Kamar Dingin CEO

Kamar Dingin CEO

last updateHuling Na-update : 2023-04-13
By:  AliannaxsyaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
60Mga Kabanata
1.7Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Niat melepas lajang di umur yang matang, eh malah ketikung sahabat sendiri. Ternyata Savana terlalu lama mengulur pernikahannya, sehingga suatu kejadian menimpa hubungannya dengan Arka sang kekasih. Dan juga Jenny Rameysa model terkenal yang menjabat sebagai sahabatnya. Sebulan setelah acara pertunangan sahabatnya itu datang kepadanya dengan secarik undangan. Betapa terkejutnya Savana saat melihat nama yang tertera. Jenny Rameysa & Arkanta Fernando. Belum sempat Savana mengeluarkan amarahnya, Jenny lebih dulu menyela. "Di dalam sini ada buah hati cinta kita. Aku dengan Arka, kau gadis pintar jadi mengerti maksud ku apa." Dengan wajah tak bersalahnya, Jenny menunjuk ke arah perutnya yang masih rata. Jelas Savana kaget. Pernyataan Jenny sama sekali tak pernah terbayangkan di dalam benaknya. Masalahnya belum selesai tapi ia sudah membuka lembaran masalah baru. Karena kebodohannya yang patah hati dan pergi ke Club. Karena itu ia harus terlibat dengan perjanjian komitmen dengan Aiden Faeyza, CEO muda dengan segudang penggemar. Tanpa sadar Savana telah menarik Aiden ke dalam kisahnya.

view more

Kabanata 1

Chapter 1 -hari paling menyedihkan

"Maaf, aku harus bertangung jawab atas kehamilan Jenny, kau tau itu... maksud ku anak ini perlu seorang ayah bukan? Kau pasti mengerti sekarang situasi ku seperti apa." Pria bernama Arka itu menatap dalam wanita di depannya, wanita yang seharusnya ia nikahi.

Jelas ia sangat bersalah terhadap tunangannya itu, terlihat jelas wajah wanitanya yang penuh kekecewaan. Terlebih wanita di sampingnya ini adalah sahabat tunangannya, sungguh semua ini terjadi karena kesalahannya dan ia harus menanggung semuanya, bertanggung jawab dan meninggalkan wanita yang ia cintai.

Menyedihkan bukan, sebenarnya jika mencari jalan tengahnya, masih ada kesempatan baginya untuk menikahi tunangannya itu. Tapi jika di bilang susah memang sangat susah, keadaanya sungguh  seperti mendukung musibahnya.

Misalnya, seperti ibunya yang sangat bahagia dengan pernikahannya dengan Jenny.

Memang sejak dulu ibunya tidak menyukai Savana tapi tenang ayahnya bisa menaklukan ibu-nya itu, dan lagi ibu-nya memang sudah sangat lama memaksanya cepat-cepat menikah karena ingin segera menimang cucu.

Alasan ibunya tidak menyukai Savana hanya karena wanitanya itu seorang wanita karier, dan lagi masih muda tentu tidak berfikir cepat-cepat mempunyai anak. 

Begitu fikir ibu-nya.

Dan begitu masalah ini terjadi ibu-nya itu langsung menyukai Jenni dan menerima calon cucunya yang berada di kandungannya.

Sedangkan Savana... dia tentu di lupakan oleh calon ibu mertuanya, maka dari itu Arka sungguh sangat merasa bersalah hingga tak tau apakah ia pantas mendapatkan maaf dari wanita baik seperti Savana.

"Selamat atas pernikahanmu dan juga calon anak kalian..." Savana menatap Arka dan Jenni bergantian, sahabatnya itu terlihat tak bersalah sama sekali bahkan ia dengan tak tau malunya bergelayut manja di lengan Arka.

Arka memang merasa risih tapi jika ia mengelak maka Jenny akan marah karena itu keinginan anaknya begitu alasannya, Savana hanya bisa tersenyum miris saja, tak ingin berlama-lama Savana langsung pamit undur diri.

"Maaf sekali lagi Vann..." lirih Arka dengan wajah memelas, tapi Savana sama sekali tidak menghiraukannya.

"Aku pamit... sekali lagi..." Savana menarik nafasnya dalam-dalam berusaha se-tegar mungkin, wajahnya mendongak dan memberikan senyum termanis ke arah mereka, "selamat atas pernikahannya." 

'Dan juga selamat atas kehancuran diriku sendiri.' Lanjutnya dalam hati. 

Setelah itu Savana berbalik dengan bersamaan senyumnya yang menghilang seketika, ia berjalan cepat agar bisa pergi menjauh dari kebahagian mereka yang tentu sangat menyedihkan bagi dirinya.

"Thank you... Savana kau selamanya akan menjadi sahabat terbaik ku!" Pekik Jenny sedikit kencang, karena punggung Savana yang kian menjauh.

"Kau gila ya!?" Pekik Arka cukup keras.

Dan itu semua Savana mendengarnya, tapi ia pura-pura tuli, sungguh semenyedihkan itu kah kisah cinta-nya? Saking kalutnya dia berjalan tak melihat-lihat, hingga menubruk badan seseorang.

Brukk!!

"Ah! Maaf! Aku tidak sengaja." Pekik Savana cepat, pria itu tak menjawab dan Savana tak peduli toh dia juga sudah meminta maaf.

*****

Disinilah Savana berakhir, duduk seorang diri di meja VVIP paling pojok, dan jangan lupakan mejanya yang penuh dengan botol-botol alkohol berbgai macam merk-nya. Tiga botol sudah habis tak tersisa dan dua botol lagi masih tersegel, dan yang berada di tangannya ini botol keempat tinggal setengahnya. 

Tanpa mengunakan gelas sloki Savana langsung meminumnya dari botolnya langsung.

"Hahaha... betapa bodohnya aku... hiks... kehilangan seorang kekasih dan juga sahabat... hiks..." racaunya dengan mood tak teratur, kadang senang tertawa kadang juga sedih sembari menangis sumbang.

Sebenarnya Savana sangat payah dalam hal minum, tapi karena fikirannya yang sedang kalut ia minum tanpa henti. Biasanya akan ada Arka kekasihnya yang menjemputnya atau Jenni sahabatnya, tapi sekarang....? Tak ada lagi.

Jika memikirkan masalah itu kadang Savana ingin sekali tertawa geli, sungguh sebercanda itukah takdir? Apa dia juga tak boleh bahagia? Dari pertemanan, hingga percintaanya semuanya hancur... bahkan keluarganya.

Semuanya seperti senang melihat dirinya sangat menyedihkan.

Dengan kesadaran yang minim, Savana meraih botol minumannya lagi, membukanya menggunakan alat pembuka, setelah itu dia menenggaknya hingga tandas dalam satu tegukan.

Tlak!

Suara gesekan meja kaca dan botol minuman nyaring begitu keras, beruntung tidak pecah juga. Wajahnya sekarang benar-benar merah, perpaduan efek alkohol dan marah serta kekecewaan. Mata gadis itu menatap kosong ke arah dance floor yang banyak sekali orang-orang yang menari tanpa beban, tapi... dia sama sekali tidak tertarik.

Sekarang dia berfikir, tujuan dia hidup sekarang untuk apa? Dia seperti anak burung yang baru saja lahir dan di tinggalkan di kandang ayam. Merasa berbeda dengan kehidupan orang lain, dan sangat kesepian.

Untuk Arka... pria-nya dulu itu, membuat Savana mengerti caranya memahami dan berbaur dengan orang lain, pelukannya yang hangat selalu menenangkannya saat dia sedang banyak masalah, jangan lupakan setiap kata yang keluar dari mulut pria itu selalu membuatnya tenang dan percaya semuanya akan baik-baik saja. 

Tapi sekarang.... dia yang menghancurkan dirinya dengan segala-nya, bukan hanya ucapan saja, tapi semunya. 

"Arka...." lirih Savana tiba-tiba, matanya menyipit seperti melihat sosok pria bertubuh tinggi sedang melangkah ke arahnya dengan jas hitam dan tatanan rambut yang rapih. Apakah Arka-nya kembali, pria-nya akan menikahinya bukan?

Dengan senyuman cerah Savana bangkit dari duduknya dan melangkah tergesa-gesa ke arah pria-nya itu, bahkan ia tak sadar beberapa botol di mejanya terjatuh karenanga bahkan remahan beling itu mengenai kakinya. Tanpa memperdulikan itu semua, Savana berlari dan langsung memeluk Arka-nya.

"Kau akan menikahi ku bukan? Kau tak mungkin menikahi sahabat ku! Kau bilang mencintai ku dan akan seterusnya begitu...." Savana memejamkan matanya dengan mulut yang terus berceloteh, meskipun rasanya sedikit berbeda tapi ia merasa nyaman berada di dekapannya.

"Lepaskan pelukanmu!!" Samar-samar Savana mendengar penolakam pria yang tengah ia peluk, tapi ia tak memperdulikan itu. 

Dengan kesadaran yang sangat minim, Savana mendongak dan menatap wajah pria itu, ia sedikit mengernyit karena kerutan dahi pria itu dan matanya yang berkilat marah. "Kau tak mau memeluk ku lagi? Kau sudah tak mencintai ku hah? JAWAB BRENGSEK!!?" Savana memberontak di dalam dekapan pria itu. Dengan emosi yang ber api-api.

Pria itu menjadi panik seketika saat semua orang menatap-nya seolah dia penyebab wanita di dekapannya mengamuk. 

"Diamlah wanita pemabuk!" Geram pria itu, ia menarik lengan wanita yang tiba-tiba memeluknya bahkan setengah menyeretnya.

Pria itu membawanya ke lorong sepi dan gelap hanya terdapat cahaya dari satu arah, dengan pandangan yang mulai kabur Savana menatap kearah sekitar.... benar-benar kosong dan tidak ada orang.

"Kenapa? Kau takut? Mana ocehan mu yang sangat berisik itu wanita mabuk?" Sinis pria itu dengan langkah mendekat dan memojokan Savana, wajahnya tidak begitu jelas hanya saja dari suaranya ia dapat mendengar senyum meremehkan.

"A-arka..." lirih Savana dengan nafas tercekat, entahlah ia masih menganggap bahwa pria di depannya itu Arka.

"Sayang sekali aku sangat membenci nama orang lain ketika kita sedang berdua nona," Pria itu menyentuh bahu polos Savana mengitarinya ke leher hingga berhenti di bibir merah tipisnya.

Mata mereka bertemu, pria itu menatapnya dengan dalam seolah tengah memperhatikan garis wajah milik Savana, mata coklatnya yang terang dan kulitnya yang seputih susu.... 

'wanita ini sangat sempurna' batin pria itu.

"Aku Aiden... tolong ingat nama ku." Savana mengerjap beberapa kali seolah mencari kesadaran dan mengerti apa yang pria itu ucapkan.

Entah dorongan darimana bibir mereka sudah menyatu entah siapa yang memulai, pria yang bernama Aiden itu terkekeh kecil di sela-sela ciuman mereka, sadar karena wanita di hadapnnya itu sangat amatir.

Savana begitu kewalahan menerima pangutan dari pria itu... tanngannya sudah berada di leher Aiden, ia meraup rambut belakang Aiden yang sangat halus, seperti ada gelayaran aneh dari perutnya saat ciumannya semakin dalam. 

Merasa nafas wanita di hadapnnya yang menipis, Aiden melepaskan pangutannya, ia mengusap bibir wanitanya yang basah karena dirinya. Ia tersenyum melihat wajah menggemaskan wanita di hadapannya yang terlihat kebingungan dengan mata membulat.

"It's your first kiss?" Tanya Aiden penasaran.

*****

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
60 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status