Share

BERTEMU KELUARGA IBU

Author: Imnadha09
last update Last Updated: 2025-08-22 08:10:00

Frans mengajak Nadha berkunjung ke kediaman keluarga Aditama. Mobil itu melaju menembus malam, menyisakan deru angin dan detak jantung Nadha yang berdegup kencang. Ada sesuatu yang berat di dadanya.campuran antara takut, cemas, dan harapan. Malam ini akan menjadi pertama kalinya ia bertemu keluarga dari ibunya.

“Apa kamu takut?” suara Frans memecah sunyi.

Nadha menoleh pelan, matanya redup. “Hemmm… apa mereka akan menyakitiku juga? Aku takut semuanya akan terulang lagi…” suaranya nyaris tenggelam, seolah ada luka lama yang kembali menganga.

Frans menatapnya sekilas, lalu kembali ke jalanan. “Tidak. Selama aku ada di sini, tidak akan ada satu orang pun yang bisa menyakitimu.”

Nadha hanya mengangguk kecil. Namun rasa waswas itu tidak hilang. Semakin dekat dengan gerbang besar yang dijaga puluhan pria berjas hitam, bulu kuduknya semakin berdiri. Lampu-lampu sorot menyoraki mobil mereka seakan menelanjangi siapa pun yang datang.

Rumah megah keluarga Aditama menjulang bak istana, tetapi bukannya menenangkan, bangunan itu justru menghadirkan rasa dingin. Cahaya lampu kristal yang berkilauan membuat bayangan di dinding bergerak-gerak seperti sosok yang mengintai.

Begitu pintu utama terbuka, Nadha terdiam kaku. Barisan bodyguard dan para asisten rumah tangga berdiri rapi, wajah mereka datar, seragam, dan terlalu senyap. Tatapan mata mereka mengikuti setiap langkahnya.

“Selamat datang, Nona Nadha,” suara mereka terdengar serempak, dingin, seperti gema di dalam ruang kosong.

Dari arah dalam, seorang wanita paruh baya berjalan mendekat. Tatapannya tajam, namun sarat dengan emosi yang sulit ditebak.

“Astaga… kamu benar-benar mirip dengan ibumu,” bisik Bu Hesti, matanya berkilat, antara haru dan getir.

“Terima kasih, Tante,” suara Nadha bergetar. Air matanya jatuh begitu saja, tanpa bisa ia tahan.

“Kamu kenapa menangis, sayang? Apa ada yang salah?” Bu Hesti mendekat, nadanya lembut namun penuh tanda tanya.

“Tidak… Nadha hanya terharu. Selama ini Nadha pikir… aku tidak punya siapa-siapa. Ternyata aku masih punya keluarga dari ibu…”

Keluarga Aditama menuntun Nadha ke ruang tamu. Senyum mereka terlihat hangat, tapi di balik itu, ada sesuatu yang terasa janggal. Seperti ada rahasia besar yang sengaja disembunyikan.

“Maafkan kakek…” suara berat Pak Aditama memecah suasana. “Kakek tidak tahu kalau Nina meninggalkan seorang putri dari Gunawan.”

Nadha mengusap air matanya. “Ayah juga tidak pernah bilang kalau keluarga ibu masih ada.”

“Itu salah kakek,” suara Pak Aditama meninggi, penuh penyesalan. “Seharusnya kakek mencari tahu lebih dalam… Seharusnya kakek melindungimu sejak dulu.”

Ia menatap tajam ke arah cucunya. “Katakan, apakah kamu bahagia di keluarga Gunawan?”

Pertanyaan itu membuat tenggorokan Nadha tercekat. Ingatan masa lalunya menghantam keras: suara cambukan, tubuh ringkihnya dipaksa menelan sisa makanan, bau apek gudang gelap tempat ia dikurung, dinginnya malam saat ia dibuang di pinggir kota.

Tangannya bergetar saat akhirnya ia menjawab.

“Sejak ibu meninggal… aku hanya jadi pelampiasan. Ayah dan istri barunya menyiksaku. Kadang aku hanya makan sisa mereka. Aku dipukul, dikurung, bahkan… pernah dibuang seperti sampah. Kalau bukan karena Om Frans, mungkin aku sudah mati.”

Suasana ruang tamu mendadak hening. Napas semua orang tertahan. Air mata jatuh di wajah Pak Aditama,sosok tua yang selama ini disegani, kini tampak rapuh.

“Kamu tidak akan menderita lagi,” ucapnya lirih, namun penuh amarah yang terpendam. “Kakek janji, semua perlakuan keluarga Gunawan akan dibayar dua kali lipat. Mereka akan menyesal telah menyentuh cucu kakek.”

Ia menggenggam tangan Nadha, kuat, seakan bersumpah di hadapan seluruh keluarganya.

“Minggu depan, kakek akan merayakan kedatanganmu. Ingatlah, kamu adalah cucu perempuan satu-satunya… dan mulai sekarang, tidak ada yang boleh menyakitimu lagi.”

Bu Hesti tersenyum hangat, lalu memperkenalkan dua anak laki-lakinya yang ternyata adalah sepupu Nadha. Kedua laki-laki itu bukan orang sembarangan. wajah mereka sering muncul di televisi dan majalah.

“Perkenalkan, ini Alex. Dia aktor terkenal, jago menari, dan lagunya digemari di mana-mana,” ucap Bu Hesti dengan bangga.

Nadha menatap Alex dengan mata berbinar. “Jadi… Kak Alex ini sepupu aku?”

Alex tersenyum lembut, lalu menepuk pundak Nadha. “Iya, kita sepupu. Mulai hari ini, Kakak yang akan menjagamu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi.”

Bu Hesti kemudian menoleh pada putra satunya. “Dan ini Edwin. Dia seorang petinju profesional. Kalau suatu hari ada yang mengganggumu, Edwin pasti akan melindungimu.”

Edwin hanya mengangguk singkat, namun sorot matanya tegas, seolah memberi janji tanpa kata.

“Kamu juga punya seorang Om, saudara ibumu. Hanya saja, sekarang dia sedang berada di luar negeri,” tambah Bu Hesti.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, hati Nadha terasa hangat. Ia menemukan kembali arti keluarga. tempat di mana ia merasa diterima dan dicintai.

“Nadha, jangan pernah takut lagi,” suara Alex terdengar tegas. “Kalau ada yang menyakitimu, lawan. Jangan biarkan mereka menindasmu terus-menerus.”

“Kami ada di belakangmu,” Edwin menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Kamu tidak sendirian.”

“Makasih, Kak Alex… Kak Edwin.” Senyum Nadha merekah, tulus dan penuh harapan.

Sebelum pulang, Nadha menunduk hormat. “Kalau begitu, Nadha pamit ya, Tante, Kakak, Kakek.”

Pak Aditama menatap Frans tajam sebelum menjawab. “Frans, jaga Nadha baik-baik. Kalau sampai kau menyakitinya… seluruh keluarga Aditama akan jadi musuhmu.”

Frans menegakkan tubuhnya. “Siap, Kek. Saya janji akan menjaga Nadha.” Ia lalu menggenggam tangan Nadha, seolah berusaha menenangkan hatinya.

Di dalam mobil, raut wajah Nadha berubah ceria. Senyumnya kembali merekah. Baginya, hari ini adalah awal baru. ia telah menemukan keluarga yang mau merengkuhnya sepenuh hati.

Namun, di sisi lain, badai baru mulai mendekat.

“Tuan Alex,” ucap asisten pribadinya, “asisten Tuan Gunawan ingin mengatur pertemuan dengan Anda.”

Alex terdiam sesaat, lalu menatap lurus ke depan dengan sorot mata tajam. “Berani sekali dia menemuiku… Apakah dia tahu kalau aku cucu Aditama?”

“Asal Tuan tahu, bahkan Tuan Gunawan sendiri tidak sadar bahwa keluarga Aditama sudah bangkit dari kebangkrutan,” jawab sang asisten.

Alex mengepalkan tangan. “Bagus. Ini saat yang tepat. Keluarga Gunawan harus merasakan balasan atas semua penderitaan yang mereka buat pada Nadha. Ayo, kita temui dia sekarang. Aku ingin lihat wajah busuk itu.”

Malam harinya, restoran X menjadi saksi pertemuan penuh ketegangan. Lampu-lampu remang memantulkan bayangan di wajah-wajah yang duduk di meja bundar. Alex datang dengan wibawa, sementara Pak Gunawan sudah menunggu dengan senyum penuh muslihat. Di sampingnya, duduk Viola, putri tirinya, yang tampak berusaha menampilkan sikap anggun.

Alex menyilangkan tangan di dada. “Langsung saja, Pak Gunawan. Untuk apa Anda mengajakku bertemu di sini?”

Pak Gunawan tersenyum tipis. “Tuan Alex, sebenarnya saya hanya ingin memperkenalkan putri saya, Viola. Saya dengar, dua hari lagi Anda akan datang ke sekolah melatih tari. Saya berharap… Anda bisa memberi kesempatan khusus untuk Viola. Biaya bukan masalah, berapapun akan saya bayar.”

Sejenak, suasana hening. Alex menaruh gelasnya ke meja dengan keras hingga menimbulkan dentingan tajam. Sorot matanya dingin menusuk.

“Pak Gunawan,” katanya pelan, namun penuh tekanan, “saya paling benci yang namanya suap. Kalau putri Anda memang berbakat, biarkan dia berusaha. Jangan paksa saya untuk menutup mata dengan uang.”

Ia lalu bangkit berdiri. “Terima kasih untuk jamuannya. Tapi saya tidak punya alasan lagi untuk duduk di sini.”

Dengan langkah tegap, Alex meninggalkan meja, membiarkan Pak Gunawan dan Viola terdiam kaku di tengah restoran yang tiba-tiba terasa lebih sunyi dari sebelumnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   Tidak Tau Diri

    Di dalam mobil yang melaju pelan, Nadha tertidur dengan damai. Wajahnya tampak tenang, seakan seluruh beban dunia lenyap dalam lelapnya. Frans melirik sekilas, lalu tersenyum hangat. Setibanya di rumah, ia turun dan dengan hati-hati menggendong sang istri ke kamar.“Semenjak ada Nona Nadha, Tuan Frans tampak jauh lebih bahagia,” ucap Bi Ina dengan mata berbinar.“Iya, Mbak. Aku pun merasakan hal yang sama. Nona Nadha baik, dan Tuan Frans sekarang jauh lebih ramah,” timpal salah seorang pembantu.“Semoga kebahagiaan ini tidak cepat berlalu… dan semoga Nona Nadha selalu diberi kesehatan,” tambah Bi Ina pelan, seolah sedang berdoa.Frans hanya tersenyum samar, lalu menutup pintu kamar. Dengan penuh kasih ia membaringkan Nadha di ranjang. Tangannya bergerak lembut, menata selimut, lalu membantunya berganti pakaian. Ia menunduk, menempelkan ciuman hangat di kening sang istri sambil berbisik,“Good night, honey…”Namun di tempat lain, suasana berbanding terbalik.Viola mengamuk hebat di kam

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   BERTEMU KELUARGA IBU

    Frans mengajak Nadha berkunjung ke kediaman keluarga Aditama. Mobil itu melaju menembus malam, menyisakan deru angin dan detak jantung Nadha yang berdegup kencang. Ada sesuatu yang berat di dadanya.campuran antara takut, cemas, dan harapan. Malam ini akan menjadi pertama kalinya ia bertemu keluarga dari ibunya. “Apa kamu takut?” suara Frans memecah sunyi. Nadha menoleh pelan, matanya redup. “Hemmm… apa mereka akan menyakitiku juga? Aku takut semuanya akan terulang lagi…” suaranya nyaris tenggelam, seolah ada luka lama yang kembali menganga. Frans menatapnya sekilas, lalu kembali ke jalanan. “Tidak. Selama aku ada di sini, tidak akan ada satu orang pun yang bisa menyakitimu.” Nadha hanya mengangguk kecil. Namun rasa waswas itu tidak hilang. Semakin dekat dengan gerbang besar yang dijaga puluhan pria berjas hitam, bulu kuduknya semakin berdiri. Lampu-lampu sorot menyoraki mobil mereka seakan menelanjangi siapa pun yang datang

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   SEMUANYA MENDADAK BERUBAH

    Nadha duduk di samping Frans, wajahnya pucat dan matanya masih bergetar. Frans menatap dingin ke arah para guru yang hanya bisa menunduk. Suaranya keluar pelan tapi tajam, seperti pisau yang siap mengiris.“Aku beri kalian satu kesempatan terakhir,” ucap Frans dengan tekanan di setiap kata. “Kalau sekali lagi kalian berani menyentuh keponakanku, aku pastikan nama kalian hilang dari dunia pendidikan. Kalian akan diblacklist dari semua sekolah di kota ini.”Tak ada yang berani menatap balik. Beberapa guru bahkan terlihat menelan ludah, wajah mereka pucat pasi.“Baik, Tuan Frans… kami mengerti,” jawab mereka serempak, suaranya lirih penuh ketakutan.Frans tidak menunggu reaksi lain. Ia langsung menggenggam tangan Nadha, menariknya keluar dari ruangan dengan langkah tegas yang bergema di koridor.Di parkiran, Nadha masih berusaha menenangkan napasnya. Frans berhenti, lalu menatapnya lembut.“Sayang, kamu aman sekarang. Mereka tak aka

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   KEDIAMAN ADITAMA

    Pagi itu, suasana kediaman keluarga besar Aditama terasa hening. Pertemuan khusus sedang berlangsung. Tidak ada satupun orang luar yang diizinkan masuk,bahkan bodyguard pribadi pun diperintahkan untuk menunggu di luar gerbang.Frans melangkah masuk dengan wajah serius. Ada sesuatu yang harus ia sampaikan, sesuatu yang bisa mengguncang seluruh keluarga Aditama.“Selamat pagi, Tuan Aditama,” sapa Frans sambil sedikit menunduk.“Pagi, Frans. Tumben sekali kamu datang berkunjung. Ada apa sebenarnya?” tanya Pak Aditama dengan dahi berkerut.“Kebetulan keluarga besar Bapak sedang berkumpul. Saya datang membawa sebuah informasi penting,” jawab Frans tenang namun tegas.“Informasi apa?” sahut Pak Bugi penasaran.“Ini… tentang Bu Nina.”Sekejap, ruangan itu sunyi. Semua anggota keluarga saling pandang dengan wajah terkejut.Nina adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga Aditama. Dulu, ketika keluarga ini berada di puncak kejayaan, Gunawan begitu menghargainya. Namun, setelah kabar bangkru

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   KEMBALI KE SEKOLAH

    Keesokan harinya, Nadha sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, Frans memperhatikannya dengan tatapan penuh cemas. Tapi kali ini, ia menyiapkan sesuatu yang berbeda.Di depan rumah, seorang perempuan berambut pendek dengan sorot mata tajam sudah berdiri tegak. Dia mengenakan setelan hitam rapi, aura dinginnya membuat suasana terasa mencekam.“Sayang, ini Gina. Mulai hari ini dia yang akan menjagamu,” ujar Frans serius.“Menjaga? Aku bisa jaga diri sendiri kok,” jawab Nadha ragu.Frans mendekat, memegang bahu Nadha erat. “Aku tidak mau kejadian itu terulang lagi. Tolong jangan menolak. Kamu terlalu berharga buatku.”Nadha terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah… makasih, sayang.”Frans terpaku. Kata sayang itu seperti obat bagi hatinya yang gelisah. Senyum tipis muncul di wajahnya, namun di balik senyum itu, ada kekhawatiran yang tak pernah reda.Sementara itu, di kediaman keluarga Gunawan, suasana panas. Viola membanting tasnya ke sofa, matanya melotot ke arah ayah

  • Gadis Cantik Dan Om Ganteng Kaya Raya   OK GANTENG OM KU SAYANG

    Malam itu, suasana di meja makan kediaman Frans berbeda dari biasanya. Meja panjang yang biasanya hanya diisi Frans dan beberapa orang terdekat, malam ini penuh sesak oleh para ART dan bodyguard. Semuanya berkumpul untuk merayakan pernikahan tuan mereka. Tawa kecil, bisik-bisik kagum, dan rasa penasaran menyelimuti ruangan.Frans meletakkan sendoknya, lalu menatap semua orang dengan sorot mata yang tegas.“Kalian semua dengarkan baik-baik. Mulai hari ini, Nadha adalah istriku. Tugas kalian bukan hanya menjagaku, tapi juga mengawasinya. Jangan biarkan ada satu pun hal buruk menimpa dirinya. Dan satu hal lagi…” suaranya menurun, namun tegas. “Tidak ada seorang pun yang boleh masuk ke rumah ini tanpa izin dariku.”Semua serempak menjawab, “Mengerti, Tuan!!!”Frans kembali menyandarkan tubuhnya di kursi, namun beberapa detik kemudian ia menambahkan, “Oh, hampir lupa. Pernikahan ini harus dirahasiakan. Aku tidak ingin sekolah Nadha terganggu gara-gara kabar ini. Jadi, mulut kalian harus te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status