Mengira Anjasmara tak pernah mencintainya, Anye pun menerima pinangan dari lelaki lain. Namun siapa sangka, Anjas tiba-tiba datang melamarnya! Lantas, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Terlebih, tampaknya ada rahasia besar yang disimpan rapat oleh sang kakek, Lukman Bagaskara, sehingga berkeras ingin menjodohkan kedua cucunya itu...!
View More"Buktikan padaku jika benar aku adalah adik satu ayah denganmu!" Raj lalu memanggil wanita muda yang tak lain adalah Andin -- asisten sekretarisnya. "Tunjukkan ketiga surat hasil dari pemeriksaan tes DNA itu padanya," titah Raj.Andin pun bergegas melakukan perintah lelaki tampan yang telah begitu baik padanya itu."Ini Miss, silakan dibaca," Tangan mungil itu menyerahkan tiga buah amplop kepada Mita.Mita menerima ketiga amplop itu dengan tangan bergetar. Ia buka dan baca satu persatu dengan perlahan.Pada kertas yang berisikan hasil tes DNA antara dirinya dan lelaki bernama Johan, nyata terpampang tulisan yang menyatakan bahwa dirinya adalah benar anak biologis dari pria itu.Ketiga kertas hasil tes yang berasal dari rumah sakit berbeda itu sama-sama menyebutkan perihal yang sama dan kenyataan itu tak bisa ia bantah dengan cara apapun.Lalu siapa pria bernama Johan itu? Mama kandungnya telah tiada, padahal ia begitu ingin mendengarkan kejujuran diucapkan langsung dari.bibir sang m
"Tell me, Raj? Apa saham perusahaan papa akan anjlok jika benar aku adalah putrinya? Atau nama baik keluarga besar Bagaskara akan tercoreng karenanya? Apa mungkin hubungan mama dan papa akan memburuk dan mungkin saja mama akan memilih berpisah karena merasa dikhianati? Mungkinkah itu semua terjadi Raj?" Sungguh Mita tak dapat menutupi kebingungannya. Dia bahkan cenderung merasa panik dengan segala kemungkinan buruk yang akan muncul disebabkan hasil dari tes yang akan diupayakan oleh suaminya. "Sejujurnya aku pun sangat penasaran dengan kebenaran itu, Raj! Aku ... suamiku, bagaimana aku dan Arya bisa dengan tenang meresmikan hubungan kami jika kebenaran itu belum diungkap." Raj membelalakan kedua matanya. "Ulangi ucapanmu! Apa benar kau telah menikah dengan Arya Bagaskara, kakak angkatmu itu, Del?" Mita menatap Raj sembari mengerutkan keningnya, "Hei, ada apa denganmu? Ada masalah dengan itu? Aku tidak butuh persetujuanmu untuk menikahi lelaki yang aku cintai bukan?" Mita mul
"Fix, gue lepas Mas Anjas. Gue telpon abang gue dulu, ngabarin kalo gue batal minta difasilitasi ta'aruf, sama itu ikhwan premium yang ketemu dia di bandara." Gita memanyunkan bibirnya. "Atau jadikan aja kali ya ... memangnya lo gak penasaran sama tanggapan abang lo, Nye? Mana tahu dia memang sedang mencari kandidat bidadari syurga, yekan?" celoteh Gita yang menuai delikan mata oleh para sahabatnya."Dia memang sedang mencari bidadari syurganya ... gue sudah menolaknya meski kemudian gue merasa ... ntahlah, gue juga bingung harus bagaimana.Apa menurut kalian akan bijaksana kalo gue tiba-tiba minta putus sama Mas Denis?" tanyanya diliputi perasaan menggalau parah."Why not? Daripada bohongin perasaan lo dan terjebak dalam hubungan yang dijejali sandiwara," cetus Indi dengan wajah masam.Anye menghela napas dengan berat. Gadis itu hanya bisa bersandar dengan tatapan lepas ke langit-langit yang ia harapkan memberikan inspirasi. Buntu.Tak semudah itu urusannya, Marimar.Tak pernah
"Duh duh, kalian kok jadi pada ngejelek-jelekin Mas Dem sih. Cewek itu pasti Kak Yasmin seperti yang tadi gue bilang. Namanya sepupu ya bisa aja deket seperti gue sama Mas Anjas, yekan? Bisa aja mereka bersahabat baik," bela Anye. "Asal lo inget! Kalo sepupu itu bukan Mahrom ya, Nye!" tegas Gita. "Satu lagi lo catet ya, kagak ada ya tu yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Nonsense! Pasti ujung-ujungnya ada yang terpeleset baper dan akhirnya friendzone deh. Bisa jadi si cewek yang baper duluan dan biasanya sih gitu, dan tak jarang si cowok ikutan baper n yawda ... jadian deh!" papar Indi sambil memainkan alis matanya. "Indi bener tu, gue juga bukannya ngedoain ya, cuma ya lazimnya emang endingnya begitu. Lha kalo gak jadian, fix salah satunya bakal patah hati dong, tapi ya salah sendiri juga ... mana ada tuntutan bersahabat dengan yang bukan mahrom," celetuk Keisha. "Hm, setahu gue yang ada itu ... seruan untuk menundukan pandangan, banyakin berpuasa,
"Maasyaa Allah, Gita! Kok gak ngajak-ngajak sih mau pake jilbab.Sumpah lo jadi berlipat-lipat kali jadi lebih cantik dan anggun! Lo serius, Git?" pekik Indi menyambut kedatangan salah satu sahabatnya yang tiba sangat terlambat karena harus mengantar saudaranya dulu ke bandara. "Bismillah, iya dooong!Insyaa Allah gue akan sekuat tenaga untuk istikamah mengenakannya," jawab Gita mantap."Ayo ngaku, lo terinspirasi oleh siapa? Kemaren kita baru ketemuan lho ya di kampus, waktu aku nemeni kamu nungguin dospem, kok gak cerita hari ini bakal mulai pake hijab?" tanya Keisha penasaran. Wajah Gita merona, dia tersipu."Well, tadi di bandara gue nemu ikhwan sejati ... ikhwan premium, tipe gue banget pokoknya!" Mata Gita berbinar, jelas terpancar dengan sangat nyata aura gadis yang tengah dilanda asmara akut itu di ruang khusus penunggu pasien ICU kelas VIP. Fix, Gita kasmaran parah sepertinya. "Ikhwan itu ternyata kenal baik sama abang gue! Tau gak ternyata dia siapa?" tanyanya sembar
Anye bergerak tergesa meninggalkan ruang kantor Anjas. Dia menyesali tindakan impulsifnya untuk datang ke kantor kakak sepupunya itu sekadar menyampaikan ucapan selamat jalan dan keinginan ikut mengantarkan pemuda itu ke bandara. Mereka akan berpisah cukup lama, pikir Anye dan betapa ingin ia meminta Anjas bisa hadir dalam sidang skripsinya pekan depan, memberikan suntikan moril dan menyemangatinya sebagaimana kebiasaan mereka saat masih kecil dulu. Itulah yang melatarbelakangi ia nekad menemui Anjas pagi ini.Namun yang terjadi justru ia menuai penolakan halus yang merembet ke permasalahan status mereka yang mungkin akan memicu ketidaknyamanan antara dia dan Denis--kekasihnya."Anye!" Anyelir kenal suara itu. Hatinya berdenyut, 'Harus jawab apa kalau ditanya sedang apa di sini?' pikir Anye kalut.Namun tak urung dia menghentikan langkah dan membalas sapaan kekasihnya. "Hai, Kak. Aku mau ke rumah sakit jenguk papi." Mendengar itu Denis mengangguk paham."Yasmin yang ngasih tau kal
"Jas, tunggu! Om Haris bilang dia gak bisa ikut business trip kita kali ini. Ternyata di kantor pusat lebih membutuhkan dirinya, jadi kita akan berangkat berdua saja. " Yasmin mengatakannya dengan ceria. Vibesnya memang sangat positif pagi ini kala mendengar kabar hanya akan berduaan saja menjalani dinas luar bersama Anjas.'Feels like honeymoon gak sih,' pekik hatinya kegirangan. "Ya sudah, dua jam lagi kita berangkat, aku sama Andre meeting dulu. Andre sudah datang, kan?" Anjas mengedarkan pandangannya mencari sosok Andre"What? Kau minta aku ikut dalam business trip kali ini? Bukannya dua jam lagi kalian sudah harus berada di bandara?" Andre membelalakan bola matanya."Rilex, Bro. Kita pakai private jet dan aku sudah urus semua ke HRD, aku hanya tidak mau berduaan saja dengan Yasmin. You got it?" Andre segera memahami maksud dari ajakan temannya itu."Baiklah, beri aku waktu satu jam untuk bersiap!, kita bertemu di bandara satu setengah jam ke depan." Andre langsung ngacir
"Malam nanti kamu menginap saja di apartemen yang saya siapkan untuk kamu. Untuk selanjutnya tinggallah di sana selama kamu masih bekerja di perusahaan saya."Rahang Andin bagai terlepas dari tempatnya. Fix, ia menganga nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar."Tapi Pak, ...""Saya tidak terima penolakan Andin, Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Saya hanya ingin menolong kamu. That's all!" tegasnya."Baik, Pak. Terima kasih ... sekali lagi terima kasih atas kebaikan hati, Bapak. Saya akan mulai menempatinya malam ini sesuai arahan Bapak." Raj mengangguk puas. Dia kemudian kembali menekuni berkas yang ada di hadapannya. "Apa ada yang bisa saya lakukan, sebelum saya pulang, Pak?" tanya Andin.Raj mengangkat wajahnya lagi, dan tanpa berpikir lama menggelengkan kepalanya. "Um, Pak ... apa ada yang harus saya lakukan ... untuk membalas kebaikan hati Bapak pada saya?" tanya Andin sekali lagi, kali ini dengan nada yang lebih berhati-hati. Raj kembali menatap ke ara
" Beberapa orang yang berada di lokasi menyaksikan mobil bergerak dengan kecepatan tinggi meluncur masuk ke bantaran sungai hingga sempat terseret arus cukup jauh.Saat dievakuasi Arya sudah kehilangan kesadaran dengan dugaan telah terjadi benturan yang cukup keras di kepalanya. " Bram menghela napas sebelum melanjutkan laporannya."Arya ditemukan hanya seorang diri di dalam kabin mobilnya, tidak ada tanda-tanda ia sedang menerima telepon. Earsetnya masih berada di dalam dashbord tanda tidak digunakan, ponselnya pun masih berada di saku celana saat ia diangkat naik dari tempat kejadian. Penduduk setempat yang mengevakuasinya sebelum datang pihak kepolisian yang dihubungi oleh salah satu warga." Bram memaparkan sesuai dengan temuan yang ia peroleh di lapangan. "Apa darahnya sudah diperiksa? Apa mungkin Om Arya mabuk? Atau berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang?" tanya Anjas. Bram menggeleng, "Dia bersih!""Bagaimana dengan mobilnya? Apa sudah diperiksa? Ada kemungkinan re
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.