Bukan Pahlawan - Prolog
Ayana Maheswari seorang Bidan yang bertugas di sebuah desa di lerang sebuah gunung. Suatu malam setelah menolong seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan diperkosa oleh orang tak dikenal. Padahal dia akan menikah tiga bulan lagi dengan tunangan yang sangat dicintainya, Rizwan. Untungnya Rizwan bisa menerima kejadian itu meski sikapnya pada Ayana mulai berubah.
Ayana menjadi sangat putus asa ketika mendapati dirinya hamil akibat perkosaan yang dilakukan orang yang tak diketahui siapa bahkan pihak kepolisian pun tidak bisa menemukan pelaku karena saat kejadian tidak ada saksi dan dia juga dibuat tidak sadar karena dibius.
Hubungan Ayana dan Rizwan pun berantakan karena Rizwan tidak mau menerima kehamilan Ayana. Rizwan memutuskan hubungan pertunangan mereka dan membatalkan rencana pernikahan mereka yang sudah di depan mata kalau Ayana tidak menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungannya.
Ayana berada dalam dilema. Menjadi istri Rizwan adalah impiannya sejak mereka menjalin hubungan tapi dia juga tak tega menggugurkan calon bayi yang ada di dalam kandungannya meski dia tak tahu siapa ayah bayi itu. Ayana memilih mempertahankan kehamilannya karena dia tak tega membunuh janin tak bersalah yang ada di dalam rahimnya meski dia merasa hancur karena harus berpisah dengan Rizwan.
Pemerkosaan yang di alami Ayana membuat gadis itu trauma untuk menempati rumahnya dinasnya, sebuah rumah yang dibangun oleh pihak pemerintah desa yang digunakannya untuk melayani pasien atau yang biasa disebut PKD (Poliklinik Kesehatan Desa). Karena Ayana kembali tinggal bersama keluarga Abisatya, seorang tokoh masyarakat dan juga orang terkaya di desanya di mana Ayana pernah tinggal sebelumnya sebelumnya sebelumnya sebelum dia menempati PKD.
Keluarga Abisatya sudah menganggap Ayana sebagai bagian keluarga mereka. Bagi Bu Teguh, Ayana adalah anak perempuannya karena dia hanya punya dua anak laki-laki, Zayn Raynard Abisatya dan adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar Zyan Danis Abisatya. Kedua anak Abisatya itu juga menganggap Ayana seperti adik dan kakak mereka. Mereka sangat akrab dan kompak.
Sejak pertama kali menginjakkan kakinya di tempat ini tiga tahun yang lalu, Ayana tinggal di rumah Abisatya, awalnya Ayana mengira kalau keluarga Abisatya hanya memiliki satu anak, yaitu Zyan. Dua bulan kemudian dia baru mengenal anak sulung mereka yang kuliah di ibu kota propinsi. Anak sulung keluarga Abisatya, Zayn Raynard Abisatya, suatu sore pulang dari ibu kota propinsi bersama kekasihnya Risya Ardela, anak kepala desa P.
Zayn terkejut mendapati ada seorang gadis di rumahnya, setelah saling memperkenalkan diri akhirnya Zayn tahu kalau gadis cantik yang menempati kamar di sebelah kamarnya adalah Ayana, bidan desa yang sering diceritakan ibunya. Tak seperti hubungan Ayana dengan anggota keluarga Abisatya lainnya yang akrab, hubungan Ayana dan Zayn terasa sedikit canggung. Zayn seperti membangun sebuah diding tebal di antara mereka.
Setelah pertemuan pertama mereka hari itu, Zayn hanya berada di rumah selama dua hari karena setelah itu dia kembali ke ibu kota propinsi untuk melanjutkan kuliahnya yang hanya tinggal menunggu sidang skripsi dan mengurusi café yang dirintisnya di kota itu. Zayn sudah merintis bisnis café itu sejak dua tahun sebelumnya dan bisnis cafenya berjalan dengan lancar, bahkan dia sudah punya beberapa cabang.
Karena Rizwan tidak mau meneruskan hubungannya dengan Ayana karena gadis itu hamil, akhirnya Zayn menikahi Ayana atas permintaan ibunya. Awalnya Ayana menolak menikah dengan Zayn karena dia tahu Zayn akan menikahi Risya tahun depan, tapi Bu Teguh dan Zayn berhasil membuatnya mau menerima pernikahan itu.
Hubungan Zayn dan Ayana yang awalnya canggung menjadi semakin canggung setelah menikah tapi sikap Zayn yang penuh perhatian membuat Ayana pelan-pelan membuka hatinya kepada Zayn. Sayangnya saat Ayana mulai jatuh cinta pada suaminya, dia mendapati Zayn kembali menjalin hubungan dengan Risya, bahkan Ayana pernah melihat Zayn menangis dalam pelukan Risya.
Ayana merasa hatinya hancur, dia menduga Zayn menyesal menikah dengannya dan ingin kembali pada Risya dan menceraikannya. Pada saat yang sama Rizwan yang menyesal telah memutuskan hubungan dengannya kini kembali mengejarnya.
Benarkah Zayn akan menceraikan Ayana dan kembali pada Risya? Apakah Ayana akan menerima kembali kehadiran Rizwan di hatinya? Atau apakah Ayana dan Zayn tetap Bersatu dalam pernikahan mereka?
***
Hai, ini novel pertamaku di GN, semoga kalian menyukainya.
Bukan pahlawan 1 Malam Kelam Aku baru saja turun dari sepeda motor keluarga pasien yang mengantarku pulang dari puskesmas tempatku bekerja setelah merujuk seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan tadi pagi. Suasana di sekitarku gelap gulita karena listrik mati. Tidak ada penerangan apapun setelah keluarga pasien tadi pergi dari hadapanku. Aku merasa sedikit merinding karena aku hanya sendirian di rumah ini. Rumah yang juga berfungsi sebagai PKD atau Poliklinik Kesehatan Desa ini memang agak terpisah dari rumah-rumah penduduk yang lain. Rumah ini berada di perbatasan dusun di pinggir jalan desa. Rumah terdekat berjarak kurang lebih lima ratus meter dari rumah kutempati. Aku mengira ini sudah jam dua belas lebih, sebuah rasa takut tiba-tiba saja menyergapku saat hembusan angin dingin menerpa tubuhku. Biasanya aku tak pernah punya rasa takut walau selarut apapun aku pulang dari rumah pasien tapi malam ini aku merasa aneh, mung
Bukan Pahlawan 2 Aku memasuki kamar mandi dibimbing oleh Bu Teguh karena kakiku masih terasa lemas dan juga rasa nyeri yang menyengat di selangkanganku membuatku sangat sulit melangkah. “Terima kasih, bu,” kataku setelah sampai di dalam kamar mandi, aku segera duduk di atas di atas closet dengan lemah setelah bu Teguh meninggalkanku sendiri di tempat ini. Aku menatap ember yang telah terisi air hangat yang sudah disiapkan mbok Seni untuk aku pakai mandi. Uapnya yang panas menerpa wajahku. Dengan perlahan aku membuka bajuku dan aku langsung berteriak saat melihat begitu banyak tanda merah di tubuhku. Aku tak ingat kejadian tadi malam tapi melihat banyaknya kiss mark di sana, aku menjadi ngeri membayangkan apa yang dilakukan bajingan itu padaku tadi malam. “Ay, kenapa?” Bu Teguh mengetuk pintu kamar mandi dengan cemas. Aku segera menutup mulutku dengan tangan dan menangis tertahan, aku tidak mau Bu Teguh makin cemas dengan keadaannku. Aku segera
Bukan Pahlawan 3 Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sekelilingku. Aku membuka mataku perlahan dan menyadari kalau saat ini aku aku tengah berada di kamarku di rumah milik Teguh Adisatya dan suara-suara yang kudengar adalah milik Zayn dan Risya. Aku tak tahu kapan mereka kapan mereka memgbawaku ke tempat ini, mungkin saat aku pingsan setelah Bu Teguh membantuku memakai pakaian. Aku menjerit dan pingsan saat aku merasa melihat darah di spreiku padahal mbok Seni sudah menggatinya. Bu Teguh telah pamit untuk keluar sebentar tadi karena itu di kamar ini hanya ada kami bertiga. “Kita harus membawanya ke Puskesmas, Zayn. Kasihan Nana, biar dia mendapatkan pemeriksaan untuk visum,” suara Risya menyerbu gendang telingaku. Risya adalah kekasih Zayn yang juga anak kepala Desa di tempat kerjaku. Mereka sudah lama berpacaran dan rencananya akan menikah satu atau dua tahun lagi menungg
Bukan Pahlawan 4 Ayana Maheswari Namaku Ayana Maheswari, sudah tiga tahun ini aku bertugas di desa , sebuah desa yang terletak di lereng gunung. Desa ini terdiri dari lima dusun dengan jumlah penduduk terbanyak sekecamatan. Desa ini adalah desa yang paling tinggi di banding desa lain yang ada di kecamatan. Sudah tidak ada lagi desa lain di atas desa yang kutemui. Selama ini aku tinggal bersama dengan keluarga Bu Teguh di rumah mereka yang terhitung mewah untuk ukuran warga desa sini sebelum aku menempati rumah yang juga berfungsi sebagai PKD sejak enam bulan yang lalu. Sebenarnya Bu Teguh dan keluarganya agak keberatan aku menempati PKD meski ada mbok Seni yang menemaniku. Mereka berharap aku tetap tinggal di rumah mereka meski aku melakukan pelayanan di PKD. Dulu sebelum PKD selesai di bangun dan diresmikan, aku melakukan melakukan pelayanan di kantor PKK desa tapi setelah PKD diresmikan pihak pemerintah desa berharap aku mau menemp
Bukan Pahlawan 5 Zayn Raynar Abisatya Siapa yang tak mengenal Zayn Raynar Abisatya, aku yakin semua orang di desa kami tahu siapa Zayn Raynar Abisatya bahkan mungkin di desa-desa lainnya. Zayn adalah sosok anak muda yang sukses dengan usaha yang dirintisnya. Ya, dia adalah pemilik Rendezvous Café yang sangat terkenal dan sudah memiliki banyak cabang di berbagai kota. Rendezvous Café didirikan Zayn saat dia masih kuliah lima tahun yang lalu, awalnya Zayn membuka café itu di kita tempat dia kuliah bersama dengan beberapa teman kuliahnya. Dalam beberapa tahun café itu berkembang dengan cepat dan menjadi tempat nongkrong anak muda nomor satu di kota itu. Zayn kemudian mulai membukanya di beberapa kota lain yang ada di sekitarnya dan mendulang sukses yang sama. Orang-orang mungkin mengenal Zayn sebagai anak tertua dari Teguh Abisatya, orang terkaya di desaku tinggal dan bekerja, Selain itu dia juga sangat tampan sehingga menja
Bukan Pahlawan 6 Rizwan Daniswara Laki-laki itu berdiri menjulang di depanku, wajah tampannya tampak muram saat menatapku membuatku merasa makin tak menentu. Laki-laki itu Rizwan Daniswara, laki-laki yang selama ini kucintai dan aku harapkan di masa depan untuk menjadi pendamping hidup di mana aku dan dia tumbuh dan menua bersama. Laki-laki itu duduk di sisi tempat tidur dan menyuarakan namaku, aku berusaha menegakkan tubuhku dengan susah payah dan masuk ke dalam pelukannya dan menangis di situ. Rizwan memelukku erat, ada kesedihan yang menggantung di matanya yang membuatku makin merasa sedih. Aku dan Rizwan sudah menjalani hubungan semenjak masih kuliah, kamu bahkan sudah sepakat untuk menikah tiga bulan lagi. Aku sudah membayangkan hari-hari bahagiaku bersamanya sebelum kejadian malam jahanam itu tapi kini aku merasa tak berharga di matanya. Harusnya aku persembahkan kesucianku pada laki-laki tampan di depanku tapi nyatanya seorang pencuri lak
Bukan Pahlawan 7 Tunangan Hari masih pagi saat aku sampai di puskesmas, baru ada beberapa karyawan yang datang. Setelah melakukan fingerprint, aku menyapa beberapa karyawan yang berpapasan denganku dan berjalan menuju ruang bersalin karena hari ini aku piket di sana. Setelah melakukan tukar jaga dengan Vania yang melakukan jaga malam, aku menuju ke ruang nifas untuk memeriksa kondisi ibu yang melahirkan tadi malam. Si ibu yang masih sangat muda, terbaring di atas tempat tidur. Usianya masih Sembilan belas tahun tapi dia tampak sangat bahagia dengan kelahiran putranya. Di sebelah tempat tidur tampak seorang laki-laki berusia sekitar dua puluh lima tahunan menggenggam tangannya dan menatap ibu nifas tadi dengan mesra. Tak jauh dari mereka, seorang perempuan berusia empat puluh tahunan tampak sangat senang menggendong seorang bayi mungil. “Mbak, saya periksa dulu, ya,” kataku pada ibu nifas bernama Weni itu. Perempuan mu
Bukan Pahlawan 8. Hamil Meski Rizwan melarangku untuk berdekatan dengan Zayn tapi sayangnya tidak mudah bagiku untuk menghindar dari Zayn. Hampir setiap hari sekarang ini Zayn selalu mengantar dan menjemputku di puskesmas maupun saat aku melakukan posyandu di dusun-dusun yang ada di wilayah desaku. Sejak kejadian yang menimpaku, Zayn memang menjadi lebih banyak di rumah, sebenarnya dia sering berada di rumah karena permintaan Bu Teguh, karena dia tak ingin sesuatu terjadi lagi padaku. Hal itu tentu saja membuat Rizwan kesal padaku dan tak mau mendengarkan apapun alasan yang kuberikan. “Swear, Yang. Aku gak ada hubungan apapun dengan Mas Zayn, dia mengantarku karena permintaan Bu Teguh, aku merasa tak enak untuk menolakmya,” kataku saat kamI berbincang di warung bakso dekat Puskesmas setelah aku pulang kerja. “Aku percaya sama kamu, tapi tidak sama dia,” kata Rizwan acuh. Sesungguhnya aku merasa bosan mendengar Rizwan selalu meng