Istri Warisan CEO

Istri Warisan CEO

Oleh:  Myafa   Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
36 Peringkat
360Bab
53.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alca mendapatkan warisan istri dari sepupunya setelah sepupunya meninggal. Alca berada dalam pilihan sulit karena harus menikahi Ale di saat masih memiliki kekasih. Desakan dari keluarga, menambah dilema yang dirasakan Alca. Keluarga besar meminta Alca untuk menikah dengan Ale karena takut saham perusahaan akan jatuh ke tangan orang lain, jika Ale menikah dengan orang lain. Apa yang akan dilakukan Alca ketika mendapatkan warisan istri? Akankah Alca menikahinya?

Lihat lebih banyak
Istri Warisan CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Enisensi Klara
Ga Papa Alro peluk meta kan dia istrimu ......
2023-09-04 20:58:03
0
user avatar
Enisensi Klara
Semoga suatu saat akan tumbuh cinta antara Alro dan meta hihi
2023-09-02 14:01:44
0
user avatar
Enisensi Klara
Makin seru lanjut ya kak
2023-09-01 22:23:36
0
user avatar
Enisensi Klara
Gimana reaksi Rafael kalo tau Meta udah nikah sama Arlo ??
2023-08-25 15:55:26
0
user avatar
Enisensi Klara
Selamat jalan Fazila ...bahagia selalu disana...mewek bacanya ..
2023-08-24 17:16:54
0
user avatar
Enisensi Klara
Dua part kali ini buat mewek,sedih utk zila ...mungkin setelah menikahi meta Zilla pergi ....
2023-08-23 20:54:15
0
user avatar
Enisensi Klara
Akhirnya semua berakhir bahagia , semua dgn segala warisan terindah nya , terima kasih kak myafa utk cerita indah nya ditunggu cerita Alro ...
2023-08-22 15:32:03
0
user avatar
Enisensi Klara
Kok aku curiga yah ......... jangan2 Zola ga bisa punya anak dan meta ntar nikah sama Alro
2023-08-21 21:21:57
0
user avatar
Enisensi Klara
Semoga lancar operasi persalinan Dira ,sehat selamat mommy dan baby nya ,Amin
2023-08-21 21:21:11
0
user avatar
Enisensi Klara
Wah ...yg ikut kontrol si baby sekompi hihih...
2023-08-21 21:10:20
0
user avatar
Devi Pramita
bagus dan selalu dinanti ......
2023-05-23 23:23:35
0
user avatar
Margaretha Indrayani
buktikan kesungguhanmu alca
2023-04-19 15:05:20
0
user avatar
siti yulianti
suka ceritanya mampir KK myafa
2023-04-06 09:17:53
0
user avatar
siti yulianti
melipir kesini KK myafa ketemu jg
2023-04-06 06:34:40
0
user avatar
Myafa
Selamat membaca...
2023-04-03 09:45:00
0
  • 1
  • 2
  • 3
360 Bab
Bab 1 Surat Wasiat
“Halo, Sayang.” Ale yang mengangkat sambungan telepon segera menyapa Dima, suaminya. “Maaf, Bu. Ini bukan pemilik ponsel.” Suara asing yang terdengar membuat Ale terkesiap. Tentu saja itu membuat Ale bingung. Kenapa orang lain yang mengangkat sambungan telepon tersebut. “Ini siapa?” Ale melempar pertanyaan itu pada orang yang sedang memegang ponsel suaminya. Alca yang mendengar ikut bingung ketika Ale bertanya tentang siapa gerangan orang yang berada di sambungan telepon. Padahal tadi jelas Ale mengatakan jika Dimalah yang menghubungi. “Saya, pengguna jalan, Bu. Saya hanya ingin mengabari jika pemilik ponsel dan mobil ini mengalami kecelakaan di tol 97 km.” Orang di sambungan telepon memberitahu. Tubuh Ale seketika lemas. Jantungnya terasa dihantam batu besar dan terasa begitu sesak. Tangan Ale memegangi dadanya yang terasa sesak. Bersamaan tubuh Ale yang lemas dan terduduk di lantai, air matanya menetes dari mata indahnya. Alca langsung memenangi tubuh Ale yang terduduk di lant
Baca selengkapnya
Bab 2 Permintaan Menikah
Ale dan Alca begitu terkejut dengan surat wasiat Dima itu. Alca semakin tidak mengerti kenapa adik sepupunya itu begitu lancangnya membuat surat wasiat tanpa memberitahu apa pun padanya. Ini seolah keputusan sepihak saja. “Apa-apaan ini? Aku tidak terima dengan surat wasiat macam ini!” Suara Ale bergetar. Tangisnya pecah ketika mendapati permintaan suaminya itu. Ale menatap pengacara dengan tatapan kekesalan. Dia merasa warisan yang dibuat Dima benar-benar konyol sekali. Jadi tentu saja itu membuatnya tidak bisa menerima surat wasiat itu. “Apa surat ini asli?” Papa David bertanya pada pengacara. Sebenarnya dia tak kalah terkejut karena anaknya menyiapkan surat wasiat sebelum meninggal.“Surat ini sudah sah secara hukum, Pak. Ini, beliau juga memberikan rekaman sebagai bukti jika memang surat ini buat secara sah.” Pengacara memberikan file rekaman yang dibuat oleh Dima. Alca langsung meraih file itu. Dia segera menyambungkan pada televisi yang berada di ruang keluarga. Saat
Baca selengkapnya
Bab 3 Menerima Pernikahan
Ale menangis di kamar. Suaminya benar-benar menempatkan dirinya di posisi yang tidak nyaman sekali. Menikah dengan kakak sepupu sang suami jelas bukan pilihan untuk Ale. Jika dia boleh memilih, lebih baik dia sendiri seumur hidupnya, dibanding harus menikah lagi. Namun, justru sang suami membuat surat wasiat yang cukup aneh, dan kini surat wasiat sang suami menjadi masalah di dalam keluarga. “Kenapa kamu harus meninggalkan warisan sebanyak itu untukku? Kenapa juga kamu meminta aku menikah dengan Kak Alca.” Ale yang melihat foto suaminya merasa begitu terpukul sekali. Dia tidak mengerti kenapa suaminya harus memintanya hal konyol itu. Dada Ale terasa sesak ketika mendapati kenyataan seperti sekarang. Belum hilang rasa sedihnya kehilangan suaminya, justru bertambah dengan keinginan suaminya menikah dengan sepupu sang suami. Ale terus menangis. “Bolehkah aku menukar semuanya itu. Aku tidak butuh semua itu. Aku hanya mau kamu.” Ale memeluk foto Dima. Dia merasa suaminya begitu jahat
Baca selengkapnya
Bab 4 Pingsan
“Baiklah, pernikahan akan dilaksanakan empat bulan sepuluh hari dari hari meninggalnya Dima. Ini sudah sesuai dengan waktu di mana kapan wanita dapat menikah setelah suaminya meninggal.” Papa David menatap keluarga semua yang hadir.Setelah kemarin Ale menyetujui pernikahan dengan Alca, akhirnya semua keluarga segera bertemu. Mereka segera membahas rencana pernikahan yang terjadi antara Ale dan Alca. Pernikahan yang diinginkan oleh Dima. “Baiklah.” Alca setuju dengan semua itu. “Sepertinya tidak perlu ada pesta. Yang terpenting pernikahannya sah saja,” tambahnya. Semua keluarga mengangguk setuju. Lagi pula apa kata orang juga. Baru saja Dima meninggal, tetapi sudah mengadakan pernikahan. Walaupun sebenarnya itu adalah keinginan Dima juga. “Mama akan urus semuanya.” Mama Mauren merasa bertanggung jawab atas pernikahan menantunya. “Jadi sambil menunggu pernikahan ini terlaksana Alca yang akan menjaga Ale.” Mama Mauren menatap Alca. Memindahkan tanggung jawab pada Alca. Al
Baca selengkapnya
Bab 5 Hamil
Ale menunggu alat tes kehamilan terlihat warnanya. Perasaannya campur aduk. Dia bingung karena apa yang harus dilakukannya. Saat dua garis tercetak di alat tes kehamilan, tangis Ale pecah. Dia tidak menyangka jika dirinya akan hamil. Ternyata buah cintanya bersama sang suami hadir juga di rahimnya. “Ale.” Suara panggilan disertai dengan ketukan pintu terdengar. Ale yang mendengar suara pintu segera menghapus air matanya. Dia keluar dari toilet untuk menemui Alca. “Bagaimana?” Pertanyaan pertama yang diberikan Alca pada Ale. “Positif.” Ale menunjukan alat tes kehamilan. Tubuh Alca membeku. Rasanya, dia masih tidak bisa membayangkan akan menikah dengan wanita yang sedang mengandung anak sepupunya itu. Ale dan Alca akhirnya kembali ke ruang perawatan. Di sana sudah ada dokter yang menunggu. Ale segera memberikan alat tes kehamilan pada dokter. Dokter melihat alat tes kehamilan yang menunjukan jika Ale hamil. Karena terdapat dua garis merah di alat tes kehamilan. “Alat tes k
Baca selengkapnya
Bab 6 Suara Ketus
“Huek … huek ….” Ale memuntahkan isi perutnya. Kehamilannya ini benar-benar payah sekali. Padahal sudah masuk empat bulan, tetapi mualnya belum juga hilang. Belum lagi terkadang kepalanya pusing. Setelah isi perutnya keluar barulah Ale merasa lega sekali. Akhirnya lega juga. Dengan segera Ale keluar dari toilet dan membersihkan bibirnya di wastafel di depan kaca toilet. Sebelum keluar dari toilet, Ale merapikan make up-nya terlebih dahulu.Ale keluar dari toilet. Namun, dia dikagetkan dengan kehadiran Alca di dekat toilet wanita. Pria itu berdiri bersandar dengan tembok sambil melipat tangannya di dada. Melihat Alca di sana seketika nyali Ale ciut. Dia justru takut Alca marah. Karena baru saja klien datang Ale tiba-tiba pergi begitu saja. Rasa mualnya, membuatnya tidak sempat berpamitan. “Kak Alca kenapa ke sini? Klien kita ditinggal?” Dengan wajah ragu, Ale bertanya. “Dia sudah pergi.” Alca menjawab ketus. “Kenapa pergi?” Ale menatap Alca dengan rasa penasaran. Alca melepa
Baca selengkapnya
Bab 7 Memecat
Pagi ini Ale bekerja, sayangnya Alca tidak menjemputnya. Karena itu dia memutuskan untuk berangkat bekerja sendiri dengan menaiki taksi. Ale berpikir jika Alca sengaja tidak menjemputnya karena berpikir jika dirinya tidak akan ke kantor. Beruntung pagi ini Ale jauh lebih baik. Jadi bisa datang ke kantor dengan keadaan sehat. Saat sampai di kantor, dia segera ke ruangannya. Kali ini, semangatnya cukup besar untuk ke kantor. Mengingat seharian kemarin dia di rumah. Saat lift terbuka, Ale mengayunkan langkahnya ke meja kerjanya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Anisa, temannya yang berkerja di bagian HRD. “Nisa kenapa di sini?” Ale menatap temannya itu. Penasaran dengan keberadaan sang teman. “Aku dipindahkan ke sini, Al. Memang Pak Alca tidak bilang kamu?” Tubuh Ale membeku. Tidak ada pembicaraan sama sekali tentang hal ini padanya. Jadi tentu saja dia tidak tahu apa-apa. “Maksudnya kamu dipindah sementara ke sini?” tanya Ale memastikan. Nisa sedikit bingung deng
Baca selengkapnya
Bab 8 Pernikahan
Pernikahan Ale dan Alca diadakan di rumah. Mereka hanya mengadakan acara tersebut dengan sederhana. Hanya keluarga dan teman dekat saja yang datang. Acara akad nikah pun terlaksana dengan lancar. Tidak ada kendala apa pun. Ale dan Alca kini jadi pasangan suami istri. Keluarga turut senang ketika mereka akhirnya menikah. “Mama titip Ale dan anak Dima padamu, Al.” Mama Mauren memeluk keponakannya. Kini cucunya akan menjadi anak Ale. Tentu saja dia harus menitipkan cucunya pada keponakannya itu. “Alca akan menjaga mereka, Ma. Mama jangan khawatir.” Alca menenangkan Mama Mauren. Ale yang mendengar janji Alca itu hanya dapat mencibir dalam hati. Kadang Ale merasa Alca sering sekali berdusta. Bilang ingin menjaganya, tetapi nyatanya tidak pernah sekalipun Alca menjaganya. Yang ada justru perlakuan ketus yang didapatkan Ale. “Mama tetap jadi mama kamu. Jadi jangan sungkan untuk meminta tolong.” Mama Mauren berpindah pada Ale. Walaupun Ale sudah bukan menantunya karena ditinggal mat
Baca selengkapnya
Bab 9 Mengabaikan Ale
Acara yang selesai menyisakan mama dan papa Alca dan Dima saja. Mereka masih mengobrol banyak hal. “Sebaiknya kamu tinggal di sini saja, Al. Lagi pula rumah ini kosong nanti jika Ale kamu bawa pulang ke rumah.” Mama Mauren memberitahu keponakannya itu. Ale juga berniat untuk tinggal di rumah Dima. Lebih mudah dirinya yang pindah, dibanding Ale yang pindah. “Al, kalau bisa jangan sampai kamu melakukan hubungan suami istri sebelum Ale melahirkan.” Papa Adriel memberitahu anaknya. Mengingat Ale mengandung anak Dima, haram bagi Alca menyentuh Ale. Dahi Alca berkerut dalam, diiringi dengan alis yang bertautan. Dia benar-benar tidak berpikir hal itu. “Aku tidak akan melakukannya, Pa,” jawab Ale malas. “Bagus kalau begitu.” Papa Adriel merasa jauh lebih tenang karena Alca tidak akan melakukan hal yang dilarang. “Kalau begitu kami pulang dulu.” Papa David berpamitan. “Besok akan ada orang yang akan merapikan dekorasi ini.” Dia memberitahu Alca sambil berpamitan. Alca pun mengangguk. B
Baca selengkapnya
Bab 10 Pergi Begitu Saja
“Tidak.” Alca menjawab sambil berlalu pergi.Mendapati jawaban itu, membuat Ale terpaku. Apalagi Alca pergi begitu saja. Ale mengalihkan pandangan pada makanan yang dibuatnya, tak tersentuh sama sekali. Padahal, dia membuat masakan cukup banyak.Ale mengembuskan napasnya. Dia masih terus bertanya dalam hatinya, ‘kenapa Alca terus bersikap seperti itu padanya?’ Jika boleh jujur, pernikahan ini pun bukan keinginannya, lalu kenapa dirinya yang jadi pelampiasan kemarahan.“Mungkin dia masih butuh adaptasi.” Ale berusaha untuk berpikir positif. Berusaha untuk tetap kuat dengan sikap Alca. Berharap setelah mereka tinggal bersama cukup lama, mungkin Alca akan berubah.Ale pun memilih untuk segera kembali ke meja makan. Menikmati makanan yang tadi dibuatnya.“Aku pikir setelah ada orang di rumah ini, aku tidak akan makan sendirian.” Ale tersenyum tipis ketika dia bergumam sendiri. Ternyata dia tetap makan sendiri, walaupun ada Alca di rumah.Seharian Alca menikmati waktu di rumah dengan memba
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status