Author: Olin Wu / 奥林吴 Genre: Mystery, Romance, Romance, Slice of Life, Mafia, Action, Drama, Komedi, Arogan, Manipulatif dan Crime. Kehidupan yang dijalani Carina Rossi hampir sempurna, fakta bahwa suaminya berselingkuh dan hanya menginginkan warisan keluarganya telah menghancurkan hatinya. Lima tahun kemudian, ia terlahir kembali sebagai seorang designer terkenal yang dingin, Vittoria Joa Shue. Kemunculan seorang pria misterius yang mengaku sebagai tunangan masa kecil Joa cukup menganggu rencana balas dendamnya. Di sisi lain, sebuah organisasi hitam juga diam-diam mengincar nyawanya. Ikuti keseruan ceritanya hanya di <Hᴇʟʟᴏ Ms. Jᴏᴀ!> (Update: Monday-Friday | Only available in GoodNovel). Copyright2021 by Olin Wu.
Lihat lebih banyakHi everyone🐰
Thankyou so much buat kalian yang udah bersedia luangin waktunya buat mampir kesini...
Semoga tulisan aku bisa bermanfaat dan menghibur kalian... Hehe🐰
Yok, langsung saja,,
Check it out ↓↓
***
"Mulai sekarang, namamu adalah Vittoria Joa Shue," cetus seorang pendeta wanita dengan kening berkerut.
Kedua matanya begitu jernih dengan satu tangan menekan kuat kepala seorang pengunjung gereja.
"Terimakasih, Lady Anne," jawabnya selembut kapas.
Wanita itu memakai tudung putih dan transparan sembari bersujud di hadapan patung Yesus yang diagungkan.
Perpaduan antara sinar rembulan dan lampu membuatnya tampak bercahaya bagai seorang malaikat kecil dalam upacara pemberkatan nama.
Lady Anne mulai membacakan mantra.
Whooosh...
Krettt... Krett...
Angin kencang mulai menghantam kedua pintu gereja yang sudah usang.
Jgerrr!
Kilat menggelegar dengan lantang. Suasana gereja terasa mencekam, detik-detik dua insan sedang melawan takdir Tuhan.
"Semoga Tuhan memberkatimu, Joa."
"Aku..," napas wanita itu semakin menggebu-gebu.
"Vittoria Joa Shue bersumpah akan mengirimkan kalian semua ke NERAKAAAA!"
*
(Lima tahun yang lalu)
Roma, Italia.
Seorang kurir berhelm hitam memasuki gedung pencakar langit bernama The Sky Tower. Sembari menyerahkan sebuah kotak bernuansa perak pada resepsionis, “Permisi, ada paket untuk Bilson Moretz.”
Kotak itu dibawa masuk oleh petugas keamanan menuju Lantai 47. Pintu lift terbuka. Seorang bodyguard berbadan kekar datang menyambutnya, dan sekarang kotak itu sudah berpindah ke tangan asisten pribadi Bilson.
Tok…tok…tok!
“Masuk.”
“Permisi Tuan Bilson, ada paket untukmu.”
Bilson Moretz menghentikan aktivitas memasang dasi kupu-kupu navy-nya, "Taruh di meja.”
Kemudian, Bilson menyandarkan diri di atas sofa dan mulai unboxing hadiahnya. “Kaset?” gumamnya sambil mengobrak-abrik kembali kotak kosong yang telah diambil isinya. Ia menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan rapi.
'Dear my love, congratulation for Modeu Magazine launching. My best wishes are always with you, be blessed forever! From: Carina Rossi.'
Bilson tersenyum manis menatap hadiah kejutan dari istri tercintanya. Ia bersemangat kembali dan segera beranjak keluar dari ruang pribadinya.
*
Aula pesta berdekorasi fantastis telah dipenuhi oleh para tamu undangan. Bilson mendapatkan sapaan ramah saat muncul.
“Selamat Tuan Bilson,” ucap seorang wanita cantik dengan model gaun backless yang memperlihatkan punggung mulus bertatonya. Wanita itu tidak hanya menyapanya saja, namun juga mendaratkan kecupan ringan di pipinya.
“Banyak orang disini,” bisik Bilson sambil mendorong pelan pinggang wanita itu dan berjalan pergi.
“Putarkan kaset ini di layar utama,” perintah Bilson pada salah satu bodyguardnya.
*
Alunan musik Town of Windmill mewarnai opening acara pada sore itu. Pasangan muda dan tua saling mengaitkan jari tangan dan mulai berdansa. Aroma wine dan parfum berpadu dengan sempurna.
“Para hadirin sekalian, terima kasih atas kedatangannya,” pidato Bilson cukup panjang dan memakan waktu.
“Wow lihat betapa gagahnya anak itu,” seru Torrey Boyle.
“Huh! Memangnya ia pernah terlihat jelek?” timpal Berlin Lindswell.
“Hei narsis, kau tidak bisa berhenti mengambil foto?” ledek Marie Lyn yang tidak tahan melihat tingkah laku temannya.
“Aku harus memposting muka Bilson di Onstagram,” jawab Carla Young.
“Ssstt... Jangan ribut, kepalaku pusing,” imbuh Karen Gleeson.
“Chloe, kau sangat cantik hari ini,” dalih Torrey sembari mengajaknya bersulang.
“Sudah habis,” sahut Chloe lalu meneguk sisa wine putih dalam gelasnya.
Torrey, Berlin, Marie, Carla, Karen dan Bilson adalah enam sekawan yang berasal dari desa dan sekolah yang sama. Persahabatan mereka ibarat jarum dan benang atau sepasang sepatu yang saling melengkapi. Sementara, Chloe adalah sahabat karib dari Carina Rossi, istri Bilson Moretz.
“Sekian kata-kata sambutan dariku.”
Tepuk tangan meriah memenuhi seisi ruangan.
“Berhubung istriku sedang sakit, jadi ia tidak bisa hadir menemaniku hari ini. Sebagai gantinya, ia mengirimkan sebuah hadiah kejutan untukku,” ucap Bilson sembari memberi kode pada bodyguard-nya.
Sekarang seluruh pandangan tertuju pada layar raksasa yang tergantung melintang.
Tidak ada lagu pembukaan, hanya memperlihatkan sebuah ranjang yang cukup familiar bagi Bilson. "Tidak mungkin, Carina memfilmkan malam bulan madu kami kan?" gumamnya.
Brak! Brak!
Pintu kamar ditendang dengan kasar hingga terbuka, terlihat dua sejoli sedang berciuman dengan tergesa-gesa. Punggung wanita itu memiliki tattoo lima mawar berderet yang mencolok, sontak semua orang menyadari wanita tersebut adalah Chloe Miles.
Dalam sekejap, posisi keduanya telah berubah menjadi lebih vulgar.
“Jika kau mau lebih, panggil aku Daddy,” tantang Bilson sambil memasukkan dua jarinya ke dalam mulut Chloe.
“Berhenti menyiksaku, ahhhh!” pinta Chloe sambil mengerang nikmat.
Bilson semakin menekannya, mau tidak mau panggilan itu keluar dari mulut Chloe, “Nghhh! Daddyhhh.…”
“Matikan! Cepat matikan videonya!” teriak Bilson sambil melempar beberapa botol wine dengan kesal. Setengah dari badan layar itu sudah berubah warna.
“Nghhhhh! Aaah Fas…ter!” suara erangan pria dan wanita yang sedang berjuang mencapai klimaks terdengar semakin jelas.
Semua orang yang berada dalam ruangan dibuat panas dingin dengan mata bergeming. Untunglah, Carina masih berbaik hati dengan mem-blur bagian tak senonoh untuk menyelamatkan muka Bilson dan sahabatnya.
Chloe menundukkan wajah merah padamnya sambil mengepalkan tangan hingga gemetaran. Akhirnya video memalukan itu berhasil di-pause, Bilson merusak alat pemutar kaset dengan menginjaknya sampai hancur.
“Carinaaaa! Aku akan membunuhmu!” rintihnya dalam batin.
***
[To be Continued...]
La Blonde adalah satu-satunya kafe bernuansa Asia di Italia. Aku tidak tahu mengapa kafe ini diberi nama kebarat-baratan. Yang jelas, semua pelayan disini menggunakan rambut palsu berwarna blonde. Kami memutuskan untuk mengawali hari dengan sarapan disini. "Simon, kau tidak sibuk hari ini?" tanyaku. "Praktekku buka mulai pukul sepuluh, jadi tidak usah terburu-buru. Santai saja," terangnya. "Apa yang ingin kau bicarakan? Katanya sangat penting?" "Joke memberitahuku bahwa kau mendapat surat ancaman, dan kau berusaha menyembunyikannya dari kami semua?" ungkap Simon. "Heol, apa-apaan anak itu? Hampir 90% ceritanya sudah diubah, Simon." Aku tidak berbohong. Toh, nyatanya aku memang tidak berusaha menyembunyikannya. Tapi, aku berpikir surat itu hanya keisengan seorang pengangguran atau haters yang ingin melihatku terpuruk. "Setelah kasus kakak beradik itu, kau tidak boleh menyepelekan hal apapun. Mungkin
Amplop merah muda dengan ukiran mawar emas itu masih terlentang bebas di atas meja kerjaku. Aku tidak bisa fokus menciptakan rancangan selanjutnya. Kendati menyingkirkan benda itu, aku malah jatuh dalam kekesalan dan amarah yang tak dapat diuraikan. Bilson brengsek! Apa ia sungguh-sungguh menganggap perselingkuhannya dengan Chloe adalah hal yang patut dibanggakan? Selain memikirkan berbagai cacian dan makian menjijikan, aku juga tak habis pikir tentang perasaan Bilson pada wanita itu. Apa Bilson benar-benar mencintai Chloe? Aku terlalu percaya diri meyakini bahwa Chloe akan mendapat karma instan, karena Bilson pasti hanya menganggapnya sebagai mainan menarik untuk sesaat. Tapi, sekarang situasinya berbeda. Bilson akan menikahi Chloe, seperti yang tertulis di kartu undangan amplop merah muda, waktunya bulan depan. Tring.. Tring.. Aku menatap layar ponsel menyala, sebuah kata 'Ges
"Jadi, surat ini sudah Anda terima sebelum kasus terjadi?" "Benar." "Ya ampun, kenapa baru bilang sekarang?" "Aku benar-benar tidak ada keinginan untuk merahasiakannya sama sekali. Tapi, lihatlah surat ini, seperti omong kosong tak bermodal. Lihat saja, kertas yang digunakannya. Lagipula, yang diancamnya juga adalah aku," terangku. Tak sadar, volume suaraku semakin tinggi, Mr. Foster memberi isyarat dengan menempelkan ujung jarinya ke bibir. "Ya, apapun itu. Hal sekecil apapun sangat berguna dalam penyelidikan. Biarkan pihak kepolisian yang menilainya." "Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana mungkin orang yang mengancamku berhubungan dengan kasus kematian Sarah?" "Aku sendiri juga tidak tahu, tapi tidak menutup kemungkinan keduanya saling berhubungan. Aku akan membawa kedua surat ini menemui atasanku dan melakukan tes sidik jari. Kami juga akan mencari tahu hal lainnya. Untuk itu, izinkan kami mengambil re
Mr. Foster langsung bisa dikenali dalam sekali pandang, karena ia selalu memakai setelan jas abu-abu dan topi. Ditambah tongkat perunggu berkepala naga yang selalu dibawanya kemana-mana. Sherlock Holmes! Benar, serupa tapi tak sama. "Maaf merepotkanmu, Ms. Joa." "Tidak masalah," jawabku datar. "Saya ingin memberikan beberapa pertanyaan perihal kasus Sarah Deelin, model majalah utama dari perusahaanmu." "Ya, silahkan." "Apa mendiang Sarah pernah menceritakan bagaimana kondisi keuangan keluarganya pada Anda?" tanya Mr. Foster sembari bersiap-siap untuk menulis di catatan kecilnya. "Detektif, sudah berapa kali kau menanyakan hal yang sama padaku? Aku sampai sudah hapal jawabanku." "Per.. permisi, apa Tuan dan Nona mau pesan?" sela seorang pelayan wanita. "Tolong, satu gelas kopi susu dingin. Anda mau pesan apa, Ms. Joa?" tanya Mr. Foster. "Teh oolong panas saja." Setelah pelayan wanita berp
"Hei, sedang melamun apa?" Aku menatap Joke yang berwajah masam dengan alis menyeringai tajam ke arahku. "Singkirkan segala beban pikiran yang tidak berhubungan dengan pekerjaan dan rencana balas dendam." "Apa sih?" elakku. "Jangan-jangan kau masih kepikiran dengan sosok pria aneh yang berjanji akan menjagamu seumur hidupnya." Memang benar! "Joa, kau tidak pernah belajar dari kesalahan, ya? Aku sudah mengingatkanmu agar tidak terlalu terlibat dengan urusan luar. Sasaran kita hanya Bilson dan para pecundang itu." "Aku tahu, aku tahu." "Suruh kau merayu Bilson yang mata keranjang saja, kau tidak lulus," gerutu Joke sembari meneguk habis jus jeruk di gelasnya. "Siapa bilang tidak berhasil? Bahkan aku mendapatkan undangan perjamuan makan malam dari mereka." "Tapi, kau tidak pergi kan? Kau malah bersenang-senang dengan pria aneh itu sampai tidak tahu jalan pulang. Benar-benar keterlaluan." "Hei, kau
Kami bertiga sedang duduk di lounge hotel bernuansa klasik dengan lampu gantung di setiap sudut. Anehnya, cahaya lampu membuat suasana di pagi menjadi sedikit redup. "Maafkan aku," ungkap wanita yang memakai blouse merah pekat, senada dengan warna wine yang kami pesan. "Ucapanku terdengar seperti sedang menuduh seseorang berbuat hal yang tidak-tidak," jelasnya lagi. "Tidak masalah, santai aja," balasku. "Aku harap kesalahanku tidak mempengaruhi hasil kerja sama diantara kalian," terang Chloe masih memasang wajah penuh harap. "Ya, kau tenang saja. Aku ini cukup profesional." "Sungguh terima kasih," tutur Chloe sembari menunduk. Kenapa orang ini sangat mencemaskannya? Apa Bilson telah menemukan titik lemahnya? Apa ini yang namanya karma instan? "Kalau begitu, aku permisi dulu." "Tunggu, Ms. Joa. Kami ingin mengundangmu makan malam bersama akhir pekan ini, apa memungkink
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen