Dear Mantan Suami

Dear Mantan Suami

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-04
Oleh:  Agniya14Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
7Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Demi membayar utang ayahnya sebesar satu miliar, Indira terpaksa menikah dengan Ilham, majikannya dengan bayaran dua miliar untuk melahirkan anak dalam waktu satu tahun. Satu tahun kemudian, anak itu lahir. Berdasarkan perjanjian Indira harus pergi dari rumah itu. Dia pun pergi tanpa membawa uang sepeser pun. Lima tahun kemudian, mereka bertemu kembali. Karena desakan sang anak yang terus menanyakan ibunya, Ilham harus membawa Indira kembali ke rumah dengan berbagai alasan. Akankah Indira mau kembali pada Ilham?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Satu miliar? Sedikit sekali."

Indira mengangkat wajah, menahan napas sesaat, lalu menunduk kembali. Dia baru saja meminjam uang pada majikan tempat dia bekerja. Tuan Ilham. Baginya, jawaban yang baru diterimanya itu adalah perendahan harga dirinya. Hinaan.

Sebenarnya, dia hanya coba-coba saja. Meski berharap dia bisa mendapatkannya, tetapi dia sadar, itu tak mungkin. Orang miskin sepertinya, tak pantas menghadap majikan besar seperti orang di depannya itu. Permasalahan besarnya, memaksanya untuk mencoba berbagai macam cara.

"Itu pas, Tuan. Memang segitu kebutuhanku."

Tuan Ilham tak mengangkat kepala, jemarinya tetap setia pada kerja. Suara ketikan jadi satu-satunya yang bicara. Beberapa detik terasa begitu lama. Lalu dia menoleh, menatap Indira dengan mata yang tak terbaca. "Kamu butuh sekali?"

Indira mengangguk perlahan, lehernya kaku. "Tolong, Tuan." Meski tak yakin, dia tetap saja mencoba.

Tuan Ilham menggerakkan kursinya sedikit. "Untuk apa?"

"Bayar utang, Tuan."

Indira menunduk. Ujung-ujung jarinya saling bertaut. Dia berusaha mengusir rasa takut dan kalut.

"Bayar utang?"

"Iya, Tuan. Ayahku meninggalkan ...."

Ilham mengangkat tangan. "Cukup! Aku tak peduli alasanmu. Bukan urusanku. Tapi mungkin aku bisa mempertimbangkan sesuatu."

Tuan Ilham memicingkan mata. Kadang dia mengangguk-angguk, kadang dia menggeleng.

Indira berusaha untuk sabar. Tenggorokannya mengering. Akan tetapi lelaki itu tidak melepaskan tatapan.

Semua yang dilakukan Indira karena perbuatan ayahnya. Arman, si penjudi tua yang dulu juga sempat bekerja di rumah ini sebagai tukang kebun, meninggal dengan mewariskan lubang bernama utang.

Satu miliar. Jumlah yang tidak masuk akal untuk seorang buruh, tapi Indira berpikir mana ada penjudi bisa berhitung untung rugi.

Ibunya meninggal saat dia masih SMP. Sejak itu, Indira bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Tuan Ilham. Di sini dia besar. Bertahan hidup dengan gaji yang kadang dicuri ayahnya.

Tiga hari lalu, seorang pria datang ke rumah sempitnya. Menyebut dirinya Kartos, wakil rentenir kejam yang meminjamkan uang pada almarhum ayahnya, datang bersama dua orang bertubuh besar. Tanpa basa-basi, mereka mengobrak-abrik lemari dan laci, lalu menyodorkan surat perjanjian yang ditandatangani Arman. Utang pokok seratus juta, yang bunganya menumpuk sekian lama, hingga menjadi satu miliar. Arman selamat, Indira yang terjerat.

"Utang ini harus lunas. Sekarang, atau kubuat kamu lunas juga."

Indira hanya bisa berdiri di sudut ruang, tubuh gemetaran. "Beri waktu, aku akan bayar."

Kartos menyeringai. "Sekalipun kamu berikan tubuhmu pada Santon, bos kami, satu miliar itu tetap utang. Tapi, kalau kamu mati, aku anggap lunas. Biasanya begitu.

Bayar atau mati. Lumayan, organmu bisa dijual seperti para pengutang lain yang tak bisa membayar. Tapi baiklah, siapa tau kamu bisa. Aku beri waktu tiga hari."

Indira mengerjap beberapa kali, lalu kembali pada kenyataan. Dibuangnya ingatan tentang sang debt collector kejam.

Karena lama tak dijawab oleh Tuan Ilham, Indira berkata lagi. "Aku akan bekerja untuk Tuan sampai utang itu lunas. Asal Tuan mau bantu."

Tuan Ilham tidak berkata apa-apa. Dia hanya terus menatap Indira. Lalu tangannya meraih ponsel, menekan satu tombol cepat.

"Dedi, ke ruanganku sekarang."

Tak sampai semenit, Dedi masuk. Tuan Ilham berdiri, merapikan jasnya.

"Ajak dia ke rumah sakit. Lakukan pemeriksaan kesehatan yang lengkap termasuk rahimnya. Aku tunggu hasilnya."

Dedi menatap lelaki itu. "Maaf, Tuan. Kenapa harus memeriksa pembantu ini?"

Tuan Ilham hanya berjalan melewatinya, dan sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, dia berkata, "Ikuti saja!"

Di dalam mobil, Dedi menyetir dengan pandangan lurus ke depan. Indira duduk di kursi penumpang, memeluk tas kecil usangnya. Jantungnya berdetak sangat cepat.

"Om, Ded."

"Iya?"

"Kita mau ke rumah sakit buat apa?"

Dedi menggeleng. "Aku hanya disuruh mengantar. Kamu dengar sendiri tadi."

"Kenapa harus periksa rahim juga?"

"Aku nggak tau, Dira! Kita ini kuli. Tak perlu banyak tanya!"

"Tapi Om Ded asistennya."

"Aku ini cuma asisten. Bukan ibunya."

Indira diam. Dia keringatan. Padahal, suhu ruang mobil sangat dingin.

*

Satu setengah jam kemudian, Indira kembali ke rumah megah Tuan Ilham. Tangannya menggenggam amplop berisi hasil pemeriksaan. Dia mengetuk pelan pintu ruangan bosnya itu. Pintu terbuka otomatis.

Tuan Ilham duduk di belakang meja, tampak tenang seperti biasa. Dia menyuruh Indira masuk dengan anggukan kecil. Indira melangkah pelan, lalu menyerahkan amplop itu dengan kedua tangan.

Tuan Ilham membuka, membaca cepat, lalu mengangguk. Sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya.

"Kesuburan kamu baik. Itu kabar bagus."

Indira menelan ludah.

"Aku bisa bantu kamu. Satu miliar akan aku berikan hari ini. Tapi tidak gratis."

Hening sejenak.

"Kamu harus menikah denganku. Hari ini. Tugasmu hanya melahirkan seorang anak laki-laki dalam waktu satu tahun."

Indira membeku. Menikah dengan majikan? Dia pikir itu tak masuk akal. Dia sangat tahu, orang kaya tak semudah itu memberi harapan. Satu pertanyaan, terbersit di kepalanya. Ini jelas bukan karena cinta.

"Kalau aku tak bisa hamil, atau melahirkan anak perempuan, Tuan?"

"Tidak ada yang gratis, kan? Kalau kamu tidak berhasil. Aku akan ...."

*

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status