Sampai diusianya yang ke dua puluh dua, Camelia mengira bahwa ayah kandungnya telah meninggal dunia. Hingga suatu hari, saat ia merapikan barang-barang milik almarhumah ibunya, ia menemukan surat yang ditujukan kepada dirinya. Camelia melakukan segala cara untuk dapat bekerja di perusahaan ayahnya. Masalah mulai memanas saat atasannya mencurigainya bermain api dengan komisaris perusahan yang sebenarnya adalah ayah kandungnya sendiri. "Dari pada berpacaran dengan laki-laki yang lebih pantas menjadi ayahmu, bagaimana kalau kamu menjadi wanita simpananku saja? Selain sama-sama mendapatkan kemewahan, kamu juga akan mendapatkan nilai plus lain, yaitu kepuasan dalam hal bercumbu rayu denganku." (Narasangsa Abiyaksa) "Dengar baik-baik ya, Pak Aksa. Berhati-hatilah Bapak dari tindakan dan berprasangka buruk. Karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya ucapan. Bapak tidak mengenal saya. Sebuah opini yang hanya didasari oleh prasangka tanpa fakta-fakta, itu disebut juga sebagai fitnah, Pak Aksa yang terhormat. Saat semua kebenaran itu terkuak, saya hanya berharap semoga ego Bapak tidak sampai tercampak dan luka parah!" (Camelia Wiryaatmaja)
View MoreDelapan bulan kemudian."Mas kayaknya nggak usah masuk kantor aja deh hari ini, Sayang. Mas takut nanti kamu mau melahirkan, Masnya malah nggak sempet nungguin. Mas kan mau menyaksikan kamu melahirkan anak kita ke dunia sayang."Aksa mengelus-elus perut buncit Lia. Hari ini tepat sembilan bulan tujuh hari usia kandungan Lia. Dokter memperkirakan kalau ia akan melahirkan besok pagi.Makanya Lia tidak mengizinkan Aksa untuk bolos kerja hari ini. Karena dia kan melahirkannya masih besok pagi. Apalagi hari ini perusahaan akan kedatangan client-client potensial, yang bermaksud untuk bekerjasama dengan perusahaan suaminya. Mereka ingin membangun apartemen-apartemen mewah sesuai dengan permintaan pasar yang sedang tinggi-tingginya. Akhir-akhir ini banyak sekali customer-costumer mereka yang merequest apartemen atau pun condominium. Mereka biasanya membeli sebagai aset investasi jangka panjang."
"Dek, abang ada di pintu belakang rumah ayahmu. Adek ke sini ya? Abang mau kasih kejutan besar di hari bahagia Adek ini.Lia tersenyum membaca SMS dari Erlan. Kemarin ia memang memberi tahu Erlan bahwa hari ini ia akan menikah. Karena semua masalah sudah jelas, Lia pun memberitahu Erlan tentang siapa sebenarnya ayah dari anak yang dikandungnya. Erlan sempat terdiam lama di telepon, saat Lia memberitahukan satu hal yang paling ia rahasiakan selama ini. Yaitu perasaan cintanya pada Aksa.Lia secara terus terang mengatakan pada Erlan bahwa sesungguhnya ia sudah jatuh cinta setengah mati dengan Aksa. Dan ternyata Aksa pun juga memiliki rasa yang sama terhadap dirinya. Lama Lia curhat pada Erlan melalui sambungan telepon. Tapi jujur Lia agak heran saat mendengar suara Erlan yang terasa begitu datar dan hanya diam mendengarkan. Biasanya Erlan paling heboh dan konyol jikalau ia menelepon."Sini, Dek. Ikut Abang ma
Aksa membaringkan tubuh Lia di ranjang king sizenya. Memandangi wajah cantik namun keras kepala yang dulu ia rasa mustahil untuk dapat ia miliki. Ia sudah merasa aneh saat mengetahui bahwa Lia itu adiknya, akan tetapi rasa cintanya sama sekali tidak berubah. Lain dengan adiknya Saka yang memang mencintai Lia dengan cinta murni atas dasar persaudaraan. Tetapi hari ini semua terjawab sudah. Karena ternyata memang hanya Saka lah yang masih memiliki pertalian darah dengan Lia. Sementara dirinya tidak sama sekali.Aksa memandangi wajah wanita yang sangat dicintainya ini dalam diam. Sekarang sudah tidak ada lagi dinding pemisah yang disebut dengan adik seayah. Aksa duduk di sudut ranjang. Perlahan ditelusurinya wajah cantik itu dengan jari telunjuknya. Mata, hidung, pipi dan akhirnya bibir merekah yang seolah-olah memanggil-manggil ingin dikecup. Dan ketika ia melihat bibir merah Lia sedikit terbuka, ia pun segera melumatnya sekali, dua kali, tiga kali,
Ruang keluarga di rumah keluarga besar Abiyaksa tampak hening. Suasana tegang makin terasa saat Pak Surya dan Bu Citra ikut duduk disana sesuai dengan permintaan Aksa. Aksa yang biasanya begitu tenang dan pragmatis bahkan berkali-kali menghela nafas panjang hanya untuk sekedar berusaha mengusir sedikit ketegangan.Dia tahu pengakuannya ini akan membuat keluarga besarnya gempar bahkan mungkin juga berpotensi untuk membuatnya babak belur dihajar ayahnya.Akan tetapi sejak kesepakatan antara dirinya dan Lia kemarin malam, Mereka berdua telah memutuskan untuk mengungkapkan semua rahasia mereka selama ini.Semakin lama mereka menyimpannya, hanya akan mengakibatkan masalahnya semakin membesar. Seperti bola salju yang terus menggelinding ke sana kemari tanpa akhir yang jelas.Aksa telah berjanji pada dirinya sendiri untuk memperjuangkan cintanya pada Lia, walaupun entah bentu
Lia mengikat apron di sekeliling pinggangnya. Mencepol rambut serta mencuci bersih tangannya. Ia bersiap-siap membuka warung nasinya. Jam-jam makan siang seperti ini, biasanya akan ramai pembeli. Ya, dirinya sekarang telah beralih profesi membuka warung nasi kecil-kecilan.Setelah resign dari kantor ayahnya dua minggu lalu, ia memutuskan untuk membuka warung nasi di samping rumahnya. Pekerjaan ini ia nilai paling cocok dengan keadaannya yang saat ini tengah berbadan dua. Ia bisa mencari nafkah tanpa harus keluar dari rumah. Ia berjualan di garasi rumah yang dulunya adalah singgasana si Frank, mobil yang telah ia jual. Dan garasi kosong itu kini ia manfaatkan menjadi warung nasi sederhana yang unik.Adiknya Saka, membantu mendekorasi warungnya dengan ornament yang berbahan dasar kayu dan bambu. Saka membuat warung mungil ini unik dan etnik. Meja dan kursi juga si buat dari bahan dasar kayu. Saka juga menambahkan dua buah bale-bale, bila
"Kamu mau bicara apa Lia? Ayo silakan diungkapkan saja. Mumpung semuanya sudah lengkap ada di sini."Ayahnya mempersilahkannya berbicara setelah kedua orang tua Heru datang berkunjung atas permintaan khususnya. Lia seperti mengalami dejavu disidang seperti ini. Selain kedua orang tua Heru, ayahnya dan Bu Citra, duduk juga Aksa, Heru dan Saka. Mereka semua duduk di ruang tamu.Lia menelan salivanya sendiri saat dua keluarga besar saling duduk berhadapan. Ia tahu kalau keputusannya ini kan mengecewakan banyak pihak, terutama bagi Heru dan ayahnya. Tetapi apa boleh buat, cinta itu memang tidak bisa di paksa bukan?"Saya minta maaf kalau keputusan saya ini akan mengecewakan banyak pihak. Tetapi percayalah bahwa apa yang akan saya katakan nanti sebenarnya adalah demi untuk kebaikan semua orang, dan terutama demi untuk kebaikan Mas Heru sendiri."Lia menghampiri Heru. Dengan posisi tubu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments