Hasrat Membara Penguasa Kejam

Hasrat Membara Penguasa Kejam

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Oleh:  MochikoOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
154Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Lucien Deveraux, ketua gangster paling ditakuti di Milan, tidak pernah gagal mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk Laura Marchand, gadis yang pernah menyelamatkan nyawa pria itu. Sayangnya, Laura menganggap Lucien adalah mimpi buruk yang ingin ia lupakan. Lantas, bagaimana nasib Laura? Terlebih saat gadis itu mencoba melarikan diri dari pernikahan yang dipaksakan--tanpa menyadari bahwa Lucien bersumpah akan membawanya kembali, apa pun yang terjadi!

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 - Pelukan Berbahaya

Hotel Bellagio, Milan – Tengah Malam

Lampu kristal tampak bergemerlapan di aula resepsi mewah yang digelar secara mendadak.

“Gawat, Tuan! Pengantin Anda … kabur.”

Pria bernama Lucien Deveraux segera berbalik badan, lalu mencengkeram erat kerah kemeja pria di hadapannya menggunakan kedua tangan.

“Dasar tidak becus!” hinanya dengan mata yang menyorot tajam.

“Cepat cari dia sampai ketemu! Kalau tidak … akan kuhabisi nyawamu malam ini!” imbuhnya dengan nada yang begitu tegas, membuat pria di hadapannya menelan saliva susah payah sambil menganggukkan kepala.

Beberapa menit kemudian, gadis bernama Laura Marchand terlihat sedang berlari terburu-buru, dengan gaun pengantin yang panjangnya menyeret lantai.

Napasnya tersengal, wajahnya panik, dan tangannya pun tampak gemetar saat mulai memegang sepatu hak tingginya yang dilepas paksa agar bisa kabur lebih cepat.

“A—Aku harus cepat pergi dari sini,” gumamnya gemetar.

Jantungnya berdetak semakin liar, bukan hanya karena larinya yang terburu-buru, tapi juga karena ketakutan yang sudah memasuki pikirannya.

Ia tahu siapa yang sedang mengejarnya di belakang sana. Bukan tamu undangan. Bukan juga keluarganya, karena hari ini ia seorang diri di hotel ini, tapi Lucien Deveraux, pria yang baru saja ia tinggalkan.

“LAURA!” Suara berat itu memantul di sepanjang lorong hotel.

Dalam sekejap, langkah kaki Laura terhenti karena adanya dua bawahan Lucien yang berhasil menghalangi langkahnya. Napasnya jadi tertahan dan tubuhnya pun membeku.

Suara sepatu Lucien terdengar mendekat dan menggema, langkahnya terlihat sangat stabil, seolah tak ada yang mampu menghentikan pria itu.

Ya, tidak ada yang berani, karena perintah Lucien adalah mutlak!

Laura menggigit bibir, menahan tangis yang nyaris pecah.

Dalam hitungan detik, pria itu berdiri di hadapan Laura dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Tingginya menjulang, dan jas hitamnya sempurna membalut tubuh berototnya yang begitu gagah. Mata abu-abu miliknya itu seperti tombak, berhasil menembus hingga ke hati Laura.

“Berani sekali kau lari dariku.” Suaranya terdengar dingin, tak ada amarah yang meledak, tapi itu justru yang paling menakutkan bagi Laura.

“Aku tidak sudi menikah dengan pembunuh sepertimu!” Laura akhirnya berani bersuara, meskipun suaranya terdengar bergetar.

“Ayahku … dia mati karena ulahmu, Lucien! Dan kau pikir … aku bisa hidup dengan seorang pembunuh Ayahku?”

Lucien tersenyum kecil usai mendengar ucapan Laura, tetapi senyumannya itu terlihat seperti ejekan yang begitu meremehkan kematian Ayah Laura.

“Jangan bertingkah seolah kau tahu segalanya, sayang.”

“Apa yang kau lihat sepuluh tahun lalu … itu bukan salahku.”

Lucien agak membungkukkan tubuhnya, lalu berbisik, “Tapi salah Ayahmu yang terlalu lemah!”

Laura mundur selangkah dengan ekspresi marah yang sudah tak tertahankan, tapi Lucien justru dengan mudah menyudutkan tubuh rampingnya ke dinding.

Tangannya yang besar itu mulai mencengkram pergelangan Laura, bukan dengan kasar, tetapi cukup untuk memastikan gadis itu tidak bisa kabur lagi.

“Dengar baik-baik,” katanya dengan suara rendah, dan wajahnya jadi begitu dekat hingga Laura bisa merasakan napas hangat Lucien yang menerpa wajah cantiknya.

“Kau bisa membenciku, mencaci maki, bahkan mencoba lari seribu kali, tapi aku akan selalu menemukanmu.”

“Jika ada yang berani menyembunyikanmu … akan kuhancurkan Milan demi untuk menemukanmu, Laura,” bisiknya, lalu menyeringai dengan puas ketika melihat wajah tegas Laura, seolah rasa takutnya sudah sirna dan berubah jadi keberanian.

“Kau sudah milikku sejak pertemuan kita saat itu!” lanjutnya.

Kilasan balik menyergap ingatan Laura seperti badai yang tak tertahan. Tatapan dingin Lucien dan suara bariton itu memicu ingatan lama yang terkubur rapat di benaknya.

Tiga Tahun Lalu, Pelabuhan Marseille.

Angin laut terasa menusuk hidung, serta membawa aroma garam yang bercampur dengan bau besi dari darah dua kubu yang sedang saling tembak, aromanya begitu menyengat.

Laura yang baru saja kembali dari tempat kerjanya, tidak pernah membayangkan kalau malam itu akan berubah menjadi mimpi buruk.

Suara tembakan memecah keheningan malam, membuatnya tertegun dan ketakutan. Dari balik kontainer-kontainer raksasa, ia melihat sosok pria terjatuh dengan luka tembak di perutnya.

Ia seharusnya lari. Ia tahu itu, tapi entah mengapa, kakinya justru membawa tubuhnya mendekati pria itu secara spontan, dengan tatapan yang penasaran.

“Ka—Kau masih hidup?” tanya Laura dengan suara lirih.

Meskipun wajahnya pucat pasi dan tubuhnya berlumuran darah, pria itu mengangkat kepala dan menatap Laura.

Mata abu-abunya itu tajam seperti serigala, tetapi lelah seperti seseorang yang sedang di ambang kematian.

“Pergi,” gumamnya pelan, suaranya itu hampir tidak terdengar. “Atau kau akan mati.”

Laura memeriksa luka di tubuh pria itu dan mengabaikan ancamannya. Peluru itu menembus sisi perutnya.

“Diam dan jangan bergerak,” kata Laura.

Dengan tangan gemetar, Laura merobek ujung kemejanya, membalut luka itu semampunya. Ia menekan keras kain yang ia lilitkan, meski pria itu mendesis kesakitan.

“Abaikan aku dan selamatkan hidupmu sendiri!” ujar pria itu di sela napas beratnya.

“Kau akan mati jika lukamu dibiarkan terbuka,” jawab Laura.

Pria itu memandang wajahnya yang terlihat serius, nyaris terkesan, lalu sebuah senyum kecil muncul di wajahnya yang dingin. 

“Siapa namamu?”

Sebelum Laura sempat menjawab, langkah kaki yang begitu keras terdengar mendekat. Suara lelaki bercampur dengan dengusan amarah menggema di udara.

“Mereka datang,” bisik Lucien. “Pergilah, sekarang!”

Laura menggeleng. Ia melihat pistol di tangan Lucien yang terlihat lemah. Sebuah keputusan nekat pun muncul dalam benaknya.

“Berikan pistol itu,” pintanya.

Lucien menatapnya terkejut, lalu berkata, “Kau bukan tandingan mereka!”

“Kalau aku tidak melindungimu, kau akan mati di sini,” balas Laura tegas.

“Cepat berikan!”

Dengan ragu-ragu, Lucien pun menyerahkan senjatanya, dan Laura yang bahkan belum pernah memegang pistol sebelumnya mulai berdiri di depan tubuh pria itu.

Ia mengatur napas saat dua pria bersenjata muncul di hadapannya dengan memegang pistolnya masing-masing.

Ia mengacungkan pistol dengan tangan sedikit gemetar. Kedua pria itu justru tertawa kecil, menganggapnya bukan ancaman.

Namun, saat salah satu dari mereka mencoba maju, Laura menarik pelatuknya tanpa ragu dengan mata memejam.

Suara tembakan menggema, diikuti jeritan dari pria yang kini memegangi kakinya.

Lucien terkejut dengan keberanian gadis itu, dengan tenaga yang tersisa, ia meraih pistol cadangan dari sabuknya dan menembak pria kedua dengan presisi yang tajam.

Ketika semuanya sudah berakhir, Laura berlutut lemas, napasnya terengah, dan tangan yang memegang pistol itu bergetar hebat.

Ia menoleh ke arah Lucien yang kini tersenyum samar, entah karena lega atau terhibur oleh keberanian nekatnya.

“Kenapa kau menyelamatkanku?” tanya Lucien.

“Kau pikir aku akan diam saja melihat orang sedang sekarat? Segera pergi ke rumah sakit terdekat biar lukamu tidak semakin parah.”

Saat Laura hendak bangkit untuk pergi meninggalkannya, tangannya justru ditarik paksa oleh Lucien, sampai tubuhnya mendekat dan bibir mereka pun bertemu.

PLAK!

“Bajingan! Seharusnya kubiarkan saya kau sekarat dan mati di tangan dua pria tadi!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
13 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status