Pria itu datang bukan untuk mencintai—tapi untuk menghancurkan. Namun, kenapa hatinya justru ikut runtuh bersama dengan sosok yang harusnya dia hancurkan? Alana Vance, seorang pengacara muda yang sedang berjuang menggapai puncak karier, tak menyangka bahwa satu malam impulsif di kelab malam akan mengubah hidupnya selamanya. Pria tampan yang membuatnya kehilangan kendali malam itu … ternyata adalah Arnold Blackwell, seorang pengacara ternama dan terkenal kejam dari perusahaan hukum raksasa tempatnya bekerja. Tanpa tahu apa-apa, Alana menerima tawaran eksklusif untuk bergabung langsung di bawah tangan dingin Arnold. Namun di balik tatapan dingin dan senyuman misterius itu, tersimpan rencana balas dendam yang telah Arnold susun selama bertahun-tahun. Segalanya menjadi rumit saat Alana—yang seharusnya hanya pion dalam permainan ini—menjadi wanita yang mencuri hati seorang Arnold Blacwell. Ketika rahasia kelam masa lalu mulai terungkap, dan cinta tak seharusnya tumbuh di antara dendam, Arnold harus memilih: menuntaskan balas dendam … atau kehilangan satu-satunya wanita yang membuatnya ingin hidup dengan cara yang berbeda. Kota London yang dingin dan penuh bayangan, cinta dan kebencian bertarung dalam permainan paling berbahaya yaitu perasaan.
view more“Alana! Kau sudah kehilangan akal sehatmu!” Alana menghempaskan tubuhnya ke ranjang, lalu dia memeluk bantal seraya mengumpati kebodohan yang dia lakukan. Sungguh, dia tak mengerti kenapa dia menerima tawaran Blackwell & Blackwell Company? Alana merasa seperti terjebak di dalam lingkaran api, hingga membuatnya tidak bisa berkutik sama sekali. Dia tadi antara sadar dan tidak sadar menandatangani kontrak itu. Rasa putus asa sulit mendapatkan pekerjaan, membuat otaknya memang tidak bisa berpikir dengan baik.Alana baru menyadari bahwa jika dirinya di hadapkan banyak kerumitan, maka otaknya tidak berfungsi dengan baik. Pertama dia putus asa datang ke kelab malam, dan berakhir di ranjang dengan pria asing. Kedua, ketika fakta membawanya pada pria asing itu adalah pemilik perusahaan besar, dia malah bekerja di perusahaan pria yang menjadi cinta satu malamnya.“Alana kau benar-benar bodoh!” Alana menepuk keningnya. Namun, seketika dia terdiam sebentar. Jika tadi dia tidak menerima tawaran
Alana tersentak dengan ucapan pria tampan itu. Buru-buru, dia megendalikan diri, berupaya untuk tenang, meski itu sama sekali tidak mudah untuknya. “K-kau … b-bagaimana bisa kau—” Sialnya, lidahnya kelu, di kala ingin mengatakan sesuatu pada sosok pria tampan di depannya.“Arnold. Panggil aku cukup nama depan saja,” jawab pria tampan bernama Arnold Blackwell itu, dan dia tampak tersenyum puas melihat keterkejutan di wajah Alana.Alana menelan salivanya susah payah, merasa dilanda kebingungan yang hebat. Sungguh, dia tak tahu bagaimana harus bersikap seperti apa. Bisa saja dia mengamuk memaki pria di depannya ini, tapi dia sadar bahwa pria di depannya ini tak sepenuhnya bersalah.Tadi malam, Alana tampak frustrasi. Arnold menghampirinya, mengajaknya menghabiskan malam bersama. Pun dengan sadar, Alana menerima tawaran Arnold—meski pada saat itu dia tak tahu siapa Arnold. Esok harinya, dia di hadapkan dengan kenyataan, di mana Arnold pergi begitu saja meninggalkannya bahkan tanpa ada cat
Mata Alana mulai terbuka perlahan, lalu dia mengerjap beberapa kali. Rintihan pelan mulai terdengar, di kala dirinya merasakan sakit di area kewanitaannya. Tidak hanya merasakan perih di area kewanitaannya saja, tetapi dia juga merasakan tubuhnya benar-benar remuk—seperti baru saja melakukan kegiatan berat.“Ah, sakit sekali,” rintih Alana pelan, dan matanya mulai mengendar ke sekitar—menatap dirinya berada di sebuah hotel.Raut wajah Alana berubah menunjukkan jelas keterkejutannya. Wanita cantik itu langsung melebarkan mata, menyadari bahwa dirinya hanya sendiri di kamar hotel. Namun, tunggu! Kenapa dia bisa berada di kamar hotel seorang diri? Bukankah tadi malam dia berada di kelab malam?Alana terdiam mencoba menggali ingatan yang ada. Dalam beberapa detik dia masih belum berkata apa pun. Masih tetap diam. Akan tetapi, di kala kepingan puzzle mulai tersusun rapi di otaknya—membuat raut wajahnya berubah menunjukkan jelas keterkejutan.“Ya Tuhan! Apa yang kau lakukan, Alana!” Alana m
Aroma alkohol bercampur dengan tembakau. Musik berdentum memekak telinga. Tampak banyak orang menari di lantai dansa—mengekspresikan diri mereka. Tawa terdengar mengiringi musik yang sejak tadi menyelimuti salah satu kelab malam mewah di London.Namun, saat semua orang tertawa bahagia menari di lantai dansa, ada seorang wanita cantik berambut pirang, duduk di depan bartender dengan raut wajah yang menunjukkan jelas putus asa. Pun bahkan wanita itu tak henti menenggak minuman beralkohol yang diberikan bartender.“Berikan aku minuman lagi!” seru Alana, wanita cantik berambut pirang, meminta bartender memberikan minuman lagi. Entah sudah berapa gelas dia tenggak. Rasa frustrasi yang menjalar di dalam dirinya, membuatnya tak henti untuk meminum. Alkohol sepertinya mampu menjadi obat untuknya yang sedang kacau.“Nona, Anda sudah minum terlalu banyak. Apa Anda datang ke sini bersama tema atau mungkin pasangan?” tanya sang bartender sopan.Alana tampak putus asa. “Aku tidak punya siapa pun!
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments