Deadline Cinta Akira

Deadline Cinta Akira

Oleh:  Ana'na Bennu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat
58Bab
2.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah ini menceritakan tentang sosok perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis sebuah media lokal di kotanya. Yah, Qifah Akira namanya. Di tengah kesibukannya memburu berita, tuntutan untuk menikah muncul dari ibunya. Namun kecintaannya terhadap profesi itu, membuatnya enggan menerima rencana tersebut. Selain itu, gadis berparas cantik yang hobi makan dan tidur itu hanya ingin calon pendamping hidupnya adalah orang yang dipilihnya sendiri. Lantas sang ibu pun memberikannya tenggat waktu 5 bulan agar Akira bisa segera mendatangkan calon suami pilihannya. Namun hal itu tampaknya akan sulit. Sebab, bagaimana bisa segera mendapat jodoh jika dalam kesehariannya sikap gadis itu terkesan acuh pada pria yang mendekatinya. Nah mampukah Akira menemukan cinta sejatinya? Inilah Akira mengajak kamu ikut dalam lika-liku menjadi seorang jurnalis wanita.

Lihat lebih banyak
Deadline Cinta Akira Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ana'na Bennu
Semangatttt ......
2022-02-08 13:38:50
0
user avatar
Ucing Ucay
semangat berkarya kk ...
2022-02-08 12:04:27
0
user avatar
Dian Apriria
Wah, lanjut, ya, Kak...
2022-02-07 19:47:53
0
user avatar
Evi Sophie
Rata-rata watak jurnalis emang cuek ya .. kadang malah gak care sama diri sendiri...tapi asik juga sih..lanjut kak kisahnya
2022-02-07 12:04:24
0
user avatar
Ai
ini mah aku banget soal.Jurnalis.
2022-02-07 09:16:43
0
user avatar
Novita Ardyani
ceritanya bikin penasaran. .
2022-02-02 12:09:25
0
user avatar
Paradista
jejak dulu kak, semangat yah .........
2021-12-29 23:29:06
2
user avatar
Ditarina
aduuh...kirain Akira ini cowok. karena pake nama Akira juga di novel sendiri.
2021-12-13 11:44:18
0
user avatar
Jinada
bukannya gak nurut, tp punya pilihan sendiri...
2021-12-03 22:48:45
0
user avatar
A_W
Ceritanya bikin ketagihan, Nih... Lanjut thor, di tunggu next uploadnya, ya...
2021-12-02 09:38:41
1
user avatar
Queeny
Semangat. Lanjut ya
2021-12-02 09:04:12
0
default avatar
Ms Huang
Aku mampir kk...smangattt y......
2021-12-01 22:01:48
0
user avatar
Rias Ardani
semangat THORRR
2021-12-01 21:41:31
0
user avatar
Yourbaescorpio
Ceritanya seru kak, baru baca blurbnya aku dah suka banget. Semangat updatenya thor
2021-11-22 11:17:49
1
user avatar
Sakura Aeri
semangat lanjut ya kak
2021-11-20 19:23:47
1
  • 1
  • 2
58 Bab
Part 1. Pesan Ibu
           "Tek tok" terdengar suara pesan masuk di gawai Qifah Akira. Gadis cantik asal Sulawesi Selatan tak terlalu memperhatikannya, karena masih berusaha menahan kantuknya di sepertiga malam. Ia paksa kaki beranjak menuju kamar mandi. Usai menuntaskan hajat, gadis berkulit putih itu mengambil wudhu untuk menunaikan salat tahajjud.            Kondisi kos putri yang terlihat sepi, karena para penghuninya masih terlelap tak menghalanginya 'curhat' kepada Sang Pencipta. Kebiasaan ini, kata ibunya mesti tetap dipertahankan di manapun ia berada.            Mata bulat Akira tak sanggup lagi menahan kantuk. Setelah menunaikan empat rakaat tahajjud dan witir satu rakaat, ia tak kuasa menahan bobot tubuhnya dan langsung tertidur di atas sajadah.            "Dar, der, dor, suara senapan Sugali anggap petasan.
Baca selengkapnya
Part 2. Teror
                       Sinar matahari menelisik melalui celah di jendela kamar Akira. Matanya mengerjap dan menguap sambil meregangkan otot. Sinar matahari pagi itu terasa hangat ke sekujur tubuhnya. Meraih ponsel, satu pesan masuk di grup redaksi.            "Ah ... pasti disuruh lanjutkan kemarin" gumam gadis itu tersenyum bangga.           Adrenalinnya berpacu kuat saat berada di lokasi insiden. Ia bergidik ngeri saat mengingat peristiwa tempo hari. Darah berceceran di lantai toko yang dirampok. Rupanya itu darah pemilik toko yang berusaha mempertahankan hartanya dari para perampok.               Dengan tangan kosong, korban menghalau 5 orang pria dewasa yang memaksa masuk untuk mengambil semua emas dan uang yang ada di brangkas. Bahkan tak
Baca selengkapnya
Part 3. Puteri Tidur
                            Akira menatap jam di pergelangan tangan menunjukan pukul delapan. Namun, Ramdan tak kunjung keluar dari ruang kerjanya. Padahal rencananya, pria tampan itu akan menemani Akira melanjutkan liputan terkait kasus perampokan toko emas.             "Waduh, kalau begini ... bisa siang selesai liputannya. Mana sih, bos besar ini? Bisa mati berdiri saya, karena menunggu," gumamnya sambil melanjutkan melihat gawainya.             Sedang asik jari-jemari lentik Akira memainkan gawai, tak sadar jika pria yang dinanti sudah berdiri di belakang kursinya.            "Hmm ...."            "Ayo berangkat!"  ajak Ramdan yang kemudian pergi keluar menuju arah parkir kendaraannya.
Baca selengkapnya
Part 4. Tertangkap
          "Heh bangun, Ra, udah sampai!" perintah Ramdan sambil memukulkan botol kemasan air mineral miliknya ke arah gadis yang hobi tidur itu.          "Hah!"           Wanita itu bangun, matanya sedikit memerah, sembari mengucek mata dengan kasar—ia pandangi sekitar dan melihat bosnya sudah berjalan menuju sebuah warung makan yang ada di pinggir jalan.           Ia pun turun dari mobil dan mengekor di belakang pria itu. Setelah memesan makanan, mereka menanti pesanan datang di sebuah kursi yang menghadap ke jendela.           "Pak, saya ke sana sebentar ya!" ujar Akira, sambil menunjuk sebuah masjid besar yang letaknya tak jauh dari warung tersebut.            Memasuki halaman parkir masjid,
Baca selengkapnya
Part 5. Orang Dalam
               Usai membekuk dua pelaku penyerangan terhadap Ramdan dan Akira, polisi terus melakukan penyelidikan. Hasilnya sesuai dugaan, kedua pelaku penyerangan ternyata pelaku perampokan yang melarikan diri. Bahkan, polisi kini menemukan bukti baru, bahwa salah satu dari mereka merupakan orang terdekat korban.               "Ra, coba kamu hubungi polisi! Saya dapat info dari pak Ramdan, kalau pelaku penyerangan tadi siang ternyata juga bagian dari pelaku perampokan," kata Edi yang merupakan Redaktur Pelaksana (Redpel) Surat Kabar Harian Local Post.            "Siap, Mas," ucap Akira yang tengah sibuk menulis berita.             Akira menghentikan sejenak aktivitas menulisnya. Ia kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi Agus Suseno. Tiga kali ia menghubungi nomor tersebut, tetapi tak kunj
Baca selengkapnya
Part 6. Ditembak
       Tiba di kamar kos. Akira yang merasa perutnya begitu penuh langsung bersiap untuk tidur. Setelah membersihkan diri dengan cepat dan menunaikan kewajiban salat isya yang tertinggal cukup larut. Ia pun beranjak ke pembaringannya. Tiba-tiba dering telepon yang terdengar kencang, membuatnya terpaksa harus bangkit saat ia baru saja merebahkan tubuh di atas kasur.        "Assalamualaikum, Iraaaa!" teriak ibunya di ujung telepon, sehingga reflek ia menjauhkan gawai dari telinganya.       "Waalaikumsalam, Mama ... jangan kenceng-kenceng suaranya, Mak. Nanti kedengaran ibu kos loh, di sini nggak boleh bertamu kalau udah malam?"  jawabnya sambil terkekeh.       Rasa rindunya sedikit terobati mendengar suara ibu. Orang yang selalu bersikap sama padanya. Sejak kecil hingga dewasa seperti saat ini. Suara cempreng dan cerewet ibunya selalu m
Baca selengkapnya
Part 7. Galau
            "Astagfirullah! aduh, aku nggak tahajud lagi. Huhh ... dasar mata ini mengantuk terus sih bawaannya!" umpat Akira saat sayup terdengar suara azan subuh dari surau.            Gadis itupun menyeret langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu. Tubuh yang begitu lelah setelah aktifitas liputan, menghalangi Akira untuk bangun di sepertiga malam. Padahal sebelum tidur, ia berniat untuk mengadukan setiap masalah yang dihadapinya kepada Sang Pencipta. Begitu banyak yang ia inginkan, sehingga terkadang perasaan ragu menyelimuti hatinya. Apakah pantas mendapatkan semua yang ia pinta, bila kewajiban kepada Tuhan-Nya saja sering terlambat ia kerjakan.            Setelah salat subuh Akira lalu meraih mushaf alquran dengan sampul hitam miliknya yang ada di atas nakas. Ia membaca dengan suara lirih. Hati yang semula gersang perlahan merasakan
Baca selengkapnya
Part 8. Kecewa
            Siang itu, suasana kantor surat kabar harian Local Post, tampak lengang. Sebagian besar karyawan banyak yang berada di lapangan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Hanya ada beberapa karyawan di bagian administrasi yang bertugas di kantor. Kedatangan Ramdan dan Akira pun tak banyak mendapat perhatian.            "Selamat siang, Pak Ram. Eh ada Ira juga yah," sapa Gita, gadis cantik berpostur tinggi dengan rambut lurus sebahu. Ia salah satu karyawan administrasi marketing.            "Lho tugas liputan sudah selesai, Ra. Kok tumben ngantornya cepat?" tanya gadis yang mengenakan jeans ketat dan kaos putih lengan pendek yang membentuk setiap lekukan tubuh itu. Sangat cantik, aroma tubuhnya yang wangi terbang hingga jarak lima meter dimana Akira berdiri.           "Iya, Git. Tadi motorku kehabisan bensin. kebetu
Baca selengkapnya
Part 9. Jasad Tanpa Kepala
                                                                            Derttt ... Derttt ... Derttt ...            Suara ponsel yang bergetar membangunkan Akira yang tengah terlelap.            "Duhh siapa sih malam-malam masih nelpon? nggak tahu orang sedang istirahat!" gerutunya kesal sambil meraih handphone yang ia letakkan asal di sisi bantal.            "Eh Pak Agus, iya Waalaikumsalam. Ada apa, Pak?" tanyanya pada orang di ujung telpon.           "Ha! penemuan mayat! dimana lokasinya, Pak? oh iya saya tahu tempat itu. Baik, saya segera ke sana. Terimakasih infonya, Pak," ucap gadis itu tergesa.    &
Baca selengkapnya
Part 10. Paket Berdarah
       Sebelum melanjutkan perkembangan kasus penemuan mayat mutilasi, Akira terlebih dahulu mampir ke rumah kosnya, ia lupa memasukan kabel carger gawainya ke dalam tas ranselnya sebelum berangkat ke kantor pagi tadi. Saat tiba di depan kos, ia melihat Romlah sang ibu kos tengah membawa sebuah kotak berukuran sedang.           "Paket buat siapa, Bu? tanya Akira saat baru saja kembali dari kantor.           "Tadi ada yang mengantarkan ini. Katanya titipan untuk Mbak Akira. Nih ada namanya," ucap Romlah ibu kos sambil menunjukan selembar kartu bertuliskan nama Akira.           "Tapi tak ada nama pengirimnya ya, Bu?"           "Iya ya, atau mungkin saja kejutan dari kampung, Mbak," jawab wanita paruh baya itu.            "Hmm ,,, ya sudah makasih ya, Bu," ucapnya terse
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status