Share

Chapter 011

last update Last Updated: 2025-03-22 23:13:38

Tiiit! Tiiit! Tiiit!

Bunyi alarm bergema tajam, menembus keheningan pagi dengan irama yang memekakkan telinga. Suara itu menusuk kesadarannya, semakin lama semakin nyaring, memaksa Ayla untuk bangun dari alam mimpinya.

Ayla tersentak, terduduk dengan napas memburu dan jantung berdegup tak karuan. Tubuhnya terasa panas, keringat dingin mengalir di pelipis dan tengkuknya. Tangannya mengepal erat seprai, mencoba menenangkan diri dari debaran yang masih tersisa.

"Apa itu tadi?" gumamnya, suaranya terdengar serak dan penuh ketidakpercayaan.

Seketika, ingatan dari mimpinya menyeruak ke permukaan. Gambaran bibir yang menyatu, desakan tubuh, napas yang memburu, semuanya terasa begitu nyata.

Mata Ayla membulat sempurna. "Aku mimpi berciuman panas dengan Victor?!" serunya.

Setengah berbisik, setengah berteriak, seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanyalah ilusi tidur. Tangannya langsung menampar pipinya sendiri, mencoba mengusir efek mimpi aneh yang baru saja dialaminya.

"Astaga,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 012

    “Fokus, Ayla!” gumamnya, mencoba menyemangati diri sendiri.Ia menarik napas panjang, menahannya sejenak, lalu menghembuskannya perlahan. Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan sempurna, Ayla tidak langsung turun. Jemarinya mencengkeram kemudi dengan kuat, matanya terpejam beberapa detik, mencoba menenangkan debaran jantung yang terasa sedikit tidak normal akibat mimpi semalam. Setelah merasa cukup siap, barulah ia keluar.Namun, alih-alih berjalan santai seperti biasa, Ayla malah mengendap-endap bak maling yang takut ketahuan."Aman," bisiknya pelan.Baru saja ia hendak berlari kecil menuju lift basement, suara seseorang tiba-tiba menyapanya."Selamat pagi, manajer baru."Ayla hampir berteriak, tetapi refleksnya lebih cepat. Ia langsung menutup mulut dengan kedua tangan, matanya membelalak kaget.Victor, yang berdiri tidak jauh darinya, menaikkan sebelah alis. Melihat reaksi aneh itu, ia malah semakin mendekat, menundukkan sedikit badannya hingga sejajar dengan wajah Ayla. Tata

    Last Updated : 2025-03-23
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 013

    Setelah memastikan semua jadwal berjalan sesuai rencana, Ayla kemudian membawa Victor ke studio rekaman untuk latihan dan rekaman OST drama barunya. Studio itu terletak di gedung yang cukup besar, dengan ruang kedap suara yang dilengkapi peralatan canggih. Begitu mereka tiba, seorang produser musik menyambut mereka dengan ramah. "Victor, kau akhirnya datang! Kami sudah menunggu."Victor tersenyum santai. "Tentu saja, aku selalu tepat waktu," ujarnya, melirik sekilas Ayla yang hanya melipat tangan di dada."Ayo, kita langsung mulai. Kau sudah dengar demonya, kan? Ini lagu utama untuk dramamu yang berjudul Falling Into You," jelas sang produser sambil menyodorkan headphone ke Victor.Victor mengambilnya dan melirik Ayla sebelum masuk ke ruang rekaman. "Dengar baik-baik, Manager. Kau akan terpukau dengan suaraku."Ayla hanya menghela napas. "Cepat masuk dan jangan banyak bicara."Victor masuk ke dalam booth rekaman, mengenakan headphone, dan berdiri di depan mikrofon besar. Di depannya

    Last Updated : 2025-03-24
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 014

    Ayla membawa Victor ke ruang latihan untuk sesi reading script film terbarunya. Ruangan itu cukup luas dengan meja panjang di tengah, dikelilingi beberapa kursi. Sejumlah naskah tertumpuk rapi di meja, sementara beberapa kru sibuk berdiskusi.Begitu Victor dan Ayla tiba, seorang pria paruh baya dengan kemeja kasual langsung menyambut mereka."Victor! Bagus, kau datang tepat waktu. Kita akan mulai dalam beberapa menit."Victor tersenyum santai. "Tentu saja, aku profesional."Ayla hanya mendengus pelan, sementara pria itu—sutradara film ini—menoleh ke arahnya."Kau pasti Ayla, manajer barunya. Aku Edo, sutradara proyek ini. Senang bertemu denganmu."Ayla menjabat tangan pria itu dengan sopan. "Senang bertemu dengan Anda juga, Pak Edo."Belum sempat mereka lanjut berbincang, pintu ruangan kembali terbuka, dan seorang gadis muda melangkah masuk.Dia adalah Reina Callista, aktris pendatang baru yang sedang naik daun. Usianya sekitar 22 tahun, dengan rambut panjang bergelombang berwarna co

    Last Updated : 2025-03-25
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 015

    Ada ketegangan tipis di udara, tapi Ayla tidak menunjukkan reaksi apa pun. Victor, di sisi lain, menatap Reina dengan tajam, seolah memperingatkannya untuk tidak bermain-main.Tanpa menghiraukan atmosfer yang memanas, Edo bertepuk tangan, mencoba mencairkan suasana. "Baiklah! Reading hari ini cukup sampai di sini. Kalian bisa beristirahat sebelum kita mulai sesi latihan adegan minggu depan."Victor berdiri lebih dulu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Langkahnya panjang dan tegas saat berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, dia menoleh sekilas ke arah Ayla."Ayo pergi," katanya singkat.Tanpa menunggu jawaban, Victor melangkah lebih dulu, meninggalkan Reina yang masih berdiri di tempatnya. Pandangan gadis itu tetap tertuju pada Ayla, menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.Ayla hanya tersenyum kecil sebelum menyusul Victor.Pertemuan pertamanya dengan Reina meninggalkan kesan yang jelas—ini bukan hanya soal proyek film. Reina seperti menganggapnya sebagai saingan. Padahal Ayla jelas

    Last Updated : 2025-03-26
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 016

    "Kau mengagetkanku!" bentak Ayla sambil memegangi dadanya.Bagaimana tidak? Ia sedang fokus mengecek lokasi pemotretan untuk Victor di tablet ketika tiba-tiba wajah lelaki itu muncul di kaca mobil, menempel begitu dekat seolah ingin menakutinya.Victor hanya cengengesan, tampak puas dengan reaksinya. Tanpa ragu, ia mengisyaratkan Ayla untuk membukakan pintu mobil.Ayla menghela napas dan memberi kode pada Joe, sopir agensi yang bertugas mengantar Victor ke berbagai jadwalnya.Begitu pintu terbuka, Victor masuk dengan santai, seolah mobil itu adalah rumahnya sendiri. Ayla bisa melihat dengan jelas bagaimana tatapan tajam Reina tertuju padanya dari luar, tapi ia memilih untuk tidak ambil pusing."Jalan, Bang!" kata Victor santai, sama sekali tidak memedulikan atmosfer di sekelilingnya, termasuk ekspresi penasaran Ayla di sebelahnya.Joe mengangguk dan mulai melajukan mobil menuju lokasi pemotretan berikutnya.Di dalam mobil, Victor bersandar nyaman dan pura-pura memejamkan mata. Tapi, t

    Last Updated : 2025-03-27
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 017

    “Taruh di sana!”Begitu memasuki studio, atmosfer langsung terasa sibuk. Para kru berseliweran, mengatur pencahayaan dan memastikan set sudah siap. Seorang stylist menghampiri Victor, menyerahkan kemeja putih longgar yang akan dikenakannya untuk sesi pertama.Ayla berdiri agak ke belakang, memperhatikan semuanya dengan ekspresi tenang. Ini bukan pertama kalinya ia mengurus pemotretan seorang artis, tapi melihat Victor kembali beraksi di depan kamera setelah tiga tahun tetaplah sesuatu yang menarik perhatiannya.Sementara Victor bersiap, seorang wanita dengan gaun hitam ketat mendekatinya. Wajahnya cantik dengan riasan yang menonjolkan fitur tajamnya. Rambut panjangnya digerai, memberi kesan sensual yang sepertinya memang sengaja ditampilkan."Victor, aku partnermu untuk sesi ini," katanya dengan suara lembut, senyum menggoda tergantung di bibirnya.Ayla melirik nama wanita itu di daftar—Clarissa, seorang model papan atas yang terkenal dengan image seksi dan berani.Victor hanya mengan

    Last Updated : 2025-03-28
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 018

    Victor melirik jam di pergelangan tangannya saat keluar dari lokasi pemotretan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, dan agenda berikutnya sudah menunggunya. Live Talk Show "Celebrity Spotlight" yang disiarkan langsung di salah satu stasiun TV nasional.Begitu ia melangkah ke dalam van yang telah disiapkan untuknya, Ayla sudah lebih dulu duduk di sana, mengecek jadwalnya di tablet."Kita harus langsung ke studio sekarang. Acara dimulai pukul 18.00, dan kau harus sudah berada di ruang makeup setidaknya 30 menit sebelumnya," kata Ayla tanpa menoleh.Victor hanya mengangguk santai. "Aku tahu."Joe, supir mereka, segera menyalakan mesin dan mulai melajukan kendaraan. Sementara itu, Ayla masih fokus membaca catatan di tabletnya."Host talk show kali ini adalah Laura Satria. Kau ingat dia?"Victor menyandarkan kepalanya ke kursi. "Tentu saja. Laura itu blak-blakan dan suka melempar pertanyaan jebakan."Ayla tersenyum tipis. "Makanya, jangan lengah. Mereka pasti akan membahas comeback-mu da

    Last Updated : 2025-03-29
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 019

    Victor hanya mengangkat bahu, masih dengan senyuman misteriusnya.Acara pun terus berlanjut dengan berbagai segmen, termasuk permainan cepat di mana Victor harus menjawab pertanyaan dalam 10 detik.Namun, sepanjang acara, ada satu hal yang Ayla sadari—Victor tidak hanya bersikap profesional di depan kamera, tetapi juga tahu bagaimana memainkan perannya sebagai bintang.Dan yang lebih menyebalkan lagi, ia tahu betul bagaimana membuat orang lain memperhatikannya. Termasuk Ayla.Setelah sesi tanya jawab utama, Laura tersenyum lebar dan bertepuk tangan."Baiklah, Victor, sekarang kita masuk ke segmen spesial kita, Rapid Fire Questions! Dalam segmen ini, aku akan memberikan pertanyaan cepat, dan kau harus menjawabnya dalam waktu kurang dari 10 detik. Jawaban yang terlalu lama dianggap batal. Siap?"Penonton bersorak, sementara Victor hanya menyesuaikan duduknya dengan santai. "Siap," jawabnya penuh percaya diri."Oke, pertanyaan pertama! Jika kau hanya bisa memilih satu—akting atau menyany

    Last Updated : 2025-03-30

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 033

    “Cut!”Suara lantang dari sutradara membuat seluruh tim produksi seolah menarik napas lega bersamaan. Beberapa detik kemudian, sorak kecil pun terdengar dari arah kru kamera.“Nice banget!” ucap salah satu asisten sutradara sambil mengacungkan jempol. “Great energy, guys!”“Terima kasih semuanya!” tim lighting berseru hampir bersamaan saat mulai mematikan lampu satu per satu.“Good job, Victor, Luna!” seru kru wardrobe sambil melintas membawa tumpukan kostum cadangan.Beberapa kru lain menepuk-nepuk bahu sesama, sebagian bercanda santai saat mulai membongkar peralatan. Suasana sedikit rileks, namun tetap teratur. Seseorang dari tim audio bahkan menyalakan musik ringan dari ponselnya, membuat suasana lebih santai. Beberapa peserta mulai berdiri dari kursi santai mereka, beringsut menuju area kamar untuk mengganti pakaian. Ada yang memesan jus kelapa muda dari kru katering yang baru datang.Victor berdiri perlahan dari kursi rotannya, mengambil sebotol air mineral dari atas meja bunda

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 032

    Setelah sesi coffee talk yang cukup menguras emosi dan tawa, kru kemudian mengarahkan para peserta ke lokasi berikutnya.Area poolside. Sebuah set telah disiapkan. Payung rotan besar, kursi santai berlapis kain linen, dan minuman tropikal dalam gelas tinggi yang diletakkan di atas meja rotan bundar. Angin laut bertiup ringan, membawa serta aroma asin dan wangi kelapa dari lotion para peserta.Hari sudah condong ke siang, dan sinar matahari mulai mengintip malu-malu dari balik awan. Suara ombak tak jauh dari sana menyatu dengan derit kursi, gesekan sandal di lantai kayu, dan tawa ringan beberapa kru yang masih menyelesaikan set up.Luna duduk menyamping di salah satu kursi rotan. Gaun sundress putih tipis membalut tubuhnya dengan lembut, mengikuti lekuk punggung dan paha saat ia menyilangkan kaki dengan elegan. Bagian pundaknya terbuka, sengaja dibiarkan begitu agar kulitnya terkena matahari. Rambut hitam bergelombangnya ia biarkan lepas, dibiarkan tertiup angin tanpa banyak disisir.

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 031

    Setelah sarapan, suasana vila pun perlahan berganti. Meja-meja sudah dibersihkan, kru kemudian mulai merapikan alat syuting, dan peserta satu per satu menuju kamar masing-masing untuk bersiap. Udara Bali mulai menghangat, tapi angin laut masih membelai lembut dedaunan kelapa.Ayla berdiri di bawah pohon kamboja di tepi halaman, mengecek ulang rundown yang terjepit di clipboard. Matanya menyapu area, melihat beberapa kru sedang menata kamera, lighting sudah mulai dipasang, dan makeup artist terlihat sibuk memoles para peserta di sisi lounge.“Pagi ini kita shoot first impression challenge,” kata Rini, salah satu asisten produser yang menghampirinya sambil membawa walkie-talkie.Ayla mengangguk. “Setting di taman depan vila, ya? Aku mau brief peserta dulu.”Langkahnya terarah, mantap seperti biasa, meski perasaannya belum sepenuhnya tenang.Di sudut taman yang rindang, Ayla memanggil peserta satu per satu. Mereka duduk melingkar di atas alas tikar rotan, mengenakan outfit kasual yang t

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 030

    Pagi terasa tiba lebih cepat. Angin laut yang lembut menerpa tirai jendela kamar Ayla. Matahari belum tinggi, tapi hiruk pikuk sudah mulai terdengar dari dapur vila utama. Ayla berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya yang digelung sederhana. Rona merah tipis masih tertinggal di pipinya, bekas malam sebelumnya yang tak kunjung benar-benar menghilang dari benaknya.Ayla menarik nafas berulangkali, “Ayla, kau hanya perlu bersikap biasa. Ya, bersikap biasa,” kata Ayla mengulang perkataannya seperti tengah membaca mantra. “Semalam, aku sedikit mabuk. Itu bukan apa-apa. Hanya insiden kecil biasa karena terbawa suasana. Ya, seperti itu.”Ayla menatap wajahnya di cermin dan meyakinkan diri sekali lagi. “Pun, itu hanya sekedar kecupan. Ayolah Ayla, kau tak mungkin seperti ini hanya karena sebuah kecupan bukan? Tidak seperti dirimu saja!”“Ya, apa salahnya dengan kecupan? Aku bahkan pernah menghabiskan satu malam dengan pria random di bar,” kata Ayla lagi. Setelah menarik nafas panjang

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 029

    Malam semakin larut. Langit di atas taman kecil itu dihiasi kerlip bintang yang berserakan seperti pecahan perak. Lampu-lampu taman remang, menyisakan siluet lembut wajah Ayla yang disinari cahaya hangat dari dapur belakang.Kenzo duduk menemani di samping Ayla, tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk merasakan hawa tubuh Ayla yang perlahan mulai rileks. Kaleng soda di tangannya sudah tinggal setengah, tetapi tak satu pun dari mereka berbicara lagi. Hening yang nyaman menggantikan semua kegaduhan hari itu.Ayla memejamkan mata sejenak, membiarkan angin menyapu rambutnya. Kenzo mengamatinya diam-diam, garis rahang yang tegas namun lembut, bibir yang sedikit basah oleh soda, dan mata yang sendu. Seolah menyimpan terlalu banyak luka.“Lucu, ya...” suara Kenzo pelan, seperti bisikan. “Kita berdua duduk di sini, padahal tadi siang hampir gak saling bicara.”Ayla membuka mata. Menoleh perlahan.“Lucu?” tanyanya balik.“Iya,” Kenzo tersenyum tipis. “Kadang kamu gak perlu waktu lama buat tahu

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 028

    Langit Bali diselimuti bintang, angin laut berhembus lembut ke arah lounge rooftop tempat para peserta dan kru bersantai. Musik dari speaker kecil mengalun pelan, diselingi tawa-tawa ringan dan bunyi gelas bersentuhan. Beberapa minuman beralkohol beredar di meja, tidak banyak, hanya sekadar pemecah dingin malam.Ayla baru saja menyelesaikan review rekaman hari itu ketika ia naik ke atas untuk mengecek keadaan. Rambutnya diikat setengah, mata lelah tapi tetap awas. Ia tidak berniat tinggal lama, hanya memastikan semuanya terkendali, lalu kembali ke kamarnya.Tapi seseorang memanggilnya.“Ey, Ayla.”Suara itu serak. Dalam.Victor.Ia duduk sendirian di ujung sofa, satu botol bir setengah kosong di tangan. Tatapannya kosong menatap lautan malam, tapi ketika Ayla menoleh, sorot itu langsung menancap padanya.“Kau ngapain masih di sini?” tanya Ayla, berdiri agak jauh, menjaga jarak.Victor tersenyum miring, lalu meneguk minumannya. “Mungkin... menunggu kau datang.”Ayla menghela napas. “V

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 027

    Setelah sesi di api unggun selesai dan para peserta satu per satu kembali ke vila, Ayla memilih untuk tetap tinggal di pantai. Cahaya bulan memantul di permukaan laut, menciptakan riak berkilauan yang indah dan sendu. Sepi perlahan menyelimuti, hanya suara ombak dan desir angin yang menemani. Ia berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku sweater, memandang ke cakrawala seolah mencari sesuatu yang tak akan pernah benar-benar bisa ia temukan.Langkah kaki terdengar dari arah belakang. Ayla menoleh perlahan.Kenzo.Ia datang tanpa suara, mengenakan jaket parasut tipis dan celana santai, rambutnya sedikit acak karena angin, wajahnya separuh gelap karena cahaya bulan yang tidak merata. Ia berhenti di samping Ayla, tak terlalu dekat, tapi cukup untuk membiarkan keheningan tumbuh nyaman di antara mereka.“Aku nggak nyangka kamu beneran jawab pertanyaanku tadi,” ujar Kenzo, suaranya pelan, seolah takut mengusik malam.Ayla tidak langsung membalas. Ia hanya menarik napas dalam dan membia

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 026

    Malam ketiga di vila pinggir pantai Bali terasa hangat meski angin berembus kencang dari laut. Api unggun menyala tenang di tengah lingkaran kursi rotan yang disusun setengah melingkar, memantulkan cahaya oranye ke wajah-wajah yang berseri karena lelah dan tawa. Di sekeliling, lampu-lampu gantung dari bohlam kecil berkedip lembut, menciptakan suasana seperti pesta kecil yang intim.Ayla duduk di antara dua peserta pria, masih mengenakan sweater abu oversized yang menutupi separuh lengannya, dipadukan dengan celana jeans longgar dan sandal rumah. Rambutnya dibiarkan tergerai, beberapa helaian terbang ditiup angin malam, dan matanya yang tajam tak berhenti mengamati sekeliling—kebiasaan seorang produser yang tak bisa diam.Padahal, awalnya ia tak berniat duduk di sana.Namun, karena salah satu peserta perempuan mendadak sakit, produser memintanya untuk bergabung demi meramaikan sesi behind-the-scenes ini. Ice breaking, katanya. Konten lucu-lucuan. Ayla menolak halus, tapi sorotan kamer

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 025

    Senja mulai turun perlahan, mewarnai langit Bali dengan semburat oranye dan ungu yang indah. Cahaya matahari terakhir jatuh tepat di permukaan kolam infinity, memantulkan warna emas yang hangat. Di rooftop vila, makan malam pertama sudah disiapkan. Meja panjang dari kayu jati dihiasi lampu gantung bohemian dan lilin-lilin kecil dalam toples kaca. Aroma ayam bakar, udang panggang, dan sambal matah menyeruak memikat indra.Para peserta mulai mengambil tempat duduk. Tertawa, bersenda gurau, dan sesekali melempar candaan tentang siapa yang bakal dekat dengan siapa. Semua terdengar natural, seperti yang diharapkan kru produksi.Victor duduk di ujung kanan meja, berseberangan dengan Luna yang tampak tak berhenti menatapnya sambil sesekali memulai obrolan ringan. Di sisi kiri Victor, ada kursi kosong.Ayla datang beberapa menit kemudian, membawa tablet kecil dan earpiece yang tergantung di telinganya. Ia tidak berniat ikut makan malam, hanya ingin memastikan bahwa audio dan angle kamera be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status