Cinta Pertamaku, Suami Orang

Cinta Pertamaku, Suami Orang

Oleh:  Hujan Aksara  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
115Bab
4.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Jauhi suamiku! Aku tahu kamu lebih faham bagaimana seharusnya bertindak karena kamu mendapatkan pendidikan di pondok pesantren selama 8 tahun lamanya. Jauhi suamiku!” pinta Rika pada Nisa dengan tatapan tajam. “Aku mengakui bahwa aku salah, akan tetapi suami Mbak Rika terlebih dulu yang mendekatiku dengan intens, sekuat apa pun aku menolak, akan tetapi Mas Dani selalu merayu sehingga akhirnya pertahanan hatiku runruh,” jawab Nisa tak ingin kalah dan tak mau disalahkan. “Tapi Mas Dani tetaplah suamiku, dan kamu bukanlah siapa-siapanya!” Rika menegaskan lagi pada Nisa dengan tatapan sinis penuh kebencian. (Cover by Canva. photo on pexel by Feyza-altun free for commercial use)

Lihat lebih banyak
Cinta Pertamaku, Suami Orang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Hujan Aksara
Buki akan Up pada jam 9 Pagi. Jangan sampai terlewat ...
2022-04-12 21:18:06
0
user avatar
Hujan Aksara
Hallo, Pembaca setia. Akan update setiap hari, ya di jam 9 pagi .... Ikuti terus kelanjutan kisahnya Nisa
2022-04-12 21:17:19
0
user avatar
Cakrob
Wah Nisa jgn main-main sama Dani ...
2022-04-09 20:52:39
1
user avatar
Tommy Rainbowisdom
Drama rumah tangganya keren. Nggak lebay. Hubungan Nisa-dani-rika ada di kehidupan kita sehari-hari. Realistis intinya. Aku yang baca sampe baper. Nggak kebayang kalo aku ngadepin drama ini. Ayo Author, update terus!
2022-04-08 21:43:51
1
115 Bab
1. Cinta Pertamanya Suami Orang
“Jauhi suamiku! Aku tahu kamu lebih faham bagaimana seharusnya bertindak, karena kamu mendapatkan pendidikan di pondok pesantren selama 8 tahun lamanya,” pinta Rika pada Nisa dengan tatapan tajam. Nisa terdiam beberapa detik, wajahnya pias ketika ia dilabrak oleh seorang istri, yang suaminya saat ini dekat dengannya, ia sendiri seolah sedang mencerna, apa yang saat ini terjadi kepadanya adalah benar adanya, nyata, bukan hanya sekadar mimpi buruk semata. Nisa menghela nafasnya sejenak, mengumpulkan kekuatan sebelum akhirnya ia menjawab ucapan wanita yang ada di hadapannya itu. “Aku mengakui bahwa aku salah, akan tetapi suami Bu Rika yang terlebih dulu yang mendekatiku dengan intens, sekuat apa pun, aku menolak, akan tetapi Mas Dani selalu merayu sehingga akhirnya pertahanan hatiku runtuh,” jawab Nisa tak ingin kalah dan tak mau disalahkan. Ah, entahlah Nisa, ke mana akal sehatnya saat ini, sampai ia melupakan untuk tidak menjalin hubungan deng
Baca selengkapnya
2. Jangan Mau Jadi yang Kedua!
“Memangnya hubungan kamu sama Pak Dani mau terus bersembunyi saja, Nis? Gak mau kayak yang lainnya yang nanti bisa berakhir dengan pernikahan,” tanya Riri lagi pada Nisa yang kini memojokkan dirinya.Yaa, sebagai sahabat tentu saja Riri ingin terbaik untuk Nisa, meskipun memang poligami dalam islam diperbolehkan, akan tetapi tentu saja banyak risiko yang nanti akan datang melanda.“Eling, Nis! Sadar, kamu itu cantik dan berpendidikan, gak akan sulit bagi kamu mendapatkan lelaki, bahkan pastinya akan lebih baik dari pada Pak Dani.” Riri masih saja bersungut-sungut menasihati Nisa.“Jangan pernah mau deh jadi yang kedua! Memangnya jadi kedua itu gampang, hah? Apalagi kamu yang mudah banget nangis, sensitive, nanti yang ada banyak nangis ketika semuanya sudah kejadian!” Riri pun menyampaikan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi jika Nisa menjadi istri kedua.“Iya, aku juga tahu, Ri. Tapi menghilangkan perasaan ini tidak mudah, kami sudah dua tahun be
Baca selengkapnya
3. Sudah Insyaf
“Ya, gak lah, Ri! Kan aku sudah sering cerita pada kamu kalau aku selalu nolak ajakannya Pak Dani.” Nisa menjawab dengan sedikit kikuk. “Lalu mengenai video call itu? Katanya kamu sering melakukan video call dengan Pak Dani, kan?” tanya Riri lagi dengan wajah yang masih saja penasaran. Nisa terkejut, wajahnya kini pias, ia tidak ingin sahabatnya itu tahu bahwa ia sering melakukan video call dengan Dani dalam keadaan pakaian minim, bahkan Dani sering kali meminta dirinya untuk berphoto sexy, bahkan tanpa baju. Virtual sex. “Gak kok, biasa aja, aku hanya sebatas melapas kerudung saja, he he. Tidak lebih,” jawab Nisa kepada Riri, berbohong, bahwa Nisa sudah melakukan lebih dari hanya sekadar buka kerudung. “HAH? KAMU MELEPAS KERUDUNG?” tanya Riri terkejut, entahlah bagaimana jadinya jika Riri tahu bahwa ia melakukan hal lebih dari sekadar buka kerudung. “Iya, kan hanya buka kerudung aja, gak ngapa-ngapain kok, kan udah umum, gak lebih,” sahut Nisa menc
Baca selengkapnya
4. Dani Berulah lagi
[Kamu lagi apa, Nis?] sebuah pesan masuk lagi pada ponsel milik Nisa. Ya saat ini Nisa sedang menikmati malamnya dengan membaca buku novel karya Penulisa kesayangannya. Ia merebahkan dirinya di ranjang berukuran 1800 X 1200 itu dengan seprei yang berwarna merah.“Mau apa lagi sih cowok ini ngechat aku?” gumamnya pada diri sendiri, ia masih menatap pesan tersebut yang muncul di screen ponselnya dengan mode yang masih terkunci. Ia belum membukanya.[Nis, kok kamu gak balas chat aku? Masih marah, ya?] datang lagi pesan kedua, hanya berselang kurang dari sepuluh menit, sehingga akhirnya kini Nisa pun meraih ponsel yang memang ada di sampingnya itu, lalu membuka pesan dari Dani, dan membalasnya.“Mau apa lagi, Mas?” tanya Nisa singkat kepada Dani melalui pesan yang ia kirimkan. akan tetapi hanya selang beberapa detik saja, kini ponsel Nisa sudah berdering, nampak panggilan video yang dilakukan oleh Dani.Nisa masih enggan untuk mengangkatnya, sebab ia tahu bahwa
Baca selengkapnya
5. Rayuan Pamungkas Dani
[“Lho, kok kamu malah diam aja, Nis? Terus kok malah ditutup lagi sih bajunya? Padahal aku masih memandangi keindahan dua balon air itu, sayang, yang lebih besar dari milik istriku”] tanya Dani di ujung sana dengan memasang wajah kecewa kepada Nisa, dan tentunya sinar mata memelas.“Duh, Mas, bukannya aku gak mau ngelakuin ini, tapi kan buat apa juga? Percuma! Gak ada kerjaan, kayak orang gila gak sih kita ngelakuin ini?” balas Nisa kepada Dani bersungut-sungut menganggap hal yang dilakukannya itu adalah hal gila. Akan tetapi sebaliknya, tentunya hal gila yang menurut Dani malah seperti mainan yang ia sukai saja, bisa melihat tubuh polos di balik pakaian yang selalu ditutup rapat oleh sang pemiliknya, bukankah yang tertutup itu selalu membuat penasaran?Wajah Dani semakin memelas, sorot matanya menggambarkan bahwa lelaki itu sedang terangsang untuk melakukan hubungan badan, entahlah apa yang sebenarnya ada di dalam benak lelaki tersebut, benak seorang guru yang s
Baca selengkapnya
6. Obrolan di kantor
    “Gak apa-apa, Bu. Nisa hanya kesal karena baca buku aja,” kilah Nisa pada ibunya beralasan.    “Oh, ya sudah kalau memang kamu tidak kenapa-kenapa, ibu pikir kamu sedang marah sama orang,” sahut Ibu lagi, Nisa pun hanya nyengir lebar saja, agar tidak membuat ibunya curiga bahwa ia baru saja melakukan hal yang tak semestinya dilakukan dengan Dani.    “Ya sudah kalau gitu kamu tidur, sana!” Ibunya menyuruh Nisa untuk masuk kembali ke kamarnya, dan Nisa pun hanya menganggukkan kepalanya juga.    ***[Gimana, Bu? Kapan kita bisa bertemu?] tanya seorang lelaki melalui pesan singkat pada Nisa, yang memang sudah satu bulan ini keduanya menjalin hubungan komunikasi jarak jauh.Ya lebih tepatnya lelaki tersebut yang sepertinya memang tertarik kepada Nisa meski belum pernah saling bertemu secara langsung.Nisa menghela nafasnya panjang ketika mendapati pesan seperti itu dari Roni, lela
Baca selengkapnya
7. Hadir kembali
[Hallo, sayang. Kamu apa kabar?] sebuah pesan singkat yang masuk pada ponsel milik Nisa, yang saat ini sedang berada di kantor, baru saja selesai mengajar. Nisa terbelalak ketika melihat siapa yang mengirimkan pesan itu kepadanya, ia hanya mengernyitkan keninganya saja meski di dalam hatinya ada rasa bahagia yang menyeruak begitu saja. Itu adalah pesan dari Dani, lelaki berdarah Jawa, yang berhasil menaklukan hatinya Nisa. Nisa yang memang belum sepenuhnya bisa melupakan lelaki tersebut, tentu saja ia langsung membalas pesannya, meski awalnya ragu, baru satu minggu Nisa dan Dani tidak saling memberi kabar, selepas kejadian Rika yang melabrak Nisa di lapangan sekolah. Sebenarnya, Nisa ingin sepenuhnya menjauh dari lelaki itu, akan tetapi hatinya selalu berkata lain, ia selalu tidak mampu untuk menolak Dani ketika datang kepadanya lagi, ia selalu tidak bisa menolaknya. Apa mungkin karena rasa cintanya kepada Dani? Atau memang hanya sebatas nafsu belaka saja?
Baca selengkapnya
8. Guru Comel
“Memangnya istrinya Pak Dani kemarin ngedatangin Bu Nisa di sekolahnya untuk apa?” tanya Bu Siti, guru honorer yang usianya sudah mencapai angka 29, akan tetapi masih jomblo, kini ia bertanya kepada Dani, penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. Yaa, Bu Siti memergoki Rika mendatangi Nisa di lapangan sekolah tempat Nisa mengajar, kebetulan saat itu situasainya sepi, anak-anak dan guru yang lainnya sudah pulang, termasuk Bu Siti yang tidak sengaja memergokinya juga ketika menuju rumahnya untuk pulang. Dani sempat diam beberapa saat, dan menoleh ke arah Bu Siti ketika mengatakan demikian, hal yang tak pernah ia duga bahwa akan ada orang yang melihat ketika istrinya mendatangi Nisa. “Eh, kata siapa, Bu?” tanya Dani pura-pura tidak tahu dengan berusaha menyembunyikan rasa kikuknya dari Siti, bersikap biasa saja. “Kemarin ketika saya mau pulang ke rumah, karena rumah saya melewati sekolah SMP tempat Bu Nisa mengajar ‘kan,” jawab Bu Siti menjelaskan kepa
Baca selengkapnya
9. Sentuhan Lembut Dani
“Mas, jangan!” Nisa memelas, wajahnya pias penuh ketakutan jika ketahuan orang lain, pasrah, Nisa sama sekali tidak menghentikan tangan kekar milik Dani, yang kini sudah menjalar pada balik baju Nisa sehingga menjadikan wanita itu melenguh, dan sebuah desahan lepas dari mulutnya. “Aahh.”“Lembut sekali, sayang,” ucapnya berkomentar ketika tangannya itu sudah meremas lembut dada Nisa, yang posisi wanita itu ada di jok belakang, merebahkan dirinya, sedangkan Dani, ada di jok depan, tanpa menatap atau mengarah kepada Nisa, Dani juga menikmati aksinya dengan tangan menjulur ke belakang.Meski Nisa menolak apa yang dilakukan oleh Dani saat ini, akan tetapi ia tetap menikmatinya, terlebih memang ini adalah pertama kalinya bagi Nisa disentuh bagian tubuhnya dengan langsung. Ternyata rasanya sangat menggairahkan, bahkan nafsunya memberontak, menuntut untuk terus disentuh lagi, dan lagi. Wanita lugu itu merasakan sensasi yang begitu mendebarkan, bahkan menjadikan dirinya
Baca selengkapnya
10. Boneka Mainanmu
“Ihh apaan sih, Mas? Mana mungkin aku suka sama Pak Andri, astaga! Dia lebih pantas menjadi bapakku dari pada pasangan.” Nisa menolak tuduhan Dani bersungut-sungut, bahkan kini membuat lelaki itu cekikikan.Dani memang suka sekali membuat Nisa seperti itu, menggodanya, dan bersifat manja kepadanya, itu artinya ia telah berhasil menjadikan Nisa takluk dalam kungkungannya, bukankah memang demikian adanya, bahwa seorang wanita akan nampak lebih manja kepada lelaki yang sudah membuatnya nyaman?“Dasar! Malah ketawa lagi!” ucap Nisa lagi, di antara malam yang semakin larut saja."Lagi pula kenapa juga sih sampai bertanya begitu sama aku? Memangnya kamu tadi ketemu sama orang yang kegeeran tersebut?” tanya Nisa lagi penasaran.“Iya, tadi ketemu di warung kopi sebrang jalan sana! Kayaknya dia suka sama kamu, Nis! Bahkan dia begitu percaya diri, mengira kamu pun ada rasa juga kepadanya,” jawab Dani lagi menjelaskan dengan detail.Berbeda dengan Nisa yang kini
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status