Share

Bab 3. Terjebak!

“APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU DASAR GANGSTER!!” Teriak Chloe sembari melempar bantal tepat mengenai kepala Ellard yang masih lelap dalam tidurnya.

“Uhh, monyet mana yang berteriak pagi-pagi begini? Bikin sial saja!” gerutu Ellard masih dengan mata yang enggan terbuka dan dahi berkerut karena suara Chloe yang sukses mengusik tidur nyenyaknya.

“Bangunlah tuan muda Ellard!! Jelaskan ini semua kepadaku!” Chloe berteriak sembari mengguncang kasar tubuh naked Ellard.

“Buak!!” merasa tak sabar menunggu pria tersebut membuka mata, Chloe pun melayangkan tinjunya ke dada Ellard yang masih tertidur. Merasakan tinjuan keras dari Chloe, dia pun bangun seketika dan membentak Chloe yang telah mengusik tidurnya.

“Apa maksudmu mengganggu tidurku hah!!?” bentak Ellard dengan mata yang seolah siap untuk menerkam Chloe.

“Harusnya aku yang bertanya! Apa maksudmu melakukan ini semua!!? Kau menjebakku bukan!? Jika kau memang tak sanggup membayar wanita panggilan, lakukanlah sendiri dengan sabun! Jangan menyusahkanku!” Chloe balas membentak Ellard dan tak merasa takut sedikitpun pada pria yang telah menguasai Britania Raya itu.

“Hey nona.. apa kau salah paham? Seharusnya aku yang meminta kompensasi ganti rugi karena kau telah melakukan ini padaku!” ucap Ellard sembari menunjuk dada dan lehernya yang dipenuhi bekas merah yang tak lain adalah ‘kiss mark’.

‘Apa? Apa aku yang melakukannya? Sial! Aku tak ingat apapun soal kejadian semalam! Bagaimana aku harus membalasnya? Kompensasi ganti rugi? Bisa-bisa gajiku seumur hidup tak akan pernah cukup untuk membayar tubuhnya itu! Tapi.. tapi mana mungkin dia bisa membuat kiss mark itu sendirian!? Bagaimana mungkin? Aku pasti menggila semalam karena tak pernah melakukan hal ini sebelumnya! Oh Tuhan! Aku menyesal setiap hari melihat majalah-majalah mesum itu!’ Chloe menggerutu dalam hati, merutuki nasibnya yang benar-benar buruk pagi ini.

“Jadi, bagaimana kau harus bertanggung jawab hm?” tanya Ellard sembari mendekat ke arah Chloe, sontak saja Chloe berdiri dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Sejenak gadis itu merasa kebingungan dan berkali-kali melihat ke dalam selimut, mengintip tubuh polosnya yang tak mengenakan sehelai benangpun.

“Eh? Mengapa rasanya tak sakit sama sekali!?” gumam Chloe sembari memegang ‘miliknya’

“Tuan muda.. apakah kau benar-benar melakukan hal itu padaku semalam?” tanya Chloe menyelidik.

“Tentu saja, kau yang memaksaku.” Sahut Ellard simple.

“Tapi mengapa aku tak merasa sakit sama sekali? Atau jangan-jangan….” Chloe menggantungkan kalimatnya.

‘Tidak.. apakah dia sadar bahwa aku belum menyentuhnya? Bagaimana ini? Harusnya kusentuh saja dia!’ cemas Ellard dalam hatinya.

“Jangan-jangan.. ‘milikmu’ terlalu kecil hingga aku tak merasakan sakit sedikitpun?” sambung Chloe dengan wajah polos.

‘Krak!!’ bagaikan terpecah-belah, Ellard menjadi tak senang akan perkataan Chloe yang menusuk dan seolah menjatuhkan harga dirinya sebagai pria normal.

Melihat Ellard yang hanya duduk diam di ranjang, Chloe pun menyambung perkataannya “Baiklah, anggap saja ini impas. Aku tak akan menyebarkan aib mu ini, dan kau tak boleh menggugatku atau meminta ganti rugi padaku.” Ucap Chloe sembari memakai kembali pakaiannya.

"Hoo, benarkah? lalu bagaimana jika nanti kau hamil? apakah aku juga tak perlu bertanggung jawab?" Ellard mendekati Chloe dan memperkecil jarak diantara keduanya.

‘BRAK!!’

“Ellard!! Kita harus bergegas pergi, perusahaan kita sedang dalam masalah besar!” Ellan memasuki ruangan 1001 untuk memperingatkan Ellard. Seketika suasana menjadi sangat canggung karena Ellan memergoki Ellard tengah bersama dengan Chloe ditambah dengan suasana ranjang yang begitu berantakan.

“Kita bahas hal ini selanjutnya, urusan kita belum selesai dan aku belum setuju dengan saranmu!” ujar Ellard kepada Chloe sembari mengenakan kembali pakaian lengkapnya dan bergegas pergi dari sana.

“Masalah apa sebenarnya hingga kau panik seperti ini?” tanya Ellard kepada Ellan, adik kembarnya. Mereka berdua berjalan beriringan dengan langkah tegas dan sedikit cepat hingga akhirnya tibalah mereka di area parkir. Dengan langkah yang terburu-buru, mereka memasuki mobil dan segera meninggalkan Heaven Bar.

"Jadi, apa masalahnya?" tanya Ellard lagi.

“Entahlah, sepertinya ada yang tak suka dengan produk baru perusahaan kita, mereka menyebarkan isu bahwa produk kita mengandung bahan berbahaya dan zat aditif yang dapat menimbulkan masalah pada kulit.” Jelas Ellan sembari mengemudikan mobilnya menuju ke perusahaan kosmetik yang masih berada dibawah naungan William Group.

>>>.<<<

Di salah satu ruangan dalam suatu gedung pencakar langit,

“Kau bilang ini adalah bekerja!!? Pekerjaan macam apa ini!!? Kau bahkan tak bisa mengurus buzzer yang dibayar oleh pesaing bisnis untuk berkomentar negatif tentang kita!!? Perbaiki kinerjamu secepatnya atau pergilah dari perusahaan ini!! Aku tak butuh staf bodoh sepertimu!!” Ellard membentak salah satu staff IT yang bertugas untuk menekan komentar buruk dari para buzzer yang dibayar oleh perusahaan pesaing untuk menjatuhkan nama baik William Group.

“Maafkan aku boss, tapi mereka terus menerus menggunakan jasa buzzer untuk menekan kita.. saya telah mencoba semaksimal mungkin untuk menghapus komentar-komentar jahat tersebut, namun komentar-komentar buruk terus saja berdatangan.” Jelas sang staff dengan kepala tertunduk namun diam-diam ia mengepalkan tangannya dan menatap lantai dibawahnya dengan penuh dendam.

“Aku tak ingin mendengar alasan apapun! Intinya adalah kau tak mampu menyelesaikan pekerjaanmu! Buatlah surat pengunduran diri sekarang juga dan antar ke ruanganku, KAU DIPECAT!” Ellard pun berlalu meninggalkan ruangan staff IT dan kembali ke ruangannya dengan wajah merah padam.

“Sial! Apa semua manusia di department IT begitu bodoh!!? Aku membayar mereka jutaan dollar hanya untuk sebuah alasan yang tak masuk di akal!? Benar-benar manusia sampah!” Ellard menyandarkan tubuhnya di kursi dan mengoperasikan komputernya untuk mencari tahu siapa yang melakukan serangan pada perusahaannya.

Berjam-jam lamanya ia berkutat dengan komputernya, namun pekerjaannya tak membuahkan hasil apapun karena system keamanan si penyerang terlalu kuat dan melebihi batas kemampuannya dalam mengoperasikan komputer.

‘Seandainya saja Nian masih bersamaku.. bagaimana rupa-nya saat ini? Dulu dia sangat imut dan pintar meski masih sangat kecil.’

‘Nian.. dimana kau sebenarnya? Aku merindukanmu..’

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status