kaya, jadi setiap harinya pasti banyak kesibukan. Mungkin selain takdir dari Allah, memang faktor kesibukan inilah yang menyebabkan Sulaiman menjadi anak tunggal. Begitu pikir Aminah sambil membereskan pecahan pot bunga tersebut.Sedangkan suaminya, apalagi yang harus dilakukan selain bekerja dan sibuk berkumpul dengan teman-temannya. Sulaiman pulang sampai larut malam kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya, bahkan pernah tidak pulang.Belum selesai membersihkan pecahan pot bunga tersebut, mertua Aminah datang dengan mobil mewah pada eranya. Karena di tempat tinggalnya, belum banyak yang memiliki mobil pribadi.Khadijah menghampiri dengan muka masam. "Astaghfirullah. Ini ada apa, Aminah? Kenapa pot bunganya pecah begini?" tanyanya dengan nada ti
Read more
Tidak Berhenti Berharap
"Udah dapat belum pot bunganya? Pasti enggak ada, kan, pot bunga yang sama persis dengan yang kamu pecahkan kemarin?" Khadijah bertanya dengan wajah ketus sambil memakan buah apel yang sudah dipotong-potong. Dia menikmati buah tersebut sambil menonton acara televisi. Kopi hangat pun sudah ada di meja, berikut camilan yang lainnya."Belum, Ma. Rencananya, hari ini aku akan mencari pot bunganya, meski tidak sama persis, apalagi kenangannya tidak akan tergantikan, tetapi setidaknya aku membelinya sebagai permintaan maaf kepada Mama." Aminah berpamitan setelah berbicara dengan ibu mertuanya tersebut.Aminah menghirup harum bunga mawar yang mengisi ruangan saat dia memandang pot bunga di meja makan. Dia membayangkan kalau itu adalah pot bunga yang tidak sengaja dipecahkan kemarin. Pot bunga itu memiliki warna cerah dan ornamen yang khas. Aminah pun tidak bisa menahan dorongan untuk menemukan pot bunga yang serupa."Aku tahu bahwa ini bukan hanya tentang pot bunga itu sendiri, melainkan ten
Read more
Akhirnya Aku Menemukanmu
Pada suatu hari, ketika Aminah hampir kehabisan harapan, dia memasuki sebuah toko bunga kecil di sudut jalan. Di tengah tumpukan pot-pot bunga yang berwarna-warni, matanya tertuju pada sebuah pot bunga yang berbeda dari yang lainnya. Pot bunga itu memiliki pola yang unik, dengan lukisan bunga-bunga berwarna-warni, dipadukan dengan aksen emas yang indah.Aminah merasa hatinya berdebar-debar saat melihat pot bunga tersebut. Dia merasa seperti menemukan pot bunga yang mirip dengan punya ibu mertuanya. Dengan penuh harap, dia mendekati penjual dan bertanya tentang pot bunga tersebut."Permisi, Pak. Saya tertarik ingin membeli pot bunga ini. Berapa harganya?" tanya Aminah dengan lembut."Oh, yang ini kebetulan tidak dijual, Neng. Soalnya sudah ada pemiliknya, tapi sudah bertahun-tahun lamanya, memang tidak pernah diambil. Jadinya dipakai untuk sampel toko bunga saya ini," jelas seorang bapak pemilik toko bunga."Tapi saya sangat butuh pot bunga ini, Pak. Soalnya motifnya sama persis dengan
Read more
Dipermalukan Ibu Mertua
Suatu pagi, Aminah bangun dengan perasaan jenuh yang semakin menghimpitnya. Dia merasa bahwa rutinitas sehari-harinya telah membuat hidupnya terasa monoton dan membosankan. Aminah menyadari bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk mengatasi perasaan ini dan menambah semangat dalam hidupnya.Aminah merasa tenang saat merasakan pelukan hangat suaminya dari belakang. Meskipun masih pagi dan pikirannya dipenuhi pertimbangan, dekapan itu berhasil membawa sedikit kelegaan. Dia tersenyum bahagia saat merasa nyaman berada dalam dekapan suaminya."Kamu sudah selesai? Mau sarapan sekarang kah?" tanya Aminah, sambil tetap memandangi langit yang cerah di luar jendela.Suaminya, dengan lembut mencium leher sang istri, seperti yang sering dia lakukan setiap pagi sebelum berangkat kerja. Meskipun Aminah belum mandi, dia tampaknya sangat menyukai aroma tubuh istrinya. Hal ini menjadi sebuah kebiasaan yang begitu intim di antara mereka berdua."Belum, sayang. Aku masih ingin menikmati momen ini sebenta
Read more
Serba Salah
"Aminah ...! Aminah ...!" teriak Khadijah, seolah pendengaran menantunya bermasalah.Aminah yang sedang membersihkan peralatan masak di dapur karena habis memasak, langsung buru-buru menghampiri ibu mertuanya."I-iya, Ma. Ada apa?" Aminah bertanya dengan terbata-bata.Khadijah dengan gaya santainya, kaki kanan dinaikkan ke atas kaki kiri, menikmati camilan sambil menonton sinetron di kanal tv kesayangannya."Kamu dari tadi dipanggilan, kenapa lama banget, sih? Budek, ya? Lelet banget jadi orang!" bentak Khadija dengan suaranya yang menggema.Di rumah hanya ada mereka berdua karena suaminya (Sulaiman) dan ayah mertuanya (Abbas) sedang pergi ke luar kota karena ada urusan pekerjaan. Jadi, sudah dipastikan tidak akan ada yang membela Aminah selama beberapa hari ke depan.Aminah merasa kaget dan sedikit ketakutan mendengar teguran Khadijah. Dia mencoba menjelaskan dengan lembut, "Maafkan aku, Ma. Aku sedang asyik membersihkan dapur, jadi mungkin tidak mendengar saat dipanggil."Namun, Kha
Read more
Aminah Diduga Mandul
Setelah dua bulan menikah, Aminah dan Sulaiman belum juga dikaruniai anak. Kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi dengan rasa bahagia karena mereka saling mencintai, tetapi kekosongan dalam perut Aminah menyebabkan cobaan datang menghampiri. Percikan api konflik mulai membakar keharmonisan mereka.Di ruang tamu rumah Aminah dan Sulaiman. Mereka duduk berdua di sofa sambil berbicara.Aminah sambil tersenyum. "Sulaiman, rasanya aku begitu bahagia menjadi istrimu. Sekarang kita saling mencintai dan memiliki mimpi-mimpi indah bersama."Sulaiman menanggapi dengan senyum hangat. "Aku juga merasa begitu beruntung memilikimu, Aminah. Engkau adalah cahaya dalam hidupku dan setiap hari bersamamu adalah anugerah terindah."Aminah tersenyum tapi tampak agak sedih. "Sulaiman, ada yang ingin aku ceritakan padamu. Aku merasa sedih dan cemas dalam beberapa waktu terakhir."Sulaiman mengerutkan keningnya. "Apa yang terjadi, Aminah? Katakan padaku, kita bisa menghadapinya bersama-sama," tanyanya dengan
Read more
Keputusan Mengadopsi Anak
Di ruang tamu, Aminah dan Sulaiman duduk berdua, saling berpegangan tangan.Aminah tersenyum lembut. "Terima kasih, Mas. Kamu selalu membuatku merasa tegar meskipun hidup penuh dengan drama dan banyak omongan buruk yang aku terima. Kamu benar-benar menepati janjimu kalau akan selalu ada untukku."Sulaiman tersenyum penuh kasih. "Sayang, aku sudah pernah katakan bahwa kita tidak bisa mengendalikan omongan orang lain, tapi kita bisa mengendalikan cara kita meresponsnya. Aku percaya pada kebaikanmu, Aminah."Aminah menggenggam tangan Sulaiman erat. "Aku juga percaya pada cintamu, Mas. Sebagai pasangan, yang dibutuhkan adalah saling menguatkan dalam menghadapi cobaan ini."Sulaiman mendekap Aminah dalam pelukannya. "Kita pasti bisa melewati ini bersama-sama. Kita akan tetap bahagia, tanpa peduli apa yang orang lain katakan."Aminah tersenyum penuh keyakinan. "Ya, kita akan membuktikannya. Aku tahu rejeki dan keturunan adalah urusan dari Tuhan. Kita hanya perlu bersabar dan menjalani hidup
Read more
Kekhawatiran Aminah dan Rayuan Suaminya
Suasana di dalam kamar terasa hangat meskipun wajah berseri Aminah berubah murung. Setelah keluar dari kamar mandi, dia duduk di depan cermin dengan perasaan yang terlihat cemas. Sulaiman, suaminya, memperhatikan istrinya dengan penuh kasih, lalu mendekatinya dengan pelukan hangat dari belakang."Apalagi yang kamu khawatirkan, sayang?" bisik Sulaiman dengan lembut di telinga Aminah. "Kan sekarang kita sudah punya Zahra. Yah, walaupun bukan darah daging kita, tetapi kita bisa memperlakukan dia seperti anak kandung sendiri."Sambil memeluk erat tubuh Aminah, Sulaiman mencoba menenangkan hati istrinya yang sedang dilanda kegelisahan. Matanya penuh cinta ketika melihat Aminah yang sedang mencari dukungan dan pengertian."Aku takut saat mama pulang nanti, mama akan semakin marah kepadaku," desah Aminah, mencoba mengungkapkan ketakutannya. "Kan kamu tahu sendiri, aku serba salah di mata mama. Kayak enggak ada benernya deh hidupku dan apa yang sudah aku lakukan."Sulaiman dengan penuh pengert
Read more
DMCA.com Protection Status