공유

66. Selena vs Ariella.

작가: Lil Seven
last update 최신 업데이트: 2025-05-22 19:21:57

Kantor Rigen.

Selena datang dengan langkah cepat dan sepatu hak tinggi yang memantul pelan di marmer lobi. Penampilannya seperti biasa: sempurna, elegan, dan menuntut perhatian. Tapi kali ini, ia tak datang membawa senyum kemenangan. Wajahnya cemas, dan matanya gelisah.

Ia langsung menuju lantai paling atas, tempat kantor Rigen berada, tanpa membuat janji.

“Maaf, Nona Selena,” cegah salah satu staf, “Tuan Rigen sedang tidak menerima tamu—”

“Aku bukan tamu,” potong Selena tajam. “Aku tunangannya.”

"Tapi... "

"Siapa kamu berani menghalangi jalanku? Aku bisa membuat dirimu tak bisa bekerja seumur hidup dengan kuasa papaku. Jadi, masih berani?" potong Selena, sinis.

Staff yang ketakutan itu hanya menundukkan kepala dan mundur perlahan, sedangkan Selena masuk kantor Rigen dengan kepala tegak, seakan ini kantor miliknya sendiri.

Ia terus melangkah tanpa menoleh. Sesampainya di depan pintu kantor Rigen, ia langsung membukanya tanpa mengetuk.

Rigen sedang berdiri di depan jendela, punggung
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (4)
goodnovel comment avatar
Lil Seven
ayoo kak kasih tahu Rigen kaaa biar dia lebih tegas lagiii
goodnovel comment avatar
Lil Seven
hahaha ada apa tuuuu
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Rigen penakut, masa seorang pria pebisnis yg kuat takut sama pebisnis lain dan takut gak dapat dukungan, aneh, harus tegas dong jadi laki, jangan plin-plan gak jelas gitu
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   178. Menjemput Ariella

    “Ariella.”Suara itu lirih, tapi cukup untuk membuat tubuh Ariella membeku di tempat. Tangannya yang sedang menuang teh di cangkir kecil berhenti gemetar.Ia perlahan menoleh, dan saat matanya bertemu sosok tinggi yang berdiri di ambang pintu penginapan, seluruh dunia terasa berhenti berputar.Rigen.Dengan rambut sedikit acak, mata merah, dan wajah penuh kecemasan yang belum pernah Ariella lihat sebelumnya. Tubuhnya seperti memikul beban dunia. Tapi tatapannya hanya tertuju padanya—seolah tak ada yang lebih penting di seluruh bumi selain wanita di hadapannya.“Bagaimana kamu tahu aku di sini?” bisik Ariella.Rigen melangkah masuk perlahan. “Aku cari ke mana-mana. Hampir gila karena tak tahu kamu hidup atau…”Ariella mundur satu langkah. “Jangan lanjutkan.”Hening.Angin laut bertiup melalui jendela terbuka. Daun pintu bergoyang pelan, seakan ikut menahan napas.Rigen mengembuskan napas panjang. “Ella… tolong dengarkan aku dulu.”“Aku sudah dengar semuanya,” potong Ariella. “Dari Elis

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   177. Provokasi

    “Kamu benar-benar tinggal di sini sekarang, Ariella? Di tempat sekecil ini?”Suara itu menghantam udara pagi yang sebelumnya tenang di teras penginapan tepi laut tempat Ariella berlindung selama tiga minggu terakhir.Ariella membalikkan badan dengan jantung mencelos. Nafasnya tercekat saat melihat sosok yang paling tak ingin ia temui.Elisabeth berdiri di sana, mengenakan gaun linen putih dan kacamata hitam. Elegan. Angkuh. Tidak tampak seperti seseorang yang mencarimu dari benua lain, tapi lebih seperti pemilik dunia.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Ariella dengan suara nyaris serak.Elisabeth membuka kacamata, menatap langsung ke mata Ariella dengan senyum licik. “Menjemputmu pulang, tentu saja. Dunia menunggumu. Atau lebih tepatnya… menungguku.”Ariella memicingkan mata. “Apa maksudmu?”Elisabeth mendekat. Setiap langkahnya seolah menekan dada Ariella makin dalam. Ia berhenti hanya beberapa jengkal di depan, lalu berkata pelan, nyaris seperti bisikan maut:“Aku dan Rigen su

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   176. Desakan Elisabeth

    “Sudah saatnya kamu membuat pernyataan resmi, Rigen."Nada suara Elisabeth terdengar lembut, tapi tegas. Tidak ada keraguan dalam matanya. Ia duduk di seberang Rigen, di dalam ruang kerja keluarga Ataraka yang tenang namun penuh tekanan tak kasatmata. Sebuah tablet tergeletak di meja, menampilkan draf press release yang sudah ia siapkan.Rigen mendongak pelan dari tumpukan dokumen, matanya sempit. “Pernyataan tentang apa?” tanyanya dengan nada tak suka. Elisabeth menyilangkan kaki anggun dan tersenyum kecil, seolah itu hal biasa. “Tentang perpisahanmu dengan Ariella, tentu saja.”Hening.Detik demi detik berlalu tanpa suara, hanya suara detak jam dinding tua yang terdengar di antara mereka.“Elisabeth…” Suara Rigen pelan, nyaris seperti peringatan. Tapi Elisabeth tidak gentar.“Ini sudah terlalu lama, Rigen. Media mulai berspekulasi. Investor mulai resah. Mereka butuh jawaban—siapa yang akan mendampingimu dalam jangka panjang. Dan kamu…” Ia mencondongkan tubuh ke depan, “kamu per

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   175. Ariella Pergi.

    “Kamu yakin mau pergi?”Suara perawat jaga terdengar pelan, setengah berbisik. Matanya menatap perempuan muda yang berdiri di dekat pintu dengan koper kecil di sisi kaki, wajahnya sayu, tapi sorot matanya penuh tekad.Ariella mengangguk lemah. “Tolong… jangan beri tahu siapa pun dulu. Aku hanya… butuh menjauh.”Perawat itu ragu sejenak, lalu mengangguk. Ia tahu nama “Ariella Smith” sudah terlalu sering disebut di koridor rumah sakit beberapa hari terakhir—bukan karena kesehatannya, tapi karena skandalnya. Karena semua bisikan yang menamainya dengan kata-kata seperti istri pura-pura, pewaris palsu, wanita tanpa nama.Ariella menarik napas panjang, lalu melangkah pelan meninggalkan kamar rawat inap yang menyimpan begitu banyak luka batin. Di atas meja, ia meninggalkan secarik surat yang ditulis semalaman sambil menangis:> “Jika kehadiranku hanya jadi sumber kehancuran, maka aku memilih menjauh. Untuk kebaikanmu. Untuk kebaikan anak ini.”Ia tidak membawa ponsel. Tidak ingin dibujuk. Ti

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   174. Rigen, Kamu Kenapa?

    Tiga hari berlalu sejak badai skandal itu meledak. Ariella menatap langit-langit kamar rawat inapnya, matanya kering kelelahan. Ia bahkan sudah berhenti menangis. Tubuhnya mulai pulih, tapi pikirannya—hancur berkeping. Setiap kali ia membuka media sosial atau sekadar melihat notifikasi berita dari layar ponsel, wajahnya sendiri muncul diiringi tajuk tajam dan menyakitkan. > "Skandal darah campuran mengguncang keluarga Ataraka." "Pewaris hamil? Tapi bukan anak pewaris?" "Rigen Ataraka bungkam, benarkah ada yang disembunyikan?" Dan Rigen? Sejak panggilan teleponnya dengan dokter itu, pria itu belum sekali pun datang menemuinya. Tak ada pesan. Tak ada penjelasan. Ariella mulai bertanya-tanya… Apakah Rigen juga mulai ragu? Apakah tatapan lembut itu… cinta? Atau hanya kewajiban yang perlahan pudar? *** Di sisi lain kota, Elisabeth kembali memantapkan langkahnya. Kini ia bukan hanya memainkan media dan dokumen medis—ia juga mulai merangkul para tetua keluarga Atara

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   173. Tipu Muslihat

    Hari berikutnya, Elisabeth kembali menyusun agenda. Kali ini, ia menghubungi seorang editor majalah fashion yang juga koneksi lama dari masa kuliahnya di Prancis. “Kamu pernah bilang butuh cerita yang eksplosif untuk edisi keluarga bangsawan Asia, kan?” suaranya lembut namun tajam. “Aku punya satu… dan ini akan meledak di mana-mana.” Mereka bertemu sore harinya di lounge hotel yang sama tempat ia bertemu Rigen. Elisabeth menyodorkan flashdisk kecil berisi foto-foto dan dokumen yang ia curi dari latar belakang Ariella. Beberapa di antaranya bahkan berasal dari masa lalu Melinda, ibu Ariella—foto dengan simbol organisasi politik, surat-surat lama, dan potongan artikel tentang skandal finansial era 1998. Editor itu menatapnya dengan mata berbinar. “Ini… bahan emas.” Elisabeth hanya tersenyum. “Pastikan semua sumbernya tidak disebut. Biarkan publik yang membentuk asumsi.” Sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kulit, ia menyesap teh. “Dan satu hal lagi,” tambahnya. “Pastikan ka

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status