Home / Romansa / DUDA POLISI BUCIN / Pisah Ranjang

Share

Pisah Ranjang

Author: Lystania
last update Huling Na-update: 2025-08-10 15:30:36

Rumah baru dengan satu lantai dan halaman yang cukup luas itu, penuh dengan keluarga Vanya dan juga Charles. Setelah mengucap doa dan syukur, mereka bergantian menikmati makanan yang telah tertata rapi di meja panjang.

"Cuman makan sayur aja? Kamu diet," ucap Nana saat melihat piring yang dipegang Vanya.

"Mau diet apa coba, Kak. Vanya sudah gini," ucap Vanya sambil melihat badannya. Gak gemuk gak kurus juga sih.

"Iya kamu gak usah diet-diet ya, tapi jangan juga sampe bablas," timpal Mama.

"Iya, Ma," sahut Vanya.

Jarum jam mulai menunjuk ke pukul tiga sore, saat beberapa keluarga sudah mulai pamit pulang. Dengan didampingi Vanya, Charles mengantarkan keluarganya yang pamit pulang. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada mereka, karena telah bersedia hadir di acara ini.

Vanya dibantu Bu Sum, membereskan meja makan kemudian membawa beberapa piring dan gelas yang kotor ke dapur.

"Bu Vanya di depan saja, biar saya yang bereskan, Bu," ucap Bu Sum saat melihat Vanya menyingsingkan lengan bajunya bersiap hendak mencuci piring.

"Minta tolong ya, Bu," ucap Vanya yang kemudian meninggalkan Bu Sum di dapur. Ia kembali ke ruang tamu, ikut mengobrol bersama Mama juga mertuanya. Ia hanya tersenyum malu-malu saat omongan mereka mulai menyerempet, membahas masalah anak.

"Belum ada tanda-tandanya, Bang," jawab Charles sambil tertawa.

"Loh kok bisa, udah mau dua tahun lo?"

“Bisalah, Bang. Gimana mau jadi, disentuh aja belum. Di peluk sama di cium dia gak berontak aja sudah syukur” gumam Charles dalam hati.

“Makanya, Abang ajarin dong gimana caranya supaya langsung gol, kembar kayak Abang," bisik Charles.

"Masalah gituan mah gak usah diajari, bisa sendiri lah pasti." Yuda balas berbisik.

***

Setelah pekerjaan di dapur selesai, Bu Sum pamit hendak pulang.

"Makasih ya Bu sudah dibantuin," ucap Vanya mengantarkan Bu Sum sampai depan pintu.

"Sama-sama, Bu Vanya," sahut Bu Sum.

Vanya menutup pintu dan mengunci. Begitu berbalik, Charles sudah berdiri di belakangnya.

"Kamu mandi dulu biar segar, biar Charlos sama aku," Ucap Charles. Ia menggandeng Charlos berjalan menuju ruang tengah untuk menonton tivi.

Sekarang mereka benar-benar bertiga di rumah yang sangat besar untuk keluarga kecil macam mereka. Vanya menikmati mandi dibawah guyuran air hangat. Badannya terasa seperti dipijat-pijat. Di ruang tengah, bapak dan anak itu santai menikmati film yang diputar melalui sebuah aplikasi. Sambil menikmati salad buah yang masih tersisa, Charles membiarkan Charlos berbaring di pangkuannya dengan tangan yang memegang mainan mobil-mobilan yang diberi oleh Mama. Vanya bergabung dan duduk disamping Charles, ikut mencomot salad yang di pegangnya.

"Ami, Ami. Dot, dot," ucap Charlos seraya beralih dari pangkuan Charles menuju pangkuan Vanya.

"Tunggu di sini ya."

Vanya mengajak Charlos masuk ke kamar barunya untuk tidur. Kamar dengan cat dinding berwarna biru, yang memiliki ranjang dengan ukuran sedang serta ketinggian ranjang yang sudah diatur sesuai dengan Charlos, agar ia bebas naik turun. Meski agak susah menidurkan Charlos karena suasana kamar yang berbeda, namun akhirnya ia terlelap juga. Vanya membenarkan posisi tidur anak sambungnya itu sebelum ia meninggalkan kamar, hendak buang air kecil.

"Kita tidur sekarang?" tanya Charles saat Vanya baru keluar dari kamar mandi.

"Aku akan tidur, di kamar Charlos."

Kening Charles berkerut mendengar ucapan Vanya. Tak mengerti maksudnya apa. Ia menarik kursi dan mengajak Vanya duduk di meja makan. Ia menatap Vanya, minta penjelasan.

"Iya, untuk waktu yang belum ditentukan, aku akan tidur bersama dengan Charlos," ucapnya mantap.

"Kamu jangan bercanda malam-malam kayak gini," ujar Charles membelai tangan Vanya.

Kalau saja kejadian di makam Kirana itu tidak terjadi, Vanya sudah siap tidur satu kamar dengan Bapaknya Charlos itu. Karena memang ia sudah memaafkan insiden foto waktu itu. Namun untuk kejadian di makam itu, meski sudah memaafkan, ia ingin memberi sedikit pelajaran untuk Charles. Sedikit pelajaran supaya Charles dapat berpikir bahwa sekarang ia telah memiliki pasangan yang harus dijaga hati dan perasaannya. Pelajaran agar Charles lebih peka lagi dan mengerti apa yang dimau oleh Vanya. Ia rasa sudah cukup kebersamaan mereka di rumah Erin yang berjalan hampir dua tahun. Pasang surut hubungan mereka, yang kebanyakan surutnya daripada pasangnya. Dan ini saat bagi Vanya untuk memulihkan beberapa luka kecil di hatinya akibat ulah Charles.

Meski jauh di dalam hatinya, Vanya sendiri sebenarnya juga tak menginginkan hal ini. Tidur secara terpisah dengan suaminya, Charles. Yang tak tahu akan sampai kapan. Tapi kalau ini gak dilakukannya, Charles pasti gak akan sadar-sadar.

"Sampai kapan?" tanya Charles lagi.

"Semuanya tergantung kamu. Aku hanya memberi ruang untuk kamu berpikir. Berpikir sebenarnya aku ini siapa dan apa buat kamu."

"Kamu masih marah?"

Vanya menggelengkan kepala dan tersenyum penuh arti. "Marah? Untuk apa? Aku rasa kita kita baik-baik saja."

"Kalau kita baik-baik saja, kamu pasti akan bilang mau tidur di kamar kita, bukan di kamar Charlos."

"Sudah malam, kita sebaiknya istirahat. Istirahat badan juga hati," ucap Vanya. Ia berdiri dan mengembalikan kursi ke tempat semula. Ia segera menyusul Vanya sebelum masuk ke dalam kamar Charlos.

"Kamu yakin?" tanya Charles sambil mendekap hangat Vanya.

"Aku tak pernah yakin melakukan ini semua. Tapi ini demi kebaikan kita bersama." Vanya melepaskan tangan Charles dan tersenyum manis seraya masuk kamar.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DUDA POLISI BUCIN   Masih Liburan

    Di restoran hotel mereka tengah menikmati sarapan pagi, sambil menunggu di jemput oleh Mas Andi. Vanya yang sedang mengantri mengambil salad buah, melihat seorang laki-laki dengan setelan jas hitam tersenyum ke arahnya.“Indra ya” gumam Vanya tak takun."Vanya," sapanya saat tiba di depan Vanya."Indra!" seru Vanya. Wajahnya tampak sumringah melihat Indra. Teman kuliahnya dulu yang tampak sangat berbeda sekarang."Sama siapa kamu kesini? Gak ngabarin deh kamu," ucap Indra akrab."Iya. Handphone aku sempat error, jadi banyak nomor kontak yang hilang."Merasa Vanya terlalu lama hanya untuk mengambil salad buah, Charles menyusul dan melihat Vanya tengah asyik berbincang dengan orang lain. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa lelaki yang sedang berbicara dengan Vanya itu."Eh, Ndra. Ini kenalin suami aku, Charles." Saat menyadari kedatangan Charles, Vanya reflek memperkenalkan suaminya yang tampan itu. Mereka berjabatan tangan sebentar, sebelum Charles menggand

  • DUDA POLISI BUCIN   Liburan Dimulai

    Vanya telah siap sejak pukul enam pagi, berbanding terbalik dengan Charles yang masih tidur dengan pulasnya. Ia kemudian menggoyang-goyang pelan badan Charles, berusaha membangunkannya."Hoahh…." Mulut Charles menguap lebar sembari mengucek-ngucek matanya."Ayo, kamu siap-siap. Kita berangkat dari rumah Mama kan?""Sepagi ini kamu sudah cantik aja," puji Charles."Terimakasih pujiannya," sahut Vanya."Charlos mana?" tanya Charles seraya turun dari ranjang, memberi kesempatan agar Vanya bisa merapikan bantal dan selimut yang berantakan."Masih tidur. Paling sebentar lagi dia juga bangun."Selesai membereskan tempat tidur, Vanya melangkah ke arah lemari hendak menyiapkan pakaian untuk Charles."Bahagianya aku, kita mau liburan." Sebuah pelukan dari Charles membuat Vanya menghentikan aktivitas tangannya yang tengah mencari pakaian untuk Charles kenakan."Mandi lah, biar kita makan terus ke rumah Mama," uca

  • DUDA POLISI BUCIN   Persiapan

    "Kayaknya gak bisa deh, hari ini sampai beberapa hari kedepan Mama di Bandung. Di rumah Yuda.""Berarti lain kali harus atur jadwal dulu sama Mama ya," ucap Charles. "Gak gitu juga sih tapi jangan mendadak kaya gini juga. Gapapa kalian liburan aja ya. Nanti bawa oleh-oleh kabar baik ya," ucap Mama.Charles senyum-senyum mendengar ucapan Mama di telpon. Vanya yang dari tadi berdiri di depan connecting door, berjalan mendekat menanyakan apa yang mereka obrolan. Walaupun sebenarnya, Vanya sudah tahu Mama gak bakal bisa ikut liburan dengannya, tetap saja ia sedih mendengar jawaban dari Charles."Jadi mau gimana?" tanya Charles.Vanya mengangkat kedua pundaknya."Lain kali kita atur jadwal lagi kalau mau ajak Mama jalan," ucap Charles. Vanya mengangguk sambil mengajak Charlos ke ruang tamu untuk sarapan.Setelah menempatkan Charlos di kursinya, Vanya menyiapkan makanan untuk Charlos."Kalau kata Omanya Charlos barusan aku telpon, mereka excited buat libur

  • DUDA POLISI BUCIN   Surprise

    Hari-hari berjalan seperti biasa, meski telah tidur terpisah selama kurang lebih satu bulan. Vanya tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan istri. Ia tetap melayani suaminya. Seperti pagi ini, ia pun tak keberatan untuk mengantarkan Charles ke kantor. Setelah menempatkan Charlos pada kursi khusus anak yang terpasang di kursi belakang, mereka meninggalkan rumah dan menuju kantor Charles."Kalian mau langsung pulang atau ada tujuan lain?" tanya Charles sebelum turun dari mobil."Mampir ke tempat Mama boleh kan?"Charles mengangguk seraya membelai lembut lengan Vanya. "Kalian hati-hati ya."***Vanya berada di rumah Mama, hingga selesai jam makan siang. Seperti tahu anak dan cucunya akan datang, Mama memasak makanan kesukaan Vanya. Ia makan dengan lahap sementara Charlos diurus oleh Mama."Wuih, hebat nih cucu Oma makannya habis," ucap Mama girang sambil bertepuk tangan yang kemudian diikuti oleh Charlos. Mama kemudian membersihkan mulut Char

  • DUDA POLISI BUCIN   Pisah Ranjang

    Rumah baru dengan satu lantai dan halaman yang cukup luas itu, penuh dengan keluarga Vanya dan juga Charles. Setelah mengucap doa dan syukur, mereka bergantian menikmati makanan yang telah tertata rapi di meja panjang. "Cuman makan sayur aja? Kamu diet," ucap Nana saat melihat piring yang dipegang Vanya. "Mau diet apa coba, Kak. Vanya sudah gini," ucap Vanya sambil melihat badannya. Gak gemuk gak kurus juga sih."Iya kamu gak usah diet-diet ya, tapi jangan juga sampe bablas," timpal Mama."Iya, Ma," sahut Vanya.Jarum jam mulai menunjuk ke pukul tiga sore, saat beberapa keluarga sudah mulai pamit pulang. Dengan didampingi Vanya, Charles mengantarkan keluarganya yang pamit pulang. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada mereka, karena telah bersedia hadir di acara ini. Vanya dibantu Bu Sum, membereskan meja makan kemudian membawa beberapa piring dan gelas yang kotor ke dapur."Bu Vanya di depan saja, biar saya yang bereskan, Bu," ucap Bu Sum saat melihat

  • DUDA POLISI BUCIN   Air Mata

    Sepanjang jalan Charlos yang duduk di pangkuan Erin terus berdecak kagum melihat gedung-gedung tinggi dan ramainya kendaraan di jalan raya. Rona wajahnya sama dengan cuaca pagi ini, sangat cerah. Seperti tahu ia akan berkunjung ke makam ibunya saja. Empat puluh lima menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di pemakaman umum tempat Kirana beristirahat untuk selamanya."Mobilnya Charles," ucap Erin seraya menunjuk mobil besar dengan warna hitam yang terparkir di bawah pohon."Iya, Ma," jawab Vanya sambil menoleh."Sayang, kamu duluan ya. Biar Mama beli bunga dulu," suruh Erin. Dengan menggendong Charlos, Vanya masuk ke area pemakaman yang dipenuhi pepohonan. Ia melangkahkan kaki pasti menuju pusara Kirana, istri pertama suaminya itu."Hai sayangku yang akan selalu mengisi hatiku," sapa Charles sambil mengusap nisan bertuliskan nama istri pertamanya itu. Sapaan yang terdengar jelas di telinga Vanya. Yang akan selalu mengisi hati ku.Kalimat itu berputar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status